• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN: PROSES KEPERAWATAN

Dalam dokumen 3-2Metodologi Nursalam EDISI 4-21 NOV (Halaman 33-39)

Model ilmu keperawatan dari adaptasi Roy memberikan pedoman kepada perawat dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan. Unsur proses keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan, intervensi, dan evaluasi seperti yang digambarkan berikut ini (Nursalam, 2008a):

Intervensi Pengkajian Diagnosis Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi Gambar 2.2 Diagram hubungan antara tahap proses keperawatan (Nursalam, 2001).

a. Pengkajian

Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu sistem adaptif yang berhubungan dengan masing-masing model adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model adaptasi secara sistematik dan holistik. Pelaksanaan pengkajian dan pencatatan pada empat model adaptif tersebut akan memberikan gambaran keadaan klien kepada tim kesehatan lainnya.

Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respons atau respons adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respons (maladaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual, dan residual yang berdampak terhadap klien. Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengidentifikasi faktor kontekstual dan residual yang sesuai. Menurut Martinez, faktor yang memengaruhi respons adaptif meliputi genetik; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, dan pola interaksi sosial; mekanisme koping dan gaya; stres fisik dan emosi; budaya; serta lingkungan fisik.

b. Perumusan Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah respons individu terhadap rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan adalah (1) berorientasi pada kebutuhan dasar manusia; (2) menggambarkan respons individu terhadap proses, kondisi dan situasi sakit; dan (3) berubah bila respons individu juga berubah (Nursalam, 2001). Unsur dalam diagnosis keperawatan meliputi problem/respons (P); etiologi (E); dan signs/symptom (S), dengan rumus diagnosis = P + E + S. Diagnosis keperawatan dan diagnosis medis mempunyai beberapa perbedaan, sebagaimana tersebut pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Perbedaan diagnosis medis dan keperawatan

DIAGNOSIS MEDIS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Fokus: faktor-faktor pengobatan penyakit 1. Fokus: respons klien, tindakan medis, dan faktor lain 2. Orientasi: keadaan patologis 2. Orientasi: kebutuhan dasar manusia (KDM) 3. Cenderung tetap mulai masuk sampai pulang 3. Berubah sesuai perubahan respons klien 4. Mengarah tindakan medis (pengobatan) yang sebagian dilimpahkan kepada perawat 4. Mengarah pada fungsi mandiri perawat 5. Diagnosis medis melengkapi diagnosis keperawatan 5. Diagnosis keperawatan melengkapi diagnosis medis

Roy mendefinisikan tiga metode untuk menyusun diagnosis keperawatan:

(1) Menggunakan tipologi diagnosis yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan dengan 4 model adaptasi (tabel masalah gangguan adaptasi). Dalam mengaplikasikan metode diagnosis ini, diagnosis pada kasus Tn. Sigit adalah “hipoksia”.

Tabel 2.3 Kriteria standar intervensi keperawatan menurut teori adaptasi (Nursalam, 2002) STANDAR TINDAKAN GANGGUAN FISIOLOGIS

1. Memenuhi kebutuhan oksigen Kriteria: a. Menyiapkan tabung oksigen dan flowmeter b. Menyiapkan homidifier berisi air c. Menyiapkan selang nasal/masker d. Memberikan penjelasan kepada klien e. Mengatur posisi klien f. Memasang slang nasal/masker g. Memerhatikan reaksi klien

2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, cairan, dan elektrolit Kriteria:

a. Menyiapkan peralatan dalam dressing car

b. Menyiapkan cairan infus/makanan/darah c. Memberikan penjelasan pada klien d. Mencocokkan jenis cairan/darah/diet makanan e. Mengatur posisi klien f. Melakukan pemasangan infus/darah/makanan g. Mengobservasi reaksi klien

3. Memenuhi kebutuhan eliminasi Kriteria: a. Menyiapkan alat pemberian huknah/gliserin/dulkolac dan peralatan pemasangan kateter b. Memerhatikan suhu cairan/ukuran kateter c. Menutup pintu dan memasang selimut d. Mengobservasi keadaan feses/urine e. Mengobservasi reaksi klien

