• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bank Sentral di Indonesia

Dalam dokumen Sistem Perbankan Syariah di Indonesia (Halaman 48-61)

T EORI -T EORI P ERBANKAN

H. Bunga sebagai Piranti Kredit pada Bank KonvensionalKonvensional

I. Bank Sentral di Indonesia

Bank sentral dalam pengartian umum ialah sebagai sebuah lembaga yang ditugaskan untuk mengawasi atau menjaga sistem

54 Lihat Muhammad (2002), op.cit., hlm. 56.

55 Kompetisi bank dalam penerapan bunga ini akan memberi pengaruh terhadap pendapatan bank. Ketentuan bunga yang bersaing, boleh saja bank akhirnya akan berupaya semaksimal mungkin memperkecil suku bunga terhadap peminjam dan memperbesar bunganya untuk penabung. Padahal, di antara pendapatan bank ialah hasil selisih yang ada di antara ke duanya (spread). Kalau selisih bunga kredit lebih besar dari bunga tabungan, maka bank akan mendapat untung. Akan tetapi kalau seandainya berlaku sebaliknya, yaitu bank tidak mampu menyeimbangkan tingkat suku bunga di antara keduanya, yaitu, suku bunga tabungan lebih besar karena bank kekurangan likuiditas, dibandingkan suku bunga kredit, maka bank akan rugi (negative spread), dan siap untuk dilikuidasi. Kondisi seperti ini yang banyak dialami dunia perbankan konvensional Indonesia, di saat memuncaknya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997/1998 yang lalu. Sehingga banyak bank konvensional yang terlikuidasi, diambil sahamnya oleh pemerintah, merger dan ditutup sama sekali. Lihat Syukri Iska, Sistem Ekonomi Islam Di sisi Kelemahan Ekonomi Sekuler di Indonesia, dalam Jurnal Ilmiah Syariah (Juris) STAIN Batusangkar, Vo. 1 No. 2 , 2002, hlm. 149-155, dan Mudrajad Kuncoro (2002), op.cit., hlm. 514.

keuangan dan perbankan. Oleh karena itu ia diberi otoritas untuk mengatur uang beredar.56 Bank-bank sentral di seluruh dunia menunjukkan fungsi yang hampir sama meskipun bentuk lembaganya berbeda.57

Bank sentral juga berperan sebagai pembina bank, dan memiliki otoritas untuk memberi (dan mencabut), atau mengajukan rekomendasi pemberian izin usaha kepada bank, mengatur, dan memberikan denda kepada bank.

Bank sentral merupakan lembaga negara yang bebas dalam melaksanakan tugas dan kekuasaannya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang atau peraturan lainnya.58

Dalam ungkapan lain, Siswanto mengemukakan bahwa walaupun bank sentral merupakan badan hukum milik negara karena memang tidak ada di dunia ini bank sentral yang bukan milik pemerintah,59 namun ia termasuk ke dalam bentuk bebas terpimpin (independent within the government).60

Fungsi bank sentral ialah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai mata uang. Untuk mencapai fungsi tersebut, bank sentral melaksanakan kebijakan moneter secara berketerusan, konsisten, profesional, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah dalam bidang perekonomian. Secara lebih rinci, tugas tersebut dijabarkan menjadi seperti berikut:

56 Dawam Rahardjo (1995), Bank Indonesia dalam Kilasan Sejarah Bangsa, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, hlm. 17. Kata Shaw, fungsi bank negara di samping mengontrol uang beredar, juga sepenuhnya mengontrol kredit.

Sila lihat Shaw, W.A. (t.t.), Theory and Principles of Central Banking, Pittman, hlm. 78.

57 Afzalurrahman (1980), Doctrin of Islam, Lahore: Islamic Publication Ltd., Vol. 4, hlm. 481.

58 Dalam negara berkembang, seperti Indonesia, pemerintah sebagai penyelenggara kekuasaan negara yang berperan sebagai agen pembangunan dan perubahan sosial, terpaksa menarik bank negara berdekatan sebagai agen pembangunan, sehingga akibat keterbatasan, sering menimbulkan kegoncangan terhadap moneter, yang akhirnya mempengaruhi fungsi bank sentral sebagai penjaga stabilitas moneter. Lihat Dawam Rahardjo (1995), op.cit. hlm. 16.

