• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2011"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KOTA MAKASSAR

TAHUN 2011

2012

DINAS KESEHATAN KOTA MSSAR

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

DINAS KESEHATAN

TAHUN 2012

(2)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkah, hidayah dan petunjuk-Nya jualah sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011 ini dapat terselesaikan dengan baik.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011 disusun sebagai wujud kepedulian dan partisipasi Dinas Kesehatan Kota Makassar terhadap kegiatan pembangunan Kesehatan di Kota Makassar sepanjang tahun 2011. Profil Kesehatan ini merupakan gambaran umum mengenai kondisi riil kesehatan masyarakat serta gambaran mengenai Program Kerja Dinas Kesehatan Kota Makassar, yang secara keseluruhan mengacu pada peningkatan Standar Pelayanan Minimal dan Indikator Indonesia Sehat sesuai dengan Visi Indonesia Sehat 2015 serta Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Makassar “Makassar Sehat Menuju Kota Dunia”.

Demikianlah Profil Kesehatan Kota Makassar tahun 2011 ini kami susun dengan segala keterbatasannya. Kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan profil ini sangat kami hargai. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan Profil Kesehatan Kota Makassar tahun 2011. Semoga profil ini bermanfaat dalam aktifitas keseharian kita, terutama dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Makassar. Amien.

Makassar, 09 Juli 2012

Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar

dr. Hj. A. Naisyah T. Azikin,M.Kes

Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : 19601014 198902 2 001

(3)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 2

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. GAMBARAN UMUM ... 6

A. KEADAAN PENDUDUK ... 6

1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk ... 7

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk ... 8

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 10

B. KEADAAN EKONOMI ... 12

C. TINGKAT PENDIDIKAN ... 14

BAB III. PEMBANGUNAN KESEHATAN ... 16

 Visi Pembangunan Kesehatan ... 16

 Misi Pembangunan Kesehatan ... 18

 Nilai–Nilai Kementrian Kesehatan ... 18

 Sasarn Strategis Kementrian Kesehatan ... 19

 Indonesia Sehat 2010 ... 21

BAB IV. PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR ... 27

 PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN ... 28

 PROGRAM UPAYA PELAYANAN KESEHATAN ... 29

 PROGRAM PERILAKU HIDUP SEHAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ... 29

(4)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 3

 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

DALAM MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN 30

 PROGRAM PERBAIKAN GIZI DAN KESEHATAN KELUARGA 30

 PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT DAN HYGIENE KESEHATAN ... 31

BAB V PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR .... 32

A. DERAJAT KESEHATAN ... 32

1. Umur Harapan Hidup/Life Expectancy ... 32

2. Angka Kematian/Mortality Rate ... 34

a. Angka Kematian Kasar (AKK)/Crude Death Rate (CDR) .. 34

b. Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR) 36 c. Angka Kematian Balita (AKaBa)/Child Mortality Rate ... 37

d. Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Rate ... 39

3. Status Gizi ... 41

a. Bayi dengan BBLR ... 41

b. Status Gizi Balita & Kecamatan Bebas Rawan Gizi ... 42

c. Status Gizi WUS KEK ... 47

4. Angka Kesakitan/Morbidity Rate ... 48

B. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR ... 49

1. Penyakit Menular Potensial KLB/Wabah ... 49

a. DBD ... 49

b. Diare ... 52

c. Flu Burung/Avian Influenza (AI) ... 55

2. PD3I ... 56

a. Polio/AFP ... 57

b. DPT ... 58

c. Campak ... 58

3. Penyakit Menular Lainnya ... 59

a. HIV/AIDS ... 59

(5)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 4

c. Malaria ... 63

d. Typhoid ... 63

e. Kusta ... 64

4. Penyakit Tidak Menular yang Diamati ... 66

C. PERILAKU SEHAT DAN PERAN SERTA MASYARAKAT .... 67

1. Rumah Tangga ber-PHBS ... 67

2. UKBM ... 68

a. Posyandu ... 68

b. Pos UKK ... 69

3. KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) ... 70

a. Pertolongan Persalinan ... 70

b. Pemeriksaan Kehamilan ... 71

c. Pemberian Tablet Fe ... 71

D. LINGKUNGAN SEHAT ... 71

1. Program Kota Sehat ... 72

2. Tempat-Tempat Umum Sehat ... 72

3. Rumah Sehat dan Rumah Bebas Jentik ... 73

4. Tempat Umum Pengelolaan Makanan dan Minuman ... 73

5. Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman ... 74

E. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN ... 74

1. Pemanfaatan Puskesmas oleh Penduduk ... 74

2. Pemanfaatan RS & Tempat Tidur Rumah Sakit ... 76

3. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Dasar ... ... 77

4. Persentase RS menyelenggarakan 4 Yankes Spesialis Dasar ... 77

5. Obat Generik Berlogo ... 78

F. SUMBER DAYA KESEHATAN ... 78

1. Pengelolaan Tenaga Kesehatan ... 78

(6)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 5

G. KONTRIBUSI LINTAS SEKTOR ... 81

1. Keluarga yang memiliki Air Bersih ... 81

2. PUS yang menjadi Akseptor KB ... 82

3. Kecelakaan Lalu Lintas ... 83

4. Penduduk yang Melek Huruf ... 84

(7)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 6 DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. II.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk ... 7

2. II.2 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di Kota Makassar ... 8

3. II.3 Kepadatan Penduduk Kota Makassar ... 9

4. II.4 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 11

5. II.5 Perkembangan PDRB Kota Makassar ... 13

6. II.6 Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar ... 13

7. II.7 Penduduk 10 tahun ke atas menurut jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota Makassar ... 15

8. V.1 10 (Sepuluh) Penyebab Utama Kematian di Kota Makassar ... 35

9. V.2 Pola Penyakit Penyebab Kematian Balita di Indonesia ... 37

10.V.3 Jumlah Kematian Ibu Maternal di Wilayah Puskesmas ... 40

11.V.4 Jumlah Balita Gizi Buruk, Gizi Kurang per Kecamatan Kota Makassar 46 12.V.5 Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita ... 47

13.V.6 Pola 10 Penyakit Utama di Kota Makassar ... 49

14.V.7 Jumlah Penderita Diare menurut Kecamatan di Kota Makassar ... 53

15.V.8 Penderita TB. Paru Klinis dan Sembuh di Kota Makassar ... 63

16.V.9 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas ... 75

17.V.10 Indikator Pelayanan RS di Kota Makassar ... 76

18.V.11 Keadaan Sarana Kesehatan di Kota Makassar ... 77

19.V.12 Persentase Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang buta huruf ... 84

