• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mendasari Perumusan Masalah

Dalam dokumen 3-2Metodologi Nursalam EDISI 4-21 NOV (Halaman 45-48)

Penyusunan rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada pemahaman yang dimiliki peneliti tentang masalah yang ada dan berkembang saat itu. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti meliputi faktor-faktor tersebut di bawah ini;

a. Mendefinisikan permasalahan/topik (fakta empiris—induktif)

Seorang peneliti biasanya memulai pencarian topik secara umum, misalnya asuhan keperawatan (askep) klien dengan nyeri, pola komunikasi keluarga pada perawatan klien lanjut usia (lansia), atau asuhan keperawatan klien dengan inkontinensia urine? Kemudian timbul suatu pertanyaan: Mengapa perlu dilakukan tindakan? Apa yang akan terjadi seandainya diberikan tindakan? atau Ciri-ciri khas apakah yang ada hubungannya dengan masalah tersebut?

b. Mulai mencari sumber kepustakaan (kajian teori—deduksi)

Kepustakaan dapat memberikan gambaran kepada seorang peneliti pemula terhadap suatu topik yang diminati. Dengan melakukan kajian masalah, peneliti akan mampu mengidentifikasi apa yang sudah diketahui dan belum diketahui pada suatu topik. Perbedaan pendapat akan membantu penentuan permasalahan di masa mendatang.

Teori merupakan sumber yang sangat penting dalam mendapatkan suatu permasalahan karena disusun berdasarkan ide atau gambaran situasi sekarang dan bersifat nyata serta telah dilakukan suatu pengujian mengenai kebenarannya. Permasalahan/topik dapat disusun untuk menjelaskan tentang konsep, misalnya teori perawatan diri dari Orem.

Replikasi meliputi suatu prosedur atau pengulangan riset untuk menentukan apakah hasil penemuan akan sama atau berbeda. Beberapa peneliti melakukan replikasi pada penelitiannya karena mereka setuju dengan penemuan tersebut dan ingin menguji apa yang akan terjadi jika penelitian tersebut dilaksanakan pada desain, tempat, dan subjek yang berbeda.

Berikut ini adalah contoh penyusunan rumusan masalah berdasarkan kajian teori, dimulai adanya suatu ide/pendapat yang ada pada pikiran peneliti.

c. Interaksi antarteman sejawat atau anggota tim

Interaksi dengan peneliti atau anggota tim sangat bermanfaat untuk menentukan permasalahan penelitian. Seorang peneliti yang berpengalaman memberikan pengalamannya kepada pemula ataupun seorang dosen memberikan pengalaman

Gambar 3.3 Alur perumusan masalah penelitian keperawatan (Nursalam, 2000)

Ide (masalah – empiris )

Keterlambatan pembukan KALA I pada wanita in partu

Brainstorming

Faktor apakah yang menyebabkan keterlambatan tersebut?

Kajian masalah (kepustakaan)

Berdasarkan literatur, terdapat lima faktor penyebab keterlambatan pembukaan Kala I pada wanita in partu yang telah diidentifikasi sebagai suatu stresor. Faktor tersebut adalah kekuatan

mengejan (power), anatomi jalan lahir (passage), berat bayi (passenger), kejiwaan (psyche), dan provider (?). Namun belum ada penelitian mengenai faktor-faktor tersebut, kecuali faktor

kejiwaan, khususnya pendampingan suami terhadap percepatan pembukaan Kala I.

Identifikasi: potensial variabel

Kecemasan Kekuatan mengejan

Usia ibu

Paritas (melahirkan dengan selamat) Status sosial ekonomi Tipe dukungan keluarga-suami

Stres psikologis Waktu masuk rumah sakit

Rumusan masalah

Apakah ada pengaruh pendampingan suami terhadap percepatan pembukaan KALA I persalinan? Tujuan Menjelaskan pengaruh pendampingan suami terhadap percepatan perubahan KALA I persalinan Judul Pengaruh pendampingan suami terhadap percepatan pembukaan KALA I

Kelompok ilmu keperawatan: anak, maternitas, dll Seleksi kasus: G. E, natal, dll Masalah keperawatan 1 2 3 P – E 4 5 6

kepada mahasiswanya dalam menyeleksi dan menyusun suatu permasalahan. Jika memungkinkan, seorang mahasiswa melakukan penelitian pada topik yang sama dengan dosennya. Dosen dapat memberikan keahliannya berhubungan dengan program penelitian dan mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuannya pada topik tertentu (Polit & Back, 2012). Tipe hubungan ini bisa dikembangkan antara ahli peneliti dengan perawat di rumah sakit ataupun klinik.

d. Layak dijabarkan (feasibility)

Kelayakan suatu penelitian untuk dilakukan ditentukan oleh berbagai pertimbangan, yaitu (1) waktu; (2) dana; (3) keahlian peneliti; (4) tersedianya responsden; (5) fasilitas dan alat; (6) kerja sama dengan tim lain; dan (7) pertimbangan etika (Nursalam, 2008).

