57.94 58.35 58.71 59.02 59.35 59.75
2 Pertambangan dan Penggalian 0.03 0.03 0.04 0.04 0.04 0.04
3 Industri Pengolahan 0.24 0.23 0.22 0.21 0.20 0.19
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0.12 0.14 0.18 0.23 0.23 0.24
5 Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah. Limbah dan Daur Ulang
0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07
6 Konstruksi 9.41 9.41 9.39 9.37 9.33 9.26
7 Perdagangan Besar dan Eceran 8.90 9.14 9.40 9.68 9.93 10.17
8 Transportasi dan Pergudangan 2.10 2.11 2.11 2.10 2.08 2.06
9 Penyediaan Akomodasi Makan
dan Minum
2.52 2.46 2.40 2.33 2.27 2.24
10 Informasi dan Komunikasi 0.73 0.75 0.75 0.77 0.78 0.80
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 0.80 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86
12 Real Estate 1.78 1.72 1.67 1.63 1.58 1.54
13 Jasa Perusahaan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
14 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
13.56 12.98 12.43 11.92 11.49 1.03
15 Jasa Pendidikan 1.31 1.31 1.32 1.33 1.33 1.32
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
0.45 0.44 0.43 0.43 0.42 0.41
17 Jasa Lainnya 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.02
Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Jika menelisik pada Lapangan Usaha Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian yang selalu menyumbang lebih dari 50% untuk struktur PDRB Kabupaten Pakpak Bharat terlihat bahwa sub sektor tanaman pangan yang paling besar memberi kontribusi. Tahun pengamatan 2010 hingga 2015 menunjukkan bahwa tanaman pangan memberi kontribusi selalu di atas 20%, disusul dengan perkebunan tahunan yang selalu berkontribusi di atas 18% dan yang terakhir ialah tanaman hortikultura tahunan dan lainnya yang merupakan komoditas tanaman buah-buahan konsisten memberi kontribusi di atas 10% yang tersaji secara lengkap pada Tabel 18 dan Gambar 13
.
Gambar 13. Persentase Sumbangan Sub sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat
0 20 40 60 80 100 120 140 a. Tanaman Pangan
b. Tanaman Hortikultura Semusim c. Perkebunan Semusim
d. Ta a a Hortikultura Tahu a da …
e. Perkebunan Tahunan f. Peternakan g. Jasa Pertanian dan Perburuan
Tabel 18. Persentase Sumbangan Sub sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Berdasar Harga Konstan Tahun 2010
No Sub Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa Pertanian 54.80 55.36 55.87 56.32 56.76 59.75 a. Tanaman Pangan 21.22 21.76 22.08 22.35 22.54 22.88 b. Tanaman Hortikultura Semusim 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 c. Perkebunan Semusim 0.48 0.48 0.47 0.46 0.46 0.45 d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya
10.96 11.15 11.30 11.48 11.64 11.77 e. Perkebunan Tahunan 18.50 10.38 18.53 18.63 18.81 18.90
f. Peternakan 2.88 2.82 2.72 2.64 2.55 2.48
g. Jasa Pertanian dan
Perburuan
0.47 0.48 0.49 0.48 0.48 0.48
Kehutanan dan Penebangan Kayu
3.01 2.87 2.73 2.58 2.48 2.40
Perikanan 0.13 0.12 0.11 0.11 0.11 0.10
Jumlah 57.94 58.35 58.71 59.02 59.35 59.75
Pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kabupaten diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang tidak hanya memacu pertumbuhan ekonomi, akan tetapi juga mampu membuat pemerataan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai seluruh lapisan masyarakat. Upaya tersebut tentunya memerlukan kerja keras yang terarah sehingga dalam pencapaiannya tidak membutuhkan waktu yang lama. Pengamatan struktur perekonomian akan tampak sampai seberapa jauh kekuatan ekonomi suatu daerah dan dapat dilihat juga seberapa jauh program- program pembangunan serta kebijakan-kebjakan yang dilakukan dan diambil pada satu tahun tertentu sudah tepat ke sasaran. Pengamatan struktur perekonomian dapat juga dipakai untuk pengambilan keputusan dalam mengarahkan sasaran kebijakan pembangunan di masa yang akan datang.
