• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Rencana Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Pakpak Bharat

Arahan rencana pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat dilakukan pada lahan-lahan yang tersedia dan sesuai. Pertimbangan arahan rencana pengembangan komoditas unggulan disusun berdasarkan 1) tingkat hirarki wilayah, 2) luasan lahan tersedia dan sesuai serta 3) kelayakan usaha. Berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan maka ditetapkan tiga prioritas arahan rencana pengembangan komoditas unggulan Kabupaten Pakpak Bharat, ketiga prioritas arahan rencana pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: (1) pada kecamatan dengan hirarki wilayah I dengan jenis komoditas unggulan yang paling menguntungkan yang mempunyai lahan berpotensi pengembangan paling luas dan kompak serta kelas kesesuaian lahan yang paling tinggi, (2) prioritas kedua pada kecamatan dengan hirarki wilayah II, dengan jenis komoditas unggulan yang paling menguntungkan yang mempunyai lahan berpotensi pengembangan paling luas dan kompak serta kelas kesesuaian lahan yang paling tinggi dan (3) prioritas ketiga berada kecamatan dengan hirarki wilayah III, dengan jenis komoditas unggulan yang paling menguntungkan yang mempunyai lahan berpotensi pengembangan paling luas dan kompak serta kelas kesesuaian lahan yang paling tinggi dan juga pada kecamatan yang tidak memiliki komoditas unggulan. Matriks pertimbangan prioritas pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks Pertimbangan Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan

Prioritas Arahan

Hirarki Wilayah

Lahan Berpotensi Kelayakan Usaha

I I Luasan Terluas Komoditas unggulan kelayakan usaha tertinggi

II II Luasan Terluas Komoditas unggulan kelayakan usaha tertinggi

III III Luasan Terluas - Komoditas unggulan kelayakan usaha tertinggi

- Tidak memiliki komoditas unggulan 2. Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Kabupaten Pakpak Bharat

Strategi pengembangan komoditas unggulan dalam rangka mendukung pengembangan wilayah Kabupaten Pakpak Bharat diperoleh dengan menggunakan analisis A’WOT. Analisis A’WOT merupakan penggabungan antara metode

Analytic Hierarchy Proces (AHP) dan Strength Weakness Oppourtunities Threat

(SWOT). AHP berfungsi untuk memberikan bobot atau skor terhadap komponen- komponen SWOT. Identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan suatu strategi merupakan cara kerja dari analisis SWOT, yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dengan faktor internal sehingga dapat diambil keputusan strategis. Matriks SWOT seperti pada Gambar 2 menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis ini menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif dari suatu strategi, yaitu:

1. Stategi SO, memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST, menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang mungkin timbul.

3. Strategi WO, memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT, bersifat defensif dengan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman yang mungkin timbul.

Faktor Internal Faktor Eksternal

Strength (S) Weaknesses (W) Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO

Threats (T) Strategi ST Strategi WT

Gambar 2. Matriks SWOT

Osuna dan Aranda (2007) menggunakan kombinasi ini untuk perencanaan strategis dalam pengembangan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengurangi subjektifitas penilaian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, baik menyangkut kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman. Pelaksanaan analisis A’WOT diawali dengan pengumpulan data melalui wawancara yang berisi data terkait kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dikerucutkan serta dijadikan bahan untuk mendapatkan bobot dan Rating masing-masing faktor SWOT. Wawancara dilakukan terhadap 5 (lima) orang responden pakar yaitu Bappeda (1 orang), Dinas Pertanian dan Perkebunan (1 orang), BP4K (1 orang), Disperindagkop UMKM (1 orang) dan Ketua KTNA Kabupaten Pakpak Bharat (1 orang).

Hasil dari wawancara diolah menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk menghasilkan besaran pembobotan masing-masing kriteria dengan ketentuan Consistency Ratio < 0.1. Hasil perbandingan AHP dari masing-masing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. Skala perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty (1993) bisa dilihat pada Tabel 4.

Analisis faktor strategi internal (IFAS) dan faktor strategi eksternal (EFAS) merupakan analisis yang selanjutnya dilaksanakan dan dilanjutkan dengan analisis matriks space serta tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan dengan SWOT. Matriks space digunakan untuk mengetahui posisi pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat berada pada kuadran I, II, III atau IV. Posisi ini akan mempengaruhi strategi yang menjadi prioritas. Matriks SWOT menggambarkan secara jelas peluang dan ancaman dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Tabel 4. Skala Dasar Rangking Analytical Hierarchy Process (AHP)

Tingkat Kepentingan

Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuannya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain

5 Elemen yang satu lebih penting dari elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen yang lain

7 Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen yang lain

Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek

9 Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen yang lain

Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada kompromi diantara dua pilihan

Kebalikan Reciprocals Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, mempunyai nilai kebalikan bila dibandingkan dengan i

a. Analisis Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Penenentuan arah pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang disebut dengan analisis faktor strategi internal dan eksternal. Analisis ini menjadi pertimbangan penting dalam merumuskan strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Analisis Matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS)

Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS) seperti tampak pada Tabel 5 sebagai berikut:

1. Penyusunan sebanyak 4 sampai dengan 10 faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 1.

2. Penyusunan bobot masing-masing faktor pada kolom 2 hasil dari AHP gabungan semua responden setelah dikalikan setengah, sehingga nilai total bobot sama dengan satu.