(8)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 7 DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. II.1 Jumlah Penduduk Kota Makassar ... 7

2. II.2 Jumlah Penduduk Kota Makassar menurut Kecamatan ... 9

3. II.3 Kepadatan Penduduk Kota Makassar per Kecamatan ... 10

4. II.4 Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 12

5. V.1 Umur Harapan Hidup Kota Makassar ... 33

6. V.2 Jumlah Kematian dan Angka Kematian Kasar ... 35

7. V.3 Angka Kematian Bayi di Kota Makassar ... 36

8. V.4 Angka Kematian Balita di Kota Makassar ... 38

9. V.5 Angka Kematian Ibu di Kota Makassar ... 41

10.V.6 Persentase Bayi dengan BBLR di Kota Makassar ... 42

11.V.7 Persentase Bayi dengan Status Gizi di Kota Makassar ... 43

12.V.8 Persentase WUS dengan LILA < 23,5 cm... 48

13.V.9 Jumlah kasus DBD dan Kematian Akibat DBD ... 50

14.V.10 Jumlah Penderita & Kematian Akibat Diare ... 55

15.V.11 Jumlah Kasus dan Kematian Akibat Flu Burung... ... 56

16.V.12 Cakupan Imunisasi Kota Makassar ... ... 57

17.V.13 Kasus AFP di Kota Makassar ... ... 58

18.V.14 Cakupan Imunisasi Campak di Kota Makassar ... ... 59

19.V.15 Kasus HIV/AIDS Kota Makassar ... 62

20.V.16 Kasus Typhoid di Kota Makassar ... 64

21.V.17 Angka Penemuan Penderita Kusta per Kecamatan di Kota Makassar... ... 66

22.V.18 Posyandu Menurut Strata………. ... 69

23.V.19 Proporsi Tenaga Kesehatan menurut Jenis di Kota Makassar... ... 79

24.V.20 Cakupan Air Bersih di Kota Makassar ………. ... 82

(9)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 8 DAFTAR LAMPIRAN

TABEL SPM :

1. Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok umur

4. Persentase Penduduk Laki-laki dan perempuan berusia 10 tahun ke atas dirinci menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan

5. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf 6. Jumlah Kelahiran Bayi dan Balita

7. Jumlah Kematian Bayi dan Balita 8. Jumlah Kematian Ibu Maternal

9. Jumlah Kasus AFP (non Polio) dan AFP Rate

10.Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru 11.Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA + 12.Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+

13.Penemuan Kasus Pneumonia Balita

14.Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual Lainnya 15.Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV/AIDS

16.Kasus Diare yang Ditangani 17.Jumlah Kasus Baru Kusta

18.Kasus Baru Kusta 0-14 tahun dan Cacat Tingkat 2 19.Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta 20.Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat

21.Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 22.Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) 23.Jumlah Kasus DBD

24.Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria 25.Penderita Filariasis Ditangani

(10)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 9 27.Status Gizi Balita

28.Cakupan kunjungan BUMIL (K1,K4) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Ibu Nifas

29.Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil

30.Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3

31.Jumlah dan Persentase Ibu hamil dan Neonatal Risti / Komplikasi Ditangani 32.Jumlah Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas

33.Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi 34.Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi 35.Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif

36.Cakupan Kunjungan Neonatus 37.Cakupan Kunjungan Bayi 38.Cakupan Desa/Kelurahan UCI

39.Cakupan Imunisasi DPT,HB,dan Campak Pada Bayi 40.Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi 41.Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif

42.Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin 43.Cakupan Pelayanan Anak Balita

44.Jumlah Balita Ditimbang

45.Jumlah Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

46.Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat 47.Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 48.Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

49.Persentase Sarana dengan Kemampuan GADAR Level 1 50.Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB

51.Desa / Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani KLB < 24 jam 52.Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin 53.Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat 54.Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

55.Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

(11)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 10 57.Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin

58.Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa 59.Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

60.Indicator Kinerja Pelayanan di rumah Sakit

61.Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat 62.Persentase Rumah Sehat

63.Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes

64.Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan 65.Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum yang Digunakan 66.Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar 67.Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat 68.Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya

69.Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat 70.Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan

71.Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki 4 Spesialis Dasar

72.Jumlah Posyandu Menurut Strata

73.Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) 74.Jumlah Tenaga Medis di Sarana Kesehatan

75.Jumlah Tenaga Keperawatan di Sarana Kesehatan

76.Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi di Sarana Kesehatan

77.Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi di Sarana Kesehatan 78.Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di Sarana Kesehatan 79.Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota

(12)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 11 BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga,masyarakat,pemerintah dan swasta.upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat adalah terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan disertai upaya mendorong kemandirian individu,keluarga dan masyarakat luas untuk sehat dalam rangka menjamin tetap tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualita,merata,terjangkau.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian , adil merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin.

Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumber daya , manusia yang ditandai dengan meningkatnya IPM dan Indeks Pembangunan Gender (IPG), yang didukung oleh tercapainya penduduk tumbuh seimbang ; serta makin kuatnya jati diri dan karakter bangsa. Pencapaian sasaran tersebut ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya UHH, meningkatnya rata-rata lama sekolah dan menurunnya angka buta aksara, meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup anak dan perempuan.

Upaya pemerintah untuk terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, harus disertai upaya mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk sehat. Salah satu tanggung jawab Pemerintah Kota Makassar adalah menjamin tersedianya

(13)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 12 pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu, merata dan terjangkau oleh setiap individu, keluarga serta masyarakat , dan membangun kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan privat sektor.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011 ini disusun dalam rangka evaluasi terhadap pencapaian pembangunan kesehatan tahun 2011 dengan mengacu kepada Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta Millenium Development Goal’s (MDG’s)

Dalam setiap terbitan Profil Kesehatan Kota Makassar memuat berbagai data kesehatan antara lain : Data Mortalitas dan Morbiditas, serta data pendukung lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kesehatan, seperti : Data Kependudukan, Tingkat Pendidikan, Rasio Beban Tanggungan, dan lain-lain. Data-Data tersebut dianalisis lebih lanjut dan dipresentasikan dalam bentuk tabel, grafik dan data kualitatif.

2. Dasar Penyusunan

Profil Kesehatan Kota Makassar adalah gambaran situasi kesehatan yang diterbitkan setahun sekali. Penyusunannya berlandaskan pada dikeluarkannya beberapa Peraturan Perundangan, serta Peraturan perundangan Kesehatan antara lain :

- Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.

- Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pusat dan Daerah.

- Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional tahun 2005-2025

- Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

(14)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 13 - Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan Kab/Kota.

- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang Sistem

Kesehatan Nasional

3. Sistematika Penyusunan

Penyajian Informasi yang terdapat di dalam Profil Kesehatan Tahun 2011 disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Menyajikan tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011.

Bab II : Gambaran Umum

Menyajikan gambaran Kota Makassar secara umum dilihat dari Kondisi Geografis Wilayah Kota Makassar, keadaan penduduknya meliputi jumlah dan pertumbuhan penduduk, persebaran penduduk dan Kepadatan penduduk Kota Makassar tahun 2011.

Bab II ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lain yang bersama-sama dengan kesehatan menentukan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), antara lain faktor-faktor kependudukan, kondisi ekonomi, serta tingkat pendidikan di Kota Makassar.

Bab III : Program Pembangunan Kesehatan

Memaparkan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan, Strategi dalam mencapai Visi Baru Pembangunan Kesehatan ”MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN” serta Strategi Pembangunan Kesehatan dalam mencapai tujuan Terselenggaranya pembangunan

(15)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 14 kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, beserta Indikatornya.

Bab IV : Program Kesehatan Kota Makassar

Bab ini berisi strategi Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk mencapai Visi ”Makassar Sehat Menuju Kota Dunia”, dengan menitikberatkan Program Pembangunan Kesehatan pada Enam Program Pokok yaitu : (1) Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan, (2) Program dalam upaya Pelayanan Kesehatan, (3) Program Perilaku Hidup Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat, (4) Program Pencegahan Pemberantasan Penyakit dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian, (5) Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Keluarga (Kesehatan Ibu dan Anak), serta (6) Program Lingkungan Sehat

Bab V : Pencapaian Program Kesehatan Kota Makassar

Menyajikan data-data yang menggambarkan sejauh mana pencapaian dari program-program kesehatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2011, berdasarkan Indikator-indikator yang menjadi acuan yaitu penekanan pada pancapaian Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan (SPM) serta Millenium Development Goals

(MDG’s)

Bab ini juga memuat Indikator-indikator meliputi Angka Kematian (Mortality Rate), Angka Kesakitan (Morbidity Rate), Pemberantasan Penyakit Menular, Perilaku Sehat (PHBS, Penyuluhan, Gizi, KIA, Imunisasi dan lain-lain), Lingkungan Sehat ( Akses Air Bersih, Pemukiman sehat serta Tempat-tempat umum sehat), Sarana Pelayanan Kesehatan serta Sumber Daya Kesehatan yang meliputi aspek Ketenagaan dan Anggaran Kesehatan.

(16)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 15 Bab VI : Penutup

Bab ini menyajikan kesimpulan beberapa hal penting sehubungan dengan pelaksanaan program kesehatan sepanjang tahun 2011 yang dituangkan kedalam Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011, termasuk peluang dan tantangan penyusunannya serta harapan-harapan demi suksesnya Program Kesehatan Kota Makassar dalam mewujudkan Visi ”Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” serta ”Makassar Sehat Menuju Kota Dunia” .

(17)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 16 BAB II

GAMBARAN UMUM

Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan juga merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara geografis Kota Makassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian Selatan Sulawesi Selatan, pada titik koordinat 119°24’17’38” Bujur Timur dan 5°8’6’19” Lintang Selatan.

Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas-batas wilayah yaitu

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa, Sebelah Utara berbatasan

dengan Kabupaten Maros, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Topografi pada umumnya berupa

daerah pantai. Letak ketinggian Kota Makassar berkisar 0,5 – 10 meter dari permukaan laut.

Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang terbagi kedalam 14 Kecamatan dan 143 Kelurahan. Selain memiliki wilayah daratan, Kota Makassar juga memiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota Makassar. Adapun pulau-pulau di wilayahnya merupakan bagian dari dua Kecamatan yaitu

Kecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-pulau ini merupakan gugusan

pulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau Sangkarang atau disebut juga Pulau-pulau Pabbiring atau lebih dikenal dengan nama Kepulauan Spermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), Pulau Langkai, Pulau Lumu-lumu, Pulau Bone Tambung, Pulau Kodingareng, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung dan Pulau Kayangan (terdekat).

A. KEADAAN PENDUDUK

Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal pokok yaitu jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang

(18)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 17 merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio Beban Tanggungan (RBT).

1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Makassar sampai dengan Tahun 2011 tercatat sebesar 1.352.136 jiwa (BPS Makassar). Tingginya tingkat pertumbuhan

penduduk Kota Makassar dimungkinkan akibat terjadinya arus urbanisasi karena faktor ekonomi, melanjutkan pendidikan, disamping karena daerah ini merupakan pusat pemerintahan dan pusat perdagangan di Kawasan Timur Indonesia. Adapun jumlah penduduk Kota Makassar dari tahun 2009 – 2011 dapat dilihat pada Tabel II.1.

Tabel II.1

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Makassar Tahun 2009-2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar Gambar II.1

Jumlah Penduduk Kota Makassar Tahun 2009-2011 1.220.0001.240.0001.260.0001.280.0001.300.0001.320.0001.340.0001.360.000 2009 2010 2011 1.272.349 1.339.374 1.352.136

PENDUDUK MAKASSAR TAHUN 2009-2011

JUMLAH PENDUDUK

Tahun Jumlah Penduduk Kota Makassar Laju Pertumbuhan 2009 2010 2011 1,272,349 1.339.374 1.352.136 1,65 1,65 1,65

(19)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 18

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Persebaran Penduduk

Penduduk Kota Makassar pada tahun 2011 sebesar 1.352.136 jiwa yang tersebar di 14 kecamatan. Namun persebaran tersebut tidak merata, hal tersebut disebabkan karena konsentrasi penduduk berbeda pada tiap kecamatan, serta kebijakan pemerintah tentang penetapan lokasi pembangunan rumah pemukiman penduduk dan lokasi untuk pengembangan kawasan industri. Kecamatan Tamalate yang mempunyai luas wilayah 20,21 km2 (11,5 %) memiliki jumlah penduduk 172.506 jiwa (12,75 %), sebaliknya Kecamatan Biringkanaya mempunyai luas wilayah 48,22 km2 (27,43 %) dari luas wilayah Kota Makassar yang hanya mempunyai jumlah penduduk 169.340 jiwa (12,52 %).

