• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)

1.5. Orisinalitas Penelitian

1.7.2. Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB)

Untuk menghindari penyalahgunaan wewenang dan kesewenang-wenangan, maka pemerintah dalam menjalankan fungsinya perlu menggunakan Asas-asas Umum Pemerintahan Yang baik sebagai pedoman dalam membuat keputusan maupun perbuatan nyata.

Fungsi Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) merupakan pedoman yang bersifat umum yang mempunyai nilai hukum atau minimal mempunyai nilai penentu dalam suatu tindakan pemerintahan. Asas-asas yang dimaksud bersifat tidak tertulis atau dalam arti tidak diatur tersendiri dalam suatu bentuk peraturan perundang-undangan, namun walaupun sifatnya tidak tertulis Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB ) tersebut hidup dan menjiwai dalam setiap bentuk tindakan pemerintahan yang dilakukan oleh badan atau pejabat Tata Usaha Negara, mengisi ketidaklengkapan dan ketidakjelasan serta kekosongan peraturan perundang-undangan, juga sekaligus sebagai pelengkap bagi keberadaan Negara hukum Indonesia, sehubungan dengan hal tersebut maka badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang melaksanakan urusan

pemerintahan seperti membuat keputusan (beschikking) yang materinya bersifat

konkrit umum maupun konkrit individual, serta mengeluarkan Peraturan (regeling) merupakan perbuatan pemerintah dalam hukum publik, pengawasan yang bersifat umum abstrak dan dalam melakukan perbuatan nyata atau perbuatan

materiil (Materiil Daad), yang dilakukan oleh pemerintah. Semua tindakan

(AAUPB) baik yang formal maupun materiil sehingga keputusan tersebut benar-benar menurut hukum dan mencerminkan kepastian hukum.

Selanjutnya maksud dirumuskannya Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) adalah mewujudkan penyelenggaraan Negara yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab, menurut Ridwan HR Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik

(AAUPB) meliputi:13

1) Asas Kepastian Hukum : asas dalam Negara hukum yang mengutamakan

landasan Peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap tindakan pemyelenggara negara;

2) Asas Tertib Penyelenggaraan Negara: asas ini menjadi landasan

keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian

penyelenggaraan negara, asas ini menghendaki agar penggunaan wewenang oleh penyelenggaraan negara, tetap berdasarkan dan sesuai dengan hukum yang berlaku sehingga terjaga keharmonisan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat;

3) Asas Kepentingan Umum: asas yang mendahulukan kesejahteraan umum

dengan cara aspiratif. Akomodatif dan selektif. Asas ini mengharuskan administrasi Negara menjalankan kekuasaan untuk mencapai atau memenuhi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara;

4) Asas Keterbukaan: asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat

untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif

tentang penyelenggaraan dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi manusia, golongan dan rahasia negara;

5) Asas Proporsionalitas: asas yang mengutamakan keseimbangan hak dan

kewajiban penyelenggara negara;

6) Asas Profesionalitas: asas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Asas ini mengutamakan agar pembuatan peraturan oleh pemerintah didasarkan atas keahlian sehingga tepat dari segi aturan hukum yang diterapkan maupun dari segi prosedurnya;

7) Asas Akuntabilitas: asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil

akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari sudut masyarakat sebagai sasaran pengawasan, maka Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) tersebut hakekatnya adalah berkaitan dengan alasan mengajukan keberatan atau pun dapat pula sebagai alasan mengajukan gugatan apabila ternyata tindakan pemerintahan tersebut merugikan masyarakat. Mengingat bahwa tidak dapat dipungkiri antara masyarakat dengan pemerintah dapat terjadi perbedaan pendapat sehingga dirasakan menimbulkan kerugian, maka diperlukan penyelesaian.

Selain asas-asas tersebut diatas dapat dikemukakan pendapat Prof. Crince Ie Roi mengenai unsur-unsur dari Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagai berikut :14

1. Asas kepastian hukum

2. Asas kesamaan

3. Asas Keseimbangan

4. Asas Kecermatan

5. Asas motivasi pada setiap keputusan pemerintah

6. Asas tidak menyalahkan wewenang

7. Asas permainan yang wajar

8. Asas keadilan atau kewajaran

9. Asas menanggapi harapan yang wajar

10.Asas peniadaan akibat keputusan yang batal

11.Asas perlindungan atas pandangan hidup atau cara hidup

Eksistensi 11 (sebelas) macam AAUPB diatas dapat dipakai sebagai patokan dan pegangan untuk menentukan suatu kebijakan, yang walaupun asas itu tidak memberikan patokan sanksi penjara, denda namun satu hal yang universal yaitu

tanggung jawab moral karena asas ini tergolong sebagai “ code of conduct” dalam

hidup bermasyarakat. Dan khusus bagi kalangan pejabat, baik di bidang legislatif maupun eksekutif dan yudikatif, AAUPB sebenarnya sudah terdapat baik secara eksplisit maupun implisit, hal ini dapat dilihat dari peraturan disiplin kerja,

14 M. Solly Lubis, 2002, Hukum Tata Negara, CV. Mandar Maju, Bandung (Selanjutnya disebut M. Solly Lubis II) hal., 127-134

tatakrama sosial, Kolegialitas, standing order (tata tertib legislatif), peraturan

kepegawaian serta berbagai pedoman, dan petunjuk kerja. 15

Dari pandangan tersebut diatas dapat dipahami bahwa asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) sangat penting fungsinya yakni sebagai pedoman atau patokan bagi badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dalam hal membuat keputusan, mewujudkan penyelenggaraan negara yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, khususnya dalam hal ini pemberian fasilitias keimigrasian berupa visa tinggal terbatas dan izin kerja bagi Tenaga kerja Asing yang akan bekerja di Indonesia diterapkan asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB) salahnya satunya yaitu asas kepastian hukum bagi orang asing yang kawin campur dalam memperoleh pekerjaan di Indonesia, mengingat asas kepastian hukum dalam Negara hukum mengutamakan landasan Peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap tindakan penyelenggara negara; serta melakukan perbuatan atau tindakan-tindakan nyata, jadi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara termasuk tindakan yang didasarkan pada wewenang diskresi dibatasi oleh peraturan perundang-undangan dan asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB). Sehingga dengan telah dimuatnya asas-asas hukum ini dalam hukum positif kita maka secara normatif asas-asas ini dapat digunakan sebagai alasan gugatan oleh warga masyarakat dalam membela hak-haknya terhadap tindakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang tidak layak dan tidak adil.