• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Ruang Dalam Bangunan (Interior)

Dalam dokumen PUSAT PERFILMAN di SURABAYA. (Halaman 89-108)

BAB VI. APLIKASI PERANCANGAN

6.5. Aplikasi Ruang Dalam Bangunan (Interior)

Ruang dalam pada Pusat Perfilman di Surabaya ini dibuat seefisien mungkin dengan kebutuhan aktivitas pengguna dan tetap terasa nyaman.

Pada ruang studio zone, dinding dilapisi dengan peredam suara, sedangkan pada plafonnya diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan akustik ruang sebuah auditorium.

Gambar 6.10. Interior Lounge Drama dan Store (Sumber : Berkas Tugas Akhir, 2010)

Gambar 6. 8. Interior Studio Zone (Sumber : Berkas Tugas Akhir, 2010)

Gambar 6.9. Interior Lounge Horor dan Cafe (Sumber : Berkas Tugas Akhir, 2010)

PENUTUP

Dengan berakhirnya penyusunan laporan tugas akhir Pusat Perfilman di Surabaya ini diharapkan segala tujuan dan sasaran dari penyusunan laporan ini dapat tercapai dan terlaksana dengan baik dan lancar.

Karena keterbatasan waktu dan data-data yang penyusun terima di dalam proses penyusunan laporan tugas akhir, maka mohon segala kritik dan saran dari bapak dan ibu dosen jurusan Teknik Arsitektur dan pembaca akan sangat diharapkan demi tercapainya suatu hasil yang baik didalam pengerjaan laporan Tugas Akhir ini.

Demikian laporan Tugas Akhir ini telah tersusun, diharapkan nantinya dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat serta dapat digunakan dengan sebaik-baiknya. Apabila terdapat kata-kata maupun penggunaan bahasa yang kurang tepat, selaku penyusun mohon maaf yang sebesarnya sekian saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Dolle, Leslie L, Terjemahan : Akustik Lingkungan, Penerbit : Erlangga,1990

Ernest Neufert, Data Arsitek jilid 1 dan 2, penerbit : Erlangga

Patricia Tutt, New Metric Handbook, The Architectural Press, London,1976

Poerwadarminto W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : P.N. Balai Pustaka, 1976

Sudrajat, phD., MSA.,Jr. Iwan, Dekonstruksi dalam Arsitektur, 1995

Y.B. Mangunwijaya, Pengantar Fisika Bangunan, 1989

Laporan Akhir RDTRK Unit Pengembangan Satelit, 2008

Lord and Templeton second edition. Detailing for Acoustics

Indonesia Design.Volume 4. No 20.2007 / Blitz Megaplex Bandung

www.budpar.go.id/ Industri Perfilman Menjadi Industri www.wikipedia.com/bioskop21.

Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com/ Galeri Tempo Doeloe, Potensi Wisata Sejarah Perfilman Nasional

www.Surabayatourism.com

www.ebizzasia.com/MPX Grande

LAMPIRAN PERSPEKTIF INTERIOR

Desain Kursi Penonton

LAMPIRAN PERSPEKTIF INTERIOR

Studio Zone Drama

LAMPIRAN PERSPEKTIF INTERIOR

Lounge Horor

Store

BERITA ACARA UJIAN LISAN

Nama Mahasiswa

: Febrian Haryono

NPM

: 0651010045

Jurusan

: Teknik Arsitektur

Hari / Tanggal

: Senin, 2 Agustus 2010

Jam

: 12.30 – 14.00 WIB

Tempat

: Ruang Sidang

Moderator

: Ir. Pancawati Dewi, MT

Penguji I

: Heru Subiyantoro, ST,MT

Penguji II

: Ir. Eva Elviana, MT

Penguji III

: Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT.

Notulen

: Lusy Larasati ( 0651010048 )

Heru Subiyantoro, ST, MT:

Tanya : Saya tertarik dengan ide anda, Dekonstruksi...Tapi saya juga belum memahami

konsep anda yang Difference...Tolong saya diberikan penjelasan tentang konsep

anda tadi secara rinci...

Jawab : Untuk Hierarki Rieversal, merupakan konsep memutar balik alur yang biasa

terjadi di bioskop-bioskop Surabaya...

Tanya : Sebentar, acuannya apa anda mengambil konsep tersebut?

Jawab : Deridian pak.

Tanya : Deridian yang mana? Alur yang anda maksud alur apa?

Jawab : Buku literatur dari Iwan Sudrajat ” Dekosntruksi dalam Arsitektur”, di buku ini,

beliau mengutip pembahasan mengenai Dekonstruksi oleh Michael Benedikt.

