• Tidak ada hasil yang ditemukan

Angka Kematian Ibu Melahirkan

Dalam dokumen BAB III (Halaman 52-58)

58 166 59 136,9 198,2 66,27 177,97 74,5

Menurunnya AKI pada tahun 2015 ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan minimal 4 kali (K4) selama masa kehamilan sehingga tingkat kesehatan ibu selama masa kehamilan kurang dapat dikontrol dari hal-hal yang membahayakan pada proses persalinan dan pasca persalinan. Disamping itu juga disebabkan oleh penyakit penyerta dan Kehamilan Ektopic Terganggu (KET).

Upaya-upayayang telahdilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk menurunkan angkakematian ibumelahirkanadalah melalui:

1) Peningkatan sarana dan kualitas SDM dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadapibu hamil, bersalin danibu nifasserta programJampersal;

0 100 200

2012

Angka Kematian Ibu

Melahirkan

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

(AKI)Melahirkandi tahun2015sebesar102, denganrealisasi sebesar 136,9, angka ini dihitung berdasarkan jumlah kematian ibu melahirkan pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup dengan capaian sebesar 74,5%. Dibandingkan dengan tahun 2014, capaian angka kematian ibu melahirkan menurun dari 177,9% menjadi 74,5%.

Realisasi dan capaian indikator kinerjasasaranstrategis angka kematian ibu melahirkan tahun2012- 2015dapatdilihatpada tabel3.3.30.

Tabel3.3.36

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis Persentase Angka Kematian Ibu MelahirkanTahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013Realisasi2014 2015 2012 2013Capaian Kinerja2014 2015 1 Persentase

AngkaKematian Ibu Melahirkan

58 166 59 136,9 198,2 66,27 177,97 74,5

Menurunnya AKI pada tahun 2015 ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan minimal 4 kali (K4) selama masa kehamilan sehingga tingkat kesehatan ibu selama masa kehamilan kurang dapat dikontrol dari hal-hal yang membahayakan pada proses persalinan dan pasca persalinan. Disamping itu juga disebabkan oleh penyakit penyerta dan Kehamilan Ektopic Terganggu (KET).

Upaya-upayayang telahdilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk menurunkan angkakematian ibumelahirkanadalah melalui:

1) Peningkatan sarana dan kualitas SDM dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadapibu hamil, bersalin danibu nifasserta programJampersal;

2012 2013 2014 2015

Angka Kematian Ibu

Melahirkan

Angka Kematian Ibu Melahirkan LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

(AKI)Melahirkandi tahun2015sebesar102, denganrealisasi sebesar 136,9, angka ini dihitung berdasarkan jumlah kematian ibu melahirkan pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup dengan capaian sebesar 74,5%. Dibandingkan dengan tahun 2014, capaian angka kematian ibu melahirkan menurun dari 177,9% menjadi 74,5%.

Realisasi dan capaian indikator kinerjasasaranstrategis angka kematian ibu melahirkan tahun2012- 2015dapatdilihatpada tabel3.3.30.

Tabel3.3.36

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis Persentase Angka Kematian Ibu MelahirkanTahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013Realisasi2014 2015 2012 2013Capaian Kinerja2014 2015 1 Persentase

AngkaKematian Ibu Melahirkan

58 166 59 136,9 198,2 66,27 177,97 74,5

Menurunnya AKI pada tahun 2015 ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan minimal 4 kali (K4) selama masa kehamilan sehingga tingkat kesehatan ibu selama masa kehamilan kurang dapat dikontrol dari hal-hal yang membahayakan pada proses persalinan dan pasca persalinan. Disamping itu juga disebabkan oleh penyakit penyerta dan Kehamilan Ektopic Terganggu (KET).

Upaya-upayayang telahdilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk menurunkan angkakematian ibumelahirkanadalah melalui:

1) Peningkatan sarana dan kualitas SDM dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadapibu hamil, bersalin danibu nifasserta programJampersal;

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

2) Melaksanakankemitraanterhadaplintassektor, lintasprogram, lintasprofesi; 3) Pemberdayaanmasyarakat dankeluargamelaluikelasibu danbuku KIA; 4) PenerapanP4K(ProgramPerencanaanPersalinandanPencegahanKehamilan);

5) Melaksanakansurveilensterhadapkejadiandanpenerapanpeningkatanpromosidan preventif.

3. Persentase AngkaKematianBayi

Daritabel3.3.28dapat dilihat,targetPersentase Angka KematianBayiditargetkan sebesar23dandapatdirealisasirsebesar13,9,dengantingkatcapaiankinerjasebesar

165,47%,termasukkategoripenilaian keberhasilansangat baik.

