• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Strategis Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN LUWU TIMUR MENUJU KABUPATEN AGROINDUSTRI TAHUN 2015 ”

B. Kecamatan Wotu

7.6 Arahan Strategis Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

lingkungan permukiman yang layak, dan sebagainyayang belum tertangani secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa kondisisebagai berikut:

a. tuntutan yang tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan permukiman daninfrastruktur permukiman perkotaan belum didasarkan pada kebijakan danstrategi pembangunan yang memadai, tepat, berskala kabupaten/kota, danberbasis kawasan;

b. penyusunan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan sering bersifat sesaat, responsif terhadap permasalahanyang ada, serta berorientasi pada ketersediaan sumberdaya yang ada sehinggakebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukimanperkotaan bersifat parsial dan tidak komprehensif, serta tidak terpadu dengankebutuhan arah pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota;

c. pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggarasecara terpadu dan berkelanjutan;

d. belum terdapatnya strategi khusus pembangunan permukiman dan infrastrukturpermukiman perkotaan yang terintegrasi dengan penataan ruang danperencanaan pembangunan secara keseluruhan; dan

e. terdapat tumpang tindih kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penangananpermasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukimanperkotaan pada tingkat operasional (kabupaten/kota).

Berdasarkan permasalahan pembangunan yang ada tersebut, diperlukan beberapapertimbangan, yaitu:

a. bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukimanperkotaan memerlukan adanya arahan yang jelas selaras dengan arahpengembangan kabupaten/kota;

b. bahwa dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukimanperkotaan diperlukan arahan yang didasarkan pada kebutuhan kabupaten/kotadan berbasis kawasan;

c. bahwa pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaanperlu diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan sebagaimana yangdiamanatkan dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan danKawasan Permukiman; dan d. bahwa dalam pengembangan kabupaten/kota dan kawasan

perkotaan terdapatkebutuhan untuk merumuskan strategi pembangunan permukiman daninfrastruktur permukiman perkotaan yang mampu mendukung danmengintegrasikan seluruh strategi sektoral yang terkait.

Berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka suatu kabupaten/kota sudahseharusnya memiliki arahan kebijakan dan strategi pembangunan permukiman daninfrastruktur permukiman perkotaan yang jelas dan komprehensif yangmempertimbangkan semua aspek pembangunan baik fisik, sosial, ekonomi, investasi,pembiayaan, kelembagaan, maupun partisipasi publik. Selain itu, arahan kebijakandan strategi yang dimaksud sebaiknya dapat menjadi acuan bagi penerapan programpembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman perkotaan yang ada.

Terkait dengan hal ini, program-program yang diselenggarakan mengacu padakebutuhan untuk menjawab strategi yang telah dirumuskan dan skala prioritasnya.Selain itu, program yang dikembangkan dapat mendukung terwujudnya tujuan danDalam kaitannya dengan pembangunan kabupaten/kota, keberadaan SPPIP danRPKPP ini menjadi penting, karena SPPIP dan RPKPP ini akan menjadi:

pemerintah daerah untuk lebih focusmencapai tujuan pembangunan;

b. acuan bagi perencana program dan kegiatan dalam mensinergikan danmengintegrasikan sektor yang ada, baik sektor strategis, sektor unggulanmaupun sektor penunjang, kedalam program pembangunan tahunan; dan

c. acuan bagi perangkat pelaksana pembangunan dalam menjalankan tugasnyasesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing, dalam mencapai tujuanpembangunan.

SPPIP dan RPKPP sebagai suatu acuan yang operasional dan implementatif inidalam penyelenggaraan pembangunan memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. SPPIP dan RPKPP merupakan kebijakan, strategi, program, dan kegiatanpembangunan permukiman yang berbasis pada kawasan perkotaan sesuaidengan dokumen Rencana Tata Ruang;

b. keseluruhan rangkaian proses dan produk SPPIP dan RPKPP menjadikewenangan pemerintah kabupaten/kota secara keseluruhan bukan olehpemerintah, pemerintah provinsi, konsultan, maupun lembaga donor;

c. SPPIP dan RPKPP disusun secara sistematis mulai dari jangka panjang yangkemudian dirinci dalam jangka menengah dan jangka pendek. Oleh karena itu,SPPIP dan RPKPP diharapkan dapat mengakomodir berbagai kemungkinanpenyesuaian akibat dinamika perkembangan kabupaten/kota;

d. penyusunan SPPIP dan RPKPP melibatkan partisipasi dari berbagai pemangkukepentingan kabupaten/kota yang signifikan, sehingga rasa kepemilikan dankepedulian terhadap SPPIP dan RPKPP menjadi tinggi;

e. SPPIP dan RPKPP merupakan produk yang bersifat strategis dan lintas isu; dan

f. rangkaian proses penyusunan SPPIP dan RPKPP mengarahkan pada cara pandang baru dalam pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota besertakeberlanjutannya.

Penyusunan strategi Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan itu sendiri tetap didasarkan dan mengacu pada strategi pengembangan kota (SPK). Sebagai suatu proses yang sangat strategis dan signifikan yang akan diterapkan di kota dengan karakter yang berbeda, maka sangat disadari bahwa dalam proses penyusunannya akan sangat membutuhkan dukungan penguatan bersama, baik yang bersifat pemahaman, kapasitas maupun pengetahuan terhadap SPPIP ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pihak Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) memberikan dukungan dalam bentuk bantuan dan bimbingan teknis yang bersifat pendampingan dan peningkatan serta penguatan kapasitas (capacity building) bagi propinsi dankabupaten yang akan melaksanakan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP).

Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) harus memiliki keselarasan dengan dokumen kebijakan daerah baik kebijakan spatial plan maupun development plan. Untuk itu rumusan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, selain didasarkan pada upaya pencapaian dari tujuan dan kebijakan PPIP juga merupakan kompilasi dari strategi dari beberapa dokumen kebijakan daerah.

Tujuan kegiatan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi dan merumuskan strategi kawasan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

c. Menetapkan kawasan permukiman prioritas berdasarkan karakteristik fisik, sosial dan ekonomi dengan mengacu pada arahan RTRW.

d. Merumuskan strategi pengembangan kawasan permukiman prioritas dan infrastruktur.

e. Merumuskan program penanganan berdasarkan skala prioritas pengembangan kawasan permukiman.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) sebagai berikut :

a. Tersedianya strategi pengembangan kawasan permukiman yang menjadi acuan bersama bagi pemangku kepentingan dalam pengembangan kawasan permukiman prioritas.

b. Tersusunnya kriteria lokasi pengembangan kawasan permukiman sebagai acuan penilaian dalam penentuan kawasan permukiman prioritas sesuai dengan potensi dan permasalahan pengembangan permukiman.

c. Tersedianya informasi lokasi pengembangan kawasan permukiman prioritas.

Manfaat yang di peroleh dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan SPPIP sebagai berikut :