• Tidak ada hasil yang ditemukan

antara Sambas dan aruk

Dalam dokumen Mediakom Edisi 23 April 2010 - [MAJALAH] (Halaman 51-54)

Foto bersama Menkes dan Menteri PDT di depan Klinik VCT Sajingan Besar Sambas

Nasional

Mediakom No.XXIII/APRIL/2010 desa terlebih dahulu agar

masyarakat desa yang berbatasan dengan negara Malaysia tidak terkikis nasionalismenya kepada NKRI. Sebab negara tetangga saat ini kondisi pendapatan perkapitanya 10 kali Kabupaten Sambas.

Menurut Bupati, sebagian besar daerah tertinggal dan perbatasan penduduknya sebagian besar berasal dari suku dayak. Mereka pada umumnya menetap di perbukitan dan lembah-lembah di balik bukit dengan jarak yang berjauhan. Kondisi seperti ini sangat menyulitkan untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Sebab ada seorang siswa harus menempuh perjalanan 5 jam dari rumah hingga sekolah tempat belajar. Untuk mengatasi jarak yang jauh ini, pemerintah Sambas akan membangun asrama untuk menginap para murid yang letak rumahnya sangat jauh dengah sekolah.

Lika-liku perjalanan

Perjalanan menuju Sajingan Besar dan Aruk memerlukan persiapan yang luar biasa. Mulai dari persiapan mental, sehingga siap menempuh perjalanan darat yang panjang. Mempersiapkan kendaraan yang sesuai medan perjalanan yang berbukit, terjal dan banyak jurang. Jalan yang terbuat dari tanah dan berlubang, jembatan yang terbuat dari batang pohon yang dirangkai dan perbekalan bahan makan selama perjalanan.

Setelah mempersiapkan segalanya, mengawali perjalan dari gedung kantor gubernur Pontinak kalimantan Barat pukul 16.00 WIB. Ditengah hujan deras robongan Menkes meluncur menuju Kota Sambas menggunakan mobil Strada 2 gardan, kemudian dikuti oleh rombongan Menteri PDT. Menuju kota Sambas harus melewati Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak,

Kabupaten Singkawang dan Kota Singkawang.

Sepanjang jalan perjalanan disuguhi pemandangan indah berupa lahan gambut, kebun kelapa dan kebun lidah buaya yang memenuhi kanan-kiri jalan. Rumah- rumah panggung penduduk yang terbuat dari kayu berada di tengah perkebunan tersebut membentuk perkampungan kecil. Keberadaan kampung satu dengan kampung lainnya terpisah berjarak puluhan kilo meter.

Ditemani hujan gerimis, tepat pukul 21.00 Wib rombongan tiba di Pendopo Bupati Sambas. Jarak kurang lebih 300 KM itu ditempuh selama 6 jam. Rasa capek dan letih terlihat jelas diwajah para peserta. Sebagian menginap di Pendopo dan sebagian lain menginap di Hotel Pantura.

Menuju Aruk

Setelah istirahat semalam, pukul 08.30 rombongan melanjutkan perjalanan menuju Aruk, sebuah desa yang berbatasan dengan Biak Malaysia. Jalannya terbuat dari tanah merah dan berlubang. Bila musim hujan kondisi jalan becek, berlumpur dan licin tidak dapat dilalui oleh kendaraan.

Saat itu sedang musim panas,

setelah kendaraan berlalu debu tebal membubung tinggi menutupi jalan, sehingga jarak pandang hanya 3-5 meter. Menjelang sampai Sajingan Besar panorama alam nampak indah dan mengagumkan. Bukit yang ditumbuhi pepohanan tampak berwarna hijau dengan latar belakang langit berwarna biru. Lembah yang mengelilingi bukit, ditanami pohon karet yang mulai subur. Jalan tanah berpasir mendaki, turun dan berkelok. Perpaduan bukit, lembah, langit dan jalan berliku membentuk panorama yang indah mengagumkan. Mbak Ratna, fotografer Puskom publik tak kuasa melihat pemandangan yang indah. Spontan, nalurinya menuntun untuk mengeluarkan handycam dan langsung mengabadikannya.

