• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Pembangunan dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Timur

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN, DAN STRATEGI

3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH

3.2.1 Arahan Pembangunan dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Timur

Dalam penjabaran visi, misi dan arahan percepatan pengembangan Wilayah Surabaya-Madura, perlu dilakukan tinjauan kebijakan yang mengacu pada arahan pembangunan dan penataan ruang di Provinsi Jawa Timur. Kebijakan pembangunan daerah

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

62

mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 1 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 – 2025 dan Dokumen Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019. Sedangkan, kebijakan penataan ruang daerah mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 – 2031.

A. Arahan Pembangunan Provinsi Jawa Timur

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Timur ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur nomor 1 Tahun 2009, dengan jangka waktu perencanaan mulai tahun 2005 hingga tahun 2025. Selama jangka waktu perencanaan tersebut, Provinsi Jawa Timur memiliki visi pembangunan sebagai Pusat Agrobisnis Terkemuka, Berdaya Saing Global dan Berkelanjutan Menuju Jawa Timur Makmur dan Berakhlak.

Dalam mewujudkan visi tersebut, misi Jawa Timur 20 (dua puluh) tahun kedepan adalah :

1. Mengembangkan Perekonomian Modern Berbasis Agrobisnis, dicapai dengan cara mendorong pergeseran Agrobisnis dari berbasis pada keunggulan komparatif (comparative advantage) ke arah Agrobisnis yang didorong oleh keunggulan kompetitif (competitive advantage) melalui pengembangan modal dan peningkatan kemajuan teknologi pada setiap sub-sistemnya, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia.

2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Handal, Berakhlak Mulia dan Berbudaya, dicapai dengan cara meningkatkan kualitas masyarakat Jawa Timur yang berakhlak, berpendidikan, berdaya, inovatif, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Mewujudkan Kemudahan Memperoleh Akses Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup, dicapai dengan cara mengurangi kesenjangan sosial, kemiskinan,

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

63

pengangguran melalui kemudahan memperoleh akses terhadap berbagai bentuk pelayanan sosial dasar masyarakat yang berkualitas.

4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Buatan dicapai dengan cara menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui penataan ruang yang berkelanjutan.

5. Mengembangankan Infrastruktur Bernilai Tambah Tinggi, dicapai dengan cara pembangunan sarana dan prasarana wilayah untuk mendorong pengembangan kawasan pusat-pusat produksi (agropolitan) dan distribusi (metropolitan) serta mengurangi ketimpangan antar wilayah.

6. Mengembangkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dicapai dengan cara membangun transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat serta peningkatan kinerja pelayanan publik yang didukung profesionalisme aparatur, stabilitas politik, ketentraman dan ketertiban serta konsistensi dalam penegakan hukum dan HAM.

Visi pembangunan Jawa Timur yang dilakukan melalui pelaksanaan misi dan strategi pembangunan yang dilaksanakan melalui tahapan pembangunan jangka menengah dan tahunan. Dalam penyusunan Rencana Strategi Badan Pelaksana – BPWS 5 (lima) tahun kedua mengacu pada arahan pembangunan pada periodisasi tahap ketiga (2015 – 2019) dalam RPJP Provinsi Jawa Timur. Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan pembangunan tahap pertama dan kedua, maka pembangunan tahap ketiga ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di pelbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Tahap ini ditujukan untuk memantapkan kemajuan daerah dan mengembangkan kesejahteraan.

Berpijak pada visi, misi dan arahan pembangunan RPJPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 pada tahap ke-3 tersebut, maka pembangunan daerah Provinsi Jawa Timur ditandai makin dominannya peran pengetahuan dan penguasaan teknologi, serta diarahkan

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

64

pada upaya optimal pendayagunaan potensi sumber daya, sehingga kemajuan yang dicapai menjadikan Jawa Timur lebih berdaya saing. Berpedoman pada arah pembangunan tersebut, maka visi pembangunan lima tahunan kedua dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 adalah Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing dan Berakhlak. Perwujudan visi lima tahunan tersebut, dijabarkan dalam misi pembangunan Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan

2. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri dan industrialisasi.

3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang. 4. Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.

5. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial.

