5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.7 Arahan Pengembangan Wilayah Berbasis Budidaya Lebah Madu
Pemilihan lokasi yang sesuai dari segi fisik lahan dan infrastruktur, menguntungkan secara ekonomis, yang didukung oleh masyarakat sekitar untuk melakukan budidaya lebah madu dengan mempertimbangkan aspek regulasi yang berlaku, kemudahan aksesibilitas dan potensi wilayah yang dimiliki merupakan tujuan utama dari semua analisis yang dilakukan dalam penelitian ini. Penyusunan prioritas dijadikan sebagai alternatif dalam perumusan arahan pengembangan wilayah berbasis kegiatan budidaya lebah madu secara terintegrasi. Arahan dibuat dalam tujuh prioritas pengembangan, yang dirangkum pada Tabel 28.
Tabel 28 Matrik arahan pengembangan wilayah bernasis budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur
Perumusan arahan yang dituangkan dalam ketujuh prioritas tersebut dipetakan dalam peta arahan pengembangan wilayah berbasis budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur (Gambar 44).
Penjelasan dari setiap urutan prioritas tersebut diuraikan berikut ini: 1. Prioritas pertama
Wilayah yang menjadi prioritas pertama untuk dijadikan sebagai lokasi
pengembangan budidaya lebah madu adalah Kecamatan Sukaresmi.
Di wilayah ini budidaya lebah madu mulai dilaksanakan sejak tahun 2006 dengan jumlah stup yang dibudidayakan saat ini adalah 150 stup oleh 3 kelompok tani. Jenis penggunaan lahan yang dapat dijadikan alternatif sebagai tempat budidaya dapat berupa semak/belukar, ladang/tegalan, kebun atau sawah tadah hujan, dimana semak/belukar dan ladang/tegalan menjadi prioritas pilihan yang utama karena mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas (Gambar 45a). Semak/belukar berada di kawasan HGU yang telah Gambar 44 Peta arahan pengembangan wilayah berbasis budidaya lebah madu di
Kabupaten Cianjur Prioritas Pertama Prioritas Ketiga Prioritas Kedua Prioritas Keempat Prioritas Kelima Prioritas Ketujuh Prioritas Keenam Ket: 1Jns: jagung
5Jns: karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra
terlantar seluas 105 ha. Hal ini sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat sekitar yang telah menggarap lahan terlantar tersebut, agar mereka
mendapat penghasilan tambahan dari budidaya lebah madu. Luas
ladang/tegalan yang sesuai untuk budidaya lebah madu berdasarkan hasil analisis yaitu 318 ha yang saat ini sebagain besar ditanami oleh jagung.
Sumber pakan lebah lain yang ada di Kecamatan Sukaresmi adalah kaliandra. Kaliandra banyak terdapat di kawasan hutan milik Perum Perhutani, sempadan sungai dan kanan-kiri jalan. Pada musim paceklik (musim hujan) sumber pakan tersebut mampu memenuhi kebutuhan lebah agar bisa bertahan hidup, walaupun jika curah hujan sangat tinggi tetap harus diberi stimulan gula. Kapuk randu yang mulai ditanam oleh kelompok tani dapat tumbuh, berbunga dan berbuah walaupun dengan jumlah pollen dan nektar yang terbatas. Tanaman rambutan sudah mulai digalakan agar ditanam di sekitar pekarangan atau tanah kosong masyarakat untuk menambah pasokan sumber pakan bagi lebah madu. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk budidaya lebah madu, Kecamatan Sukaresmi sesuai untuk 5 jenis pakan lebah yang dianalisis yaitu: karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra (Gambar 45b).