3. Pada kolom 3 diberikan Rating (pengaruh) masing-masing faktor dengan memberi skala dari 4 (sangat kuat) sampai dengan 1 (sangat lemah). Nilai Rating

ini merupakan hasil pembulatan dari nilai rata-rata semua responden. 4. Kolom 4 diisi hasil kali bobot pada kolom 2 dengan kolom 3.

5. Penjumlahan skor pada kolom 4 untuk memperoleh nilai total skor faktor internal.

Tabel 5. Matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan (Strength) 1... 2... Seterusnya Kelemahan (Weakness) 1... 2... Seterusnya 1,000

c. Analisis External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

Matriks External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor peluang dan ancaman dalam penentuan arah pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat seperti tampak pada Tabel 6 dengan langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut:

1. Penyusunan sebanyak 4 sampai dengan 10 faktor-faktor peluang dan ancaman pada kolom 1.

2. Pembobotan masing-masing faktor pada kolom 2 hasil dari AHP gabungan semua responden setelah dikalikan setengah, sehingga nilai total bobot sama dengan satu.

3. Pada kolom 3 diberikan Rating (pengaruh) masing-masing faktor dengan memberi skala dari 4 (sangat kuat) sampai dengan 1 (sangat lemah). Nilai Rating

ini merupakan hasil pembulatan dari nilai rata-rata semua responden. 4. Kolom 4 diisi hasil kali bobot pada kolom 2 dengan kolom 3.

5. Penjumlahan skor pada kolom 4 untuk memperoleh nilai total skor faktor eksternal.

Tabel 6. Matriks External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang (Opportunities) 1... 2... Seterusnya Ancaman (Threats) 1... 2... Seterusnya 1.000 d. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)

Strategi pengembangan wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dapat diposisikan melalui model matriks internal eksternal (IE). Parameter yang digunakan adalah total skor faktor eksternal dan total skor faktor internal. Menurut Rangkuti (2009), matriks internal-eksternal dapat mengidentifikasi suatu strategi yang relevan

Gambar 3. Matriks Internal Eksternal (IE)

berdasarkan sembilan sel matriks IE seperti pada Gambar 3. Secara garis besar dikelompokkan ke dalam tiga strategi utama, yaitu:

1. Growth Strategy, merupakan strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri (sel 1, 2 dan 5) atau melalui diversifikasi (sel 7 dan 8).

2. Stability Strategy, merupakan penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah strategi yang ditetapkan (sel 4).

3. Retrenchment Strategy, merupakan strategi dengan memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan.

Kekuatan Internal (Jumlah Nilai IFAS) Kuat 3.0-4.0 Rata-rata 2.0-2.9 Lemah 1.0-1.9 Kekuatan Eksternal (Jumlah Nilai EFAS) Tinggi 4.0-3.0 4.0 3.0 2.0 1.0 Sedang 2.99-2.0 3.0 I II III Rendah 1.99-1.0 2.0 IV V VI 1.0 VII VIII IX

Analisis Matriks Space

Analisis matriks space digunakan dalam penelitian ini sebagai upaya untuk mempertajam strategi pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat. Hasil analisis matriks space memberikan informasi mengenai perpaduan faktor internal dan eksternal yang berada pada kuadran dari matriks space yang dibuat. Pengambilan suatu keputusan untuk memilih alternatif strategi sebaiknya dilakukan setelah suatu wilayah pengembangan diketahui terlebih dahulu posisi kuadran yang mana dari matriks space (Marimin, 2008). Menurut Rangkuti (2009), matriks space digunakan untuk mempertajam posisi dan arah perkembangan dari analisis matriks internal dan eksternal.

Informasi mengenai posisi kuadran suatu wilayah pengembangan akan memberikan pengambilan strategi yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal daerah saat ini. Posisi kuadran suatu wilayah pengembangan dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kuadran yaitu Kuadran I, II, III, dan IV (Gambar 4). Menurut Marimin (2008), pada kuadran I strategi yang tepat adalah strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around

dan kuadran IV menggunakan strategi defensif.

Kuadran I menandakan posisi sangat menguntungkan, dimana suatu wilayah pengembangan memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat menerapkan strategi pertumbuhan yang agresif. Kuadran II menunjukkan suatu wilayah pengembangan menghadapi berbagai ancaman, namun masih mempunyai kekuatan sehingga strategi yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan menerapkan strategi diversifikasi. Kuadran III pada kuadran ini pemerintah daerah mempunyai peluang yang sangat besar namun di sisi lain memiliki kelemahan internal. Menghadapi situasi ini suatu wilayah pengembangan harus berusaha meminimalkan masalah-masalah internal untuk merebut peluang pasar. Kuadran IV menunjukkan suatu wilayah

pengembangan berada pada posisi yang tidak menguntungkan karena disamping menghadapi ancaman juga menghadapi kelemahan internal.

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman Gambar 4. Model Matriks Space

Dokumen terkait