Perumusan kebijakan umum pembangunan jangka menengah daerah bertujuan menjelaskan cara yang ditempuh untuk menterjemahkan strategi ke dalam rencana program-program prioritas pembangunan. Kebijakan umum pembangunan memberikan arahan konkrit bagi penentuan program-program pembangunan yang berdaya ungkit dalam menterjemahkan strategi yang telah ditetapkan. Kebijakan pengembangan Provinsi Jawa Timur dijabarkan sebagai berikut :

I. Kebijakan Kewilayahan

Fokus pembangunan Jawa Timur pada tahun 2014-2019 diarahkan pada pemantapan perkotaan Pusat Kegiatan Nasional sebagai metropolitan di Jawa Timur, pengembangan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan peningkatan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di Jawa Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan sistem agropolitan serta dengan memantapkan pengembangan kawasan strategis dengan membagi peran strategis pembangunan kewilayahan. Fokus tersebut memperhatikan kebutuhan kawasan yang secara fungsional dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan strategis dan kawasan sekitarnya.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

65

II. Pengembangan Wilayah Jawa Timur yang Berorientasi pada Pertumbuhan Inklusif

Beberapa upaya pembangunan periode 2014 - 2019 yang berkaitan dengan kebijakan pengembangan kewilayahan, diarahkan pada perluasan lapangan kerja, dan memberdayakan perekonomian rakyat, terutama yang berbasis pertanian; meningkatkan percepatan penanggulangan kemiskinan; meningkatkan aksesibilitas pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu; meningkatkan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas; meningkatkan pembangunan infrastruktur; serta meningkatkan pemeliharaan kualitas lingkungan hidup, dan pengembangan pembangunan berwawasan lingkungan.

III. Penetapan Klaster Kewilayahan

Klaster kewilayahan ditetapkan menjadi dasar sasaran kebijakan pengembangan kewilayahan dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, sosial dan budaya di seluruh wilayah Jawa Timur. Penetapan Klaster dirumuskan berdasarkan arah pembangunan kewilayahan Jawa Timur yaitu sebagai Pusat Agrobisnis terkemuka yang disinkronisasikan dengan arahan agenda pembangunan Tahun 2014-2019 yang difokuskan pada pengembangan kawasan strategis, utamanya kawasan strategis agropolitan, kawasan agroindustri, kawasan metropolitan dan kawasan tertinggal.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

66

Gambar 3.5 Rencana Pembagian Klaster Kewilayahan Provinsi Jawa Timur

Sumber : Dokumen Rancangan Awal RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019

Sesuai penugasan BPWS di Wilayah Surabaya-Madura, kebijakan dan arahan pengembangan Klaster yang perlu menjadi acuan antara lain :

A. Klaster Agropolitan Madura

Pulau Madura dalam arahan pengembangan kewilayahan ditetapkan sebagai Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Ekonomi, yaitu Kawasan Agropolitan Madura (terdiri dari Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep), dan Kawasan Tertinggal (terdiri dari Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Bangkalan) sehingga

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

67

Klaster Agropolitan Madura ditetapkan pada Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Sumenep, dengan arahan sebagai berikut:

a) Mendorong pengembangan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan sebagai sektor utama dalam pertumbuhan ekonomi Pulau Madura, b) Pengembangan Klaster agropolitan Madura berlandaskan pada keunggulan

sumber daya alam yang bersifat dapat diperbaharui (renewable) dan berkelanjutan (sustainable) dari aspek alam,

c) Pembangunan sektor agrobisnis di Pulau Madura yang didukung oleh pembangunan infrastruktur kewilayahan dengan lebih merata tanpa tergantung pada wilayah tertentu. Infrastruktur kewilayahan difokuskan pada peningkatan produksi, distribusi, maupun pemasaran komoditas unggulan.

d) Pengembangan perdagangan dan jasa agrobisnis yang dapat mendukung kegiatan perekonomian di kawasan agropolitan Madura

e) Perluasan produk dan peningkatan ekonomi masyarakat dengan upaya mewujudkan keterkaitan pasar lokal dengan pasar regional sebagai

f) Peningkatan sumber daya manusia dengan fokus pada sektor agrobisnis, khususnya inovasi riset yang mampu membuat keunggulan komparatif pada sektor unggulan.

