• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran umum wilayah penelitian dimaksudkan untuk memberikan deskripsi tentang daerah penelitian, baik kondisi fisik maupun sosial ekonomi. Pengetahuan tentang deskripsi daerah penelitian sangat penting untuk mempermudah dalam mengkaji berbagai aspek yang ada di daerah tersebut. Pemahaman terhadap kondisi fisik dan sosial ekonomi daerah penelitian memberikan sumbangan mendasar yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pembangunan daerah. Pada bagian ini diuraikan gambaran umum wilayah Kabupaten Pakpak Bharat yang merupakan daerah kajian penelitian ini.

Kondisi Fisik Wilayah Geografi dan Administrasi

Kabupaten Pakpak Bharat termasuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis berada 02015’ 48”–02047’06” LU dan 98004’09” – 980 28’02” BT (Gambar 5). Kabupaten Pakpak Bharat terdiri atas 8 kecamatan, yaitu: Salak, Sitellu Tali Urang Jehe, Kerajaan, Sitellu Tali Urang Julu, Pergetteng-getteng Sengkut, Pagindar, Siempat Rube, dan Tinada yang terbagi ke dalam 52 desa dengan ibukota Kabupaten Pakpak Bharat terletak di Kecamatan Salak.

Kuadran IV Strategi Defensif

Kekuatan Internal Kuadran III

Strategi Turn Around

Kekuatan Eksternal Kuadran I Strategi Agresif Kuadran II Strategi Diversifikasi

Gambar 5. Peta Administrasi Kabupaten Pakpak Bharat

Luas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1,324.54 km2 atau 132,454.21 ha. Bila ditinjau berdasarkan peta kawasan hutan Provinsi Sumatera Utara (SK Menteri Kehutanan RI Nomor: SK.579/Menhut-II/2014), sekitar 32.61% (43,188 ha) wilayah Kabupaten Pakpak Bharat merupakan kawasan hutan lindung, sekitar 36.57% (48,442 ha) merupakan kawasan hutan produksi terbatas, sekitar 7.00% (9,276 hektar) merupakan hutan produksi, 4.49% (5,943 hektar) merupakan hutan konservasi dan sisanya sekitar 19.33% atau 25,605 ha merupakan areal penggunaan lain (APL) atau areal di luar kawasan hutan yang dapat digunakan untuk pembangunan berbagai fasilitas kehidupan seperti lahan untuk budidaya pertanian, permukiman, perkantoran, dan fasilitas pendukung lainnya (Bappeda Pakpak Bharat, 2016).

Batas-batas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Dairi dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.

Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2015 mencapai 45,516 jiwa yang terdiri dari 23,001 laki-laki dan 22,515 perempuan dengan rasio jenis kelamin 1.0215 yang berarti bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 102 laki-laki. Persentase terbesar penduduk berada di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe yaitu 23.11% (10,517 jiwa) sedangkan persentase terkecil ada di Kecamatan Pagindar yaitu 2.99% (1,362 jiwa). Kepadatan penduduk Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 37 orang per km² (Tabel 7).

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010-2015

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio* Kepadatan penduduk per km²

2010 20,468 20,037 40,505 1.0215 33 2011 21,088 20,720 41,808 1.0178 34 2012 21,594 21,079 42,673 1.0244 35 2013 21,992 21,601 43,593 1.0181 36 2014 22,435 22,085 44,520 1.0158 37 2015 23,001 22,515 45,516 1.0215 37

Keterangan * : Jumlah laki-laki dibagi jumlah perempuan Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat (2016)

Topografi

Kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat dikelaskan dalam empat kelas yaitu datar (0-8%), landai (>8-14%), agak curam (>15-25%) dan curam (>25-45%) guna mempermudah kegiatan matching kelas kesesuaian lahan. Kelas lereng di kabupaten ini didominasi pada kelas lereng agak curam (48.87%) dan curam (40.79%) yang disajikan pada Tabel 8 dan Gambar 6.

Tabel 8. Kelas Lereng Kabupaten Pakpak Bharat

No Kelas Lereng (%) Keterangan Luas (ha) Persentase (%)

1 0-8 Datar 4,260 3.22

2 >8-15 Landai 9,449 7.13

3 >15-25 Agak Curam 64,721 48.87

4 >25-45 Curam 54,024 40.79

Jumlah 132,454 100.00

Gambar 6. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten Pakpak Bharat berada di gugusan Pengunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatera sehingga menyebabkan karakteristik

Sumber: Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat (2016)

elevasi kabupaten ini didominasi pada ketinggian 301-600 m dpl (32.32%) dan 601- 900 m dpl (24.82%) yang disajikan secara lengkap pada Tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Elevasi Kabupaten Pakpak Bharat No Elevasi (m dpl) Luas (ha) Persentase (%)

1 0-300 14,750 11.14 2 301-600 42,810 32.32 3 601-900 32,874 24.82 4 901-1200 30,130 22.75 5 1201-1839 11,890 8.98 Jumlah 132,454 100.00

Sumber: Bappeda Kabupaten Pakpak Bharat (2016) Iklim

Curah hujan di Kabupaten Pakpak Bharat berkisar antara 1,200 mm hingga 2,100 mm per tahun berdasarkan data dari BMKG Tahun 2013 (Tabel 10).

