• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asas, Fungsi, dan Aturan Perbankan di Indonesiadi Indonesia

Dalam dokumen Sistem Perbankan Syariah di Indonesia (Halaman 31-35)

T EORI -T EORI P ERBANKAN

C. Asas, Fungsi, dan Aturan Perbankan di Indonesiadi Indonesia

Penjelasan tentang asas, fungsi, dan aturan perbankan telah diatur secara khusus dalam perundang-undangan Indonesia. Ketentuan ini berlaku dan terikat bagi bangsa Indonesia. Dalam Pasal 2, 3, dan 4 UU No.7/1992 sebagaimana yang telah diubah dengan UU No.10/1998 tentang perbankan secara rinci telah menyatakan asas, fungsi, dan aturan perbankan di Indonesia.18

Perbankan Indonesia menggunakan prinsip berhati-hati dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi. Dalam melaksanakan asas demokrasi ekonomi, industri perbankan Indonesia harus menghindarkan diri dari ciri-ciri negatif yang dinyatakan dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN), yaitu:

1. Sistem free fight liberalism (persaingan secara bebas) yang menimbulkan eksploitasi terhadap manusia dan negara lain.

2. Sistem etatisme di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta menghabiskan potensi dan daya cipta unit-unit ekonomi swasta.

3. Pemusatan kekuatan industri perbankan pada satu aspek yang merugikan masyarakat.

Sementara fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.19

Pada sudut lain, definisi bank secara tidak langsung telah menggambarkan fungsi bank itu sendiri, yang secara umum dapat

18 Lihat UU Nomor 7 tahun 1992, Bandung: Citra Umbara, 2004, hlm. 225.

19 Penghimpunan dana oleh bank melalui Giro (titipan), Deposito, dan Tabungan. Sedangkan penyaluran dana dapat dalam bentuk pinjaman dan pelaburan. Sila lihat American Institute of Banking ((!995), Principle of Bank Operational, Hasymi Ali (terj.), Jakarta: Rineka Cipta, 28 & 201.; Mudrajad Kuncoro & Suhardjono (2002), Manajemen Perbankan; Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE, hlm. 69-75.

dikategorikan menjadi dua fungsi: fungsi perantara (intermediation role) dan fungsi transmisi (transmission role).20

Fungsi perantara ialah penyediaan kuasa untuk aliran dana dari mereka yang mempunyai dana yang tidak dimanfaatkan atau kelebihan dana selaku penabung (saver) dan pemberi pinjaman (lender) kepada mereka yang memerlukan atau kekurangan dana untuk memenuhi berbagai kepentingan selaku peminjam (borrower). Dalam hal ini, bank bertindak sebagai perantara untuk menerima, memindahkan atau menyalurkan dana di antara kedua belah pihak yang terpisah, tanpa saling mengenal antara satu sama lain.21

Peranan ini sangat membantu pihak pemilik dana, baik dari keuntungan yang diperoleh maupun keamanan dana itu dibandingkan jika disimpan sendiri. Ini berarti risiko itu telah dialihkan atau ditanggung oleh bank. Pada umumnya, penabung ingin menanam dananya dalam jangka masa yang sangat pendek, sedangkan pihak peminjam lebih suka meminjam dalam jangka masa yang panjang.

Kedua kepentingan yang bertentangan itu dapat diselesaikan bank karena adanya kepercayaan masyarakat terhadap bank baik dari pihak penabung maupun peminjam.

Selain itu, peranan ini juga bisa menahan keinginan konsumtif masyarakat baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan perencanaannya di kemudian hari. Sementara itu, pihak peminjam dengan sendirinya merasa sangat terbantu untuk membiayai keperluannya, baik untuk konsumtif maupun produktif. Ini berarti penghimpunan dana sangat besar peranannya untuk kehidupan dan kemajuan ekonomi, karena setiap pengeluaran konsumtif dan produktif menuntut adanya ketersediaan dana. Dari pengeluaran konsumtif dan produktif itulah terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

20 Ketut Rindjin (2000), Pengantar Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 15.

21 Silahkan lihat pula David H. Friedmen (1998), op.cit., hlm. 48.

Hal ini sesuai dengan formula J. M. Keynes22 bahwa pembentukan pendapatan (Y/Yield) ditentukan oleh adanya pengeluaran konsumsi (C/Consumption) dan investasi (I/Investment), baik bagi pemerintah maupun swasta, atau dapat dirumuskan seperti berikut:

Y (Yield) = C (Consumption) + I (Investment)

Dengan meningkatnya pendapatan, peluang jumlah tabungan (S/

Saving) turut meningkat sebagai pembeda antara pendapatan dengan konsumsi sesuai dengan formula:

Y (Yield) = C (Consumption) + S (Saving)

Dengan demikian, amat jelas betapa besar peranan yang dilakukan bank terhadap kehidupan dan pertumbuhan ekonomi serta pendapatan masyarakat. Dalam hubungan ini, bank dapat diibaratkan sebagai jantung dan pembuluh darah dalam tubuh manusia, yang mengalirkan darah (uang) ke seluruh sektor kehidupan ekonomi.

