• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan dan Strategi RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2015-2019

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, DAN STRATEGI

3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

3.1.1 Arah Kebijakan dan Strategi RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2015-2019

berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pembangunan nasional Indonesia dijabarkan dalam perencanaan jangka panjang (20 tahun) dan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun perencanaan pembangunan dalam tahapan-tahapan jangka menengah (5 tahun). Pembangunan nasional jangka panjang dijabarkan dalam Undang-undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode jangka menengah atau disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program selama lima tahun kedepan.

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional disusun sebagai penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

43

RPJM Nasional memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Tahun 2015-2019 merupakan tahapan pembangunan nasional ketiga yang ditetapkan melalui Presiden Republik Indonesia nomor 2 tahun 2015.

Visi pembangunan nasional tahun 2005 – 2025 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 adalah “INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”. Dalam mewujudkan visi tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional, yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

3. Mewujudkan masyarakat demokratis yang berlandaskan hukum; 4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu;

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan; 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional; dan

8. Mewujudkan Indonesia yang berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Visi misi pembangunan nasional tersebut bertujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju, mandiri dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri, adil dan makmur pembangunan nasional dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran – sasaran pokok.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

44

Dalam keterkaitan dengan pengembangan wilayah, arah pembangunan nasional adalah mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah – wilayah strategis dan cepat tumbuh khususnya pada wilayah – wilayah yang pertumbuhan ekonominya rendah. Percepatan pengembangan wilayah ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata rantai proses industri dan distribusi. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pengembangan produk unggulan daerah, serta mendorong terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan kerja sama antarsektor, antar pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha dan investasi di daerah.

Gambar 3.1 Pentahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005 - 2025

Sumber: UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 - 2025

Dalam pembangunan jangka menengah ketiga (tahun 2015 – 2019), prioritas utama dan strategi pembangunan nasional ditujukan untuk lebih memantapkan memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

45

kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK. Sementara itu, visi yang ingin dicapai pada tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-royong”. Untuk mewujudkan visi tersebut dilakukan melalui 7 (tujuh) misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritime, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan Negara hukum;

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim;

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional;

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam pembangunan jangka menengah ketiga tersebut, pembangunan Indonesia pada tahan ke-III tahun 2015-2019 dijabarkan melalui visi, misi, agenda strategis dan agenda prioritas pembangunan. Sesuai dengan agenda pembangunan nasional tersebut, tugas dan fungsi BPWS dalam mempercepat pengembangan wilayah Suramadu, maka fokus kebijakan dan strategi BPWS diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran 3 (tiga) agenda prioritas, antara lain agenda ke-3, ke-6 dan ke-7.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

46

AGENDA 3 : Membangun Indonesia Dari Pinggiran Dengan Memperkuat Daerah-Daerah Dan Desa Dalam Kerangka Negara Kesatuan

a) Pengembangan daerah tertinggal, difokuskan pada :

1. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan, sehingga terbangun kemitraan dengan banyak pihak;

2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik;

3. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah tertinggal dan pusat pertumbuhan.

b) Pembangunan desa dan kawasan pedesaan, difokuskan pada pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota dengan strategi :

1. Mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi pariwisata;

2. Meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah;

3. Mengembangkan kerjasama antar desa, antar daerah, dan antar pemerintah-swasta termasuk kerjasama pengelolaan BUMDesa;

4. Membangun sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan;

5. Mengembangkan komunitas teknologi informasi dan komunikasi bagi petani untuk berinteraksi dengan pelaku ekonomi lainnya dalam kegiatan produksi panen, penjualan, distribusi, dan lain-lain.

c) Pengembangan kawasan strategis, melalui percepatan pengembangan pusat - pusat pertumbuhan ekonomi wilayah dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur. Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah akan mengembangkan potensi dan keunggulannya, melalui pengembangan industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisata.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

47

1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah dengan mengembangan pusat-pusat

pertumbuhan yang mempunyai nilai tambah tinggi dan menciptakan banyak kesempatan kerja serta melalui percepatan pembangunan ekonomi nasional berbasis maritim (kelautan) di kawasan pesisir.

