• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDONESIA SEHAT 2010

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR

A. DERAJAT KESEHATAN

3. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur , Anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) Khusus untuk GAKY di Kota Makassar walaupun kasusnya tetap ada ditemukan tetapi jumlahnya tidak berarti, terbukti dengan cakupan kelurahan dengan garam beryodium baik mencapai angka 100%.

Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menentukan status gizi khususnya di Kota Makassar dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram merupakan salah satu faktor utama yang amat berpengaruh terhadap kematian bayi baik kematian perinatal maupun neonatal). BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Kota Makassar masih banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

16 11,6 11,4 0 5 10 15 20 2009 2010 2011 A K I TAHUN

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 52 Berdasarkan data jumlah bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang diperoleh dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, tahun 2011 jumlah bayi BBLR sebanyak 186 dari 26.129 bayi lahir hidup sekitar 0,71 %, meningkat dibandingkan tahun 2010 jumlah bayi BBLR sebanyak 184 dari 25.830 bayi lahir hidup atau sekitar 0,71 %. Tahun 2009 persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di Kota Makassar adalah 0,91 % dimana terdapat 255 bayi lahir dengan BBLR dari 27.990 bayi lahir hidup Persentase Bayi BBLR selama tiga tahun terakhir, terlihat pada gambar berikut :

Gambar V. 6

Persentase Bayi dengan BBLR di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

b. Status Gizi Balita & Kecamatan Bebas Rawan Gizi

Status gizi Balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Body Mass Index (BMI) atau yang dikenal dengan Index Berat Badan adalah salah satu teknik yang digunakan dalam penilaian status gizi Balita. Untuk memperoleh nilai BMI dilakukan dengan pengukuran tubuh(BB, TB) atau anthropometri untuk dibandingkan dengan umur, misalnya : BB/U atau TB/U. Angka yang paling sering digunakan adalah indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan ke dalam 4

0,91 0,71 0,71 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 2009 2010 2011 TAHUN B B L R

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 53 kelompok yaitu : gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); dan gizi buruk (z-score < -3SD).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat status gizi balita untuk Gizi Buruk pada tahun 2011 berjumlah 1.966 (2,82 % dari jumlah balita) sedangkan tahun 2010 dilaporkan jumlahnya 2.034 (3,07 % dari jumlah balita) dan pada tahun 2009 berjumlah 2.118 (3,2 % dari jumlah balita).

Adapun status Gizi Kurang yang dilaporkan selama 3 tahun terakhir yakni pada tahun 2009 jumlah balita yang menderita gizi kurang adalah 10.034 balita (15.34%), tahun 2010 berjumlah 9.629 balita (14.54 %) dan mengalami penurunan di tahun 2011 berjumlah 9.408 balita (13,5%).

Persentase status gizi balita selama tiga tahun terakhir, terlihat pada gambar berikut :

Gambar V. 7

Persentase Bayi dengan Status Gizi di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011 0 5 10 15 20 2009 2010 2011 3,2 3,07 2,82 15,34 14,54 13,52

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 54 Keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Makassar menurunkan Prevalensi Gizi Kurang pada anak balita mencerminkan keberhasilan pelaksanaan program antara lain :

- Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan dan Pemulihan (PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan) bagi Balita

- Meningkatnya upaya penyebarluasan informasi melalui berbagai media serta penyuluhan langsung tentang peningkatan kesehatan ibu dan anak

- Tercapainya target Universal Child Imunisation (UCI) kelurahan sebesar 100%

- Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan dalam mengatasi gangguan kesehatan yang terjadi pada masyarakat (didukung oleh 38 Puskesmas, 44 Pustu, 962 Posyandu dan 2 Puskel Laut)

- Serta tidak terlepas dari keberhasilan Pemerintah Kota Makassar dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat (PDRB 2009 Rp. 31.263.651)

Sasaran ini didukung oleh kebijakan Perbaikan Gizi Masyarakat dengan program perbaikan gizi masyarakat. Indikator sasarannya adalah persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 – 24 bulan, persentase cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan, prevalensi gizi buruk dan prevalensi gizi kurang.

Untuk memenuhi kebutuhan gizi balita di Kota Makassar, Pemerintah Kota Makassar melalui program perbaikan gizi tahun 2011 melakukan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan dan Pemulihan (PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan). Program Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan (PMT Penyuluhan) berupa pemberian bubuk Taburia pada 54.478 anak usia 6-59 bulan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral bagi anak balita serta pemberian bubur kacang hijau di Posyandu se_Kota Makassar. Pemberian Makanan Tambahan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 55 Pemulihan (PMT Pemulihan) terdiri atas PMT Gizi Kurang dan PMT Gizi Buruk. PMT Gizi Kurang diberikan untuk 1.500 anak berupa pemberian telur selama 100 hari. PMT Gizi Buruk diberikan untuk 75 anak rawan gizi buruk berupa pemberian paket makanan selama 100 hari.