Kecamatan Sukaresmi sangat prospektif ditinjau dari pengembangan sektor pariwisata, karena berada di sekitar kawasan pariwisata Puncak. Kawasan ini menyediakan banyak tempat wisata dan hotel yang menjadi obyek kunjungan para wisatawan, baik lokal maupun internasional. Lokasi ini sangat
(a) (b)
Gambar 45 Prioritas pertama pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur berdasarkan (a) sebaran kelas kesesuaian dan (b) jenis sumber pakan
¯
Legenda Batas Kecamatan Kelas Kesesuaian S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BDP_N HGU_Kebun_5Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_5Jns N Ket: 1Jns: jagung 5Jns: karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra Legenda Batas KecamatanLokasi Budidaya Berdasarkan Sumber Pakan karet, rambutan, jagung, kelengkeng, kaliandra jagung
N
strategis apabila dikembangkan menjadi Taman Wisata Lebah sesuai dengan konsep yang terdapat dalam Partisipatory Business Plan. Konsepnya adalah menyatukan tempat budidaya lebah madu dengan tempat wisata edukatif serta wisata kesehatan. Konsep tempat wisata seperti ini belum ada di kawasan wisata Puncak, sehingga apabila dikembangkan akan sangat prospektif.
Pengembangan Taman Wisata Lebah perlu ditangani oleh suatu lembaga/instansi, misalanya Badan Usaha Milik Daaerah. Tujuannya adalah agar dapat dikelola secara profesional dengan tetap memberdayakan masyarakat sekitar yang telah ada. Adanya Taman Wisata Lebah diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya di Kecamatan Sukaresmi. Lembaga ini juga mengatur distribusi pemasaran jenis madu setiap tahunnya, agar madu dengan nektar yang berbeda bisa tersedia terus menerus/sepanjang tahun walaupun masa pembungaannya telah berganti.
Berdasarkan aspek finansial, yang layak untuk diusahakan adalah dengan melakukan penggembalaan di Kabupaten Cianjur pada 6 atau 5 jenis sumber pakan lebah, namun tidak membangun sumber pakan lebah tetapi dengan sewa lahan untuk budidaya. Investasi lahan untuk pembangunan sumber pakan lebah dapat diadakan oleh pemerintah daerah, bekerjasama dengan pihak swasta, pemegang HGU aktif atau memanfaatkan HGU yang telah terlantar. Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur bersama dengan instansi terkait dapat mengeluarkan kebijakan terkait dengan pemanfaatan tanah HGU terlantar di
Kecamatan Sukaresmi sebagai lokasi budidaya lebah madu agar
penggunaannya lebih optimal dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. 2. Prioritas Kedua
Wilayah yang menjadi prioritas kedua untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya lebah madu adalah Kecamatan Cikalongkulon. Di kecamatan ini budidaya lebah madu jenisApis melliferapernah dilaksanakan pada tahun 2007 dengan jumlah stup yang dibudidayakan 50 stup oleh 1 kelompok tani. Kegiatan ini tidak berlangsung lama karena adanya konflik internal kelompok tani. Stup yang telah ada dipelihara oleh kelompok tani di Kecamatan Sukaresmi.
Jenis penggunaan lahan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai tempat budidaya berupa ladang/tegalan, kebun, kawasan pemukiman dan sawah irigasi (Gambar 46a). Luasan ladang/tegalan yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk budidaya lebah madu dengan 6 jenis sumber pakan lebah adalah 113 ha, sedangkan untuk kebun 43 ha dan kawasan pemukiman 65 ha. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk budidaya lebah madu, Kecamatan Cikalongkulon sesuai untuk 6 jenis pakan lebah yang dianalisis yaitu: kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra. Pada lokasi-lokasi yang sesuai untuk 6 jenis tanaman sumber pakan lebah dapat dijadikan sebagai pusat kapuk randu, mengingat luasan yang sesuai untuk kapuk randu sangat terbatas (Gambar 46b). Lebah pekerja memiliki radius terbang maksimal 10 km (FAO 1990), sehingga wilyah dengan radius 10 km dari lokasi pusat kapuk randu dapat ditanami dengan jenis sumber pakan lain (karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra), seperti pada jenis penggunaan lahan ladang/tegalan yang sesuai untuk budidaya dengan 5 jenis
sumber pakan (815 ha). Di Kecamatan Cikalongkulon, sawah irigasi yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai lokasi budidaya terdapat 385 ha. Sawah dapat dimanfaatkan tanpa melakukan konversi ke jenis penggunaan lain, tetapi dilakukan ketika masa pergiliran tanaman, misalanya pada musim kemarau ditanami jagung (masa bera).