59 Untuk itu disebut juga bank sentral itu sebagai bankir pemerintah, karena tempat pemerintah menyimpan dan meminjam dana. Bagi negara Islam awal, Bail al-Mal berperan sebagai bank negara, dilihat dari sisi fungsinya yang sama dengan bank sentral saat ini, sehingga Bait al-Mal dapat juga disebut sebagai bank sentral pertama dalam sejarah perbankan. Lihat Afzalurrahman (1980), op.cit., vol. 4, hlm. 482.

60 Siswanto Sutijo (1997), Manajemen Terapan Bank, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, hlm. 13

1 Sigit Triandaru, dkk. hanya membagi dalam tiga macam pertama. Sila lihat Sigit Triandaru, dkk. (2006), op-cit., hlm. 39. Lihat juga, Siswanto Sutojo (1997) menambahnya dalam empat macam terakhir, Ibid., hlm. 16.

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter (keuangan).

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

3. Mengatur, mengawasi dan mengendalikan kredit bank, digunakan untuk menjaga kehidupan perbankan dalam negara yang sehat.

4. Mengatur jumlah uang di peredaran, baik uang kartal maupun giral, sehingga jumlah uang beredar sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

5. Bertindak sebagai pusat keuangan pemerintah.

6. Bertindak sebagai pusat keuangan umum dalam negara.

7. Menjaga emas dan devisa nasional.61

Di samping tugas-tugas tersebut, bank sentral juga mempunyai tanggung jawab dan aktivitas lain yang berkaitan dengan pemerintah, hubungan antara bangsa, akuntabilitas dan anggaran. Pada pihak lain, pemerintah dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas bank sentral. Untuk itu, bank tersebut wajib menolak dan atau mengabaikan segala bentuk campur tangan dari pihak mana pun dalam rangka pelaksanaan tugasnya. Jika di Indonesia, Dewan Gubernur Bank Indonesia, sebagai bank sentral di Indonesia, yang melanggar ketentuan tersebut dapat diancam dengan hukuman penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).62

Sebagaimana dijelaskan lebih jauh Sigit Triandaru, di antara tugas bank sentral, seperti Bank Indonesia di Indonesia, adalah:63

1. Tugas Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter bank sentral berwewenang:

62 Ibid.

63 Ibid. Tugas dan wewenang bank sentral di Indonesia (Bank Indonesia) diatur berdasarkan UU No. 23/ 1999.

a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memper-hatikan gerak laju inflasi.

b. Melakukan pengendalian peredaran keuangan (moneter) dengan menggunakan cara-cara yang ada, tetapi tidak terbatas kepada:

1) Operasi pasaran terbuka di pasar uang apakah terhadap mata uang negara mata uang asing.

2) Penetapan tingkat diskonto.

3) Penetapan cadangan wajib minimum.64 4) Pengaturan kredit atau pembiayaan.

c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka masa paling lama 90 (sembilan puluh) hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek pada bank tersebut.65 Pelaksanaan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, wajib dijamin oleh bank penerima dengan jaminan (agunan) yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan, yang mana nilai minimumnya sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diterimanya. Pelaksanaan cara ini ditetapkan dengan peraturan bank sentral.

d. Apabila bank mengalami masalah keuangan yang berdampak secara sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, maka bank sentral dapat memberikan kuasa pembiayaan darurat yang mana pendanaannya menjadi beban pemerintah.66 Ketentuan dan

64 Bank sentral mewajibkan kepada setiap bank komersial untuk selalu menyediakan dana tunai cadangan di atas atau di bawah permintaan normal, tergantung kepada keperluan ekonomi. Peningkatan permintaan cadangan dapat memaksa bank komersial untuk mengurangi kreditnya, demikian sebaliknya. Silahkan lihat Afzalurrahman (1980) op.cit., vol. 4, hlm. 485.