Adapun jumlah penduduk Kota Makassar per wilayah kecamatan dapat dilihat pada tabel II.2 berikut :

Tabel II.2

Jumlah Penduduk Kota Makassar Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2009 - 2011

No. Kecamatan JUMLAH PENDUDUK

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

1 Ujung Tanah 49.103 46.688 47.133 2 Tallo 137.333 134.294 135.574 3 Bontoala 62.731 54.197 54.714 4 Wajo 35.533 29.359 29.639 5 Ujung Pandang 29.064 26.904 27.160 6 Makassar 84.143 81.700 82.478 7 Mamajang 61.294 58.998 59.560 8 Mariso 55.431 55.875 56.408 9 Tamalate 154.464 170.878 172.504 10 Rappocini 145.090 151.091 152.531 11 Panakkukang 136.555 141.382 142.729 12 Manggala 100.484 117.075 118.191 13 Biringkanaya 130.651 167.741 169.340 14 Tamalanrea 90.473 103.192 104.175 J u m l a h 1.272.249 1,339,374 1.352.136 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

(20)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 19 Gambar II.2

Jumlah Penduduk Kota Makassar per Kecamatan Tahun 2011

Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk Kota Makassar per kecamatan tidak merata. Dengan jumlah penduduk sebesar 1.352.136 jiwa dan luas wilayah 175,77 km² didapatkan angka Kepadatan Penduduk (Density) Kota Makassar sebesar 7.693 jiwa/km2.

Tabel II.3

Kepadatan Penduduk Kota Makassar per Kecamatan Tahun 2011

NO KECAMATAN PERSENTASE

PENDUDUK KELURAHAN JUMLAH LUAS WIL. (km²) PENDUDUK /km² KEPADATAN

1 Ujung Tanah 3.49 12 5.94 7.934 2 Tallo 10.03 15 5.83 23.254 3 Bontoala 3.49 12 2.1 26.504 4 Wajo 2.19 8 1.99 14.893 5 Ujung Pandang 2.01 10 2.63 10.327 6 Makassar 6.10 14 2.52 32.729 7 Mamajang 4.40 13 2.25 26.471 8 Mariso 4.17 9 1.82 30.993 9 Tamalate 12.78 10 20.21 8.535 10 Rappocini 11.28 10 9.23 16.525 11 Panakkukang 10.56 11 17.05 8.371 12 Manggala 8.74 6 24.14 4.896 13 Biringkanaya 12.52 7 48.22 3.511 14 Tamalanrea 7.70 6 31.84 3.271 M A K A S S A R 100,00 143 175.77 7.693

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

0 50.000 100.000 150.000 200.000 Ujung Tanah Tallo Bontoala Wajo Ujung Pandang Makassar Mamajang Mariso Tamalate Rappocini Panakkukang Manggala Biringkanaya Tamalanrea 47,133 135,574 54,714 29,639 27,160 82,478 59,560 56,408 172,504 152,531 142,729 118,191 169,340 104,175

(21)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 20 Gambar II.3

Kepadatan Penduduk Kota Makassar per Kecamatan Tahun 2011

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan tinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara penduduk umur nonproduktif (umur 0 – 14 tahun + umur 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (umur 15 – 64 tahun). Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggungan pemerintah secara ekonomi di wilayahnya.

Rasio Beban Tanggungan untuk Kota Makassar tahun 2011 sebesar 45,68 %, dengan penduduk sebesar 1.352.136 jiwa yang terdiri dari 928.143 jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), 378.619 jiwa penduduk anak-anak dan remaja (usia 0-14 tahun), 45.373 jiwa penduduk lanjut usia (> 65

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 7,917 23,202 25,995 14,860 10,304 32,656 26,412 30,923 8,517 16,448 8,352 4,885 3,5043,264 Ujung Tanah Tallo Bontoala Wajo Ujung Pandang Makassar Mamajang Mariso Tamalate Rappocini Panakkukang

(22)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 21 Tahun) Dependency Ratio 97,55 %. Hal ini memberi gambaran terhadap besarnya beban tanggungan ekonomi dalam masyarakat.

Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Secara keseluruhan, komposisi penduduk Kota Makassar menurut jenis kelamin, hampir seimbang yaitu rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 97,5%. Berikut ini digambarkan komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Makassar tahun 2011.

Tabel II. 4

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

NO KELOMPOK UMUR (Tahun) JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0-4 67.025 62.530 129.554 2 5-9 66.656 62.383 129.039 3 10-14 61.758 58.268 120.026 4 15-19 69.163 74.190 143.353 5 20-24 83.367 87.312 170.679 6 25-29 65.534 66.304 131.838 7 30-34 54.546 56.512 111.057 8 35-39 48.290 50.024 98.315 9 40-44 41.969 45.410 87.379 10 45-49 33.220 35.181 68.401 11 50-54 25.760 25.486 51.246 12 55-59 18.580 18.873 37.453 13 60-64 12.999 15.423 28.422 14 >=65 18.814 26.559 45.373 J U M L A H 667.681 684.455 1.352.136

(23)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 22 Gambar II. 4

Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Makassar Tahun 2011

B. KEADAAN EKONOMI (Produk Domestik Bruto)

Kondisi perekonomian suatu daerah sangat tergantung pada potensi dan sumber daya yang dimiliki serta kemampuan daerah yang bersangkutan untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, berbagai kebijakan, langkah dan upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Makassar untuk meningkatkan perekonomian daerah ini.

Untuk mengetahui sejauh mana hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan diperlukan suatu ukuran yang bersifat kuantitatif. Salah satu dari ukuran yang dimaksud adalah statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB ) atau biasa disebut Pendapatan Regional.

67.025 66.656 61.758 69.163 83.367 65.534 54.546 48.290 41.969 33.220 25.760 18.580 12.999 18.814 62.530 62.383 58.268 74.190 87.312 66.304 56.512 50.024 45.410 35.181 25.486 18.873 15.423 26.559 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 0-4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65+ Perempuan Laki-Laki

(24)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 23 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah, yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun di wilayah tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kota Makassar, hasil perhitungan PDRB Kota Makassar atas dasar harga berlaku meningkat dari tahun-tahun sebelumnya dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, yakni sebesar Rp. 37.007,452 miliar rupiah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.5 berikut :

Tabel II. 5

Perkembangan PDRB Kota Makassar & Sul-Sel Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 – 2010

TAHUN PDRB SUL-SEL ( Juta Rp ) PDRB MAKASSAR ( Juta Rp ) THDP PDRB SUL-SEL % PDRB MAKASSAR

2006 2007 2008 2009 2010 60.902.828,80 69.271.924,56 85.143.191,27 99.904.658,31 117.767.611,22 18.165.876,32 20.794.721,30 26.068.221,49 31,263.651,65 37.007.451,94 29,83 30,02 30,62 31,29 31,42 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

Tabel II.6

Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Makassar Tahun 2006 – 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar Tahun PDRB adh Berlaku (Milyar Rp) Perkembangan (persen) PDRB adh Konstan (Juta Rp) Pertumbuhan Ekonomi (Persen) 2006 2007 2008 2009 2010 18.165.876,32 20.794.721,30 26.068.221,49 31.263.651,65 37.007.451,94 15,38 14,47 25,06 19,93 18,37 11.341.848,21 12.261.538,92 13.561.827,18 14.798.187,68 16.252.451,43 8,09 8,11 10,52 9,20 9,83

(25)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 24

C. TINGKAT PENDIDIKAN

Indikator pokok kualitas pendidikan formal. Khusus untuk Kota Makassar pada Tahun 2009 persentase penduduk yang telah menempuh pendidikan setingkat sarjana (D-IV/S-1/S-2/S-3) sebesar 67.428 laki-laki dan sebesar 63.019 perempuan atau sebesar 15,44 % dari keseluruhan jumlah penduduk usia sekolah dengan range usia 5-24 tahun yang ada di Kota Makassar.