Sumber pakan untuk mendukung aktivitas lebah cukup tersedia, diantaranya perkebunan duren milik pribadi, perkebunan karet, kakao dan kopi yang dikelola oleh perkebunan swasta (PBS), selain kaliandra yang berada di kawasan hutan Perum Perhutani dan rambutan yang banyak ditanam oleh masyarakat. Kelompok tani yang ada saat ini pun berdasarkan hasil analisis pendapat, berkeinginan untuk melakukan kembali budidaya lebah madu, karena beberapa anggotanya masih memiliki keterampilan dalam hal budidaya lebah madu.
Hasil analisis finansial menunjukkan bahwa yang layak untuk diusahakan adalah dengan melakukan penggembalaan di Kabupaten Cianjur, namun tidak membangun sumber pakan. Investasi lahan untuk pembangunan sumber pakan lebah dapat diadakan oleh pemerintah daerah atau bekerjasama dengan pihak
(a) (b)
Gambar 46 Prioritas kedua pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur berdasarkan (a) sebaran kelas kesesuaian dan (b) jenis sumber pakan
¯
Legenda Batas Kecamatan Kelas Kesesuaian S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BDP_N HGU_Kebun_5Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_5Jns NKelas Kesesuaian Lahan untuk Budidaya
S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Kebun_6Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_6Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_6Jns Buffer 10 Km Ket: 1Jns: jagung 5Jns: karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra 6Jns: Kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra Legenda Batas Kecamatan
Lokasi Budidaya Berdasarkan Sumber Pakan kapuk randu
karet, rambutan, jagung, kelengkeng, kaliandra jagung
N
swasta. Kecamatan Cikalongkulon berpeluang sangat baik untuk dijadikan sebagai Taman Wisata Lebah, karena aksesibilitas mudah, dekat dengan ibukota kabupaten dan jalur yang dilintasi oleh banyak kendaraan karena berada pada jalur alternatif yang menghubungkan antarkabupaten (Kabupaten Bogor dan Purwakarta).
3. Prioritas Ketiga
Wilayah yang menjadi prioritas ketiga untuk dijadikan sebagai lokasi pengembangan budidaya lebah madu adalah Kecamatan Haurwangi dan Bojongpicung. Lokasi kedua kecamatan ini berdekatan. Kelompok tani di kecamatan Bojongpicung saat ini sedang melaksanakan budidaya lebah madu jenis Apis cerana dengan jumlah stup yang dibudidayakan sebanyak 30 stup. Jenis lebah lokal ini dapat bertahan hidup karena kondisi agroklimat di Kecamatan Bojongpicung yang sangat mendukung.
Jenis penggunaan lahan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai tempat budidaya berupa semak/belukar, ladang/tegalan atau sawah irigasi (Gambar 47a). Luasan semak/belukar yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk budidaya lebah madu dengan 6 jenis sumber pakan lebah adalah 160 ha di Kecamatan Haurwangi dan 216 ha di Kecamatan Bojongpicung. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk budidaya lebah madu, Kecamatan Haurwangi dan Bojongpicung sesuai untuk 6 jenis pakan lebah yang dianalisis yaitu: kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra. Pada lokasi-lokasi yang sesuai untuk 6 jenis tanaman sumber pakan lebah dapat dijadikan sebagai pusat kapuk randu (Gambar 47b). Radius 10 km dari lokasi tersebut dapat ditanami dengan jenis selain kapuk randu (karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra, seperti pada jenis penggunaan lahan ladang/tegalan yang sesuai untuk budidaya dengan 5 jenis sumber pakan (830 ha). Di kedua kecamatan ini sawah irigasi cukup luas dan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai lokasi budidaya terdapat 4,446 ha. Sawah dapat dimanfaatkan tanpa melakukan konversi ke jenis penggunaan lain, tetapi dengan memnfaatkan masa bera pada musim kemarau untuk ditanami jagung sebagai sumberpollen.