2. Percepatan pembangunan konektivitas/infrastruktur di wilayah pertumbuhan, antar wilayah pertumbuhan serta antar wilayah koridor ekonomi atau antar pulau melalui percepatan pembangunan infrastruktur pelabuhan, kereta api, bandara, jalan, informasi dan telekomunikasi, serta pasokan energi. Tujuan penguatan konektivitas adalah untuk (a) menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan melalui inter-modal supply chained system; (b) memperluas pertumbuhan ekonomi dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland); (c) menyebarkan manfaat pembangunan secara luas melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan.

3. Peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK, melalui penyediaan SDM yang memiliki kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan industri di masing-masing pusat-pusat pertumbuhan di daerah.

4. Peningkatan keterkaitan kota-desa bertujuan menghubungkan keterkaitan fungsional antara pasar dan kawasan produksi. Kebijakan tersebut dijabarkan melalui strategi sebagai berikut:

 Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil, antara kota kecil dan desa, serta antar pulau dengan: (a) mempercepat pembangunan sistem, sarana dan prasarana transportasiyang terintegrasi antara laut, darat, dan udara untuk memperlancar arus barang, jasa, penduduk, dan modal; (b) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran informasi antar wilayah; (c) mempercepat pemenuhan suplai energi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan industri.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

48

 Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya kawasan agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi.

 Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi kepada keterkaitan kota-desa dengan: (a) mengembangkan sistem perdagangan antar daerah yang efisien; (b) Meningkatkan peran Pelayanan Terpadu Satu Pintu di daerah; (c) mengembangkan kerjasama antardaerah khususnya di luar Jawa-Bali dan kerjasama pemerintah-swasta; (d) mengembangkan forum dialog antar stakeholder yang mendorong perwujudan kerjasama; (e) mengembangkan pendidikan kejuruan untuk memperkuat kemampuan inovasi, dan kreatifitas local.

5. Penanggulangan kemiskinan dengan strategi menguatkan konektivitas lokasi pedesaan dengan pembangunan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi di pedesaan yang dapat menghubungkan lokasi-lokasi produksi usaha mikro dan kecil kepada pusat ekonomi terdekat.

AGENDA 6 : Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan Daya Saing Di Pasar Internasional a) Membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan

1. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung sistem logistik nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka pendukung kerjasama regional dan global melalui pengembangan pelabuhan-pelabuhan berkapasitas tinggi yang ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun short sea shipping/coastal shipping pada jalur logistic nasional yang diintegrasikan dengan moda kereta api dan jalan raya.

2. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi, seperti pembangunan jalan provinsi, kabupaten/kota dan jalan non status yang menghubungkan kawasan-kawasan

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

49

strategis dan pusat-pusat pertumbuhan di daerah, berikut fasilitas keselamatan dan keamanan transportasi, serta sarana transportasi yang disesuaikan dengan karakteristik daerah.

3. Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi melalui pembangunan dan peningkatan prasarana transportasi yang mendukung pengembangan industri dan pariwisata nasional sesuai dengan Rencana Induk Pengembangkan Industri Nasional (RIPIN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), serta stimulasi pengembangan kawasan dan penguatan konektivitas regional di wilayah Surabaya-Madura (Suramadu).

b) Akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui :

1. Peningkatan agroindustri, hasil hutan dan kayu, perikanan, dan hasil tambang 2. Akselerasi pertumbuhan industri manufaktur

3. Akselerasi pertumbuhan pariwisata

4. Akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif, serta 5. Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi

Agenda 7 : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakkan Sektor-Sektor Strategis Ekonomi Domestik

a) Peningkatan Kedaulatan Pangan melalui :

1. Peningkatan kapasitas produksi padi dalam negeri 2. Peningkatan produksi bahan pangan lainnya 3. Peningkatan produksi perikanan, dan 4. Peningkatan layanan jaringan irigasi. b) Peningkatan Ketahanan Air melalui :