Gambaran yang ditonjolkan memang dibatasi pada aspek-aspek kependudukan, perekonomian dan pendidikan, bersama-sama dengan kesehatan menentukan besar/kecilnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) baik untuk Provinsi Sulawesi Selatan maupun Indonesia. Sebagaimana diketahui IPM Indonesia pada tahun 1990 adalah 63 dan pada tahun 1996 naik menjadi 68.

Namun demikian keadaan krisis menyebabkan IPM Indonesia pada tahun 1999 turun menjadi 64. Angka tersebut lalu menempatkan Indonesia pada peringkat ke-109 diantara 180 negara di dunia. Hal ini berarti Indonesia berada di bawah peringkat Malaysia dan Thailand apalagi Singapura. Sementara IPM untuk Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2001 sebesar 69,5 dengan IPM tertinggi adalah

di Kota Makassar dan terendah di Kabupaten Jeneponto.

Adapun gambaran penduduk Kota Makassar usia 10 Tahun keatas berdasarkan jenis kelamin dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan menurut jenis kelamin Tahun 2009 digambarkan sebagai berikut :

(26)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 25 Tabel II. 7

Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin & Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

di Kota Makassar Tahun 2009

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makasssar

۞۞۞

P E N D I D I K A N Laki-laki Perempuan

Jml % Jml %

Tidak/Belum Pernah Sekolah Belum/Tidak Tamat SD SD SLTP SMU/SMK AK/DIPLOMA (D-I/D-II/D-III) UNIVERSITAS( D-IV/S-1/S-2/S-3) 11.925 61.482 88.094 77.203 163.067 10.267 67.428 2,49 12,82 18,37 16,10 34,01 2,14 14,06 23.916 77.130 108.379 85.389 163.074 18.705 63.019 4,43 14,29 20,08 15,82 30,22 3,47 11,68

(27)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 26 BAB III

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain Ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1) Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan kepada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan yaitu setiap kebijakan public selalau memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.

Visi Pembangunan Kesehatan

Pembangunan Kesehatan diselenggarakan dalam upaya pencapaian Visi : ”Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan ”. Sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, maka dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan Departemen Kesehatan harus dengan seksama memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan , yaitu (1) Upaya Kesehatan, (2) Pembiayaan Kesehatan , (3) Sumber Daya Manusia Kesehatan (4) Sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan makanan, (5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan (6) Pemberdayaan masyarakat

(28)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 27 Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005 – 2025 dalam tahapan ke-2 (2010-2014), kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia, seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah. Serta dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah serta berbagai kecenderungan pembangunan kesehatan kedepan maka ditetapkan VISI DEPARTEMEN KESEHATAN :

MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN

Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan adalah suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan masyarakat adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat dan berperilaku hidup sehat serta memiliki akses untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata.

Lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan seperti perumahan dan lingkungan yang layak dan sehat. Kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

(29)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 28 Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu implementasi dalam mewujudkan hak asasi manusia yang patut dihargai dan diperjuangkan oleh semua pihak. Yang diharapkan dari masyarakat adalah tindakan proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN

Dalam rangka mewujudkan Visi ” Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan ” ditempuh melalui misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Departemen Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat termasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat baik fisik, sosial maupun mental/jiwanya.

TUJUAN

Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

NILAI-NILAI KEMENTERIAN KESEHATAN

Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu :

(30)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 29 1. Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang bterbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.

2. Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh kementerian kesehatan saja. Dengan demikian seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat , pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

3. Responsif

Program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat sosial budaya dan kondisi geografis.

4. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien

5. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-2014, yaitu : 1. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat dengan :

a. Meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun ;. b. Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan dari 228 menjadi

118/100.000 KH.

(31)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 30 d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 /1.000 KH

e. Menurunnya prevalensi anak ba lita yang pendek (stunting) dari 36,8 % menjadi kurang dari 32 %.

f. Persentase Ibu Bersalin yang ditolong oleh Nakes terlatih (cakupan PN) sebesar 90%

g. Persentase puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100% h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100% i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90% 2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan :

a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk

b. Menurunnya kasus Malaria (Annual Paracite Index-API) dri 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk.

c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi di bawah 0,5 %

d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80% menjadi 90%.

e. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100% ; f. Angka Kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk.

3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009

4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi resiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.

5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50% menjadi 70%

6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal , Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)

7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular. 8. Seluruh Kab/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

(32)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 31 Sejak awal tahun 1999, telah ditetapkan Visi baru Pembangunan Kesehatan yang secara singkat dinyatakan sebagai INDONESIA SEHAT 2010. Dengan rumusan ini dimaksudkan bahwa pada tahun 2010 kelak bangsa Indonesia sudah akan hidup dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat memilih, menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal.

Penetapan Indikator Indonesia Sehat 2010 berikut targetnya diawali dengan perumusan yang dilakukan melalui suatu pertemuan pejabat-pejabat Departemen Kesehatan dan sejumlah pejabat kesehatan dari daerah-daerah terdekat di Jakarta. Pertemuan tersebut berlangsung pada tanggal 16 Juli 2003. Sementara penyusunan rancangan Indikator Indonesia Sehat 2010 sedang berlangsung. Departemen Kesehatan diminta oleh Departemen Dalam Negeri untuk merevisi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1747 Tahun 2000 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan untuk Daerah Kabupaten/Kota. Maka, penetapan Indikator Indonesia Sehat 2010 dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal itu pun kemudian disinergikan. Dengan demikian maka indikator-indikator yang tercantum dalam Indikator Indonesia Sehat 2010, khususnya yang mengenai pelayanan kesehatan akan dapat ditemui juga sebagai indikator Standar Pelayanan Minimal yang saat ini telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457 Tahun 2004.