1) Waktu

Suatu penelitian sering kali memerlukan waktu yang lebih lama dari yang telah ditentukan, sehingga menjadi kendala bagi semua peneliti terutama peneliti pemula untuk memperkirakan waktu yang diperlukan. Pertimbangan perkiraan penentuan waktu dapat ditentukan oleh berbagai faktor:

a. Tipe responsden yang diperlukan

b. Jumlah dan kompleksnya variabel yang akan digunakan

c. Metode pengukuran variabel (apakah instrumen sudah tersedia ataukah harus mengembangkan sendiri)

d. Metode pengumpulan data e. Proses analisis data

Seorang peneliti sering memperkirakan waktu yang diperlukan tiap selesainya tahap proses penelitian.

2) Dana

Perumusan masalah dan tujuan yang dipilih sangat dipengaruhi oleh alokasi dana yang tersedia. Potensial sumber dana harus dipertimbangkan pada saat penyusunan masalah atau tujuan. Untuk memperkirakan dana yang diperlukan, beberapa pertanyaan berikut ini perlu dipertimbangkan:

a. Literatur: Apakah akan diperlukan komputer, fotokopi artikel, atau pembelian buku?

b. Subjek: Apakah subjek/responsden perlu diberi biaya dalam partisipasinya? c. Peralatan: Alat-alat apakah yang diperlukan untuk penelitian? Apakah alat-alat

tersebut bisa diperoleh dengan cara meminjam, menyewa, membeli, ataukah disediakan oleh donatur? Apakah bisa menggunakan alat-alat yang tersedia, ataukah perlu membangun/membuat sendiri? Berapakah biaya untuk pengukuran instrumen?

d. Personel: Apakah asisten/konsultan perlu diberikan biaya pengetikan dan analisis data?

e. Komputer: Apakah pemakaian komputer diperlukan saat menganalisis data? Jika ya, berapa biaya yang diperlukan?

f. Transportasi: Berapa biaya transportasi untuk melakukan penelitian dan menyajikan hasil?

g. Pendukung: Apakah akan diperlukan alat-alat seperti amplop, prangko, pena, kertas, dan fotokopi? Apakah perlu biaya telpon untuk jarak jauh (interlokal)?

3) Keahlian peneliti

Permasalahan/topik dan tujuan penelitian harus diseleksi berdasarkan kemampuan peneliti. Hal ini biasanya menuntut seorang peneliti untuk memahami suatu proses penelitian baru kemudian melakukan penelitian berdasarkan pengalamannya. Memilih permasalahan yang sulit dan kompleks akan mengakibatkan frustrasi bagi peneliti pemula.

4) Ketersediaan Responsden

Dalam menentukan suatu tujuan penelitian, yang perlu dipertimbangkan adalah tipe dan jumlah responsden yang diperlukan. Sampel biasanya sulit jika penelitian meliputi populasi yang unik dan jarang. Misalnya quadriplegic yang hidup sendirian. Semakin spesifik suatu populasi, semakin sulit mendapatkannya. Dana dan waktu yang tersedia akan berakibat terhadap responsden yang dipilih. Dengan keterbatasan waktu dan dana, seorang peneliti perlu menentukan responsden yang tersedia yang tidak memerlukan biaya (upah).

5) Ketersediaan fasilitas dan peralatan

Peneliti perlu mempertimbangkan apakah riset memerlukan fasilitas tertentu. Apakah ruangan khusus diperlukan untuk program pendidikan, wawancara, atau observasi? Jika riset dilaksanakan di rumah sakit, klinik, atau sekolah perawat, apakah diperlukan seorang agen? Tindakan atau tes di laboratorium akan sangat mahal dan mungkin membutuhkan dana dari sumber lain. Riset perawatan biasanya dilaksanakan di rumah sakit, klinik, rumah klien, dan tempat lainnya.

6) Kerja sama dengan tim lain

Suatu penelitian tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa kerja sama dengan tim yang lain. Hampir semua riset keperawatan melibatkan subjek manusia dan dilaksanakan di rumah sakit, klinik, sekolah perawat, kantor, atau rumah. Adanya hubungan yang baik dengan individu di tempat penelitian akan sangat membantu. Orang sering berharap dapat terlibat dalam suatu penelitian jika permasalahan dan tujuan penelitian ada hubungannya dengan permasalahan yang ada atau mereka tertarik secara individu terhadap permasalahannya. Misalnya seorang perawat di rumah sakit mungkin tertarik dengan penelitian yang ada hubungannya dengan efektivitas penggunaan biaya institusi terhadap program kesejahteraan perawat.

7) Pertimbangan etika

Tujuan suatu penelitian harus etis, dalam arti hak responsden dan yang lainnya dilindungi. Jika suatu tujuan penelitian akan berakibat jelek terhadap hak reponden, maka penelitian tersebut harus dievaluasi ulang dan mungkin harus dihindari.

Dalam dokumen 3-2Metodologi Nursalam EDISI 4-21 NOV (Halaman 45-48)