Realisasi dan capaian indikator kinerjasasaranstrategis persentase angka kematian bayi tahun2012- 2015dapatdilihatpada tabel3.3.31

Tabel3.3.37

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategisPersentase Angka Kematian BayiTahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013Realisasi2014 2015 2012 2013Capaian Kinerja2014 2015 1 AngkaKematian Bayi 16,8 2 14 13,9 166,3 66,27 177,97 165,47

Persentase AngkaKematianBayi(AKB) di Kabupaten Tanah Datar

adalahbanyaknyakematianbayiberusiadibawahsatutahun, per

kelahiranhiduppadatahuntertentuataudapatdikatakan jugasebagai probabilitasbayi meninggalsebelummencapaiusia satutahun.

Capaianindikator kinerja Persentase Angka Kematian Bayi tahun 2015sebesar 165,47% termasuk kategorikeberhasilan sangat baik, jika dibandingkan dengan tahun 2014, capaian kinerja mengalami sedikit penurunan, namun tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya proses perawatan bayi dalam proses persalinan dan pasca persalinan, adanya pemantauan oleh petugas kesehatan di wilayah kerjanya dan intensifnya sosialisasi atau penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan di lapangan serta semakin tingginya tingkat kesadaran orang tua untuk membawa bayi ke sarana kesehatan untuk pemeriksaan tumbuh kembangnya bayi.

Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas pelayanan kesehatan dan tenaga medis yang terampil serta kesadaran masyarakat untuk merubah kebiasaan hidup dari tradisional ke modern di bidang kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kematian bayi. Untuk itu sarana dan prasarana yang tersedia untuk menurunkan angka kematian bayi di

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

Kabupaten Tanah Datar telah terdapat4rumahsakitumum,

23Puskesmas(17nonrawatan,6denganfasilitas rawatan)dengan 67unitPuskesmasPembantu, 160 polindes/puskesriyang tersebardi14Kecamatan.

Untuk meningkatkankualitas pelayanan,disamping mencukupikebutuhan tenagakesehatan disaranapelayanan kesehatan,jugadisertai denganpeningkatan kompetensitenagakesehatan melalui pelatihan-pelatihandan pertemuan/seminar. Saatini,jumlahdokter umumpadaPuskesmas dan RSUD di

Kabupaten Tanah Datar adalahspesialis 12 orang, dokter umum

45orang,tenagabidanberjumlah229orang,dan perawat242orang.

Untuk mendukung pencapaian indikator angka harapan hidup, angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi disediakan anggaranuntukpelaksanaanprogram/kegiatantahun2015sebesar Rp. 20.107.727.060,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 16.651.689.778,- dengan capaian sebesar 82,80 %.

4. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin

Kesehatan adalah hak dasar setiap masyarakat yang harus diberikan oleh pemerintah terutama kepada masyarakat miskin, pada tahun 2014 jumlah masyarakat miskin di kabupaten Tanah Datar adalah sebesar 19.810 jiwa umumnya masyarakat miskin ini telah diberikan jaminan pelayanan kesehatan melalui Jamkesda dan Jamkesmas. Namun cakupan pelayanan ini belum dapat terpenuhi secara keseluruhan karena keterbatasan kemampuan keuangan daerah untuk itu diharapkan adanya keikutsertaan malalui BPJS kesehatan.

Daritabel3.3.28dapat dilihat,targetCakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin tahun 2015 ditargetkan sebesar100% atau sebanyak 67.970 orangdandapat terealisasisebesar92% atau sebanyak62.533 orang dengantingkatcapaiankinerjasebesar 92%,termasukkategoripenilaian keberhasilansangat baik.

Tabel3.3.38

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin Tahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013Realisasi2014 2015 2012 2013Capaian Kinerja2014 2015 1 Cakupan Pelayanan

Kesehatan Dasar

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

Daritabel3.3.32dapat dilihat,realisasidancapaian indikatorkinerjasasaran strategis Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskintahun2012sampaidengan tahun 2015menunjukkan

trendfluktuatif, namun masih dalam kategori sangat baik dengan rata-rata capaian 87,75%.Tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan dasar secara signifikan karena pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) masih terbatas dan masih adanya kepercayaan masyarakat miskin untuk berobat kepada tenaga non medis.

Untuk mendukung pencapaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin disediakan anggaranuntukpelaksanaanprogram/kegiatantahun2015sebesar Rp. 1.071.579.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 1.069.616.960,- dengan capaian keuangan sebesar 99,82 %.