Sesuai dengan pengelompokan indikator yang telah diuraikan, Indikator Indonesia Sehat 2010 dikelompokkan ke dalam :

Indikator Derajat Kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang terdiri atas

unsur kualitas hidup disertai dengan indikator mortalitas, indikator-indikator morbiditas dan indikator-indikator-indikator-indikator status gizi.

Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator keadaan

lingkungan, indikator perilaku hidup masyarakat serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan.

(33)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 32

Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator pelayanan

kesehatan, indikator-indikator sumber daya kesehatan, indikator-indikator manajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-sektor terkait.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Visi Indonesia Sehat 2010 bagi setiap indikator telah ditetapkan target yang akan dicapai di tahun 2010.

HASIL AKHIR = DERAJAT KESEHATAN YANG OPTIMAL

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Lo), sedangkan untuk Mortalitas telah disepakati tiga (3) indikator yaitu Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita per 1.000 Anak Balita dan Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup. Untuk Morbiditas telah disepakati lima (5) indikator yaitu Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+, Prevalensi HIV (persentase kasus terhadap penduduk beresiko), Angka [Acute Flaccid Paralysis (AFP)] pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak, Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk. Sementara itu untuk Status Gizi telah disepakati dua (2) indikator yakni Persentase Balita dengan Gizi Buruk dan Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi.

Adapun target masing-masing indikator tersebut di atas untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Kualitas Hidup

 AHH (Angka Harapan hidup ) 67,9

Mortalitas

 AKB per 1.000 KH 40

 AKABA per 1.000 AB 58

 AKI per 100.000 KH 150

(34)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 33

 Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk 5

 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + 85

 Prevalensi HIV (% Kasus Terhadap Penduduk Beresiko) 0,9  Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak usia < 15 tahun 0,9

per 100.000 anak

 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) 2

per 100.000 penduduk

Status Gizi

 Persentase Balita dengan Gizi Buruk 15

 Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi 80

HASIL ANTARA = KEADAAN LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP MASYARAKAT, AKSES &

MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Lingkungan Sehat

Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih dua (2) indikator yang diprogramkan dalam sektor kesehatan yakni Persentase Rumah Sehat dan Persentase Tempat-tempat Umum Sehat.

Adapun target yang diharapkan dari masing-masing indikator tersebut untuk tahun 2010 adalah :

 Persentase Rumah Sehat 80

 Persentase Tempat-tempat Umum Sehat 80

Perilaku Hidup Masyarakat

Perilaku hidup bersih dan sehat mencakup perilaku individu dan keluarga dalam rangka meningkatkan kesehatannya serta perilaku kelompok dan masyarakat untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Untuk ini telah disepakati dua (2) indikator yakni Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dan Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri.

Adapun target masing-masing indikator tersebut untuk tahun 2010 adalah :

 Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih & Sehat 65

(35)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 34

Akses & Mutu Pelayanan Kesehatan

Untuk melihat pemerataan, mutu, keterjangkauan dan keadilan pelayanan telah disepakati lima (5) indikator yaitu :

1. Persentase Penduduk yang Memanfaatkan Puskesmas, 2. Persentase Penduduk yang Memanfaatkan Rumah Sakit,

3. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan,

4. Persentase Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar,

5. Persentase Obat Generik Berlogo dalam Persediaan Obat.

Adapun target dari masing-masing indikator tersebut untuk tahun 2010 adalah sebagai berikut :

Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas 15

Persentase penduduk yang memanfaatkan RS 1,5

Persentase Sarana Kesehatan dengan kemampuan Laboratorium 100

Kesehatan

Persentase RS yg melaksanakan 4 yankes spesialis dasar 100

Persentase Obat Generik Berlogo dalam persediaan obat 100

PROSES & MASUKAN = PELAYANAN KESEHATAN, SUMBER DAYA KESEHATAN,

MANAJEMEN KESEHATAN, KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT

Hasil atau keluaran tersebut diatas dicapai melalui penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang membawa empat (4) Misi, yaitu (1) Pembangunan

Kesehatan harus dapat menggerakkan Pembangunan Nasional yang berwawasan kesehatan, (2) Pembangunan Kesehatan harus dapat mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, (3) Pembangunan Kesehatan harus dapat memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, dan (4) Pembangunan Kesehatan harus dapat meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungannya. Kesemuanya itu dilaksanakan melalui strategi utama

(36)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 35 (1)Desentralisasi Kesehatan, yang berisi strategi-strategi,

(2)Pembangunan Berwawasan Kesehatan, (3)Profesionalisme dan

(4)Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.

Untuk menggambarkan kegiatan Pembangunan Kesehatan telah disepakati adanya 8 Indikator Pelayanan Kesehatan, 13 Indikator Sumber Daya Kesehatan, 5 Indikator Manajemen Kesehatan dan 4 Indikator Kontribusi Sektor Terkait.

Adapun target masing-masing indikator tersebut diatas untuk tahun 2010 yaitu :

Pelayanan Kesehatan

 Persentase Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 90

 Persentase desa yang mencapai UCI 100

 Persentase desa terkena KLB yg ditangani < 24 jam 100

 Persentase bumil yang mendapat tablet Fe 80

 Persentase Bayi yang mendapat ASI Eksklusif 100

 Persentase Murid SD/MI yang mendapatkan pemeriks. Gigi & Mulut 90  Persentase pekerja yang mendapat Pelayan Kesehatan Kerja 80  Persentase Gakin yang mendapatkan pelayanan kesehatan 40 Sumber Daya Kesehatan

 Banyaknya Dokter per 100.000 penduduk 6

 Banyaknya Dokter Spesialis per 100.000 penduduk 2

 Banyaknya Dokter Keluarga per 1.000 keluarga 11

 Banyaknya Dokter Gigi per 100.000 penduduk 10

 Banyaknya Apoteker per 100.000 penduduk 100

 Banyaknya Bidan per 100.000 penduduk 117,5

 Banyaknya Perawat per 100.000 penduduk 22

 Banyaknya Ahli Gizi per 100.000 penduduk 40

 Banyaknya Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 40

 Banyaknya Ahli KesMas per 100.000 penduduk 40

 Persentase penduduk yang menjadi peserta JPKM 80  Rata-rata persentase anggaran kesehatan dlm APBD Kab./Kota 15 Alokasi anggaran kes. pemerintah per kapita/tahun (ribuan rupiah) 100

Manajemen Kesehatan

 Persentase Kab./Kota yg punya dokumen Sistem Kesehatan 100  Persentase Kab./Kota yg memiliki “Contingency Plan” untuk

masalah kesehatan akibat bencana 100

 Persentase Kab./Kota yang membuat Profil Kesehatan 100  Persentase Provinsi yang melaksanakan SURKESDA 100  Persentase Provinsi yang mempunyai “Provincial Health Account” 100

(37)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 36

Kontribusi Sektor Terkait

 Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 85

 Persentase PUS yang menjadi Akseptor KB 66

 Angka kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk 10

(38)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 37 BAB IV

PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR

Titik berat Pembangunan Nasional yang telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 1 Maret 1999 yaitu Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan yang artinya setiap sektor harus mempertimbangkan aspek kesehatan dalam setiap program pembangunan. Hal ini berarti pula kesehatan merupakan bagian integral dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang juga telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000.