Tabel 10. Data curah hujan Kabupaten Pakpak Bharat.

No Kecamatan Curah Hujan (mm/thn)

1 Kerajaan 1,400

2 Siempat Rube 1,500

3 Sitellu Tali Urang Julu 1,700

4 Pagindar 1,337

5 Sitellu Tali Urang Jehe 1,870

6 Salak 2,100

7 Tinada 1,400

8 Pergetteng-Getteng Sengkut 1,200

Kabupaten Pakpak Bharat mempunyai iklim tropis dengan kisaran suhu antara 18-250C. Kelembaban udara relatif rata-rata berkisar antara 86-92%. Merujuk pada data hari dan curah hujan di Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2013, maka curah hujan terbesar pada bulan Juni dan curah hujan terendah pada bulan Nopember (Bappeda, 2016).

Karakteristik Tanah

Berdasarkan olahan pada satuan peta tanah yang dikeluarkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian Tahun 1989 dan dikompilasi dengan Peta Kemampuan Tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional bahwa jenis tanah yang tersebar di Kabupaten Pakpak Bharat terdiri dari ordo, grup dan subgrup dengan landunit. Jenis tanah Kabupaten Pakpak Bharat umumnya berasal dari ordo Inseptisol (56.16%) yang dijumpai pada jenis penggunaan lahan pertanian lahan kering dan tutupan lahan berupa hutan lahan kering sekunder, meskipun juga terdapat beberapa lokasi berjenis tanah Andisol dan Ultisol. Jenis tanah tersebut selengkapnya disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 7.

Gambar 7. Peta Ordo Tanah Kabupaten Pakpak Bharat Tabel 11. Ordo Tanah Kabupaten Pakpak Bharat

No Ordo Tanah Luas

ha % 1 Inseptisol 74,380 56.16 2 Andisol 22,920 17.30 3 Ultisol 35,155 26.54 Jumlah 132,454 100.00

Kondisi Sosial Wilayah Kawasan Hutan

Mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.579/Menhut-II.2014 tanggal 24 Juni 2014 tentang Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara maka 80.97% Kabupaten Pakpak Bharat merupakan kawasan hutan yang secara lengkap disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Kawasan Hutan Kabupaten Pakpak Bharat

No. Fungsi Hutan SK. Menhut 579/Menhut-II/2014 Luas (ha) %

1 Hutan Konservasi 5,943 4.49

2 Hutan Lindung 43,188 32.61

3 Hutan Produksi Terbatas 48,442 36.57

4 Hutan Produksi Tetap 9,276 7.00

5 Areal Penggunaan Lain 25,605 19.33

Gambar 8. Kawasan Hutan Kabupaten Pakpak Bharat

Perizinan Kawasan

Kawasan yang telah dibebani izin untuk kepentingan umum dan swasta di Kabupaten Pakpak Bharat pada umumnya berada di Kawasan Hutan Negara. IUPHHK-HA PT. Gunung Raya Utama Timber Industries (GRUTI) merupakan pengguna kawasan hutan negara terluas di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu 37,780.00 ha yang seluruhnya berada di Hutan Produksi Terbatas (HPT). Data perizinan kawasan di Kabupaten Pakpak Bharat disajikan pada Tabel 13 dan Gambar 9.

Tabel 13. Data Perizinan Kabupaten Pakpak Bharat

No Nama Perusahaan Bidang Usaha Luas (ha) 1 PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) HTI 10,878.00 2 PT. Gunung Raya Utama Timber

Industries (GRUTI)

IUPHHK-HA 37,780.00

3 PT. Bakara Bumi Energi PLTA 29.12

4 PT. Inpola Mitra Elektrindo PLTA 48.00

5 PT. Phakpak Bumi Energi PLTA 35.50

6. PT. Dairi Prima Mineral Pertambangan 3,500.00 7. PT. Tunggal Menara Jaya Perkebunan Kopi 2,091.70

Penggunaan Lahan

Berdasarkan Peta Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015, penggunaan lahan di Kabupaten Pakpak Bharat didominasi oleh pertanian lahan kering seluas 30,099.14 ha atau sekitar 22.7% dari luas total wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, diikuti oleh pertanian lahan kering campur semak seluas 260.23 hektar (0.2%) dan persawahan 112.74 hektar (0.09%). Selain itu, masih terdapat semak belukar dan tanah terbuka yang potensial dikembangkan untuk pertanian atau perkebunan, masing-masing seluas 5,887.91 hektar (4.44%) dan 1,247.05 hektar atau 0.94% dari luas total wilayah Kabupaten Pakpak Bharat. Penggunaan lahan di Kabupaten Pakpak Bharat disajikan secara lengkap pada Tabel 14 dan Gambar 10.