Sumber pakan untuk mendukung aktivitas lebah cukup tersedia, diantaranya kaliandra, rambutan dan jagung serta berbagai jenis tanaman buah- buahan dan tanaman kehutanan sumber pakan lebah lainnya. Kelompok tani yang ada saat ini berkeinginan untuk melakukan budidaya lebah madu jenis Apis mellifera, karena budidaya lebah madu jenis ini lebih mudah dan lebih produktif dibandingkan denganApis cerana.
Investasi lahan untuk pembangunan sumber pakan lebah dapat diadakan oleh pemerintah daerah atau bekerja sama dengan pihak swasta. Kecamatan Bojongpicung dan Haurwangi memiliki peluang cukup baik untuk dijadikan sebagai Taman Wisata Lebah, karena aksesibilitas mudah dan dekat dengan ibukota kabupaten sehingga akan mudah dikembangkan untuk dijadikan sebagai tempat wisata.
4. Prioritas Keempat
Wilayah yang menjadi prioritas keempat untuk dijadikan sebagai lokasi pengembangan budidaya lebah madu adalah Kecamatan Campaka dan Campakmulya. Lokasi kedua kecamatan ini berdekatan dan berada di wilayah Cianjur Bagian Tengah. Di kecamatan Campaka terdapat kelompok tani yang memiliki pengalaman budidaya lebah madu jenisApis cerana.
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk budidaya lebah madu, Kecamatan Campaka sesuai untuk 6 jenis pakan lebah yang dianalisis yaitu: kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra. Jenis penggunaan lahan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai tempat budidaya berupa kebun dan semak/belukar (Gambar 48a). Luasan kebun yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk budidaya lebah madu dengan 6 jenis sumber pakan lebah adalah 242 ha dan semak/belukar seluas 92 ha. Pada
(a) (b)
Gambar 47 Prioritas ketiga pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur berdasarkan (a) sebaran kelas kesesuaian dan (b) jenis sumber pakan Buffer 10 Km
¯
Ket: 1Jns: jagung 5Jns: karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra 6Jns: Kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandraKelas Kesesuaian Lahan untuk Budidaya
S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Kebun_6Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_6Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_6Jns Legenda Batas Kecamatan Kelas Kesesuaian S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BDP_N HGU_Kebun_5Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_5Jns N
karet, rambutan, jagung, kelengkeng, kaliandra jagung
N Legenda
Batas Kecamatan
Lokasi Budidaya Berdasarkan Sumber Pakan kapuk randu
lokasi-lokasi yang sesuai untuk 6 jenis tanaman sumber pakan lebah dapat dijadikan sebagai pusat kapuk randu dan radius 10 km dari lokasi tersebut dapat ditanami dengan jenis sumber pakan yang lain (karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra), seperti pada jenis penggunaan lahan ladang/tegalan yang sesuai untuk budidaya dengan 5 jenis sumber pakan yang berada di Kecamatan Campakamulya seluas 335 ha (Gambar 48b).
Sumber pakan untuk mendukung aktivitas lebah cukup tersedia, diantaranya kaliandra, rambutan, nira dan jagung. Investasi lahan untuk pembangunan sumber pakan lebah dapat diadakan oleh pemerintah daerah atau bekerja sama dengan pihak swasta. Kecamatan Campaka dan Campakamulya memiliki peluang cukup baik untuk dijadikan sebagai Taman Wisata Lebah, karena aksesibilitas mudah walaupun agak jauh dari ibukota kabupaten sehingga akan cukup mudah dikembangkan untuk dijadikan sebagai tempat Hal ini sebagai upaya pengembangan ekonomi wilayah di Cianjur Bagian Tengah, dimana selama ini terkonsentrasi di wilayah Cianjur Bagian Utara.