5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Komoditas Unggulan
Penentuan komoditas unggulan akan memberikan banyak keuntungan diantaranya biaya produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain, potensi pengembangan cukup luas karena masyarakat mendukung dan tidak kesulitan memperoleh sumber daya manusia pendukung (Sitorus et al. 2014). Komoditas yang diteliti pada penelitian ini ialah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang merupakan sektor yang selalu memberikan kontribusi >50% terhadap struktur PDRB Kabupaten Pakpak Bharat. Hasil ini diperoleh dari pengkajian data PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2010 hingga tahun 2015.
Pengkajian lebih lanjut sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dilaksanakan untuk mengetahui sub sektor yang dominan memberikan kontribusi. Hasil pengkajian tersebut menunjukkan ada 3 sub sektor pertanian yang memiliki kontribusi >10% terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat yaitu pertanian
tanaman pangan (22.88%), tanaman buah-buahan (11.77%) serta perkebunan tahunan (18.90%). Variabel yang digunakan sebagai ukuran untuk menentukan potensi komoditas unggulan masing-masing kecamatan adalah luas panen untuk komoditas pertanian tanaman pangan, produksi untuk tanaman buah-buahan serta luas tanaman untuk perkebunan tahunan.
1. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan
Berdasarkan hasil analisis LQ untuk komoditas tanaman pangan dengan memakai data luas panen tahun 2015, semua wilayah kecamatan memiliki minimal satu komoditas yang unggul secara komparatif dari sisi luasan panen yang ditandai dengan nilai LQ ≥ 1 yang disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Nilai LQ Komoditas Tanaman Pangan tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat Kecamatan Padi Sawah Padi Gogo Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Salak 1.38 0.87 0.62 1.00 1.35 2.52
Sitellu Tali Urang Jehe 0.81 1.58 0.28 0.29 0.36 0.67
Pagindar 0.03 2.39 0.00 0.00 0.00 0.00
Sitellu Tali Urang Julu 0.78 1.16 0.94 1.70 4.12 1.92 Pergetteng-getteng Sengkut 0.98 0.94 1.08 2.18 0.00 2.04 Kerajaan 0.94 0.70 1.73 0.12 0.14 0.13 Tinada 1.40 0.72 0.91 1.03 1.11 0.78 Siempat Rube 1.04 1.00 0.91 2.07 1.01 0.00
Hasil analisis DS untuk komoditas tanaman pangan dengan memakai data luas panen tahun 2010 dan 2015 menunjukkan bahwa Kecamatan Tinada merupakan kecamatan yang paling banyak memiliki komoditas yang unggul secara kompetitif yaitu sebanyak 6 komoditas sedangkan Kecamatan Pagindar tidak memiliki komoditas yang unggul secara kompetitif dari sisi luasan panen yang ditandai dengan nilai DS > 0 yang disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Nilai DS Komoditas Tanaman Pangan tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat Kecamatan Padi Sawah Padi Gogo Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Salak 0.02 0.02 -0.22 0.54 0.20 -0.02
Sitellu Tali Urang Jehe 0.22 -0.35 -0.46 -0.76 -0.47 -0.36
Pagindar -0.62 -0.06 -0.86 -1.26 0.00 -0.86
Sitellu Tali Urang Julu -0.23 0.11 0.61 0.49 0.20 0.54 Pergetteng-getteng Sengkut -0.18 -0.18 -0.11 -0.04 -0.80 0.14
Kerajaan 0.07 0.63 0.18 -0.26 -0.30 0.14
Tinada 0.08 0.06 0.05 0.03 0.20 0.14
Siempat Rube 0.09 0.49 -0.09 0.10 -0.30 -0.86
Berdasarkan hasil analisis LQ dan DS untuk tanaman pangan seperti pada Tabel 20 dan 21 didapatkan komoditas unggulan tanaman pangan pada masing- masing kecamatan. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu merupakan kecamatan yang
Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat (2013)
paling banyak memiliki komoditas unggulan yaitu sebanyak 4 komoditas sedangkan Kecamatan Pagindar dan Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe tidak memiliki komoditas unggulan. Hasil kompilasi nilai LQ dan DS di masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan yang Memiliki LQ>1 dan DS>0 di Tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kecamatan LQ DS Komoditas
Unggulan
Salak Padi Sawah, Ubi Kayu,
Ubi Jalar, Kacang Tanah
Padi Sawah, Padi gogo, Ubi Kayu, Ubi Jalar
Padi Sawah, Ubi Kayu
Sitellu Tali Urang Jehe Padi gogo Padi Sawah -
Pagindar Padi gogo - -
Sitellu Tali Urang Julu Padi gogo, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah
Padi gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah
Padi gogo, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah
Pergetteng-getteng Sengkut
Jagung, Ubi Kayu, Kacang Tanah
Kacang Tanah Kacang Tanah
Kerajaan Jagung Padi Sawah, Padi gogo,
Jagung, Kacang Tanah
Jagung
Tinada Padi Sawah, Ubi Kayu,
Ubi Jalar
Padi Sawah, Padi gogo, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah
Padi Sawah, Ubi Kayu, Ubi Jalar
Siempat Rube Padi Sawah, Padi gogo,
Ubi Kayu, Ubi Jalar
Padi Sawah, Padi gogo, Ubi Kayu,
Padi Sawah, Padi gogo, Ubi Kayu
Pemilihan komoditas unggulan utama tiap kecamatan yang memiliki lebih dari satu komoditas unggulan digunakan dengan memakai kriteria berdasarkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan sumber penghasilan utama pembudidayaan komoditas tersebut, luas panen terbesar dan sistem pengelolaan monokultur. Jumlah rumah tangga, luas panen dan sistem pengelolaan komoditas unggulan tanaman pangan di tiap kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 22.
Tabel 22. Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanam dan Sistem Pengelolaan Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Tiap Kecamatan
Kecamatan Komoditas Unggulan Jumlah Rumah Tangga Luas Panen (ha) Sistem Pengelolaan
Salak Padi Sawah 726 311.66 Monokultur
Ubi Kayu 117 0.73 Monokultur
Sitellu Tali Urang Jehe - - -
Pagindar - - -
Sitellu Tali Urang Julu Padi Gogo 321 121.32 Monokultur
Ubi Kayu 19 0.41 Monokultur
Ubi Jalar 2 0.07 Monokultur
Kacang Tanah 3 0.14 Monokultur
Pergetteng-getteng Sengkut Kacang Tanah 12 0.69 Monokultur
Kerajaan Jagung 530 196.12 Monokultur
Tinada Padi Sawah 419 149.59 Monokultur
Ubi Kayu 39 0.23 Monokultur
Ubi Jalar 17 0.78 Monokultur
Siempat Rube Padi Sawah 549 178.50 Monokultur
Padi gogo 247 67.06 Monokultur
Pemilihan komoditas unggulan utama bertujuan agar pengembangan wilayah terkonsentrasi pada satu komoditas yang paling unggul secara komparatif, kompetitif dan merupakan preferensi masyarakat yang paling dominan. Rekapitulasi jumlah rumah tangga, luas tanam dan sistem pengelolaan komoditas unggulan tanaman pangan di tiap kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat yang disajikan pada Tabel 22 menunjukkan bahwa terdapat empat jenis komoditas unggulan utama yaitu padi sawah, padi gogo, kacang tanah dan jagung dimana padi sawah merupakan komoditas unggulan pada 3 kecamatan dari 6 memilliki yang memiliki komoditas unggulan yaitu Kecamatan Salak, Tinada dan Siempat Rube. Terdapat dua kecamatan yang tidak memiliki komoditas unggulan yaitu Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe dan Kecamatan Pagindar dan satu kecamatan yang tidak memiliki komoditas unggulan penunjang yaitu Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut. Komoditas unggulan utama dan komoditas unggulan penunjang tanaman pangan tiap kecamatan se-Kabupaten Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23. Komoditas Unggulan Tanaman Pangan