Tabel 14. Penggunaan Lahan Kabupaten Pakpak Bharat

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase

1 Hutan lahan kering primer 16,620.00 12.55

2 Hutan lahan kering sekunder 76,650.00 57.87

3 Hutan Tanaman 1,513.00 1.14

4 Semak belukar 5,857.00 4.42

5 Pemukiman 91.18 0.07

6 Tanah Terbuka 1,238.00 0.93

7 Tubuh Air 22.21 0.02

8 Pertanian Lahan Kering 30,090.00 22.72

9 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 260.02 0.20

10 Persawahan 112.70 0.09

Jumlah 132,454.10 100.00

Pola Ruang

Berdasarkan Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2013-2033 terdapat 10 pola pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan budidaya. Pola pemanfaatan ruang tersebut adalah Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi, Hutan Suaka Alam, Kebun Rakyat, Perkebunan, Pemukiman, Pertanian Lahan Basah, Pertanian Lahan Kering dan Sempadan Sungai. Pola pemanfaatan ruang berupa pertanian lahan kering seluas 13,416.06 (9.89%) merupakan lahan potensial dengan luasan terluas untuk pengembangan komoditas unggulan di Kabupaten Pakpak Bharat. Pola pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2013- 2033 yang disajikan pada Tabel 15 dan Gambar 11.

Tabel 15. Jenis Pola Ruang Kabupaten Pakpak Bharat No. Jenis Pola Ruang Luasan (ha) %

1 Hutan Lindung 43,337.15 32.19

2 Hutan Produksi Terbatas 48,598.41 36.07

3 Hutan Produksi 9,943.10 7.56

4 Hutan Suaka Alam 5,572.58 4.34

5 Kebun Rakyat 4,753.40 3.74

6 Perkebunan 1,023.64 0.99

7 Pemukiman 360.04 0.50

8 Pertanian Lahan Basah 4,777.08 3.76

9 Pertanian Lahan Kering 13,100.45 9.89

10 Sempadan Sungai 988.40 0.96

Jumlah 132,454.21 100.00

Kondisi Perekonomian Wilayah Pengeluaran Rumah Tangga

Rata-rata pendapatan rumah tangga di Kabupaten Pakpak Bharat ialah Rp. 1,650,700/bulan. Pendapatan ini merupakan jumlah uang yang dihasilkan dari seluruh anggota keluarga termasuk suami, istri dan anak-anak dan kerabat yang tinggal bersama dalam satu rumah. Jumlah anggota keluarga per rumah tangga di Kabupaten Pakpak Bharat rata-rata tiga orang, dengan begitu maka seorang menghasilkan uang sebesar Rp. 500,200/bulan. Jika dibandingkan dengan garis kesejahteraan keluarga pedesaan di Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp. 249,000/bulan maka masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat lebih sejahtera (CI, 2015).

Gambar 12. Perbandingan Pengeluaran Rumah Tangga

Kabupaten Pakpak Bharat dengan Provinsi Sumatera Utara Indikator yang digunakan untuk mengukur konsumsi barang makanan adalah pengeluaran rumah tangga dan sumber dari bahan makanan yang dikonsumsi. Pengeluaran untuk barang makanan dan barang bukan makanan dijadikan dasar dalam analisis ini. Total pengeluaran rumah tangga di Kabupaten Pakpak Bharat ialah Rp. 1,086,300/bulan. Jumlah ini dua kali lebih besar dari rata-

rata pengeluaran rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara yang mencapai Rp. 534,700/bulan. Pengeluaran rumah tangga untuk barang makan memiliki porsi yang relatif tinggi yaitu 45% dari pendapatan rumah tangga. Perbandingan jumlah pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi barang makanan dan barang bukan makanan antara Kabupaten Pakpak Bharat dengan Provinsi Sumatera Utara ditunjukkan dalam Gambar 12 (CI, 2015a).

Sumber barang makanan rumah tangga juga ditanyakan kepada responden. Jika dibandingkan dengan kenyataan bahwa mayoritas masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yang berprofesi sebagai petani ditemukan fakta mengejutkan bahwa hanya 58% barang makanan yang dikonsumsi berasal dari kebun/pekarangan sendiri (CI, 2015b).