5. Persentase Penurunan Angka Gizi Buruk pada Balita

Gizi buruk pada balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, salah satu cara penilaian angka gizi buruk adalah dengan menggunakan perhitungan berat badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan dan tinggi badan menurut umur. Cara ini dapat dilihat pada saat dilakukannya penjaringan (screening)/ penimbangan di posyandu, capaian persentase penurunan angka gizi buruk pada balita pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel3.3.39

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis Persentase Penurunan Angka Gizi Buruk pada Balita Tahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013Realisasi2014 2015 2012 2013Capaian Kinerja2014 2015 1 Persentase Penurunan

Angka Gizi Buruk

pada Balita - - - 35,38 - 114,98 0 100 2012

Cakupan Pelayanan

Kesehatan Masyarakat

Miskin

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

Daritabel3.3.32dapat dilihat,realisasidancapaian indikatorkinerjasasaran strategis Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskintahun2012sampaidengan tahun 2015menunjukkan

trendfluktuatif, namun masih dalam kategori sangat baik dengan rata-rata capaian 87,75%.Tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan dasar secara signifikan karena pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) masih terbatas dan masih adanya kepercayaan masyarakat miskin untuk berobat kepada tenaga non medis.

Untuk mendukung pencapaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin disediakan anggaranuntukpelaksanaanprogram/kegiatantahun2015sebesar Rp. 1.071.579.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 1.069.616.960,- dengan capaian keuangan sebesar 99,82 %.

5. Persentase Penurunan Angka Gizi Buruk pada Balita

Gizi buruk pada balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, salah satu cara penilaian angka gizi buruk adalah dengan menggunakan perhitungan berat badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan dan tinggi badan menurut umur. Cara ini dapat dilihat pada saat dilakukannya penjaringan (screening)/ penimbangan di posyandu, capaian persentase penurunan angka gizi buruk pada balita pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel3.3.39

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis Persentase Penurunan Angka Gizi Buruk pada Balita Tahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013Realisasi2014 2015 2012 2013Capaian Kinerja2014 2015 1 Persentase Penurunan

Angka Gizi Buruk

pada Balita - - - 35,38 - 114,98 2012 2013 2014 2015

Cakupan Pelayanan

Kesehatan Masyarakat

Miskin

Cakupan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

Daritabel3.3.32dapat dilihat,realisasidancapaian indikatorkinerjasasaran strategis Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskintahun2012sampaidengan tahun 2015menunjukkan

trendfluktuatif, namun masih dalam kategori sangat baik dengan rata-rata capaian 87,75%.Tidak tercapainya cakupan pelayanan kesehatan dasar secara signifikan karena pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) masih terbatas dan masih adanya kepercayaan masyarakat miskin untuk berobat kepada tenaga non medis.

Untuk mendukung pencapaian indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin disediakan anggaranuntukpelaksanaanprogram/kegiatantahun2015sebesar Rp. 1.071.579.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 1.069.616.960,- dengan capaian keuangan sebesar 99,82 %.

5. Persentase Penurunan Angka Gizi Buruk pada Balita

Gizi buruk pada balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat, salah satu cara penilaian angka gizi buruk adalah dengan menggunakan perhitungan berat badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan dan tinggi badan menurut umur. Cara ini dapat dilihat pada saat dilakukannya penjaringan (screening)/ penimbangan di posyandu, capaian persentase penurunan angka gizi buruk pada balita pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel3.3.39

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis Persentase Penurunan Angka Gizi Buruk pada Balita Tahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013Realisasi2014 2015 2012 2013Capaian Kinerja2014 2015 1 Persentase Penurunan

Angka Gizi Buruk

pada Balita - - - 35,38

-

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

Dari tabel 3.3.33, dapat dilihat bahwa capaian persentase penurunan angka gizi buruk pada balita pada tahun 2015 adalah sebesar 114,98 % atau dengan capaian kategori sangat baik, kategori ini belum dapat dibandingkan capaiannya dengan tahun sebelumnya karena merupakan indikator baru yang dirumuskan tahun 2015.

Tingginya capaian ini disebabkan karena adanya upaya peningkatan perbaikan status gizi balita secara intensif kepada 23 (dua puluh tiga) penderita gizi buruk. Disamping upaya intensif, juga dilakukan upaya preventif berupa :

1. Pemberian asupan suplemen kepada ibu hamil dan menyusui. 2. Pengaktifan Posyandu di setiap jorong

3. Penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan 4. Pemberian makanan tambahan pada anak dan balita.

Untuk mendukung pencapaian indikator persentase penurunan angka gizi buruk pada balita disediakan anggarantahun2015 untukpelaksanaanprogram perbaikan gizi pada masyarakatsebesar Rp. 325.489.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 290.644.200,- dengan capaian keuangan sebesar 89,29 %.

