EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2 Angka Partisipasi Murni(APM)
a SD 89,25 89,94 92,22
b SLTP 71,36 76,36 80,23
c SMA/SMK 53,12 56,09 81,87
Sumber BPS Kota Semarang
*) Data DinasPendidikan/ Angka sangat sementara
Indikator partisipasi sekolah terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK)dan Angka Partisipasi Murni (APM) menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi tolok ukur dalam tingkat partisipasi bidang pendidikan dalam kesejahteraan sosial masyarakat Kota Semarang. APK adalah indikator untuk mengukur proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Sedangkan APM adalah indikator yang menunjukkan proporsi anak sekolah pada satu kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.
c. Kesehatan
Tujuan dari pembangunan manusia dibidang kesehatan adalah untuk mencapai umur panjang yang sehat. peningkatan derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor penentu, antara lain: Faktor lingkungan, Perilaku kesehatan, Pelayanan kesehatan dan Kependudukan/keturunan. Dari empat faktor tersebut yang dapat diintervensi dengan cepat yaitu Faktor kesehatan lingkungan dan faktor Pelayanan kesehatan.
Sisi lain yang menunjukkan adanya peningkatan derajat kesehatan diperlihatkan oleh rata-rata hari sakit yang dialami penduduk dari tahun ketahun semakin menurun. Hal ini sejalan dengan perkembangan penyediaan fasilitas kesehatan yang
memadai dan kemudahan akses masyarakat ke tempat berobat yang semakin mudah serta program gratis berobat yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Semarang. Dengan berbagai kemudahan yang ada tersebut memberikan efek positif terhadap kesehatan penduduk yakni, penyakit yang diderita penduduk akan lebih cepat tertangani dan terdeteksi lebih awal dan pada akhirnya akan memperpendek rentang waktu hari sakit
Sedangkan jika dilihat berdasarkan indikator Angka Harapan Hidup (AHH) Kota Semarang mengalami pertumbuhan, meski tidak terlalu signifikan yaitu dari 72,24 di tahun 2012 menjadi 72,31 di tahun 2013 (angka sementara). Angka harapan hidup adalah perkiraan banyaknya tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup (secara rata- rata). Indikator ini sering kali digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal kesejahteraan rakyat dibidang kesehatan.
d. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangidengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.Secara singkat dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ketenagakerjaan dari sisi permintaan (menciptakan lapangan kerja) dan sisi penawaran (meningkatkan kualitas tenaga kerja).
Tabel 2.12
Nilai TPAK-TPT Kota Semarang Tahun 2011-2013
No Uraian 2011 2012 2013*)
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
69,90 67,91 69,85
2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,92 5,82 5,40
Sumber: Statistik Ketahanan Sosial Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang *) Data belum rilis/ asumsi prediksi Bappeda/ Angka sangat sementara
TPAK merupakan indikator yang menggambarkan seberapa banyak dari penduduk usia kerja yang aktif bekerja dan aktif mencari pekerjaan. Pendapatan rumah tangga perlu diberi perhatian lebih, mengingat dampaknya yang luas terhadap taraf kesejahteraan. Angka sementara Tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang tahun 2013 sebesar 5,40 persen. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan kondisi tahun 2012 yang mencapai 5,82 persen. Mengingat masih tingginya angka pengangguran, maka harus terus diupayakan penyediaan lapangan pekerjaan.
Upaya peningkatan kesempatan kerja dan perbaikan kualitas tenaga kerja yang berdaya saing mutlak dilakukan, hal tersebut sangat perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha melalui pendidikan formal maupun informal
e. Angka Kriminalitas
Dinamika perkembangan Kota Semarang yang pesat dengan kemajemukan masyarakat akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat. Disisi lain peningkatan jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan ketersediaan fasilitas akan
berdampak negatif seperti semakin bertambahnya tingkat pengangguran,
bertambahnya angka kemiskinan, akan memicu meningkatnya angka kriminalitas.
P
ermasalahan hukum di Kota Semarang yang menyangkut pelanggaran hukum perkara biasa dan singkat mencapai 3.295 perkara dan sudah diselesaikan sebanyak 903 perkara. Sedangkan masalah perkara perdata gugatan mencapai 2.389 perkara dan perkara yang sudah diselesaikan / diputus sebanyak 419 perkara (Statististik Ketahanan Sosial Kota Semarang Th. 2012, BPS Kota Semarang).2.1.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Kondisi lain dalam fokus kesejahteraan sosial adalah usaha meningkatkan ekspresi masyarakat dalam melestarikan seni budaya dan olahraga. Sedangkan dari bidang keolahragaan meski tidak terlalu signifikan tetapi tetap menunjukkan pertumbuhan terlihat dari jumlah organisasi olahraga yang bertambah menjadi 48 dibanding tahun lalu yang hanya 41 organisasi. Animo masyarakat untuk berolahraga juga meningkat terlihat dari event-event olahraga bersama yang sering digelar pemerintah kota, seperti acara Car Free Day (CFD) yang rutin tiap akhir pekan, juga acara bersepeda (gowes) maupun jalan sehat.