1. Pemeliharaan dan pemulihan sumber air dan ekosistemnya 2. Pemenuhan kebutuhan dan jaminan kualitas air bagi masyarakat

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

50

c) Peningkatan Kedaulatan Energi diantaranya melalui peningkatan aksesibilitas energi di wilalyah pulau-pulau dan desa terpencil.

d) Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan melalui : 1. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan

2. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan peran SDM dan IPTEK kelautan

3. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir

Selain dukungan terhadap ketiga agenda prioritas tersebut, percepatan pengembangan Wilayah Suramadu juga bertujuan untuk mendukung arah kebijakan/strategi pembangunan bidang dan pengembangan wilayah Jawa - Bali, yang meliputi :

AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)

3. KAMI AKAN MEMBANGUN INDONESIA

DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH – DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN

6. KAMI AKAN MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA SAING DI PASAR INTERNASIONAL

7. KAMI AKAN MEWUJUDKAN

KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN MENGGERAKKAN SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK

A G E N D A S T R A T E G I S P R I O R I T A S

1. MENGHADIRKAN NEGARA UNTUK MEINDUNGI SEGENAP BANGSA DAN MEMBERIKAN RASA AMAN PADA SELURUH WARGA NEGARA

2. MEMBUAT PEMERINTAH TIDAK ABSEN DENGAN MEMBANGUN TATA KELOLA PEMERINTAH YANG BERSIH, EFEKTIF, DEMOKRATIS DAN TERPERCAYA

3. MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN

4. MENOLAK NEGARA LEMAH DENGAN MELAKUKAN REFORMASI SISTEM DAN PENEGAKAN HUKUM YANG BEBAS KORUPSI, BERMARTABAT DAN TERPERCAYA

5. MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA INDONESIA

6. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA SAING DI PASAR INTERNASIONAL 7. MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN MENGGERAKKAN SEKTOR-SEKTOR

STRTAEGIS EKONOMI DOMESTIK

8. MELAKUKAN REVOLUSI KARAKTER BANGSA

9. MEMPERTEGUH KE-BHINEKA-AN DAN MEMPERKUAT RESTORASI SOSIAL INDONESIA

BPWS MENDUKUNG

AGENDA 3, 6 DAN 7

AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) 3. KAMI AKAN MEMBANGUN INDONESIA

DARI PINGGIRAN DENGAN

MEMPERKUAT DAERAH – DAERAH DAN

DESA DALAM KERANGKA NEGARA

KESATUAN

6. KAMI AKAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN

DAYA SAING DI PASAR

INTERNASIONAL

7. KAMI AKAN MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN

MENGGERAKKAN SEKTOR-SEKTOR

STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK

AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)

3. KAMI AKAN MEMBANGUN INDONESIA

DARI PINGGIRAN DENGAN MEMPERKUAT DAERAH – DAERAH DAN DESA DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN

6. KAMI AKAN MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS RAKYAT DAN DAYA SAING DI PASAR INTERNASIONAL

7. KAMI AKAN MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI DENGAN MENGGERAKKAN SEKTOR-SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

51

I. Pembangunan Bidang Ekonomi

a) Industri melalui strategi penumpuhan populasi industry serta peningkatan daya saing dan produktivitas

b) UMKM dan koperasi melalui strategi pembangunan peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran

c) Pariwisata melalui strategi pemasaran pariwisata nasional, pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan industri pariwisata utamanya peningkatan partisipasi usaha lokal serta meningkatkan keragaman/daya saing produk/jasa pariwisata d) Penguatan investasi melalui strategi peningkatan efektivitas dan upaya promosi

investasi serta pengembangan investasi lokal

e) Tenaga kerja melalui strategi meningkatkan akses angkatan kerja kepada sumber daya produktif serta mendorong pengembangan ekonomi pedesaan,

II. Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang

a) Pembangunan desa dan kawasan pedesaan melalui strategi pembangunan sumber daya manusia, pengembangan ekonomi kawasan pedesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota.