Untuk Kota Makassar strategi yang digunakan dalam mencapai

“Makassar Sehat 2010” adalah :

1. Peningkatan kinerja dan profesionalisme petugas kesehatan 2. Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan sarana kesehatan 3. Perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar

4. Peningkatan kesehatan lingkungan dengan pendekatan wilayah yaitu P2WKSS, Kelurahan Sehat, Kecamatan Sehat dan Kota Sehat.

NILAI – NILAI :

1) Berpihak pada rakyat 2) Bertindak cepat dan tepat 3) Kerjasama Tim

4) Integritas yang tinggi

5) Transparan dan Akuntabilitas.

STRATEGI UTAMA

 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.

 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

 Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.

(39)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 38

STRONG POINT

Program Kesehatan Kota Makassar

Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Penyehatan Lingkungan. Peningkatan Kesehatan Ibu & Anak, Perbaikan Gizi Masyarakat

Program Pembangunan Kesehatan :

(1) Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan, (2) Program Upaya Dalam Pelayanan Kesehatan,

(3) Program Perilaku Hidup Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat,

(4) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dalam Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian,

(5) Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Keluarga (Kesehatan Ibu dan Anak) (6) Program Lingkungan Sehat.

Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan

Bertujuan untuk menyediakan kebijakan dan menjamin manajemen sumber daya yang efektif dan efisien bagi pembangunan kesehatan dengan sasaran :

1. Terciptanya kebijakan kesehatan yang menjamin tercapainya sistem kesehatan yang efisien, efektif, berkualitas dan berkesinambungan.

2. Tersedianya sumber daya manusia di bidang kesehatan yang mampu melakukan berbagai kajian kebijakan kesehatan.

3. Berjalannya sistem perencanaan kesehatan melalui pendekatan wilayah dan sektoral lain dalam mendukung desentralisasi.

4. Terciptanya organisasi dan tatalaksana di berbagai tingkat administrasi sesuai dengan azas desentralisasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

(40)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 39 5. Tertatanya administrasi keuangan dan perlengkapan yang efisien, fleksibel

diseluruh jajaran kesehatan.

6. Terciptanya mekanisme pengawasan dan pengendalian di seluruh jajaran kesehatan.

Program Upaya dalam Pelayanan Kesehatan

Bertujuan memberikan pelayanan dasar kesehatan bagi seluruh masyarakat dengan sasaran :

1. Memberikan pelayanan secara optimal bagi seluruh masyarakat,

2. Peningkatan sarana dan prasarana dalam pemberian pelayanan kesehatan, 3. Adanya kerjasama bagi puskesmas dan rumah sakit dalam hal rujukan

kesehatan,

4. Ketersediaan obat-obatan bagi masyarakat yang membutuhkannya dalam hal keterjangkauan masyarakat,

5. Pemberian izin-izin bagi apotik-apotik sebagai pengadaan obat-obatan dalam hal pengawasan obat yang beredar,

6. Adanya kerjasama antara Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dalam hal data dan informasi penyakit.

Program Perilaku Hidup Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat

Bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat dengan sasaran :

1. Meningkatnya perwujudan kepedulian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Menurunkan prevalensi perokok, Penyalahgunaan Napza serta meningkatkan lingkungan sehat bebas rokok dan Napza di sekolah tempat kerja dan tempat umum.

3. Pemberdayaan masyarakat dalam menghidupkan adanya posyandu yang merupakan perpanjangan tangan dari puskesmas.

4. Menghidupkan adanya kesadaran masyarakat untuk tanaman obat yang bermanfaat (TOGA) di setiap rumah.

5. Di setiap institusi diharapkan terdapat unit kesehatan dalam pencegahan dan pengobatan.

(41)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 40 6. Penyebarluasan setiap informasi dengan cara penyuluhan dan lokakarya

kepada masyarakat.

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dalam Menurunkan

Angka Kesakitan dan Kematian

Tujuannya melindungi masyarakat dari penyakit baik menular maupun tidak menular. Adapun sasarannya adalah menemukan secara cepat kasus atau penderita serta memantau keadaan penyakit disuatu wilayah baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular, termasuk juga didalamnya pengamatan dan pemeriksaan kesehatan Calon Jemaah Haji,

(1) Pelaksanaan program imunisasi pada bayi, balita, WUS, Ibu Hamil serta pemeliharaan cold chain (rantai dingin) vaksin baik di Dinas maupun di Puskesmas dan Rumah Sakit,

(2) Pelaksanaan program pemberantasan penyakit yang bersumber dari binatang seperti nyamuk, anjing dengan melaksanakan Fogging, Abatesasi untuk pencegahan penyakit Demam Berdarah (DBD) dan eliminasi hewan penyebar rabies.

(3) Seksi pengendalian P2M : Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan meliputi program TB. Paru sasaran untuk menurunkan angka kesakitan dan mencegah penularan.

Pengendalian dan pengawasan meliputi (1) Program TB Paru, untuk

menemukan angka kesakitan dan mencegah penularan penyakit TB di masyarakat, (2) Program ISPA untuk menemukan angka kematian dan kesakitan akibat pneumonia untuk balita, (3) Program Diare untuk menurunkan angka kesakitan akibat diare dan memantau pelaksanaan rehidrasi rumah tangga di masyarakat, (4) Pelacakan dan Pemberantasan Kasus Avian Influensa/Flu Burung, (5) Pencegahan dan penanggulangan Bahaya Narkoba/ HIV AIDS.

Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Keluarga

Tujuannya memperbaiki tujuan khusus mutu gizi dan melindungi kesehatan ibu dan anak (1) Meningkatkan Kemandirian Keluarga dalam upaya perbaikan status gizi, (2) Meningkatkan Pelayanan Gizi untuk mencapai keadan

(42)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 41 gizi yang baik dengan Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang dan Lebih, (3) Meningkatkan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bermutu untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga, (4) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan bagi wanita usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta pelayanan kesehatan tentang KB, (5) Pembentukan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan memupuk adanya kebersamaan dalam menolong setiap orang setiap anak sekolah, (6) Perbaikan Gizi dan Pemeliharaan Kesehatan bagi orang-orang yang usia lanjut.