6. Cakupan Desa Siaga Aktif

Desa siaga aktif merupakan salah satu layanan kesehatan yang bersifatpartisipatif, dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Kriteria yang harus terpenuhi agar terciptanya desa siaga aktif antara lain :

a. Memiliki 1 (satu) orang tenaga bidan yang menetap di desa tersebut dan sekurang- kurangnya 2 (dua) orang kader desa

b. Memiliki minimal 1 (satu) bangunan pos kesehatan desa beserta peralatan dan perlengkapannya.

c. Sudah melaksanakan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Capaian indikator cakupan desa siaga aktif tahun 2012-2015 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel3.3.40

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis Cakupan desa siaga aktif Tahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015Realisasi 2012 2013 2014 2015Capaian Kinerja 1 Cakupan Desa Siaga

Aktif

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa capaian indikator Cakupan desa siaga aktif menunjukan trend berfluktuatif, dengan rata-rata capaian sebesar 71,17 % termasuk kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari data tahun 2012-2015, dimana jumlah desa siaga yang telah ditetapkan pada tahun 2010 sebanyak 321 jorong sedangkan yang aktif dari tahun 2012 sebanyak 215, tahun 2013 sebanyak 215, tahun 2014 sebanyak 196, dan tahun 2015 sebanyak 195. Dilihat dari data terdapat penurunan desa siaga aktif yang disebabkan oleh berkurangnya tenaga kesehatan (mutasi, berhenti) yang berada di desa (jorong) tersebut dan masih kurangnya peran serta masyarakat dan stake holder terkait untuk mengembangkan daerahnya menjadi desa siaga aktif.

Upaya untuk meningkatkan desa siaga aktif dilaksanakan dengan program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui peningkatan pemanfaatan sarana prasarana kesehatan, penyuluhan masyarakat tentang pola hidup sehat. Adapun alokasi anggaran untuk meningkatkan desa siaga aktif tersebut adalah sebesar Rp. 228.660.000,- dengan realisasi sebesar Rp.198.932.200,- dengan tingkat capaian keuangan sebesar 87,00 %.

7. Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan dimasyarakat. Adapun prilaku hidup bersih dan sehat yang menjadi sasaaran adalah rumah tangga dengan kriteria sebagai berikut:

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan b. Memberikan asi eksklusif pada bayi c. Menimbang bayi dan balita secara berkala d. Menggunakan jamban sehat

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun f. Memberantas jentik nyamuk

g. menggunakan air bersih h. mengkonsumsi buah dan sayur i. Melakukan aktifits fisik secara teratur j. Tidak merokok

Capaian indikatorPersentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat dilihat pada tabel berikut:

LAPORAN KINERJA PEMERINTAHKABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2015

Tabel3.3.41

RealisasidanCapaianIndikatorKinerjaSasaranStrategis

Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Tahun2012-2015

No. Indikator Kinerja 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015Realisasi Capaian Kinerja 1 Persentase rumah tangga

yang berperilaku hidup bersih dan sehat(PHBS)

20 50,05 23,68 35,19 40 83,41 31,57 58,65

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat capaian Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Tahun2012-2015 memperlihatkan trend berfluktusi dengan rata-rata capaian sebesar 53,41 % dengan kategori cukup. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan metode dalam penetapan sampel dimana pada tahun 2012 dan 2013 memakai metode survey cepat dengan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi, sedangkan pada tahun 2014 dan 2015 ditetapkan sebanyak 210 rumah tangga per puskesmas atau sebanyak 4.830 rumah tangga.

Data tahun 2012-2015 jumlah rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tahun 2012 sebanyak 42 PHBS dari 210 rumah tangga sampel, tahun 2013 sebanyak 106 PHBS dari 210 rumah tangga sampel, tahun 2014 sebanyak 1144 PHBS dari 4.830 rumah tangga sampel dan tahun 2015 sebanyak 1.700 PHBS dari 4.830 rumah tangga sampel.

Untuk mendukung pencapaian indikator persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilaksanakan program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan masyarakat terhadap pola hidup sehat dan pemanfaatan sarana kesehatan, dengan

0 50 100

2012 2013

Rumah Tangga yang Berperilaku

Dalam dokumen BAB III (Halaman 52-58)

Dokumen terkait