Permodalan Usaha Pertanian

Semua lahan pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat adalah pertanian tadah hujan yang kebanyakan memakai sistem pertanian polikultur. Pertanian polikultur adalah sistem budidaya pertanian yang jamak dilakukan, dimana berbagai macam tipe tanaman ditanam dalam lahan yang sama. Kenyataan bahwa semua tanaman ditanam secara bersamaan dalam satu lahan memberikan kesulitan untuk mengestimasi luas lahan dan hasil dari setiap jenis tanaman. Seorang petani dapat memiliki 2 sampai 5 kebun pada lokasi yang berbeda dan ukuran dari satu kebun berkisar dari 0.2 hingga 0.5 ha. Lahan-lahan tersebut menyebar dalam berbagai tipe penggunaan lahan seperti hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Keterbatasan dari tenaga kerja dan modal usaha pertanian menyebabkan tidak semua lahan yang dapat dikelola dalam waktu bersamaan. Satu lahan digunakan untuk 3 sampai 5 tahun sebelum akhirnya berpindah ke lokasi yang lain. Sistem rotasi ini secara alami merestorasi kesuburan tanah (CI, 2015).

Terdapat dua bank yang beroperasi di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu Bank BRI dan Bank Sumut. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan transaksi di sektor perbankan dibanding tahun sebelumnya. Ini ditunjukkan dari data jumlah penabung dan jumlah peminjam yang meningkat di dua bank yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Sumut. Data perbankan yang diperoleh dari 2 bank tersebut yaitu BRI Unit Salak dengan jumlah penabung sebanyak 8,016 orang dengan nilai sebesar Rp. 31,001,180,630.00 sedangkan nilai kredit yang disalurkan sebesar Rp. 47,193,429,164.00 dengan 1,611 peminjam dan Bank Sumut Cabang Pembantu Salak dengan jumlah penabung sebanyak 7,740 orang dengan nilai sebesar Rp. 180,136,372,127 sedangkan nilai kredit yang disalurkan sebesar Rp. 3,656,970,197 dengan 2,040 peminjam (BPS Pakpak Bharat, 2016).

Petani di Kabupaten Pakpak Bharat melakukan peminjaman ke Bank dengan skema kredit usaha rakyat dengan bunga rendah sekitar sembilan persen. Realita di lapangan, petani biasanya memakai uang pinjaman dari Bank untuk bertanam komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, gambir, jeruk, kakao, kopi arabika dan kopi robusta. Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat juga menyalurkan bantuan berupa pinjaman tanpa bunga kepada masyarakat melalui Kredit Nduma Pakpak Bharat yang dikelola oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM bekerja sama dengan Bank Sumut. Hal yang menarik dari sistem ini ialah

besaran modal yang diberi sebesar Rp. 10,000,000 yang jangka pengembaliannya selama 2 tahun dengan pembayaran Rp. 2,500,000 per 6 bulan.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Indikator utama yang digunakan pemerintah untuk melihat kondisi perekonomian daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui PDRB dapat diketahui pertumbuhan dan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah, PDRB per kapita, struktur ekonomi, dan juga dapat melihat sektor unggulan dalam suatu daerah. Sektor unggulan dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor dalam menghasilkan PDRB yang juga merupakan gambaran perekonomian suatu daerah dan sangat beguna dalam membuat perencanaan dan kebijakan dalam menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang oleh pemerintah (BPS Pakpak Bharat, 2016).

Menurut Ishak (2008), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah terjadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Data PDRB yang dikeluarkan oleh BPS Kabupaten Pakpak Bharat menunjukkan bahwa semenjak pemekaran dari Kabupaten Dairi pada tahun 2003 sektor pertanian masih mendominasi struktur PDRB di Kabupaten Pakpak Bharat hingga tahun 2015 dan selama periode tersebut kecenderungan ini tidak mengalami pergeseran. Kontribusi PDRB dari sektor pertanian selalu bernilai lebih dari 50% yang disajikan dalam Tabel 16 dan Tabel 17.

Tabel 16. Persentase Sumbangan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Berdasar Harga Konstan Tahun 2000

No Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 72.0 70.5 69.3 68.2 66.8 65.9 65.0 2 Pertambangan dan Penggalian 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 3 Industri Pengolahan 0.4 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 5 Bangunan 6.8 7.6 8.4 9.2 10.0 10.7 11.2 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10.9 11.5 11.5 11.7 11.7 11.7 11.8 7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.9 1.0 1.0 1.1 1.1 1.2 1.2 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.1 1.1 1.1 1.1 1.5 1.5 1.5 9 Jasa-jasa 7.6 7.6 8.0 8.2 8.3 8.4 8.7 Jumlah 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Tabel 17. Persentase Sumbangan Lapangan Usaha terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Berdasar Harga Konstan Tahun 2010

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan dan

Dokumen terkait