Fungsi transmisi berkaitan dengan peranan bank dalam urusan pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan instrumen keuangan seperti penciptaan uang kartal (kertas) oleh bank sentral, uang giral yang dapat diambil serta dipindahtangankan atau dipindahbukukan dengan menggunakan cek atau bilyet (lembaran sebagai bukti) giro (titipan) seperti yang dilakukan bank umum dan juga alat-alat yang menyerupai uang seperti kartu bank (bank card) dalam berbagai bentuk. Kartu bank dikeluarkan oleh bank untuk diberikan kepada penabungnya dan dapat dikeluarkan sebagai alat pembayaran, baik di dalam maupun di luar Negara, tergantung kepada bank yang mengeluarkan. Kartu bank ini dapat digunakan untuk pembayaran terhadap pembelian barang di swalayan, ataupun pusat belanja lainnya, pembiayaan hotel, rumah sakit, restoran, tiket pesawat, bengkel, dan lain-lain. Di kota-kota kecil di dalam negara, cara ini memang belum tersedia atau sangat terbatas. Kartu ini juga

22 Ketut Rindjin (2000), op.cit., hlm. 16.

bisa digunakan untuk mengambil uang tunai sepanjang 24 jam pada ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine).23

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peranan bank sangat besar untuk memperlancar, mempercepat serta mempermudahkan transaksi yang sebagian besar dilakukan dengan uang giral (cek) dan alat-alat pembayaran elektronik. Di negara-negara maju, perbandingan antara uang kartal dengan uang giral ialah sekitar 20: 80, sedangkan di negara Indonesia adalah sekitar 35 : 65.

Dalam perkembangan lebih jauh, fungsi lembaga keuangan, khususnya bank, bertambah menjadi empat yaitu (1) penghimpun dan penyalur dana; (2) pemberi informasi dan pengetahuan; (3) pemberi jaminan; dan (4) pencipta dan pemberi likuiditas.24

Terdapat fungsi baru pada bank yaitu sebagai pemberi informasi dan pengetahuan, yaitu kemampuan bank untuk melaksanakan tugas sebagai pakar analisis kredit dan ekonomi untuk kepentingan penabung. Hal ini memang sangat diperlukan penabung, pada saat ia ingin mengembangkan usaha yang memerlukan bantuan kredit dari bank. Fungsi pemberi jaminan mensyaratkan agar bank secara moral dan secara perundangan dapat menjamin keamanan dana yang diamanahkan kepadanya. Adapun fungsi likuiditas mengandung arti bahwa bank mampu mengembalikan dana penabungnya pada saat diperlukan atau tatkala jatuh tempoh. Dengan demikian, penabung tidak akan ragu-ragu menaruh dananya di bank yang berkenaan. Fungsi bank untuk mempermudah dan mempercepat urusan pembayaran serta otoritas dalam aspek peredaran uang tidak lagi dijelaskan, karena telah diuraikan di atas.25

Pada sisi lain, menurut Dahlan Siamat,26 bank melaksanakan beberapa fungsi dasar. Fungsi pokok bank umum adalah seperti berikut:

23 Ibid.

24 Insukindro (1995), Ekonomi Uang dan Bank, Yogyakarta: BPFE, hlm. 26.

25 Ketut Rindjin (2000), op.cit., hlm. 17.

26 Dahlan Siamat (2001), Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, hlm. 88.

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam aktivitas ekonomi.

2. Menciptakan uang.

3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.

4. Menawarkan pelayanan keuangan lain.

Demikian beberapa uraian tentang fungsi dan usaha yang dapat dilakukan bank, khususnya di Indonesia dengan segala peraturan yang mengikatnya. Pendapat satu pakar dengan pakar lain saling melengkapi bergantung kepada aspek penekanan masing-masing dan sudut pandang mereka dalam melihat fungsi dan usaha yang dapat dilakukan bank.

Adapun aturan perbankan, khususnya di Indonesia adalah untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan kestabilan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dalam dokumen Sistem Perbankan Syariah di Indonesia (Halaman 31-35)