Kecamatan Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Palawija Komoditas Unggulan
Utama
Komoditas Unggulan Penunjang
Salak Padi Sawah Ubi Kayu
Sitellu Tali Urang Jehe - -
Pagindar - -
Sitellu Tali Urang Julu Padi Gogo Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah
Pergetteng-getteng Sengkut Kacang Tanah -
Kerajaan Jagung -
Tinada Padi Sawah Ubi Kayu, Ubi Jalar
Siempat Rube Padi Sawah Padi Gogo, Ubi Kayu 2. Komoditas Unggulan Tanaman Buah-Buahan
Berdasarkan hasil analisis LQ untuk komoditas tanaman buah-buahan dengan memakai data produktivitas Tahun 2015 memperlihatkan bahwa Kecamatan Pagindar tidak memiliki komoditas unggulan sedangkan sisanya memiliki minimal komoditas yang unggul secara komparatif dari sisi produktivitas yang ditandai dengan nilai LQ ≥ 1 yang disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Nilai LQ Komoditas Tanaman Buah-Buahan di Tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kecamatan Pepaya Pisang Nenas Alpukat Jeruk Durian
Salak - 0.34 0.48 - 1.09 0.47
Sitellu Tali Urang Jehe - 4.45 2.25 - 0.39 5.89
Pagindar - - - -
Sitellu Tali Urang Julu - 0.14 0.05 - 0.99 1.76
Pergetteng-getteng Sengkut - 0.25 0.01 - 1.13 0.35 Kerajaan - 1.45 0.76 - 1.07 0.32 Tinada - 2.50 0.35 - 0.97 1.39 Siempat Rube - 0.75 2.15 - 1.03 0.11
Hasil analisis DS untuk komoditas tanaman buah-buahan dengan memakai data produktivitas tahun 2010 dan 2015 menunjukkan bahwa Kecamatan Pagindar tidak memiliki komoditas unggulan dan sisanya memiliki minimal satu komoditas yang unggul secara kompetitif dari sisi produktivitas yang ditandai dengan nilai DS > 0 yang disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Nilai DS Komoditas Tanaman Buah-Buahan Tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kecamatan Pepaya Pisang Nenas Alpukat Jeruk Durian
Salak 0.00 -0.09 -0.86 0.00 0.97 2.33
Sitellu Tali Urang Jehe 0.00 2.40 -0.86 0.00 -3.30 1.70
Pagindar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Sitellu Tali Urang Julu 0.00 -1.71 -1.44 0.00 -1.27 0.81 Pergetteng-getteng Sengkut 0.00 -1.25 -1.42 0.00 17.73 -2.52 Kerajaan 0.00 0.29 1.64 0.00 0.43 -2.56 Tinada 0.00 -0.40 1.57 0.00 -2.68 -1.13 Siempat Rube 0.00 -0.10 6.64 0.00 -1.24 0.21
Berdasarkan hasil analisis LQ dan DS untuk tanaman buah-buahan seperti pada Tabel 24 dan 25 didapatkan komoditas unggulan tanaman buah-buahan pada masing-masing kecamatan. Kecamatan Pagindar dan Tinada tidak memiliki komoditas unggulan, sisanya memiliki minimal satu komoditas unggulan. Tanaman Jeruk dan Pisang merupakan komoditas unggulan yang paling banyak ditemui di Kabupaten Pakpak Bharat yang tersebar di 3 kecamatan dari 7 kecamatan yang memiliki komoditas unggulan. Hasil kompilasi nilai LQ dan DS di masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 26.
Pemilihan komoditas unggulan utama tiap kecamatan yang memiliki lebih dari satu komoditas unggulan digunakan dengan memakai kriteria berdasarkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan sumber penghasilan utama pembudidayaan komoditas tersebut dan sistem pengelolaan monokultur.