2.1.3.Aspek Pelayanan Umum
Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam rangka memberikan pelayanan, meningkatkan peran serta, prakarsa, dan memberdayakan masyarakat secara eksplisit terlihat pada kinerja pelaksanaan pembangunan pada masing-masing urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kota Semarang yang terdiri dari fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.
2.1.3.1. Fokus Layanan urusan Wajib a. Urusan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kota Semarang. Kinerja urusan pendidikan selama tahun 2013 dapat terlihat dari jumlah kualitas gedung/ruang kelas, rasio guru dan ruang kelas terhadap murid serta jumlah guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV.
Berdasarkan dokumen Profil Daerah untuk ketersediaan sarana prasarana pendidikan pada tahun 2013 terdata sbb: sekolah TK negeri sejumlah 3 unit, TK swasta 735 unit; jumlah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 4 unit, jumlah SLB swasta 41 unit; Sekolah Dasar Negeri sebanyak 347 unit, SD Swasta 178 unit; jumlah sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri (SMPN) 43 unit, SMP Swasta 130 unit; Sekolah Lanjut Tingkat Atas Negeri (SMAN) sebanyak 27 unit, SMA Swasta 136 unit; Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 3 buah, PT Swasta 59 unit serta Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 59 unit.
Untuk kualitas tenaga pengajar jika dilihat melalui kualifikasi lulusan, rasio Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2012 ini masih 79,70% dari keseluruhan jumlah guru yang ada yaitu 20.815 guru. Rasio ini lebih rendah 9,64% dibanding tahun lalu yang mencapai 86,34%.
b. Kesehatan
Kesehatan di Kota Semarang menjadi urusan yang sangat penting untuk ditingkatkan mengingat prioritas pembangunan adalah mewujudkan Semarang Kota Sehat. Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Kota Semarang baik melalui perbaikan dan penyediaan sarana prasarana kesehatan maupun melalui upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap pasien.
Sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan di Kota Semarang sampai dengan tahun 2013 ini sudah tercukupi dengan baik. Berdasarkan dokumen Profil Daerah tahun 2013 semester kedua sarana kesehatan di Kota Semarang tercatat sbb: jumlah Posyandu 1.564 unit tersebar di tingkat RW; jumlah Puskesmas Induk mencapai 37 unit dengan 5 puskesmas diantaranya telah bersertifikat ISO 2001 yaitu Puskesmas Bangetayu, Puskesmas Kedungmundu, Puskesmas Mijen, Puskesmas Ngesrep, serta Puskesmas Halmahera yang juga dijadikan sebagai Puskesmas unggulan dan terletak di Kecamatan Semarang Timur; jumlah Pustu sebanyak 35 unit dan Puskesling 37 unit; Rumah Sakit Umum Daerah tipe B sebanyak 2 unit; Rumah Sakit Umum Swasta tipe B sejumlah 3 unit, tipe C sejumlah 6 unit.
Untuk pelayanan kesehatan telah dilakukan secara optimal, hal ini terlihat dari Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin yang terdata
sampai dengan akhir tahun 2013 mencapai 254.844 kunjungan. Sedangkan untuk penderita TBC BTA mencapai 934 pasien, penderita DBD 2.184 orang; penderita AFP 7 orang serta penderita penyakit lainnya dan telah tertangani mencapai 27.206 orang. c. Pekerjaan Umum
Titik berat pembangunan pada urusan pekerjaan umum adalah pada peningkatan infrastruktur, serta penanganan rob dan banjir. Berdasarkan data profil daerah Kota Semarang panjang jalan di Kota Semarang terbagi atas 5 kelas yaitu: jalan nasional dengan panjang 68,12 km; jalan Provinsi panjang 27,16 km; jalan Kota 106 km; jalan desa/ lokal 1.984,55 km serta berupa jalan tol sepanjang 44,66 km. Dari total panjang jalan 2.689,636 km di wilayah Kota Semarang, yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang terjadi peningkatan kondisi jalan dari tahun sebelumnya yang dapat dilihat pada profil sebagai berikut:
Tabel 2.13
Kondisi Jalan Kota Semarang Tahun 2012-2013
Sumber: Data Olahan Dinas Binamarga Kota Semarang, LKPJ Th. 2013
Jika dilihat secara kewilayahan, kondisi jalan rusak banyak terjadi di wilayah- wilayah dengan kondisi tanah yang cenderung labil. Antara lain: Kecamatan Tembalang (2,51% dari total panjang jalan), Banyumanik (2,31%), Mijen (1,85%) untuk itu hal tersebut akan menjadi pertimbangan Pemerintah Kota Semarang dalam perencanaan berikutnya.
Tabel 2.14