• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY RATE

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2011 (Halaman 59-67)

INDONESIA SEHAT 2010

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR

A. DERAJAT KESEHATAN

4. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY RATE

Angka kesakitan penduduk Kota Makassar didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, serta hasil pengumpulan data dari bidang terkait Dinas Kesehatan Kota Makassar, serta data dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan tingkat Puskesmas yang dilaporkan secara berkala oleh petugas kesehatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Makassar diperoleh gambaran 10 penyakit utama untuk semua golongan umur di Kota Makassar tahun 2011 seperti yang tertera pada tabel berikut : 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 2000 38,04 26,59 19,01 15,11 14,04 13,16 13,16 2001 40,85 27,53 19,12 14,59 12,9 13,18 13,18 2002 35,7 23,7 18,7 18 10,4 11 11 2003 35,1 21,43 13,82 10,17 8,6 9,62 10,1 0 10 20 30 40 50 p e rsen

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 59 Tabel V. 6

Pola 10 Penyakit Utama Di Kota Makassar Tahun 2011

N

O NAMA PENYAKIT JUMLAH %

1 Infeksi Akut pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 162.208 23,69

2 Batuk 100.917 14,74

3 Dermatitis 71.989 10,52

4 Demam yang tidak diketahui sebabnya 65.882 9,62

5 Hipertensi Esensial (primer) 57.071 8,34

6 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya 51.056 7,46

7 Gastritis 46.939 6,86

8 Diare 44.689 6,53

9 Influensa 44.104 6,44

10 Infeksi dan jaringan subkutan/ploderma 39.739 5,80

Sumber : Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Makassar

B. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR 1. Penyakit Menular Potensial KLB/Wabah

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah provinsi di negara ini dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit sampai dengan tahun 2003 sebanyak 257 kabupaten/kota. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun. Pada tahun 2003 secara Nasional, jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak 51.516 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,5 % dan angka insiden sebesar 23,87 kasus per 100.000 penduduk.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 60 Di Sulawesi Selatan, menurut laporan dari Subdin P2PL Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan , tahun 2007 kasus DBD kembali meningkat dengan jumlah kasus sebanyak 5.333 kasus dimana jumlah kasus di Kota Makassar masuk dalam urutan kedua terbanyak setelah Kabupaten Bone yakni sebanyak 452 kasus .

Data yang bersumber dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar menunjukkan terjadinya penurunan kasus DBD yang signifikan dari 182 kasus tahun 2010 menjadi 83 kasus pada tahun 2011. Adapun jumlah kematian akibat DBD tahun 2010 tidak ada kematian sedangkan tahun 2011 tercatat 2 kematian akibat DBD. (Lihat Gambar V.11)

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), antara lain penanggulangan fokus, pelaksananaan PSN/3M, survei jentik dan abatesasi, serta fogging massal/kasus. Hasilnya terjadi penurunan kasus penyakit DBD dan jumlah kematian akibat DBD dalam kurun waktu 2009 – 2011. Jumlah kasus DBD dan kematian akibat DBD dapat terlihat pada grafik berikut :

Gambar V. 9

Jumlah Kasus DBD dan Kematian akibat DBD di Kota Makassar Tahun 2009 s/d 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 61

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

Penanggulangan fokus

Penanggulangan fokus dimaksudkan untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan vektor penyakit DBD. Upaya ini dilakukan dengan melakukan survey epidemiologis (observasi lapangan) di wilayah kerja masing-masing Puskesmas terutama yang memiliki karakteristik khusus sebagai tempat perkembangbiakan vektor nyamuk. Hasil survey ditindaklanjuti dengan pemberian abate, penyuluhan di tempat, serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk dilakukan Fogging di wilayah tersebut. Menurunnya titik fokus yang ditanggulangi sejalan dengan meningkatnya Angka Bebas Jentik dan menurunnya jumlah kasus DBD di Kota Makassar. 0 50 100 150 200 250 300 2009 2010 2011

255

182

83

2 0 2

Kasus Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 62  Pelaksanaan PSN/3M

Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan tindak lanjut dari survei epidemiologis yang dilakukan oleh petugas kesehatan setempat, yang dilakukan melalui Gerakan 3 M ; Menguras tempat penyimpanan air, Menutup tempat penampungan air serta mengubur barang-barang bekas yang mungkin dapat digenangi air dan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk DBD. Pelaksanaan PSN/3M dilakukan di Tempat-Tempat Umum, Sekolah setiap Hari Jumat dan Sabtu.