65 Kasmir (2004), op.cit., hlm. 23

66 Di dalam realitas perbankan modern, semua bank sentral meminta semua bank komersial untuk menyimpan sejumlah bagian dana yang dimilikinya dalam bentuk tunai agar bank tersebut mampu mempertahankan likuiditasnya pada tingkat yang layak untuk memenuhi perminaan tunai para penabungnya, yang disebut Rasio Cadangan. Bank, dan harus mempertahankan sebagian rasio cadangannya yang disimpan di bank sentral, dan sebagai konsekuensinya bank komersial tersebut dapat menggunakan fasilitas pinjaman pada bank sentral pada saat krisis atau saat memerlukannya. Silahkan lihat Afzalurrahman (1980), op.cit., vol. 4, hlm. 489.

tata cara pengambilan keputusan mengenai kesulitan keuangan bank yang berdampak secara sistemik, pemberian wewenang pembiayaan darurat, dan sumber pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Indonesia, diatur dalam undang-undang tersendiri.67

e. Melaksanakan kebijaksanaan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah ditetapkan.

f. Mengelola cadangan devisa.68 Dalam pengelolaan cadangan devisa, Bank Indonesia, sebagai bank sentral, melaksanakan berbagai jenis transaksi devisa dan dapat menerima pinjaman luar negeri.

g. Menyelenggarakan pengawasan secara berkala atau saat diperlukan, baik bersifat makro ataupun mikro untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Pelaksanaan pengawasan dilakukan pihak lain berdasarkan tugas dari bank sentral.

Dalam penyelenggaraan pengawasan, setiap lembaga wajib memberikan keterangan dan data yang diperlukan bank sentral. Bank atau pihak lain yang terlibat dengan pengawasan itu wajib merahasiakan sumber dan data perorangan kecuali undang-undang secara tegas menyatakan yang lain.69 2. Tugas Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, bank sentral berwewenang:

66 Di dalam realitas perbankan modern, semua bank sentral meminta semua bank komersial untuk menyimpan sejumlah bagian dana yang dimilikinya dalam bentuk tunai agar bank tersebut mampu mempertahankan likuiditasnya pada tingkat yang layak untuk memenuhi perminaan tunai para penabungnya, yang disebut Rasio Cadangan. Bank, dan harus mempertahankan sebagian rasio cadangannya yang disimpan di bank sentral, dan sebagai konsekuensinya bank komersial tersebut dapat menggunakan fasilitas pinjaman pada bank sentral pada saat krisis atau saat memerlukannya. Silahkan lihat Afzalurrahman (1980), op.cit., vol. 4, hlm. 489.

67 Dalam ketentuan di Indonesia, apabila undang-undang belum ditetapkan, ketentuan dan tata caranya dituangkan dalam nota kesepakatan antara Pemerintah dan Bank Indonesia. Lihat Sigit Triandaru dan kawan-kawan, (2006), Ibid., hlm. 40

68 Devisa dalam istilah perbankan dengan makna alat pembayaran luar negeri (yang ditukar dengan mana-mana mata uang luar negeri). Lihat Dewan Bahasa dan Pustaka (2002), Kamus Dewan, Kuala Lumpur, hlm. 300.

69 Di Indonesia, badan yang tidak memenuhi kewajiban ini diancam dengan pidana denda paling banyak Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), berdasarkan Peraturan Bank Indonesia. Lihat Sigit Triandaru dkk. (2006), loc.cit.

a. Melaksanakan dan memberikan aturan dan izin atas penyelenggaraan pelayanan sistem pembayaran.

b. Mewajibkan penyelenggara pelayanan sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang aktivitas.

c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.

d. Mengatur sistem kliring antara bank dalam mata uang negara dan atau mata uang asing. Penyelenggaraan aktivitas kliring antara bank dalam mata uang negara dan atau mata uang asing dilakukan bank sentral atau pihak lain yang ditunjuk oleh bank.

e. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antara bank dalam mata uang negara dan atau mata uang asing.70

f. Menetapkan jenis, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan masa mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.