g) Penguatan koordinasi kelembagaan didalam Klaster Agropolitan Madura untuk menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan,

h) Peningkatan kerjasama dengan pihak lain dalam pengembangan kawasan yang mampu mendorong pembangunan sektor-sektor unggulan,

i) Menciptakan iklim investasi yang kondusif dari segi tatanan peraturan/regulasi, keamanan, stabilitas sosial, penyediaan infrastruktur, serta kesiapan sumber daya manusia.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

68

B. Klaster Metropolitan

Dalam arahan pengembangan kewilayahan ditetapkan sebagai berikut:

a) Rencana sistem perkotaan yang ditetapkan sebaga Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup nasional atau beberapa provinsi meliputi Kawasan Perkotaan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo - Lamongan (Gerbangkertosusila) dan Malang

b) Kawasan Strategis Provinsi Sudut kepentingan Ekonomi berupa Kawasan Metropolitan yang berfokus pada pemantapan sektor industri, perdagangan, dan jasa komersial yang terdiri dari koridor Metropolitan yang meliputi Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kabupaten Bangkalan, Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kota Surabaya, Kawasan Pusat Bisnis (Central Bussines District/CBD) Surabaya, High Tech Industrial Park (HTIP) di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Kwasan Industri Gempol di Kabupaten Pasuruan, Kawasan Komersial di Lawang, Kawasan Pusat Bisnis Kota Malang, dan Pusat Pariwisata Batu) Kota Surabaya.

C. Klaster Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Klaster Pesisir dan Pulau-pulau Kecil berfungsi sebagai pemerataan dan sebagai upaya untuk membuka akses pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang masih belum terlayani di Provinsi Jawa Timur. Klaster Pesisir dan Pulau-pulau Kecil diarahkan pada wilayah yang berada pada pesisir Jawa Timur dan wilayah kepulauan dengan arahan strategi sebagai berikut:

a) Pengelolaan perairan wilayah laut

b) Peningkatan sektor unggulan pada wilayah pesisir dan pulau

c) Pengadaan sarana dan prasarana untuk meningkatkan sumber daya kelautan dan merangsang investasi

d) Pemberdayaan masyarakat nelayan/pesisir.

e) Pelestarian dan pengelolaan plasma nutfah spesifik lokasi.

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

69

Berdasarkan arahan kebijakan pengembangan tersebut, agenda dan prioritas pembangunan dalam RPJMD Jawa Timur 2015-2019 terkait dengan pengembangan wilayah Surabaya dan Madura yaitu :

I. Agenda meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, terutama melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan dan penyediaan infrastruktur pertanian dan pedesaan;

II. Agenda memelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan penataan ruang;

III. Prioritas Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur;

IV. Prioritas Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup; serta Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam, dan Penataan Ruang.

Sesuai dengan arahan pembangunan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2014-2019, dikaitkan dengan tugas percepatan pengembangan Wilayah Surabaya-Madura sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 27 Tahun 2008 tentang BPWS, dalam tahap kedua percepatan pengembangan Wilayah Surabaya-Madura tahun 2015 – 2019, penugasan BPWS lebih menekankan pada pengembangan klaster/kawasan pendukung pengembangan kewilayahan, pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta pengusahaan/investasi klaster/kawasan; yang berbasis sektor/komoditas unggulan di Wilayah Surabaya-Madura. Pengembangan tersebut didukung dengan pengembangan infrastruktur ekonomi yang sejalan dengan pengembangan kompetensi tenaga kerja berbasis lokal.

B. Arahan Penataan Ruang Provinsi Jawa Timur

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 – 2031, visi penataan ruang Provinsi Jawa Timur adalah Terwujudnya Ruang Wilayah Provinsi Berbasis Agrobisnis dan Jasa Komersial yang Berdaya Saing Global dalam Pembangunan Berkelanjutan. Dari visi tersebut, diharapkan sektor pertanian menjadi salah satu sektor penggerak utama pembangunan di Jawa Timur yang dikemas

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

70

dalam bentuk agrobisnis, dimana agrobisnis merupakan sistem dan usaha kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian di kawasan agropolitan, terutama kawasan sentra produksi pangan dan juga kawasan lain di sekitarnya. Pencapaian visi dikaitkan dengan penugasan BPWS di Wilayah Surabaya-Madura tersebut dijabarkan kedalam arahan penataan ruang (spasial) sebagai berikut :

Tabel 3.3. Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Jawa Timur dalam Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura

NO. KEBIJAKAN ARAH PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA-MADURA I. SISTEM PERKOTAAN

A. Sistem Perkotaan - Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi sebagai PKN adalah Kawasan Perkotaan Bangkalan, yang menjadi bagian dari Kawasan Gerbangkertosusila.

- Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi sebagai PKW adalah Pamekasan.

- Kawasan perkotaan yang diarahkan untuk berfungsi sebagai PKL yakni Sumenep dan Sampang.

B. Sistem dan Fungsi Perwilalyahan

- Wilayah Surabaya-Madura merupakan bagian dalam Wilayah Pengembangan (WP) Germakertosusila Plus.

- Wilayah Madura dan kepulauan diprioritaskan pada kegiatan kesehatan dan pendidikan (Bangkalan), sektor perdagangan dan jasa (Bangkalan), pertanian tanaman pangan/peternakan/-perkebunan (Sumenep, Pamekasan, Sampang), pariwisata (Bangkalan, Sumenep dan Sampang), industri (Bangkalan, Pamekasan dan Sampang), perikanan dan tambak garam (Sampang dan Pamekasan).

II. TRANSPORTASI A. Transportasi Darat

- Jaringan Jalan

- Terminal - Kereta Api

- Pengembangan jaringan jalan nasional (arteri primer) jalan bebas hambatan Surabaya-Suramadu-Tanjung Buluhpandan

- Pengembangan jaringan jalan provinsi (kolektor primer) Bangkalan-Tanjung Bumi-Ketapang-Sotabar-Sumenep-Lombang; Sampang-Ketapang; Sampang-Omben-Pamekasan; dan Pamekasan-Sotabar

- Pengembangan jaringan jalan strategis nasional Bangkalan-Pelabuhan Tanjung Bumi; Bangkalan-Tanjung Buluhpandan-Ketapang-Sotabar-Sumenep; Kamal-Kwanyar-Modung-Sampang - Pengembangan jaringan jalan strategis provinsi Sampang-Ragung

dan Slopeng-Lombang

- Pengembangan Terminal Tipe A di Pamekasan, Sumenep dan Bangkalan

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

71

NO. KEBIJAKAN ARAH PENGEMBANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA-MADURA

- Pengembangan Terminal Tipe B di Sampang

- Rencana konservasi jalur kereta api dan stasiun Kamal-Bangkalan-Sampang-Pamekasan-Sumenep

B Transportasi Laut - Pengembangan Pelabuhan pengumpul di Bangkalan dan Sumenep - Pengembangan Pelabuhan pengumpan di Pamekasan, Bangkalan,

dan Sumenep

- Pengembangan Pelabuhan lokal di Sumenep, Sampang dan Bangkalan

- Pengembangan Pelabuhan penyeberangan antar kabupaten/kota di Bangkalan dan Sumenep

- Pengembangan Pelabuhan penyeberangan dalam wilayah kabupaten/kota di Sumenep

C Transportasi Udara - Pengembangan Bandar udara pengumpan (Trunojoyo) dan Bandar udara khusus (Pagerungan) di Sumenep

III. PRASARANA WILAYAH A. Energi dan

Kelistrikan

- Pengembangan energi baru dan terbarukan di Bangkalan (energi angin, gelombang laut, biogas, biomassa dan surya), Sumenep (energi panas bumi, biogas, biomassa dan gelombang laut), Sampang (energi biogas, biomassa dan gelombang laut), Pamekasan (energi gelombang laut, biomassa dan biogas)

- Pengembangan jaringan transmisi 150 kV kabel Jawa Madura-Suramadu dan Madura PLTU (Sampang-Pamekasan)

- Pengembangan Gardu Induk (GI) 150/20 kV di Sumenep, Bangkalan, Pamekasan

- Pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi Kangean-Porong-Gresik

- Pengembangan sumber dan prasarana minyak dan gas bumi di Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Sumenep

B. Sumberdaya Air Pengembangan jaringan irigasi di wilayah Sungai Kep. Madura : - Waduk Nipah di Sampang

- Waduk Blega di Bangkalan - Waduk Samiran di Pamekasan - Waduk Tambak Agung di Sumenep Pengembangan jaringan air baku untuk:

- SPAM regional PANTURA Sungai Bengawan Solo di bangkalan

BAB 3 – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RENSTRA BP-BPWS 2015-2019

72

Dokumen terkait