Pukul 11.15 Wib rombongan Menkes tiba di Sajingan Besar. Menkes mengunjungi SMPN Sajingan yang disambut dengan tarian daerah yang bermakna selamat datang. Kemudian Menkes dan Menteri PDT berdialog dengan siswa. Selanjutnya Menteri PDT disaksikan Menkes, Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya dan Bupati Sambas Ir.H. Burhanuddin A. Rasyid melakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan asrama.

Berikutnya, rombongan

Menkes dan Menteri PDT mengunjungi SMP Sajingan Besar Sambas

Nasional

No.XXIII/APRIL/2010Mediakom mengunjungi Puskesmas Sajingan

Besar. Dalam kunjungan di Puskemas ini rombongan mendapat penjelasan dari Kepala Puskesmas dr. Ernita Mayasari tentang sarana, prasarana dan pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Seusai mengunjungi Puskesmas Sajingan, rombongan menuju ke Pos Lintas Batas Darat (PLPB) Aruk. Ditempat ini Menkes dan Menteri PDT melalukan Penandatangan Nota Kesepahaman Bersama ( MoU) tentang Percepatan Pembangunan Bidang Kesehatan di Daerah Tertinggal, Terpencil, Terisolir, Perbatasan dan Kepulauan.

Pada kesempatan itu juga,

Menkes memberikan bantuan secara simbolis bagi pelayanan kesehatan yaitu berupa satu unit mobil operasional Puskesmas Sajingan Besar, Paket buku-buku kesehatan dan bantuan peralatan fungsional Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak Wilayah Kerja PLBD Aruk. Sementara Menteri PDT memberikan bantuan bagi pembangunan asrama bagi guru dan siswa sekolah.

Pembangunan Kesehatan Kab. Sambas

Derajat kesehatan Kabupaten Sambas tahun 2007 sd 2009 dapat

dilihat dari indikator kesehatan rata- rata masih dibawah angka nasional. Umur harapan hidup 67,8 ( Nasional 70,6), Angka Kematian Bayi 43,01 (Nasional 26), Angka Kematian Ibu 399,66 (Nasional 226), Gizi kurang 21,55 % (Nasional < 15%) dan Gizi buruk 4,40% (Nasional < 1 %).

Sebagian besar penyebab kematian ibu 78,0% perdarahan, 11,0% eklamsi / pre eklamsi dan 11,0 % lain-lain. Sedangkan penyebab kematian neonatal 31,0% Asiksia, 44,0% BBLR dan 25,0% lain-lain.

Upaya untuk meminimalkan penyebab kematian bayi dan ibu telah dilakukan program perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) disemua kecamatan. Menjalin kemitraan dukun bayi dengan bidan dan melakukan seluruh persalinan oleh tenaga kesehatan.

Penyakit menular di Kabupaten Sambas yaitu HIV/AIDS, Demam Berdarah, Malaria dan Filariasis. Sedangkan 6 penyakit terbesar di daerah perbatasan Sajingan dan Polah yaitu Ispa, Diare, Malaria, Demam Berdarah, Typus Abdomen dan Campak.

Untuk menanggulagi penyakit menular telah dilakukan

upaya peduli HIV/AIDS melalui

pembentukan VTC di RSUD dan puskesmas, penanganan penderita DBD, fogging masal dan abatesasi selektif di seluruh kecamatan dan gerakan PSN pada semua desa. Melakukan ELGAKA ( eleminasi kaki gajah) cakupan pengobatan masal sampai tahun 2009 mencapai 87,8%. Penyediaan air bersih melalui CWSHP berupa penanmpungan air hujan 634 buah, penampungan mata air 2 unit dan sumur bor 5 unit dan pengembangan jamban keluarga yang cakupannya mencapai 67,64%.