g. Sebagai satu-satunya lembaga yang mengeluarkan dan mengedarkan mata uang negara serta membatalkan, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran.71 Jika di Indonesia, Bank Indonesia dapat membatalkan dan menarik uang rupiah dari peredaran dengan memberikan penggantian dengan nilai yang sama. Apabila lima tahun setelah masa pembatalan, tetapi masih terdapat uang yang belum ditukarkan, nilai uang tersebut dihitung sebagai penerimaan tahun anggaran berjalan. Uang yang ditukarkan sesudah berakhirnya tempo akan dihitung sebagai pengeluaran tahun anggaran berjalan. Hak untuk menuntut penukaran uang yang telah dibatalkan tidak berlaku lagi setelah sepuluh tahun sejak masa pembatalan. Pelaksanaan ketentuan di atas ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia.72

70 Mengatur sistem kliring dan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank dalam mata uang negara dan valuta asing dapat dilakukan pihak lain dengan persetujuan bank. Lihat Sigit Triandaru dkk. (2006), Ibid.

71 Kasmir (2004), op.cit., hlm. 24.

72 Sigit Triandaru dkk. (2006), op.cit., hlm. 41.

3. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank

Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, bank sentral:

a. Menetapkan peraturan perbankan termasuk ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian.

b. Memberi dan membatalkan izin kepada lembaga dan aktivitas usaha tertentu dari bank termasuk memberi dan membatalkan izin usaha bank, memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor bank, memberikan ketetapan atas kepemilikan dan manajemen bank, memberikan izin kepada bank untuk menjalankan aktivitas-aktivitas usaha tertentu.

c. Melaksanakan pengawasan terhadap bank secara langsung dan tidak langsung. Pelaksanaan pengawasan dilakukan antara lain dengan:

1) Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan bank sentral. Apabila diperlukan, kewajiban tersebut dapat dikenakan pula terhadap induk perusahaan, anak perusahaan, pihak terkait, dan pihak cabang dari bank.

2) Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap masa apabila diperlukan. Apabila diperlukan, pemeriksaan dapat dilakukan terhadap induk perusahaan, anak perusahaan, pihak terkait, pihak cabang, dan debitur bank. Bank dan pihak-pihak yang diperiksa wajib memberikan kepada pemeriksa:

a) Keterangan dan data yang diminta.

b) Kesempatan untuk melihat semua pembukuan, dokumen, dan kemudahan fisikal yang berkaitan dengan aktivitas usahanya.

c) Hal-hal lain yang diperlukan.73

73 Ibid.

3) Menugaskan pihak lain atas nama bank sentral untuk melaksanakan pemeriksaan. Pihak lain yang melaksanakan pemeriksaan wajib merahsiakan keterangan dan data yang diperoleh dalam pemeriksaan.

4) Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebahagian atau seluruh aktivitas transaksi tertentu apabila menurut penilaian bank sentral transaksi tersebut patut dicurigai merupakan tindak pidana di bidang perbankan. Berdasarkan kesangsian tersebut, bank wajib mengirimkan beberapa orang pemeriksa untuk meneliti kebenarannya. Apabila hasil pemeriksaan tidak memperoleh bukti yang cukup, bank sentral pada hari itu juga bisa menarik perintah penghentian transaksi tersebut.

5) Melakukan tindakan sebagaimana yang ditetapkan dalam undang-undang tentang perbankan yang mana dalam keadaan sebuah bank menurut penilaian bank sentral membahayakan usaha bank. Ia meliputi hal-hal yang berkaitan atau membahayakan sistem perbankan atau berlaku kesulitan perbankan yang membahayakan perekonomian nasional.

6) Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor pelayanan keuangan yang bebas dan dibentuk dengan undang-undang.74

7) Mengatur dan mengembangkan sistem informasi antar bank. Sistem informasi dapat dilakukan sendiri oleh bank sentral dan atau oleh pihak lain yang ditunjuk oleh bank sentral.

8) Mengenakan denda terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.75

74 Di Indonesia, pembentukan lembaga pengawasan akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2010, dan sepanjang lembaga pengawasan belum dibentuk, tugas pengaturan dan pengawasan bank dilaksanakan Bank Indonesia. Lihat Sigit Trindaru dkk. (2006), op.cit., hlm. 42.