(a) (b)
Gambar 48 Prioritas keempat pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur berdasarkan (a) sebaran kelas kesesuaian dan (b) jenis sumber pakan
Legenda
Batas Kecamatan Kelas Kesesuaian
Kelas Kesesuaian Lahan untuk Budidaya
S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Kebun_6Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_6Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_6Jns Buffer 10 Km
¯
Ket: 1Jns: jagung 5Jns: karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra6Jns: Kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BDP_N HGU_Kebun_5Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_5Jns N
karet, rambutan, jagung, kelengkeng, kaliandra jagung
N Legenda
Batas Kecamatan
Lokasi Budidaya Berdasarkan Sumber Pakan kapuk randu
5. Prioritas Kelima
Wilayah yang menjadi prioritas kelima untuk dijadikan sebagai lokasi pengembangan budidaya lebah madu adalah Kecamatan Sindangbarang, Cikadu dan Cibinong. Lokasi ketiga kecamatan ini berdekatan dan berada di wilayah Cianjur Bagian Selatan. Di kecamatan tersebut belum ada kelompok tani yang memiliki pengalaman dalam budidaya lebah madu, namun berdasarkan hasil analisis pendapat, kelompok tani di Kecamatan Sindangbarang memiliki keinginan untuk melakukan budidaya lebah madu.
. Jenis penggunaan lahan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai tempat budidaya berupa kebun dan ladang/tegalan. Luasan kebun yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk budidaya lebah madu dengan 6 jenis sumber pakan lebah adalah 472 ha yang berada di Kecamatan Cikadu-Sindangbarang, 263 ha berada di Kecamatan Cikadu serta semak/belukar pada lahan HGU seluas 88 ha di Kecamatan Sindangbarang (Gambar 49a). Hasil analisis kesesuaian lahan untuk budidaya lebah madu menunjukkan bahwa di Kecamatan Sindangbarang dan Cikadu sesuai untuk 6 jenis pakan lebah yang dianalisis yaitu: kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra. Pada lokasi-lokasi yang sesuai untuk 6 jenis tanaman sumber pakan lebah dapat dijadikan sebagai pusat kapuk randu (Gambar 49b), dan radius 10 km dari lokasi tersebut dapat ditanami dengan jenis selain kapuk randu (karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra, seperti pada jenis penggunaan lahan semak/belukar yang sesuai untuk budidaya dengan 5 jenis sumber pakan yang berada pada kawasan HGU di Kecamatan Cibinong seluas 186 ha
Sumber pakan untuk mendukung aktivitas lebah cukup tersedia, diantaranya kaliandra, rambutan, nira, karet dan jagung. Karet ditanam di kawasan HGU yang lokasinya berada di ketiga kecamatan tersebut. Investasi lahan untuk pembangunan sumber pakan lebah dapat diadakan oleh pemerintah daerah, bekerja sama dengan pihak swasta atau pemegang HGU aktif dengan memanfaatkan lahan yang tidak produktif seperti semak/belukar. Kecamatan Sindangbarang, Cikadu dan Cibinong memiliki peluang cukup baik untuk dijadikan sebagai lokasi Taman Wisata Lebah, walaupun jauh dari ibukota kabupaten. Hal ini sebagai upaya pengembangan ekonomi wilayah Cianjur Bagian Selatan. Kecamatan Sindangbarang merupakan pusat ekonomi di wilayah Cianjur Bagian Selatan, sehingga akan lebih mudah untuk pengembangan tempat wisata.
6. Prioritas Keenam
Wilayah yang menjadi prioritas keenam untuk dijadikan sebagai lokasi pengembangan budidaya lebah madu adalah Kecamatan Cibeber dan Gekbrong. Lokasi kedua kecamatan ini berdekatan dan berada di wilayah Cianjur Bagian Tengah. Di kecamatan tersebut sudah ada kelompok tani yang memiliki pengalaman dalam hal budidaya lebah madu yaitu jenisApis cerana.