Tanya : Kemudian sebutkan metoda Derkonstruksi Michael Benedikt...

Jawab : Hierarki Rieversal mengenai hubungan sebab-akibat, mengubah alur sirkulasi ;

Difference mengenai sesuatu yang berbeda, diantara; dan Diferal, sesuatu yang

tidak terselesaikan...

Tanya : Jadi ada proses analisa anda juga ya, dan saya lihat dari gambar anda ini

sepertinya tanggung, karena dekonstruksi anda masih mengikuti ranah yang ada.

Jawab : Terima kasih sarannya pak, orang dan perspektif saya buat seproporsional

mungkin...

Tanya : Oke, saya lalui. Sekarang saya melihat gambar anda yang dekonstruksi itu tidak

match dengan tampilannya, jadi terkesan tempelan. Anda mengikuti karakter

dekonstruksi tidak masalah, karena tampak depan sudah oke dekonstruksinya,

tetapi tampak samping masih tidak terlihat dekosn nya, efek ruangnya masih

belum maksimal muncul.

Jawab : ( tersenyum ) Terima kasih pak masukannya.

Saran : Ketika anda memuat proyek ini ada kaitannya dengan kondisi saat ini? Karena

sekarang teknologi sudah canggih, film bisa dibeli berupa DVD, Home theatre

juga sudah tersedia di pasaran... Kemudian, konsep yang memutar balik tadi, bisa

saja anda buat lebih ekstrim, misalnya bioskop sekarang menumpang pada Mal,

sekarang anda balik saja kan bisa... Lalu anda harus membatasi konsep dekons

yang anda buat agar tidak terlau luas dan bias.

Jawab : Terima kasih sarannya bapak.

Ir. Eva Elviana, MT:

Tanya : Awalnya saya melihat judul anda itu seperti gedung film yang ada di Jakarta,

seperti Gedung Ismail Marzuki, ada bengkel pembuatan filmnya. Lalu konsep

anda mengenai sirkulasi yang dibalik bagaimana?

Jawab : Jika bioskop di Mal, orang datang/ masuk dihadapkan dengan Loby dan tiketing,

Kemudian orang masuk ke ruang Studio, dan setelah itu keluar melalui lorong-

Lorong menuju pintu exit; sedangkan disini, orang pertama kali datang

dihadapkan dengan entrance lorong, dari pintu utama, sedangkan dari basement

dihadapkan dengan Jembatan penghubung yang dianngap sebagai lorong,

kemudian membeli tiket, masuk ruang studio melaui lounge yang melorong, dan

pintu exit di bawah telah berada di level 1 dan dihadapkan dengan ruang luar,

disinilah letak alur sirkulasi yang berbeda dari biasanya.

Tanya : Terus kalau apresiasi perfilman itu seperti apa?

Jawab : Disini ada Studio VIP yang digunakan untuk menyelenggarakan premiere film

perdana, menonton bersama, kemudian ada stage jumpa pers, dan lounge ruang

luar ini untuk berdiskusi setelah menonton.

Jawab : Tidak ibu, namun berada di level 1 area tengah ini ( menunjuk gambar ).

Tanya : Berarti fungsi ruang itu tidak ada bedanya dengan ruang-ruang lain? Tuntutan

ruang luar dan dalam yang lebih dominan menurut kamu yang mana? Karena

proyekmu ini adalah pusat Cineplex.

Jawab : Tentu saja ruang dalamnya ibu, ruang studionya...

Tanya : Jadi ruang dalamnya ya? Lalu untuk tema dekons, kamu lebih eksplore ke ruang

dalam/ luar/ tampilan?

Jawab : Eksplore ke seluruh bagian ibu, dengan metoda rancang dekons yang ada, ruang

Studio jika pada umumnya berbentuk persegi, disini berbentuk kipas, kesan

’diference’, juga menghasilkan akustik yang baik, untuk tampilan adanya

permainan elemen transparan, masif, terbuka, tertutup...

Tanya : Apa itu sudah sesuai dengan dekons?

Jawab : Iya ibu...

Tanya : Oke. Lalu untuk tema dekons apa menguntungkan untuk proyek ini?

Jawab : Saya rasa menguntungkan saja bu, karena dekons disini tidak terlalu ekstrim...

Tanya : Oke. Untuk kaca tranpran area lantai atas depan itu runang apa?

Jawab : Ini Store bu ( menunjuk gambar ).

Tanya : Terlihat pada potongan ?

Jawab : Iya ibu, disini ( menunjuk gambar ).