4. Memenuhi kebutuhan aktivitas dan istirahat/tidur Kriteria:

a. Melakukan latihan gerak pada klien tidak sadar b. Melakukan mobilisasi pada klien pascaoperasi

5. Memenuhi kebutuhan integritas kulit (kebersihan dan kenyamanan fisik) Kriteria:

a. Memandikan klien yang tidak sadar/kondisinya lemah b. Mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan/kotor

c. Merapikan alat-alat klien

6. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis Kriteria:

a. Mengobservasi tanda-tanda vital sesuai kebutuhan b. Melakukan tes alergi pada pemberian obat baru

c. Mengobservasi reaksi klien

(2) Menggunakan pernyataan dari perilaku yang tampak dan berpengaruh terhadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode diagnosis ini maka diagnosisnya adalah “nyeri dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas.”

Tabel 2.3

Kriteria standar intervensi keperawatan menurut teori adaptasi (Nursalam, 2002), (lanjutan). STANDAR TINDAKAN GANGGUAN KONSEP DIRI (PSIKIS)

Memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual Kriteria: 1. Melaksanakan orientasi pada klien baru 2. Memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan 3. Memberikan penjelasan dengan bahasa sederhana 4. Memerhatikan setiap keluhan klien 5. Memotivasi klien untuk berdoa 6. Membantu klien beribadah 7. Memerhatikan pesan-pesan klien

STANDAR TINDAKAN PADA GANGGUAN PERAN (SOSIAL)

1. Meyakinkan klien bahwa dia adalah tetap sebagai individu yang berguna bagi kelu-arga dan masyarakat 2. Mendukung upaya kegiatan atau kreativitas klien 3. Melibatkan klien dalam setiap kegiatan terutama dalam pengobatan pada dirinya 4. Melibatkan klien dalam setiap mengambil keputusan menyangkut diri klien 5. Bersifat terbuka dan komunikatif kepada klien 6. Mengizinkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien 7. Perawat dan keluarga selalu memberikan pujian atas sikap klien yang positif dalam perawatan 8. Perawat dan keluarga selalu bersikap halus dan menerima jika ada sikap klien yang negatif STANDAR TINDAKAN PADA GANGGUAN INTERDEPENDENCE (KETERGANTUNGAN) 1. Membantu klien memenuhi kebutuhan makan dan minum 2. Membantu klien memenuhi kebutuhan eliminasi (urine dan alvi) 3. Membantu klien memenuhi kebutuhan kebersihan diri (mandi) 4. Membantu klien berhias atau berdandan

(3) Berhubungan dengan stimulus yang sama. Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada saat ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosis yang sesuai adalah “Kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (miokardial) untuk bekerja saat cuaca yang panas”.

c. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien.

Tujuan intervensi keperawatan adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan

penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, dan reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual.

Pengembangan kriteria standar intervensi keperawatan menurut adaptasi akan digunakan oleh peneliti sebagai instrumen untuk mengukur kinerja perawat dalam menerapkan teori adaptasi pada asuhan keperawatan anak.

d. Evaluasi

Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2011. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Alligood, MR, & Tomey, AM, 2006, Nursing Theorists and Their Work, 7th ed. St. Louis, Missouri: Mosby.

Chitty, K.K. 1997. Professional Nursing. Concepts & Challenges. 2nd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Nursalam & Kurniawati, ND. 2007. Asuhan Keperawatan Pasien Terinfeksi HIV / AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

. 2008a. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktis. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Polit DF & Back, CT. 2012. Nursing Research. Generating and Assessing Evidence for Nursing Practice. 9th ed. Philadelphia: JB. Lippincott.

Putera, S.T. 2010. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair.

Soeparmo HA. (1984) Struktur Keilmuan dan Teori Ilmu Pengetahuan Alam. Surabaya: Airlangga University Press.

MAsALAH PENELITIAN DAN

Dalam dokumen 3-2Metodologi Nursalam EDISI 4-21 NOV (Halaman 33-39)