Jenis penggunaan lahan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai tempat budidaya berupa ladang/tegalan. Pemilihan lokasi tersebut dengan
mempertimbangkan akses jalan kabupaten yang telah ada. Luasan
ladang/tegalan yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk budidaya lebah madu dengan 5 jenis sumber pakan lebah adalah 245 ha yang berada di
Kecamatan Cibeber dan 233 ha di Kecamatan Cibeber-Gekbrong
(Gambar 50a). Hasil analisis kesesuaian lahan untuk budidaya lebah madu menunjukkan bahwa di Kecamatan Cibeber dan Gekbrong sesuai untuk 5 jenis pakan lebah yang dianalisis yaitu: karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra (Gambar 50b)
(a) (b)
Gambar 49 Prioritas kelima pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur berdasarkan (a) sebaran kelas kesesuaian dan (b) jenis sumber pakan
¯
Legenda Batas Kecamatan Kelas Kesesuaian S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BDP_N HGU_Kebun_5Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_5Jns NKelas Kesesuaian Lahan untuk Budidaya
S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Kebun_6Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_6Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_6Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_6Jns Buffer 10 Km Ket: 1Jns: jagung 5Jns: karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra 6Jns: Kapuk randu, karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra Legenda Batas Kecamatan
Lokasi Budidaya Berdasarkan Sumber Pakan kapuk randu
karet, rambutan, jagung, kelengkeng, kaliandra jagung
N
Sumber pakan untuk mendukung aktivitas lebah cukup tersedia, diantaranya kaliandra, rambutan dan jagung. Kecamatan Cibeber dan Gekbrong memiliki peluang cukup baik untuk dijadikan sebagai lokasi Taman Wisata Lebah, karena relatif dekat dengan ibukota kabupaten.
7. Prioritas Ketujuh
Wilayah yang menjadi prioritas ketujuh untuk dijadikan sebagai lokasi pengembangan budidaya lebah madu adalah Kecamatan Mande. Lokasinya berada di wilayah Cianjur Bagian Utara. Di kecamatan tersebut belum ada kelompok tani yang memiliki pengalaman dalam hal budidaya lebah madu, tetepi berdasarkan hasil analisis pendapat kelompok tani, pada dasarnya mereka berkeinginan untuk melakukan budidaya lebah madu.
Jenis penggunaan lahan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sebagai tempat budidaya berupa kebun seluas 672 ha (Gambar 51a). Hasil analisis kesesuaian lahan untuk budidaya lebah madu menunjukkan bahwa di Kecamatan Mande sesuai untuk 5 jenis pakan lebah yang dianalisis yaitu: karet, rambutan, kelengkeng, jagung dan kaliandra (Gambar 50b).
Sumber pakan untuk mendukung aktivitas lebah cukup tersedia, diantaranya karet, kaliandra, rambutan dan jagung. Karet ditanam oleh perkebunan pemegang ijin HGU. Kecamatan Mande memiliki peluang cukup baik untuk dijadikan sebagai lokasi Taman Wisata Lebah, karena relatif dekat dengan ibukota kabupaten dan dari segi agroklimat sangat sesuai.
(a) (b)
Gambar 50 Prioritas keenam pengembangan budidaya lebah madu di Kabupaten Cianjur berdasarkan (a) sebaran kelas kesesuaian dan (b) jenis sumber pakan Legenda Batas Kecamatan Kelas Kesesuaian
¯
Ket: 1Jns: jagung 5Jns: karet, rambutan, kelengkeng, jagung, kaliandra S_BDP_HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BDP_N HGU_Kebun_5Jns S_BDP_N HGU_Ladang/Tegalan_5Jns S_BDP_N HGU_Sawah Ir_1Jns S_BDP_N HGU_Sawah TH_1Jns S_BDP_N HGU_Semak/Belukar_5Jns S_BNP_N HGU_Pemukiman_5Jns N Legenda Batas KecamatanLokasi Budidaya Berdasarkan Sumber Pakan karet, rambutan, jagung, kelengkeng, kaliandra