• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Risiko Dana Bank Syariah

Dalam dokumen Sistem Perbankan Syariah di Indonesia (Halaman 130-137)

S ISTEM P ERBANKAN S YARIAH

J.. Manajemen Risiko Dana Bank Syariah

Konsekuensi bank sebagai lembaga perantara antara nasabah dan pengelola dana (intermediary) dan seiring dengan tuntutan eksternal dan internal perbankan yang sangat pesat, bank syariah akan selalu berhadapan dengan berbagai jenis risiko. Menurut Adiwarman A.

Karim147, risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu potensi, baik yang bisa diperkirakan (anticipated) atau tidak (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank, yang tidak bisa dihindari namun bisa dikendalikan.

Untuk bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko secara terarah, terintegrasi dan berkesinambungan, yang diistilahkan sebagai manajemen risiko.148 a. Karakter Risiko Bank Syariah

Manajemen risiko dalam perbankan syariah mempunyai kerakter atau sifat yang berbeda dengan perbankan konvensional terutama pada aspek identifikasi risiko, antisipasi risiko dan pengawasan risiko;

1). Identifikasi Risiko

Bentuk risiko yang terjadi pada bank syariah tidak hanya melingkupi berbagai risiko yang ada pada bank secara umum melainkan ada yang sangat spesifik yaitu khusus kepada bank

147 Adiwarman A. Karim, (2006), op.cit., hlm. 255.

148 Tujuan manajeman risiko itu ialah; menyediakan informasi tentang risiko pada pihak regulator, memastikan bahwa bank tidak mengalami kerugian yang bersifat unacceptable, meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled, mengukur pusat risiko dan untuk membatasi modal serta membatasi risiko. Lihat Adiwarman A. Karim (2006), Ibid.

149 Ibid., hlm. 256-259.

yang bergerak berlandaskan nilai-nilai syariah Islam.

Kekhususan tersebut bisa dilihat, sebagaimana yang dikemukakan Adiwarman149 di antaranya:

a) Proses transaksi pembiayaan. Pada bank syariah, proses transaksi pembiayaannya memiliki spesifikasi dalam bentuk akad yang diatur secara syariah Islam seperti dalam pembiayaan murâbahah, mudhârabah, dan lain-lain yang berbeda dengan sistem konvensional. Demikian juga halnya dengan proses transaksi bagi dana pihak ketiga.

b) Proses manajemen. Keunikan bank syariah dalam proses manajemen tergambar pada sistem dan prosedur operasional akuntansi dan chart of account (grafik rekening), sistem dan prosedur tutup buku, dan sistem pengoperasian pengembangan produk.

c) Sumber daya manusia (human resourches). Dalam perbankan syariah, spesifikasi sumber daya manusia tergambar dalam kapabilitas yang tidak hanya mencakup bidang perbankan secara umum, bahkan juga harus menguasai masalah-masalah syariah.

d) Pengaruh eksternal, terutama dengan adanya dual regulatory body (dua lembaga pengatur), seperti di Indonesia adanya Bank Indonesia dan Dewan Syariah Nasional.

2). Antisipasi dan Pengawasan Risiko.

Sebelum terjadinya risiko, perlu dilakukan tindakan antisipasi dalam bentuk:

a) Preventive. Untuk mengantisipasi kesalahan dalam proses dan transaksi secara syariah di Indonesia, diperlukan adanya persetujuan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) di saat Bank Indonesia memandang persetujuan DPS belum memadai, atau di luar kewenangannya.

b) Detective. Pengawasan atau monitoring yang dilakukan oleh dua lembaga, seperti di Indonesia, yaitu Bank Indonesia mengawasi bidang perbankannya dan DPS dalam aspek syariah yang mungkin saja berlaku transaksi yang tidak sesuai dengan syariah, di samping adanya pengawasan atau monitoring internal manajemen.

c) Recovery. Pembenahan terhadap kesalahan yang terjadi dapat saja dilakukan bersama-sama dengan melibatkan bank sentral, seperti di Indonesia yaitu Bank Indonesia dan DSN, sesuai dengan kapasitas dan wewenang masing-masing.