Tanya : Plafonnya mana?

Jawab : Tanpa plafon ibu, karena pada level 3 ini saya mengekspos rangka atapnya.

Tanya : Penghwaanya apa?

Jawab : Buatan ibu, AC Central

Tanya : Dukting ada dimana?

Jawab : Disisi belakang gedung ibu pada tiap level ( menunjuk gambar ).

Tanya : Saluran air hujan pada atap anda bagaimana penyelesaiannya?

Jawab : Disini terdapat dua shaft saluran air hujan pada pertemuan atap di sisi yang datar

yang disalurkan kebawah nantinya.

Tanya : Gambar Site anda, berapa jarak antar shaft yang anda sebut tadi?

Jawab : Sekitar 24 meter ibu.

Tanya : Apa cukup mampu air hujannya menampung di dua shaft anda?

Jawab : Menurut saya cukup ibu, karena ada dua shaft didalamnya masing- masing

terdapat dua saluran...

Tanya : Sistem strukturnya apa?

Jawab : Rangka ibu.

Tanya : Kolom dan Balok?

Jawab : Iya ibu ( menunjuk gambar )

Tanya : Jarak antar kolom berapa?

Jawab : 8 meter ibu.

Tanya : Saya tidak melihat adanya balok anak

Jawab : Iya ibu, semestinya ada, akan saya revisi, terima kasih bu.

Tanya : Atap lantai 3 itu bagaimana?

Jawab : Ini ibu.

Tanya : Notasinya memiliki ketebalan yang sama semua? Terus tampak depan oke, tapi

tampak sampingmu terlihat flat, semestinya dari view mana saja harus terlihat

dekonstruksi... Kemudian untuk lokasi site mu posisi Go-ci kurang jelas, terus

peta garismu ini ada kounturnya, di gambarmu?

Jawab : Tidak ada ibu, karena ketinggian kountur tidak terlalu ekstrim.

Tanya : Coba cek lagi MEE pada gedungmu ini. Termasuk tangga darurat yang hanya satu

saya perhatikan...

Jawab : Baik ibu...

Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT:

Tanya : Maksud judul anda ini jika Pusat Perfilman tidak relevan dengan proyekmu, coba

jelaskan...

Jawab : Disini yang dimaksud perfilman adalah orang datang untuk menyaksikan sebuah

film yang diputar di suatu layar yang besar, jadi perfilman yang seperti ini yang

dimaksud, bukan sekolah film ( sinematografi ).

Tanya : Lalu tema ’difference cinema’ bagaimana?

Jawab : Disini saya berusaha menghadirkan sebuah gedung bisokop yang tampil berbeda

dengan bioskop yang telah ada di Surabaya.

Tanya : Dari segi differnce bagian mana?

Jawab : Alur masuk yang berbeda, bentuk Studio, susasana ruang dan adanya wadah untuk

memutar film perdana, diskusi dan jumpa pers.

Tanya : Hanya itu saja? Jika anda ingin menampilkan gedung bioskop yang benar-benar

berbeda, anda harus mengetahui dulu karakteristik gedung bisokop di dunia

seperti apa? Jadi ruang bisokop anda masih terkesan sama dengan bioskop yang

ada di Mal-mal. Kemudian, pengertian dekons menurut anda itu apa? Selain arti

dekons menurut tokoh-tokoh yang anda telah ketahui?

Jawab : Dekonstruksi memiliki pola berpikir yang berbeda dengan pencapaian iden

bangunan lain.

Tanya : Tampilan bangunan anda dengan lingkungan bagaimana?

Jawab :Disini dominan warna bangunan adalah monokrom coklat-cream, agar

menghasilkan suasana yang berbeda dengan bangunan sekitar, seperti Go-Ci yang

berwarna-warni...

Tanya : Warna kaca kenapa biru? Monokrom?

Jawab : Iya ibu, ini hanya warna notasi kaca, biru.

Tanya : Seberapa penting anda memainkan atap anda yang tidak teratur tersebut dengan

interiornya?

Jawab : Saya mengekspose ruang pada level 3 ibu, sehingga struktur rangka atap tetap

terlihat.

Tanya : Aplikasi dekons anda semestinya bisa lebih banyak digali. Kemudian menurut

anda apakah desain yang anda buat ini sudah maksimal?

Jawab : Saya rasa sudah ibu, melaui proses belajar, saya harap ini desain yang terbaik,

dengan metoda dekons yang saya pakai. Terima kasih sarannya ibu.

Dalam dokumen PUSAT PERFILMAN di SURABAYA. (Halaman 89-108)

Dokumen terkait