Tabel 26. Komoditas Ungulan Tanaman Buah-Buahan yang memiliki Nilai LQ>1 dan DS>0 Tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kecamatan LQ DS Komoditas
Unggulan
Salak Jeruk Jeruk, Durian Jeruk
Sitellu Tali Urang Jehe Pisang, Nenas, Durian
Pisang, Durian Pisang, Durian
Pagindar - - -
Sitellu Tali Urang Julu Durian Durian Durian
Pergetteng-getteng Sengkut
Jeruk Jeruk Jeruk
Kerajaan Pisang, Jeruk Pisang, Nenas, Jeruk Pisang, Jeruk
Tinada Pisang, Durian Nenas -
Siempat Rube Nenas, Jeruk Nenas, Durian Nenas
Pertanian polikultur adalah sistem budidaya pertanian yang jamak dilakukan, dimana berbagai macam tipe tanaman ditanaman dalam lahan yang
sama. Kenyataan bahwa semua tanaman ditanam secara bersamaan dalam satu lahan memberikan kesulitan untuk mengestimasi luas lahan dan hasil dari setiap jenis tanaman (CI, 2015). Hasil kajian CI pada Tahun 2015 dalam Conservation Agreement Feasibility Study Three Villages Consultant Report memperlihatkan bahwa sistem pengelolaan polikultur pada kebun campuran didominasi oleh para petani yang membudidayakan nilam (Pogostemon cablin Benth), durian (Durio ziberthinus), kemenyan (Styrax benzoin), kayu manis (Cinamomum burmaini) dan pisang (Musa paradisiaca). Jumlah rumah tangga dan sistem pengelolaan komoditas unggulan tanaman buah-buahan di tiap kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Jumlah Rumah Tangga dan Sistem Pengelolaan Komoditas Unggulan Tanaman Buah-Buahan di Tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kecamatan Komoditas Unggulan Jumlah Rumah Tangga Sistem Pengelolaan
Salak Jeruk 42 Monokultur
Sitellu Tali Urang Jehe Pisang 24 Polikultur
Durian 11 Polikultur
Pagindar - - -
Sitellu Tali Urang Julu Durian 11 Polikultur
Pergetteng-getteng Sengkut Jeruk 42 Monokultur
Kerajaan Pisang - Polikultur
Jeruk 42 Monokultur
Tinada - - -
Siempat Rube Nenas 60 Monokultur
Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat (2013)
Rekapitulasi jumlah rumah tangga dan sistem pengelolaan komoditas unggulan tanaman buah-buahan di tiap kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat yang disajikan pada Tabel 27 menunjukkan bahwa terdapat dua jenis komoditas unggulan utama yaitu jeruk dan nenas dimana jeruk merupakan komoditas unggulan utama untuk 3 kecamatan dari 4 kecamatan yang memiliki komoditas unggulan utama. Empat kecamatan yang memiliki komoditas unggulan utama yaitu Kecamatan Salak, Pergetteng-getteng Sengkut, Kerajaan dan Siempat Rube. Komoditas unggulan tanaman buah-buahan tiap kecamatan se-Kabupaten Pakpak Bharat disajiakan pada Tabel 28.
Tabel 28. Komoditas Unggulan Tanaman Buah-Buahan
Kecamatan Komoditas Unggulan Buah-Buahan
Komoditas Unggulan Utama
Komoditas Unggulan Penunjang
Salak Jeruk -
Sitellu Tali Urang Jehe - -
Pagindar - -
Sitellu Tali Urang Julu - -
Pergetteng-getteng Sengkut
Jeruk -
Kerajaan Jeruk -
Tinada - -
Menurut Bappeda (2015) dalam kajian One Village One Product dinyatakan bahwa produksi nenas di Kabupaten Pakpak Bharat cenderung meningkat dari 2006 hingga tahun 2013. Peningkatan produksi terjadi yaitu sebesar 39,96%. Meskipun sempat mengalami penurunan di tahun 2008 dan tahun 2010, namun produksi nenas kembali meningkat hingga tahun 2016. Kajian One Village One Product juga memperlihatkan hasil bahwa jeruk juga merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang diusahakan petani di Kabupaten Pakpak Bharat. Produksi jeruk pada tahun 2006 hanya sebesar 670 ton namun pada tahun 2013 produksi sudah mencapai 1,413.98 ton. Peningkatan produksi Jeruk di Kabupaten Pakpak Bharat mengalami peningkatan signifikan sebesar 111.04%. Produksi jeruk sempat mengalami sedikit penurunan pada Tahun 2010 namun produksi jeruk kembali meningkat hingga tahun 2016.
3. Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan Tahunan
Hasil kompilasi nilai LQ dengan memakai data luas tanaman tahun 2015 dan DS yang memakai data luas tanaman tahun 2010 dan 2015 di masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan Tahunan yang Memiliki Nilai LQ>1 dan DS>0 di Tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kecamatan LQ DS Komoditas Unggulan Salak 1,3,7,8,9 1,2,3,4,7,10 1,3,7 Sitellu Tali Urang Jehe 1,4,10,11 2,5,10,12 10 Pagindar 4,5,9,10 1,5,11 5 Sitellu Tali Urang Julu 3,6,7 1,2,6,7,11 6,7 Pergetteng- getteng Sengkut 1,4,5,6,8,9,12 1,2,4,8,11,12 1,4,8,12 Kerajaan 2,3,4,6,7,8,12 2,4,5,6,8,9,10 2,4,6,8 Tinada 1,2,3,5,6,7,8,9,11,12 4,6,8,9,10 6,8,9 Siempat Rube 2,3,6,7,11 6,7,11 6,7,11
Keterangan : (1) Gambir (2) Kopi Robusta (3) Kopi Arabika (4) Karet (5) Kelapa (6) Kemenyan (7) Kulit Manis (8) Lada (9) Nilam (10) Kelapa Sawit (11) Kakao (12) Tembakau
Berdasarkan hasil analisis LQ untuk komoditas tanaman perkebunan tahunan dengan memakai data luas tanaman tahun 2015, semua kecamatan memiliki komoditas unggulan yang dikaji dari sisi luas tanaman dengan kriteria nilai LQ ≥ 1. Kecamatan Tinada merupakan kecamatan dengan komoditas unggulan terbanyak yaitu 10 komoditi dengan jenis gambir, kopi robusta, kopi arabika, karet, kemenyan, lada, nilam, kakao dan tembakau sedangkan Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu merupakan kecamatan dengan komoditas unggulan paling sedikit dengan jumlah 3 komoditas yaitu jenis kopi arabika, kemenyan dan kulit manis.
Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat (2013)
Selengkapnya hasil analisis LQ untuk komoditas tanaman perkebunan tahunan dengan memakai data luas tanaman Tahun 2015 yang disajikan pada Lampiran 1.
Hasil analisis DS untuk komoditas tanaman perkebunan tahunan memakai data luas tanaman tahun 2010 dan 2015 menunjukkan bahwa Kecamatan Pagindar merupakan kecamatan dengan komoditas unggulan paling sedikit dengan jumlah 3 komoditi yaitu gambir, kelapa dan kakao. Kecamatan Kerajaan merupakan kecamatan dengan jumlah komoditas unggulan paling banyak dengan jumlah 7 komoditas yaitu kopi robusta, karet, kelapa, kemenyan, lada, nilam dan kelapa sawit . Komoditas unggulan yang unggul secara kompetitif dari sisi luas tanaman ditandai dengan nilai DS > 0 yang disajikan pada Lampiran 2.
Berdasarkan hasil analisis LQ dan DS untuk tanaman perkebunan tahunan seperti pada Lampiran 1 dan 2 didapatkan komoditas unggulan tanaman perkebunan tahunan pada masing-masing kecamatan. Kecamatan Tinada, Pergetteng-getteng Sengkut dan Kerajaan merupakan kecamatan dengan komoditas unggulan terbanyak yaitu 4 komoditas sedangkan Kecamatan Pagindar merupakan kecamatan dengan komoditas unggulan paling sedikit dengan jumlah 3 komoditas dengan jenis Kelapa.
Pemilihan komoditas unggulan utama tiap kecamatan yang memiliki lebih dari satu komoditas unggulan digunakan dengan memakai kriteria berdasarkan jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan sumber penghasilan utama pembudidayaan komoditas tersebut, luas tanaman dan sistem pengelolaan monokultur. Jumlah rumah tangga dan sistem pengelolaan komoditas unggulan tanaman perkebunan tahunan di tiap kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 30.
Tabel 30. Jumlah Rumah Tangga, Luas Tanaman dan Sistem Pengelolaan Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan Tahunan di Tiap Kecamatan di Kabupaten Pakpak Bharat
Kecamatan Komoditas Unggulan Jumlah Rumah Tangga Luas tanam (ha) Sistem Pengelolaan
Salak Gambir 83 58.7 Monokultur
Kopi Arabika 798 244.8 Monokultur
Kulit Manis 6 - Polikultur
Sitellu Tali Urang Jehe Kelapa Sawit 202 411.6 Monokultur
Pagindar Kelapa 9 - Polikultur
Sitellu Tali Urang Julu Kemenyan 12 - Polikultur
Kulit Manis 2 - Polikultur
Pergetteng-getteng Sengkut Gambir 203 143.6 Monokultur Karet 138 119.2 Monokultur Lada - - Polikultur Tembakau - - Polikultur
Kerajaan Kopi Robusta 913 280.1 Monokultur
Karet 479 413.8 Monokultur
Kemenyan 20 - Polikultur
Lada - - Polikultur
Tinada Kemenyan 5 - Polikultur
Lada - - Polikultur
Nilam - - Polikultur
Siempat Rube Kemenyan 28 - Polikultur
Kakao 109 36.3 Monokultur
Kenyataan bahwa semua tanaman ditanam secara bersamaan dalam satu lahan memberikan kesulitan untuk mengestimasi luas lahan dan hasil dari setiap jenis tanaman CI (2015). Hasil kajian CI pada Tahun 2015 juga menunjukkan bahwa tanaman kemenyan (Styrax benzoin) dan kulit manis (Cinamomum burmaini) merupakan spesies yang banyak ditemukan dalam ekosistem hutan Kabupaten Pakpak Bharat. Kondisi ini juga turut menyebabkan kesulitan dalam memperoleh data luas tanam kemenyan dan kulit manis yang dibudidadayakan oleh masyarakat.