75 Ibid.

Demikian di antara tugas-tugas yang harus dilakukan oleh bank sentral dalam menjalankan fungsinya. Pada sisi lain, dalam kaitan dan hubungannya dengan pemerintah, bank sentral mempunyai tanggung jawab dan aktivitas seperti diuraikan berikut: 76

a. Bank sentral bertindak sebagai pemegang tunai pemerintah dengan memberikan bunga atas dana tunai pemerintah sesuai dengan peraturan perundangan.

b. Bank sentral untuk dan atas nama pemerintah dapat menerima pinjaman luar negara, mentadbirkan, serta meyelesaikan tagihan dan kewajipan keuangan pemerintah terhadap pihak luar negara.

c. Pemerintah wajib meminta pendapat bank sentral dan atau mengundang bank sentral dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang berkaitan dengan tugas atau masalah lain termasuk kewenangan bank sentral.

d. Bank sentral wajib memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijaksanaan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang bank sentral.

e. Dalam hal yang melibatkan pemerintah akan menerbitkan surat-surat hutang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi (bertukar pikiran) dengan bank sentral.

Sebelum menerbitkan surat hutang negara, pemerintah wajib berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Bank sentral dapat membantu dalam penerbitan surat-surat hutang negara yang diterbitkan pemerintah tetapi dilarang membeli surat-surat hutang negara untuk diri sendiri di pasaran utama, kecuali dalam rangka pemberian kuasa pembiayaan darurat dan yang berjangka pendek untuk operasi pengendalian moneter.

76 Di Indonesia, semua hal ini diatur berdasarkan UU No. 23/ 1999 Pasal 52-55.

f. Bank sentral dilarang memberikan kredit kepada pemerintah. Sekiranya bank melanggar ketentuan tersebut, maka perjanjian pemberian kredit kepada pemerintah tersebut akan batal demi hukum.77

Dalam kaitannya dengan hubungan internasional, bank sentral mempunyai tanggung jawab dan aktivitas seperti diuraikan berikut:

a. Bank negara dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral lainnya, dan lembaga internasioanal.

b. Dalam hal, jika disyaratkan bahwa pengelola lembaga internasional dan atau lembaga multilateral tersebut ialah negara, maka bank sentral dapat bertindak untuk dan atas nama negara sebagai anggota.

Sementara di Indonesia, dalam kaitannya dengan akuntabilitas, anggaran, dan perjalanan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), UU No. 23/1999 yang telah diperbaharui dengan UU No. 3/2004 mengenai Bank Indonesia, menetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan tahunan secara bertulis kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap awal tahun anggaran yang memuat:

1) Pelaksanaan tugas dan wewenang pada tahun sebelumnya.

2) Rencana kebijakan, penetapan sasaran, dan langkah-langkah pelaksanaan tugas dan kuasanya untuk tahun yang akan datang dengan memperhatikan perkembangan laju inflasi serta keadaan ekonomi dan keuangan.

b. Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan tahunan secara

77 Kasmir (2004), op.cit., hlm. 25-26.

bertulis tentang pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada DPR dan pemerintah.

c. Laporan tahunan dan suku tahun tersebut dinilai oleh DPR dan digunakan sebagai bahan penilaian tahunan terhadap prestasi Dewan Gubernur dan Bank Indonesia.

d. Laporan tahunan dan pembukuan tahun tersebut juga disampaikan kepada masyarakat secara terbuka melalui media massa dengan mencantumkan ringkasannya dalam Berita Negara.

e. Apabila DPR memerlukan penjelasan, Bank Indonesia wajib menyampaikan penjelasan secara lisan atau tulisan.

f. Setiap awal tahun anggaran, Bank Indonesia wajib menyampaikan informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui media massa yang memuat:

1) Nilai terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya.

2) Rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran moneter untuk tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan sasaran laju inf lasi serta perkembangan keadaan ekonomi dan keuangan.

g. Untuk membantu DPR melaksanakan pengawasan bidang tertentu terhadap BI, Badan Supervisi yang terletak di Jakarta telah dibentuk dalam usaha meningkatkan akuntabilitas, kebebasan, dan kredibilitas BI. Badan ini terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota dan 4 orang anggota yang dipilih untuk masa tertentu. Anggota yang dipilih ialah orang-orang yang memiliki integritas, moralitas, kemampuan, profesionalisme, dan pengalaman dalam bidang ekonomi, keuangan, perbankan, dan hukum. Seluruh biaya badan ini ditanggung oleh operasional BI. Badan ini menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada DPR sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan atau kapan pun diminta oleh DPR.

h. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat melakukan pemeriksaan khusus terhadap Bank Indonesia atas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat apabila diperlukan.

i. Tahun anggaran Bank Indonesia ialah tahun kalender.

j. Selambat-lambatnya 30 hari sebelum berakhirnya tahun anggaran, Dewan Gubernur menetapkan anggaran tahunan BI yang meliputi anggaran untuk aktivitas operasionalnya dan anggaran untuk kebijakan moneter, sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan. Anggaran aktivitas operasional tersebut dan nilai pelaksanaan anggaran tahun berjalan disampaikan kepada DPR (kelengkapan disediakan oleh DPR) untuk mendapatkan persetujuan.

Anggaran untuk kebijaksanaan keuangan (moneter), sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan, wajib dilaporkan secara khusus kepada DPR.

k. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah berakhirnya tahun anggaran, Bank Indonesia telah menyelesaikan penyusunan laporan keuangan tahunan Bank Indonesia.

Selambat-lambatnya tujuh hari setelah laporan tersebut selesai disusun, Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan tersebut kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk dilaksanakan pemeriksaan. Selambat-lambatnya sembilan puluh hari sejak pemeriksaan, Badan Pemeriksa Keuangan perlu menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

l. Bank Indonesia wajib mengumumkan laporan keuangan tahunan Bank Indonesia kepada masyarakat melalui media massa.

m. Pendapatan dari hasil usaha Bank Indonesia akan dibagikan seperti berikut:

1) 30% untuk cadangan (namun selama penyelesaian Bantuan Likuiditi Bank Indonesia belum berakhir cadangan ditetapkan hanya 10%).

2) Sisanya dikembangkan sebagai cadangan umum sehingga jumlah modal mencapai 10% dari seluruh kewajiban keuangan (moneter)nya. Jika masih ada sisa dari kelebihan, sisa itu diserahkan kepada Pemerintah.

3) Apabila terjadi risiko dalam pelaksanaan tugas dan wewenang BI yang mengakibatkan modal kurang dari Rp 2 triliun rupiah, sebagian atau seluruh kelebihan tahunan berjalan digunakan untuk cadangan umum untuk menutup risiko tersebut. Jika masih terjadi kekurangan, Pemerintah wajib menutup kekurangan tersebut setelah mendapat persetujuan DPR.

4) Selagi belum diubah ketentuan dalam peraturan perundangan yang ada, kelebihan tersebut tidak dikenakan pajak.

n. Bank Indonesia menyusun neraca singkat mingguan yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia.

o. Bank Indonesia hanya dapat melakukan penyertaan modal kepada badan hukum atau badan lainnya yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan atas persetujuan Dewan Per wakilan Rakyat. Dana untuk penyertaan ini hanya dapat diambil dari dana cadangan.78 Demikian fungsi dan tugas-tugas bank sentral secara rinci khususnya di Indonesia. Fungsi dan tugas-tugas tersebut dilakukan oleh sebuah badan yang dinamakan dengan Bank Indonesia atau yang sering singkatannya BI. Fungsi dan tugas tersebut tidak lain hanyalah untuk meningkatkan taraf ekonomi dan hidup bangsa Indonesia dalam kehidupan mereka dalam berbangsa dan bernegara. []

78 Lihat UU No. 3/2004 perubahan terhadap UU No. 23/1999 ini lebih jauh, Bandung: Citra Umbara, 2004.

Dalam dokumen Sistem Perbankan Syariah di Indonesia (Halaman 48-61)