b) Kawasan strategi melalui kebijakan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya dengan meningkatkan produktivitas dan hilirasi komoditas unggulan yang terintegrasi dengan kawasan di sekitarnya, memberikan fasilitasi pengembangan industri-industri pengolahan komoditas unggulan di kawasan; meningkatkan konektivitas antarwilayah sekitarnya (desa, daerah tertinggal, dan perbatasan) menuju pusat-pusat pertumbuhan lainnya; mempercepat penyediaan infrastruktur yang mendukung pengembangan kawasan; serta meningkatkan kemampuan pengelolaan kawasan di wilayah belakangnya secara profesional.

c) Daerah tertinggal melalui strategi pengembangan mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal dalam rangka meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik (bioregion) dan produk unggulan daerah, posisi strategis, dan

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

52

keterkaitan antarkawasan yang meliputi aspek infrastruktur manajemen usaha, akses permodalan, inovasi, dan pemasaran; meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi; mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pelayanan dasar publik, terutama di bidang transportasi, air bersih, energi/listrik, telekomunikasi; meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti kawasan perbatasan dalam upaya mendukung pembangunan daerah tertinggal; mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah; meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya mendukung pembangunan daerah tertinggal melalui pengembangan kawasan perdesaan sebagai program pembangunan lintas sektor.

III. Pembangunan Bidang Penyediaan Sarana – Prasarana

a) Pembangunan prasarana dasar kawasan permukiman serta energi dan ketenagalistrikan melalui penyediaan energi listrik untuk daerah-daerah terpencil dan kepulauan.

b) Menjamin ketahanan air untuk mendukung ketahanan nasional melalui pembangunan tampungan air skala kecil/menengah pada daerah krisis dan wilayah strategis, pembangunan saluran pembawa air baku di wilayah tertinggal, strategis, pulau kecil, kawasan terpencil serta daerah perbatasan.

c) Membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan melalui percepatan pembangunan transportasi nasional untuk mendukung sistem logistic nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan global; menjaga keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewialyahan; membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada koridor ekonomi, kawasan industrk khusus, kompleks industri dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non koridor ekonomi sehingga memberikan nilai

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

53

tambah serta meningkatkan produktivitas nasional secara lebih berkualitas; penyediaan sarana dan prasarana transportasi, seperti pembangunan jalan provinsi, kabupaten/kota dan jalan non status yang menghubungkan kawasan-kawasan strategis dan pusat-pusat pertumbuhan di daerah, berikut fasilitas keselamatan dan keamanan transportasi, serta sarana transportasi yang disesuaikan dengan karakteristik daerah; Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan bandara melalui pembangunan dan pengembangan bandara terutama yang berada pada pusat kegiatan nasional (ibukota propinsi), pusat kegaitan wilayah dan wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata; meningkatkan kapasitas bandara di wilayah terpencil, pedalaman dan rawan bencana dengan melakukan perpanjangan landasan serta pembangunan terminal penumpang.

IV. Kebijakan Pengembangan Wilayah Jawa – Bali a) Pengembangan kawasan strategis

Kebijakan pembangunan kawasan strategis bidang ekonomi di Wilayah Jawa-Bali diarahkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang memiliki skala ekonomi dengan orientasi daya saing nasional dan internasional berbasis sektor industri dan jasa nasional, pusat pengembangan ekonomi kreatif, serta sebagai salah satu pintu gerbang destinasi wisata terbaik dunia, diarahkan untuk pengembangan industri makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi, telematika, kimia, alumina dan besi baja.

Salah satu fokus lokasi pengembangan kawasan strategis di Wilayah Jawa-Bali adalah pengembangan Wilayah Suramadu sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran. Percepatan pembangunan kawasan strategis dilakukan melalui strategi sebagai berikut:

1. Pengembangan potensi Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura, Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Surabaya, dan Kawasan Khusus di Pulau Madura.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

54

2. Percepatan penguatan konektivitas melalui pembangunan jalan akses kawasan industri di Madura menuju pelabuhan petikemas.