Sementara, sumber daya manusia kesehatan yang menjadi tulang pembangunan kesehatan masih kurang dari target rasio per 100.000 penduduk. Dokter umum 5,57 targetnya 24, Bidan 29,06 targetnya 40, Perawat 65 targetnya 158 dan Sarjana Kesehatan Masyarakat 4 targetnya 35. Untuk memberi motivasi tenaga kesehatan bekerja, Pemerintah Daerah memberi tunjangan medis Rp 1,5 juta / bulan untuk daerah perbatasan dan terpencil dan bidan/perawat Rp 750 ribu/ bulan dari APBD. Insentif dokter spesialis Rp 10 juta / bulan. Pemberian kendaraan dinas roda 2 untuk semua tenaga poskesdes dan pustu diperbatasan. Kendaraan Dinas Roda 4 untuk dokter spesialis. nPra

Menkes meletakkan batu pertama pembangunan asrama bagi siswa SMP Sajingan Besar Sambas

Penandatanganan kerjasama pemenuhan sarana kesehatan di DTPK antara Menkes dan Menteri PDT

Daerah

Mediakom No.XXIII/APRIL/2010

T

anah nan subur,

aneka pohon tumbuh menghijau. Terasa indah, ketika mata memandang. Agin semilir mendesir mengalir sepoi-sepoi menerpa dedaunan, melambai- lambai seperti memanggil. Sepanjang pantai pohon kelapa menjulang tinggi, berbaris bersama pepohonan perdu lainnya. Ia membentuk konigurasi yang serasi nan indah, membuat decak kagum para pemirsa. Rasanya ingin terus bersama, terasa berat dan tak kuasa meninggalkan.

Laut biru yang luas, airnya bening, ikan kakap menari-nari riang menyambut cerah di pagi hari. Dari kejauhan pulau-palau kecil berjajar ditengah laut tampak berwarna hijau. Berlatar langit dan laut berwarna biru. Kapal feri pengangkut penumpang, perahu nelayan dan kapal cepat hilir- mudik antar pulau. Itulah suasana Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), salah satu kabupaten dari Provinsi Maluku Utara.

Luas Wilayah Halsel 40.236,72 km² terdiri dari luas daratan

8.779,32 km² dan laut 31.484,40 km² terletak di wilayah Indonesia Timur,

dengan ibu kotanya Labuha yang terletak di desa Bacan Pulau Bacan. Pulau yang terpadat penduduknya. Secara adminitrasi, Halsel terdiri dari 249 desa, memiliki iklim tropis dan musim. Peta klimatologi hasil pencatatan Badan Meteorologi dan Geoisika, Halsel tahun 2007 menunjukan suhu rata-rata 24,85 ºC -27,70 ºC. Suhu terendah 17,6º C dan tertinggi mencapai 33,6 ºC.

Pelayanan Kesehatan

Jumlah penduduk tahun 2008 sebanyak 182.910 jiwa, 50.719 jiwa diantaranya berstatus miskin. Mereka telah mendapat pelayanan kesehatan disarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan jaringannya, rumah sakit pemerintah, melalui jaminan asuransi keluarga miskin. Di luar masyarakat miskin dijamin dengan asuransi Jamkesda.

Untuk melayani masyarakat, pemerintah daerah telah membangun 1 rumah sakit pemerintah, 27 puskesmas, 25 puskemas pembantu, 92 polindes dan 1 balai pengobatan.

Untuk menunjang pelayanan kesehatan, telah diberdayakan tenaga kesehatan dengan rincian Dokter umum 5 orang, Dokter gigi 1 orang, Perawat 186 orang, Bidan 79 orang, Analis 4 orang,

Mengunjungi

Pelayanan Kesehatan

Dalam dokumen Mediakom Edisi 23 April 2010 - [MAJALAH] (Halaman 51-54)

Dokumen terkait