• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2011 (Halaman 67-77)

INDONESIA SEHAT 2010

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR

A. DERAJAT KESEHATAN

2. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit PD3I telah membuahkan hasil antara lain :

- Meningkatnya penyebarluasan informasi tentang bahaya penyakit tergolong PD3I yang dilakukan bersama-sama dengan petugas Imunisasi di 38 Puskesmas se-Kota Makassar

- Meningkatnya akses penduduk pada fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan imunisasi dimana semua RS pemerintah dan swasta melakukan pelayanan imunisasi.

- Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan Imunisasi secara mandiri yaitu dengan tercapainya UCI Tingkat Kota Makassar. Adapun data cakupan UCI yang dilaporkan selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009 sebesar 99,30 % , tahun 2010 sampai tahun 2011 sebesar 100%.

Secara umum cakupan Imunisasi di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011 dapat disajikan pada gambar berikut :

0 5 10 15 2009 2010 2011 14 0 5 0 0 0 Kasus Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 67 Gambar V. 12

Cakupan Imunisasi Kota Makassar Tahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

a. Polio / AFP

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus

Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalam

kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai.

Penemuan kasus AFP di Kota Makassar berdasarkan hasil pelacakan pada tahun 2009 tersebar di 6 (enam) kecamatan dan 6 (enam) kelurahan yang terserang dengan jumlah penderita sebanyak 6 (enam) penderita AFP. Sedangkan pada tahun 2010 tersebar di 4 (empat) kecamatan dan 5 (lima) kelurahan dengan jumlah penderita sebanyak 5 (lima) penderita AFP. Sedangkan pada tahun 2011 tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dengan jumlah penderita (suspect) sebanyak 8 (delapan) penderita. Adapun hasil penemuan kasus AFP di Kota Makassar pada tahun 2009 s/d 2011 disajikan pada gambar berikut :

27.000 28.000 29.000 30.000 31.000 32.000 33.000 2009 2010 2011 31.991 31.521 30.264 32.461 31.925 29.633 31.184 32.126 29.271 32.388 31.232 30.328 DPT I DPT III Polio 4 Campak

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 68 Gambar V. 13

Kasus AFP (non polio) di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

b. DPT

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah penderita Difteri pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 9 orang di tujuh kecamatan dan 7 kelurahan dan tidak ditemukan adanya kematian akibat difteri. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah penderita Difteri sebanyak 3 orang penderita yang tersebar di tiga kecamatan dan tiga kelurahan dan tidak ditemukan adanya kematian akibat Difteri. Di tahun 2011 mengalami penurunan kasus dimana terdapat 2 kasus difteri yang tersebar di dua kecamatan dan tidak ditemukan adanya kematian .

c. CAMPAK

1). Data dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar menyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 309 orang

0 1 2 3 4 5 6 7 2009 2010 2011 6 5 7 1 0 0 kasus kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 69 penderita penyakit campak klinis , dan tidak ditemukan korban meninggal.

2). Adapun cakupan pemberian imunisasi campak selama 3 tahun terakhir yaitu, tercatat sebanyak 32.388 bayi pada tahun 2009, tahun 2010 sebanyak 31.232 bayi, dan tahun 2011 sebanyak 30.328 bayi yang diimunisasi dari 29.339 bayi yang ada

Adapun cakupan Imunisasi Campak selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar V. 14

Cakupan Imunisasi Campak Di Kota Makassar Tahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

3. Penyakit Menular lainnya a. HIV / AIDS

Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan pandemi di semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telah menunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai upaya pencegahan & penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnya komunikasi antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra

29.000 30.000 31.000 32.000 33.000 2009 2010 2011 32.388 31.232 30.328

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 70 pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan ternyata secara simultan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS.

Perkembangan kasus AIDS dan inveksi HIV di Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2003 dilaporkan penderita HIV (+) baru sebesar 62 orang, sedangkan penderita AIDS sebanyak 4 orang. Jumlah ini terus meningkat, hingga pada tahun 2009 dilaporkan 473 penderita HIV/ AIDS, tahun 2010 dilaporkan 371 penderita HIV dan 87 penderita AIDS dan meningkat di tahun 2011 yaitu 516 penderita HIV yang ditemukan di Puskesmas dan Rumah Sakit dan 448 penderita AIDS di Rumah Sakit

Dari jumlah tersebut, tercatat sampai dengan tahun 2006 yang meninggal telah mencapai angka 43 orang. Jumlah ini mungkin hanya merupakan

Fenomena Puncak Gunung Es yang tampak di permukaan, tetapi jumlah

yang sesungguhnya jauh lebih besar, sehingga menjadi tantangan bagi semua pihak yang terkait untuk lebih menggiatkan pelacakan dan penanggulangan kasus HIV/AIDS.

Khusus di Kota Makassar tiga tahun terakhir sekitar 1200 Spesimen Urine yang telah diambil dari kelompok risti melalui kegiatan zero survey. Sebanyak 500 sampel telah diperiksa di Laboratorium yang terakreditasi dan bila dilihat dari kelompok sasaran yang resti maka Makassar termasuk daerah yang beresiko tinggi karena selain merupakan daerah tujuan wisata, faktor lifestyle masyarakat perkotaan telah bergeser, yang sangat dimungkinkan oleh pengaruh globalisasi dimana budaya luar tersebar dengan cepat seperti Free Sex, Penyalahgunaan NAPZA, kelompok resti seperti waria, yang masih terselubung dalam masyarakat. Selain itu perilaku seks menyimpang juga merupakan salah satu sumber penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.

Kegiatan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar pada tahun 2011 antara lain :

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 71 • Pelaksanaan Sosialisasi HIV/AIDS bagi masyarakat.

• Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi KPA Kota Makassar. • Pelaksanaan Pertemuan Pokja HIV tingkat Kecamatan.

• Dukungan Pemeriksaan Laboratorium Bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

• Dukungan untuk layanan pengurangan dampak buruk penggunaan narkotika di Puskesmas

• Dukungan sekretariat KPA

• Pelaksanaan Hari AIDS Sedunia (HAS)

Penemuan Kasus HIV di Kota Makassar melalui layanan VCT rata-rata 500 orang / tahun. Oleh karena itu semua pihak diharapkan agar dukungan untuk pemeriksaan Laboratorium bagi ODHA dapat terus dilanjutkan karena memberi dampak terhadap peningkatan ODHA yang akan memulai pengobatan ARV.

Peran serta semua sektor terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS menimbulkan kesadaran segenap lapisan masyarakat untuk mengetahui dampak HIV/AIDS.

Komitmen Pemerintah Kota Makassar yang sangat tinggi terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, menjadi stimulan terhadap sektor lain untuk bergerak bersama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 72 Gambar V. 15

Kasus HIV-AIDS Kota Makassar Tahun 2009-2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

b. TB. Paru

Khusus di Kota Makassar, berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar, pada tahun 2009 jumlah penderita TB Paru Klinis sebanyak 9916 penderita, dengan rincian 3568 berdasarkan pencatatan dan pelaporan Puskesmas se-Kota Makassar, sisanya 4.412 berdasarkan laporan dari 15 RS yang ada di Kota Makassar. Sedangkan pada tahun 2010, jumlah penderita TB Paru Klinis sebanyak 18.835 penderita, berdasarkan pencatatan dan pelaporan dari Puskesmas, dan RS. Tahun 2011 dilaporkan jumlah penderita TB Paru Klinis di Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak 511 Jumlah penderita TB Paru Klinis, TB BTA+ sebanyak 1608 penderita (Puskesmas dan Rumah Sakit). Penderita TB Paru dapat dilihat pada tabel berikut : 0 100 200 300 400 500 600 2009 2010 2011 395 371 516 78 87 448 HIV AIDS

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 73 Tabel V. 8

Penderita TB Paru Klinis dan yang diobati

Menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Makassar Tahun 2011

NO KESEHATAN SARANA KLINIS JUMLAH PENDERITA + Diobati

1 Puskesmas 288 1140 1067

2 Rumah sakit 223 468 464

JUMLAH 511 1608 1531

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

c. MALARIA

Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 juta penderita malaria dan 30.000 orang diantaranya meninggal dunia (Survei Kesehatan Rumah Tangga/SKRT, 1995). Terjadinya peningkatan kasus diakibatkan antara lain adanya perubahan lingkungan seperti penambangan pasir yang memperluas genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk penular malaria, penebangan hutan bakau, mobilitas penduduk dari P. Jawa ke luar Jawa yang sebagian besar masih merupakan daerah endemis malaria dan obat malaria yang resisten yang semakin meluas.

Di Kota Makassar, selama beberapa tahun terakhir belum ditemukan adanya kasus malaria aktif. Berdasarkan laporan dari Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar sudah tidak ada lagi penderita tanpe pemeriksaan darah semuany dengan pemeriksaan darah sebanyak 55 kasus. Kegiatan penemuan penderita umumnya bersifat pasif dan dilaksanakan oleh unit-unit pelayanan kesehatan (Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit).

d. TYPHOID

Typhoid merupakan salah satu jenis penyakit menular melalui vektor yang juga tergolong ke dalam penyakit berbasis lingkungan ternyata

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 74 menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah kasus selama kurun waktu 3 tahun terakhir.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan penyakit typhoid erat kaitannya dengan perilaku/kebiasaan hidup bersih dan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, serta penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar, pada tahun 2011 tercatat jumlah penderita typhoid sebesar 2781 penderita dengan CFR 1,6. Adapun kasus typhoid selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar V. 16

Kasus Thypoid di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

e. KUSTA

Dalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensi penyakit Kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada

0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 2009 2010 2011 2.655 3.404 2.781 Kasus Thypoid

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 75 tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95 dan pada tahun 2003 ini kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk. Secara Nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni 2000.

Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia. Pada tahun 2003 jumlah penderita baru yang ditemukan sebanyak 15.549 dengan 76,9% di antaranya merupakan penderita tipe MB yang diketahui merupakan tipe yang menular. Selain itu dari penderita baru yang ditemukan tersebut 8 % sudah mengalami kecacatan tingkat 2 yaitu kecacatan yang dapat dilihat dengan mata dan 10,6% di antaranya adalah anak-anak. Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit kusta sehingga ditemukan sudah dalam keadaan cacat.

Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar jumlah penderita kusta baik Tipe PB (kusta kering) maupun MB (kusta basah) pada tahun 2011 berjumlah 144 penderita adapun menurut kelompok umur penderita PB 0-14 tahun sebanyak 8 orang dan umur ≥ 15 TAHUN sebanyak 25 orang sedangkan untuk penderita MB umur 0-14 tahun sebanyak 6 orang dan umur ≥ 15 tahun

sebanyak 105 orang. Untuk cacat tingkat 2 meningkat menjadi 6%, ini dikarenakan pemeriksaan kontak (penderita baru dan sembuh) secara selektif dilakukan oleh petugas hingga ditemukan penderita anak Angka penemuan penderita kusta, Prevalence Rate dan Case Detection Rate penderita Kusta berturut-turut disajikan pada gambar berikut :

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 76 Gambar V. 17

Angka Penemuan Penderita Kusta per Kecamatan Di Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2011 (Halaman 67-77)

Dokumen terkait