b) Pengembangan kawasan perkotaan

Kebijakan pembangunan kawasan perkotaan di Wilayah Jawa - Bali dilakukan melalui berbagai strategi, diantaranya meningkatkan efisiensi pengelolaan kawasan perkotaan Gerbangkertasusila (Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kabupaten Mojekerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojekerto).

c) Pengembangan desa dan kawasan pedesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota melalui dukungan perwujudan sentra industri peternakan modern, sentra industry pertanian organic maupun non organic di kawasan Pamekasan dan Sampang.

d) Peningkatan keterkaitan kota dan desa di wilayah Jawa – Bali diarahkan dengan memperkuat pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu kawasan Cibaliung dan Sekitarnya (Provinsi Banten), Pamekasan dan sekitarnya (Provinsi Jawa Timur), Banyuwangi dan sekitarnya (Provinsi Jawa Timur), serta Tabanan dan sekitarnya (Provinsi Bali). Kawasan-kawasan ini mencakup Kawasan-kawasan agropolitan dan minapolitan, serta Kawasan-kawasan pariwisata. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa-kota di Wilayah Jawa - Bali adalah sebagai berikut :

1. Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil, antara kota kecil dan desa, serta antar pulau

 Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan Lintas Selatan Pulau Jawa, Jalan Lintas Pulau Madura, Jalan Lintas Pulau Bali, jalan bebas hambatan dan jaringan kereta api di Pulau Jawa, Pelabuhan Regional Banyuwangi, Bandara Banten Selatan dan Banyuwangi, serta angkutan penyebrangan yang melayani Pulau Madura dan Pulau Bali;

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

55

2. Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota

melalui pengembangan klaster khususnya agropolitan, minapolitan, dan pariwisata.

 Mengembangkan sentra produksi dan pengolahan hasil pertanian di Kawasan Cibaliung, Pamekasan, dan Tabanan-Bali, serta sentra produksi dan pengolahan hasil perikanan dan kelautan di Kawasan Banyuwangi.  Meningkatkan akses desa-desa produksi menuju pusat pertumbuhan dan

simpul-simpul transportasi, pengembangan pasar, dan toko sarana dan prasaran produksi.

3. Peningkatan tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi kepada keterkaitan desa-kota

 Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat mengenai kelestarian daerah resapan serta mitigasi bencana, terutama di Kawasan Perdesaan Pamekasan.

4. Pengembangan daerah tertinggal

Percepatan pembangunan daerah tertinggal dilakukan melalui strategi sebagai berikut:

 Pemerataan distribusi tenaga pendidik diutamakan di Pulau Madura, bagian barat dan timur Pulau Jawa;

 Peningkatan kapasitas tenaga pendidik diutamakan di Pulau Madura, bagian barat dan timur Pulau Jawa;

 Pemerataan distribusi tenaga kesehatan diutamakan di Pulau Madura, bagian barat dan timur Pulau Jawa;

 Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan diutamakan di Pulau Madura, bagian barat dan timur Pulau Jawa;

 Pengembangan kegiatan perekonomian sub-sektor perikanan laut, garam, dan produk olahan laut diutamakan di Pulau Madura;

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

56

 Pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi di desa-desa terisolir khususnya di Pulau Madura, bagian timur, dan bagian barat Pulau Jawa;

 Pengembangan pelabuhan penyebrangan antarpulau;

 Pembangunan sarana transportasi air di desa-desa terisolir bagian utara Pulau Jawa;

 Pengembangan bandara perintis di Pulau Madura.

5. Penanggulangan bencana di wilayah Bangkalan dan Pamekasan

Tabel 3.1 Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional Provinsi Jawa Timur KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL

PERHUBUNGAN UDARA

Pengembangan Bandara Sumenep PERHUBUNGAN LAUT

Pengembangan Pelabuhan Taddan/Sampang JALAN

Pembangunan Jalan Lintas Utara Madura (Bangkalan - Tj Bumi-Ketapang-Sotobar-Sumenep) SUMBER DAYA AIR

Persiapan Pembangunan Waduk Blega Kab. Bangkalan

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

57

Gambar 3.2 Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Pedesaan

Wilayah Jawa – Bali

Dokumen terkait