Program perbaikan gizi di Kota Makassar dilakukan melalui upaya penanggulangan gizi masyarakat dan upaya peningkatan gizi masyarakat. Adapun upaya penanggulangan gizi masyarakat meliputi berbagai upaya antara lain Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), penanggulangan Kurang Vitamin A, penanggulangan Anemia Gizi (AGB) serta usaha peningkatan status gizi anak sekolah melalui gerakan Anak Makassar Sehat dan Cerdas (AMSC) serta program Nutrition Improvement Throught Community Empowerment (NICE). Sementara upaya peningkatan gizi masyarakat dilakukan melalui pemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan pengembangan Jaringan Informasi Pangan dan Gizi (JIPG).

Program NICE adalah suatu upaya terobosan untuk mengatasi masalah gizi. Upaya yang dikembangkan adalah model perbaikan gizi melalui pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan diantaranya : kegiatan Paket Gizi Masyarakat (PGM) yang dilaksanakan oleh kelompok gizi masyarakat (KGM) di 64 kelurahan NICE berdasarkan hasil MMD ( Musyawarah Masyarakat Desa) antara lain : kelas ibu hamil, kelas Ibu Menyusui, kelas ibu balita, kelas BGM (Bawah Garis Merah), kelas 2T ( 2 bulan berturut-turut tidak naik badannya atau tetap), kelas gizi kurang dan gizi buruk, penyuluhan dan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi), demo masak, pos gizi, penyuluhan gizi seimbang, pembinaan sanitasi dan hygiene di sekolah serta penyuluhan dan pembinaan warung sekolah.

Membaiknya status gizi pada bayi/balita tampak pada meningkatnya cakupan pemberian ASI ekslusif selama 3 tahun terakhir, yaitu : 34,99 % pada tahun 2010 dan meningkat pada tahun 2011 (8.996 bayi ASI ekslusif dari 12.778 bayi 0-6 bulan ) atau 70,40 %.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 56 Adapun data mengenai Kecamatan bebas rawan gizi di Kota Makassar pada tahun 2010, tercatat 8 kecamatan di Kota Makassar masih termasuk Kecamatan rawan gizi dan 6 kecamatan bebas rawan gizi sedangkan untu tahun 2011,

Data mengenai jumlah Balita gizi buruk dan gizi kurang pada tahun 2011 menurut kecamatan di Kota Makassar disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel V. 4

Jumlah Balita Gizi Buruk, Gizi Kurang per Kecamatan Di Kota Makassar Tahun 2011

Kecamatan Gizi Buruk Gizi Kurang Jumlah % Jumlah % Mariso 157 4,44 859 24,27 Mamajang 31 1,29 219 9,08 Tamalate 389 5,67 1352 19,69 Rappocini 114 2,22 816 15,91 Makassar 87 1,68 752 14,49 Ujung Pandang 12 0,83 63 4,34 Wajo 9 0,51 123 6,96 Bontoala 126 2,82 281 6,29 Ujung Tanah 142 4,03 385 10,93 T a l l o 450 5,15 1252 14,32 Panakukang 96 1,39 611 8,82 Manggala 115 1,95 622 10,55 Biringkanaya 147 2,49 1592 14,66 Tamalanrea 91 3,20 481 16,92 TOTAL 1966 2,82 9408 13.52

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 57 Tabel V. 5

Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita Di Kota Makassar Tahun 2008 – 2010

STATUS GIZI BALITA

TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

GIZI BURUK 2.118 3,24 2034 3.07 1966 2.82

GIZI KURANG 10.034 15.35 9629 14.54 9408 13.52

Sumber: Bidang Binkesmas, Dinas Kesehatan Kota Makassar

c. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)

Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Data yang bersumber dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat menunjukkan terjadinya penurunan KEK khususnya pada Ibu Hamil (Bumil). Pada tahun 2006 tercatat 3,06 % Bumil KEK, jumlah tersebut menurun pada tahun 2007 dimana KEK menjadi 2,5 %. Hal ini ditunjang oleh pelayanan kesehatan yang baik, asupan gizi yang membaik, serta peran aktif dari kader-kader gizi yang ada di Kota Makassar.

Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm. Dari hasil survei BPS tahun 2000-2003 diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA) menurut kelompok umur, seperti terlihat dalam gambar berikut.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 58 Gambar V. 8

Persentase Wanita Usia Subur dengan LILA < 23,5 cm (berisiko KEK), Tahun 2000 – 2003

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium RT, (Profil Kesehatan Indonesia 2003)

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2011 (Halaman 52-59)

Dokumen terkait