Artinya, aktivitas monitoring dalam bank syariah tidak hanya meliputi manajemen bank syariah saja, tetapi turut melibatkan Dewan Pengawas Syariah (DPS) b. Jenis-jenis Risiko

Menurut Adiwarman, di antara bentuk-bentuk risiko yang mungkin terjadi pada bank syariah ialah risiko pembiayaan, risiko pasar, dan risiko operasional.150

1). Risiko pembiayaan

Risiko pembiayaan ialah risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan dalam memenuhi kewajiban, baik yang berkaitan dengan produksi, maupun pembiayaan korporasi.

a). Risiko berkaitan dengan produksi

Penilaian terhadap risiko ini bisa dilihat dalam dua aspek; default risk (risiko kebangkrutan), dan recovery risk (risiko jaminan).151

Default risk ialah risiko yang dipengaruhi oleh:

150 Ibid., hlm. 260

151 Ibid., hlm. 261.

(1). Industry risk, yaitu risiko yang berlaku pada jenis usaha yang ditentukan oleh karakteristik setiap jenis usaha yang bersangkutan, riwayat pembiayaan yang terkait di bank konvensional dan bank syariah, dan kinerja keuangan usaha yang bersangkutan.

(2). Keadaan internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, lembaga, pemasaran, teknik produksi, dan keuangan.152

(3). Faktor-faktor negatif lainnya, seperti permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet (L/

C import, bank garansi), riwayat pembayaran (tunggakan kewajiban), dan restrukturisasi pembiayaan.

Sedangkan recovery risk ialah risiko yang terjadi karena dipengaruhi kesempurnaan pengikatan jaminan, yang dipengaruhi oleh:

(1). Kesempurnaan pengikatan jaminan.

(2). Nilai jual kembali jaminan (marketability)

(3). Faktor negatif lainnya, seperti tuntutan hukum pihak lain atas jaminan, lamanya transaksi ulang jaminan.

(4). Kredibilitas penjamin.

Dalam beberapa skim yang ada pada perbankan syariah, risiko pembiayaan dapat dilihat dalam beberapa hal, di antaranya:

(1). Risiko pembiayaan murâbahah.

Akibat dari pemberian pembiayaan murâbahah dengan memakai jangka waktu panjang, menimbulkan risiko tidak bersaingnya bagi hasil

152 Silahkan lihat Hennie van Greuning and Zamir Iqbal (2008), Risk Analysis for Islamic Banks, Washington, D.C.: The World Bank, hlm. 65.

kepada pihak ketiga. Untuk menetapkan jangka masa maksimal, bank perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:

(a).Tingkat (margin) keuntungan saat ini dan prediksi perubahan masa akan datang yang berlaku di pasaran perbankan syariah.

(b).Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya di masa akan datang yang berlaku di pasaran perbankan konvensional.

(c). Penilaian bagi hasil kepada dana pihak ketiga yang kompetitif di pasaran perbankan syariah.153 (2). Risiko pembiayaan ijârah

Dalam mengantisipasi skim ijârah, pihak bank perlu meneliti beberapa hal seperti berikut:

(a).Timbul risiko aset ijârah milik bank yang tidak produktif karena ketidak-mampuan nasabah.

Risiko seperti ini biasanya tidak bisa dielakkan.

(b).Kerusakan barang sewaan yang bukan milik bank di luar penggunaan normal oleh nasabah.

Dalam hal ini bank harus menyiapkan sistem ganti rugi.

(c). Pekerja yang dikontrak bank untuk dipekerja-kan juga kepada nasabah ternyata wujudnya tidak sesuai. Oleh karena itu, pihak bank harus menyiapkan piranti aturan yang menetapkan bahwa risiko itu ialah risiko nasabah karena pekerja seperti itu dipilih sendiri oleh nasabah.154

153 Adiwarman A. Karim (2006), op.cit., hlm. 264

154 Ibid.

155 Ibid., hlm. 272-274; Silahkan lihat juga Hennie van Greuning and Zamir Iqbal (2008), op.cit., hlm. 78.

2) Risiko Pasaran

Maksud risiko pasaran ini adalah kerugian yang berlaku pada portfolio bank akibat adanya pergerakan perubahan pasaran berupa suku bunga (interest rate risk), risiko pertukaran nilai tukar mata uang (foreign exchange risk), risiko harga (price risk), dan risiko likuiditas (liquidity risk).155 3) Risiko Pengoperasian.

Risiko ini terkait dengan kemungkinan yang berlaku dalam proses internal, kesalahan manusia, dan lain-lain yang mencakup risiko reputasi (akibat salah penerbitan misalnya), risiko taat asas (akibat tidak mengikuti ketentuan yang ada), risiko transaksi (disebabkan oleh pelayanan atau produk-produk yang ditawarkan), risiko strategik (perencanaan dan pelaksanaan strategi yang kurang tepat).156 []

156 Ibid., hlm. 275-277

B

AGIAN

IV

Dalam dokumen Sistem Perbankan Syariah di Indonesia (Halaman 130-137)