Survei Jentik & Abatesasi

Upaya ini dilakukan untuk memberantas vektor nyamuk Aedes Aegypti dimulai sejak berupa jentik, jadi tidak hanya memberantas vektor dewasa saja. Survei jentik dilakukan oleh petugas kesehatan bersama-sama dengan masyarakat dengan membentuk Kader Jumantik yang pada tahun 2009 jumlahnya mencapai 948 kader. Hasil survei yang dilaporkan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan abatesasi khususnya abatesasi selektif pada kelurahan yang endemis. Adapun Angka Bebas Jentik selama 4 tahun terakhir yaitu pada tahun 2008 : 79 % ; tahun 2009 menurun : 78% ; tahun 2010 sebesar 79,96%. Tahun 2011 meningkat sebesar 87%.

Pelaksanaan Fogging Fokus

Selain pemberantasan jentik, upaya lain yang dilakukan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan (Fogging Focus) terutama di wilayah yang terdapat penderita DBD yang mempunyai Sentral Opname (SO) dari Puskesmas maupun Rumah Sakit.

b. Diare

Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi,

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 63 dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan, namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2011, jumlah penderita diare sebanyak 37.940 orang atau sebesar 68,9 % . Adapun jumlah penderita diare yang dilaporkan menurut kecamatan di Kota Makassar selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel V. 7

Jumlah penderita Diare menurut Kecamatan Di Kota Makassar tahun 2008-2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

N O KECAMATAN T A H U N 2008 2009 2010 2011 1 MARISO 2.444 2.157 1936 2368 2 MAMAJANG 2.862 3.223 2106 1840 3 MAKASSAR 4.231 3.458 3339 3383 4 U.PANDANG 1.054 1.268 920 926 5 WAJO 2.221 1.982 1028 1135 6 BONTOALA 3.515 3.972 2060 2402 7 TALLO 4.307 5.014 4357 3392 8 UJUNG TANAH 2.988 2.370 2749 2792 9 PANAKUKANG 5.073 4.476 4359 4226 10 MANGGALA 3.371 3.293 3491 2960 11 RAPPOCINI 3.602 2.633 3426 3382 12 TAMALATE 3.389 3.936 2795 2049 13 TAMALANREA 5.172 4.273 3374 3591 14 BIRINGKANAYA 2.572 2.959 3800 3494 J U M L A H 46.801 45.014 39.740 37.940

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 64 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan penyakit diare adalah perilaku/kebiasaan hidup bersih dan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, serta penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan.

Upaya pencegahan dan penanggulangan Diare yang secara kontinyu dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar bersama sama dengan Puskesmas di wilayah kerjanya masing-masing terbukti berhasil dengan tidak adanya KLB/Wabah Diare di Kota Makassar khususnya selama 3 tahun terakhir. Adapun upaya yang secara kontinyu dilaksanakan antara lain :

1. Penyuluhan individu, kelompok dan rumah tangga

2. Pemberian Oralit bagi penderita Diare, juga tersedianya pojok oralit di sarana pelayanan kesehatan.

3. Bersama-sama dengan bidang terkait melakukan kaporisasi pada sumber-sumber air bersih.

Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar mengenai jumlah kasus penderita dan kematian akibat Diare dapat terlihat pada grafik berikut :

Gambar V. 10

Jumlah Kasus Penderita dan Kematian akibat Diare di Kota Makassar Tahun 2008 s/d 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 65 Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

c. FLU BURUNG/AVIAN INFLUENZA (AI)

Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar, pada tahun 2011 tidak ditemukan kasus Avian Influenza (A1).

Upaya pencegahan dan penanggulangan Flu Burung/AI yang terus digalakkan antara lain :

- Penyuluhan kepada masyarakat terutama pada keluarga yang suspect AI serta warga di sekitarnya

- Sosialisasi AI kepada Pengelola Tempat-tempat Pengelola Makanan - Penyelidikan KLB serta penanganan terhadap unggas yang positif

mengidap virus H5N1 dengan cara; membakar unggas yang mati/terinfeksi, pemberian vaksin pada unggas, serta menyelidiki kasus-kasus yang mirip dengan AI.

- Pemberian obat Oseltamivir Capsules 75 mg bagi penderita suspect AI, serta penanganan rujukan ke Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo & mengisolasi penderita di ruang khusus. (Ruang Pakis RS. Wahidin Sudirohusodo). 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000 2009 2010 2011 45.014 39.740 37.940 8 6 12 Penderita Meninggal

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 66 Gambar V. 11

Jumlah Suspect Flu Burung dan Kematian akibat Flu Burung di Kota Makassar

Tahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2011 (Halaman 59-67)

Dokumen terkait