Program Lingkungan Sehat dan Hygiene Kesehatan.

Tujuannya mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat serta melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan dengan sasaran : (1) meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungannya, melalui Program Kota Sehat; (2) meningkatkan cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih yang memenuhi syarat kesehatan; (3) tercapainya pemukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan di perkotaan termasuk daerah kumuh; (4) terpenuhinya sarana kesehatan ditempat umum termasuk sarana ibadah, pasar, sarana pendidikan, terminal dan hotel/penginapan; (5) peningkatan kualitas dalam hal persyaratan kesehatan bagi tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan; (6) memberikan peluang bagi masyarakat yang ingin berusaha dalam bidang Jasa Boga, Rumah Makan dan Restoran guna mendapatkan rekomendasi Laik Hygiene Sanitasi; (7) pengawasan kualitas air minum bagi Depot Air Minum Isi Ulang dengan memberikan Rekomendasi Laik Hygiene Sanitasi serta Sticker khusus setelah pemantauan; (8) Peningkatan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja sampai ke tingkat pelayanan kesehatan dasar (Pos UKK Puskesmas).

(43)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 42 BAB V

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR

A. DERAJAT KESEHATAN

Gambaran tentang derajat kesehatan berisi uraian tentang indikator -indikator kualitas hidup, mortalitas, morbiditas dan status gizi, yaitu :

1. Kualitas hidup antara lain dilihat dari indikator Angka Harapan Hidup Waktu Lahir.

2. Mortalitas dilihat dari indikator-indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 anak balita, dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup.

3. Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk, Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk, Persentase Kesembuhan TB Paru, Persentase Penderita HIV/AIDS terhadap penduduk beresiko dan Angka "Acute Flacid Paralysis" (AFP) pada anak usia < 15 tahun per 100.000 anak.

4. Status Gizi dilihat dari indikator-indikator persentase balita dengan gizi buruk dan persentase kecamatan bebas rawan gizi.

1. UMUR HARAPAN HIDUP/LIFE EXPECTANCY

Meningkatnya umur harapan hidup waktu lahir, sekaligus memberikan gambaran kepada kita bahwa salah satu penyebabnya adalah karena meningkatnya kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan hidup (UHH) waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan umur harapan hidup pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.

(44)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 43 Angka Harapan Hidup rata-rata penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan terus meningkat dari 43 pada tahun 1971 meningkat menjadi 52 tahun 1980, kemudian 10 tahun kemudian meningkat lagi menjadi 60 tahun 1990 dan turun menjadi 63,64 dan 68 pada tahun 1996, 1998 dan tahun 2001. Angka Harapan Hidup tahun 2003 relatif sama antar kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu berkisar antara 63 – 73 tahun.

Angka Harapan Hidup rata-rata penduduk di Kota Makassar juga terus meningkat dari 72,89 pada tahun 2008 meningkat menjadi 73,43 pada tahun 2009. Angka Harapan Hidup pada Tahun 2010 adalah 73,58, sedangkan tahun

2011 menjadi 73,86 tahun. Meningkatnya umur harapan hidup memberikan

gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.

Gambar V. 1 Umur Harapan Hidup di Kota Makassar Tahun 2011

69,5 70 70,5 71 71,5 72 72,5 73 73,5 74 74,5 2008 2009 2010 2011

U

H

H

Capaian Target

(45)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 44

2. ANGKA KEMATIAN / MORTALITY RATE

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini.

a. Angka Kematian Kasar (AKK) / Crude Death Rate (CDR)

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di masyarakat bukan pada fasilitas pelayanan kesehatan (merupakan community based data), sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan jadi bukan merupakan representasi dari semua kasus kematian yang terjadi di suatu wilayah (facilitate based data). Angka kematian di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus

Penduduk, Surkesnas/Susenas dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang kesemuanya ditujukan untuk mendapatkan data yang

berbasis bukti (Evidence Based).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinkes Kota Makassar, jumlah kematian untuk semua golongan umur yang terjadi pada tahun 2011 sebanyak 3136 kematian dari 1.352.136 jiwa, tahun 2010 jumlah kematian sebanyak 2.932 kematian dari 1.339.374 jiwa penduduk, menurun dari jumlah kematian yang terjadi sepanjang tahun 2009 untuk semua golongan umur sebanyak 3.246 dari total 1.272.349 jumlah penduduk kota Makassar. Ini berarti pada tahun 2011 dari 1.000 penduduk

Kota Makassar terjadi 2 kematian (AKK = 2,3 per 1.000 penduduk). Angka

Kematian Kasar di Kota Makassar tahun 2009 s/d 2011 dapat dilihat pada gambar berikut :

(46)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 45 Gambar V. 2

Jumlah Kematian dan Angka Kematian Kasar Di Kota Makassar Tahun 2008 – 2010

Adapun 10 (sepuluh) jenis penyakit penyebab utama kematian di Kota Makassar tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel V. 1

10 Jenis Penyakit Penyebab Utama Kematian Di Kota Makassar Tahun 2011

No. JENIS PENYAKIT J U M L A H

1 Asthma 695 2 Hipertensi 612 3 Jantung 432 4 Ginjal 195 5 Diabetes Mellitus 183 6 Broncho Pneumonia 147 7 Lahir Mati 143 8 Maag 142 9 Lever 128 10 Kecelakaan 97

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

0 1.000 2.000 3.000 4.000 2009 2010 2011 3.246 2.932 3.136 2,5 2,2 2,3

Gambar

Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.3
Tabel  II. 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pihak pertama pada Tahun 2015 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan bulan April 2015 sebesar US$ 273,13 juta terdiri dari ekspor migas sebesar US$ 37,73 juta dan US$ 235,41 juta hasil ekspor komoditi

Untuk menjawab permasalahan tersebut maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah Guru, Pegawai dan Staf

Ambeien stadium IV : Benjolan wasir yang keluar tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam dubur meski sudah dibantu dengan dorongan jari dan biasa cenderung

After the short range laser scanner data collection and digital model creation, the reconstruction of the broken parts and the surface analysis of this archaeological object

Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Sulawesi lJtara, provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Kalimantan Utara (Provinsi

a) ZMT Bremen will provide subsistence allowance of € 1250 per month for accommodation, meals and out-of-pocket expenses in Bremen for the duration of the fellowship.