Rekapitulasi jumlah rumah tangga, luas tanaman dan sistem pengelolaan komoditas unggulan tanaman perkebunan tahunan di tiap kecamatan se-Kabupaten Pakpak Bharat yang disajikan pada Tabel 29 menunjukkan bahwa terdapat lima jenis komoditas unggulan utama yaitu kopi arabika, gambir, kelapa sawit, kakao dan kopi robusta. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu dan Kecamatan Pagindar merupakan kecamatan yang tidak memiliki komoditas unggulan. Rekapitulasi komoditas unggulan tanaman perkebunan tahunan tiap kecamatan se-Kabupaten Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 31.
Tabel 31. Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan Tahunan
Kecamatan Komoditas Unggulan Tanaman Perkebunan Tahunan Komoditas Unggulan
Utama
Komoditas Unggulan Penunjang
Salak Kopi Arabika Gambir
Sitellu Tali Urang Jehe Kelapa Sawit -
Pagindar - -
Sitellu Tali Urang Julu - -
Pergetteng-getteng Sengkut
Gambir Karet
Kerajaan Kopi Robusta Karet
Tinada - -
Siempat Rube Kakao -
Hasil kompilasi komoditas unggulan per sub sektor di masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 32.
Tabel 32. Rekapitulasi Komoditas Unggulan Tiap Kecamatan
Kecamatan Komoditas Unggulan
Tanaman Pangan dan Palawija Tanaman Buah- Buahan Tanaman Perkebunan Tahunan
Salak Padi Sawah Jeruk Kopi Arabika
Sitellu Tali Urang Jehe - - Kelapa Sawit
Pagindar - - -
Sitellu Tali Urang Julu Padi gogo - -
Pergetteng-getteng Sengkut
Kacang Tanah Jeruk Gambir
Kerajaan Jagung Jeruk Kopi Robusta
Tinada Padi Sawah - -
Berdasarkan hasil analisis LQ dan DS serta pertimbangan akan jumlah rumah tangga usaha pertanian, luas tanaman dan sistem pengelolaan yang telah dilakukan untuk tanaman pangan, tanaman buah-buahan serta tanaman perkebunan tahunan menunjukkan bahwa terdapat 3 kecamatan yang memiliki komoditas unggulan untuk masing-masing sub sektor pertanian tersebut yaitu Kecamatan Salak, Pergetteng-getteng Sengkut dan Kerajaan. Kecamatan Pagindar merupakan satu-satunya kecamatan yang tidak memiliki komoditas unggulan. Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu hanya memiliki komoditas unggulan tanaman padi sawah dari sub sektor tanaman pangan, hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yang hanya memiliki komoditas unggulan dari sub sektor tanaman perkebunan tahunan yaitu kelapa sawit. Tanaman padi sawah dan jeruk merupakan komoditas unggulan yang paling banyak penyebarannya.
Kelayakan Usaha Komoditas Unggulan
Kelayakan suatu komoditas tertentu untuk diusahakan dapat dilihat melalui nilai manfaat yang lebih besar atau sama dengan nilai biaya yang dikeluarkan. Komoditas yang dianalisis menggunakan R/C ratio adalah komoditas setahun berupa tanaman pangan dan palawija. Kelayakan usahatani untuk komoditas tanaman buah-buahan dan tanaman perkebunan tahunan menggunakan analisis finansial. Biaya produksi seperti tenaga kerja, sarana produksi berupa bibit, pupuk, dan pestisida serta pendapatan hasil penjualan produk merupakan data-data yang dibutuhkan dalam perhitungan analisis usahatani. Biaya investasi pengadaan lahan (sewa lahan) tidak disertakan dalam penghitungan karena diasumsikan pengembangan dilakukan di area lahan milik sendiri.