• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Ekuitas Merek

2. Asosiasi Merek ( Brand Association )

1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda

dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara

merek dengan kategori produknya.

2) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik, sehingga dapat

membantu konsumen untuk mengingat merek.

3) Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai

dapat dihubungkan dengan mereknya.

4) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak

diingat pelanggan.

5) Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat

yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya.

6) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena

membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk

pengenalan.

2. Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi Merek adalah merupakan segala kesan yang muncul

dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek

(Durianto dkk, 2004:69). Sedangkan menurut Aaker dalam Rangkuti

(2004:43), asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan

mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki

suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat

23

mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat

dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di

dalam benak konsumen. Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek

yang terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa

menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap

brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand

personality).

Pada umumnya asosiasi merek (terutama yang membentuk brand

image-nya) menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan

loyalitas pada merek tersebut. Dalam prakteknya, didapati banyak sekali

kemungkinan asosiasi dan variasi dari brand association yang dapat

memberikan nilai bagi suatu merek, dipandang dari sisi perusahaan

maupun dari sisi pengguna. Berbagai fungsi asosiasi merek tersebut adalah

(Darmadi dkk, 2004:69) :

a. Membantu proses penyusunan informasi (Help process/retrieve

information)

b. Membedakan (Differentiate)

Suatu produk dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya

pembedaan suatu merek lain.

c. Alasan pembelian (Reason to buy)

Brand association membangkitkan berbagai atribut produk atau

manfaat bagi konsumen yang dapat memberikan alasan spesifik bagi

24

d. Menciptakan sikap atau perasaan positif (Create positive

attitude/feelings)

Beberapa asosiasi mampu menciptakan suatu perasaan positif atas dasar

pengalaman mereka serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi

sesuatu yang berbeda.

e. Landasan untuk perluasan (Basis for exetensions)

Menjadi landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa

kesesuaian (sense of fit) antara merek dan sebuah produk baru.

Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan

para pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi

untuk membedakan merek yang satu dari merek yang lain. Terdapat lima

keuntungan asosiasi merek dikemukan oleh Rangkuti yaitu (2009:44) :

Gambar 2.4 Diagram Nilai Brand Association (Sumber:Rangkuti, 2009:43)

Brand Association

Membantu proses/penyusunan informasi

Diferensiasi/posisi

Alasan untuk membeli

Menciptakan sikap/perasaan positif

25 Keterangan

a. Dapat membantu proses penyusunan informasi, yaitu dapat membantu

memberikan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan

mudah dikenal oleh konsumen.

b. Perbedaan. Asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi

usaha pembedaan satu merek dengan merek yang lain.

c. Alasan untuk membeli. Asosiasi merek sangat membantu para

konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut

atau tidak.

d. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat

merangsang perasaan positif yang pada akhirnya juga akan berdampak

positif pada produk yang bersangkutan.

e. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan

landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa

kesesuaian antara suatu merek dengan sebuah produk baru.

Asosiasi–asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya

dihubungkan dengan hal berikut (Durianto dkk, 2004:70) :

a. Atribut produk (Product attributes), menurut Kotler dan Armstrong

(2008:272), atribut produk meliputi kualitas, fitur, gaya dan desain.

Sedangkan menurut Widiana dan Sinaga (2010:43), atribut produk

26

b. Atribut tak berwujud (Intangibles attributes), yaitu suatu faktor yang

tidak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi

kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan

serangkaian atribut yang objektif.

c. Manfaat bagi pelanggan (Customer’s benefits) yaitu produk dapat

memberikan manfaat bagi pelanggan. Manfaat bagi pelanggan dapat

dibagi dua, yaitu rational benefit (manfaat rasional) dan psychological

benefit (manfaat psikologis). Manfaat rasional berkaitan erat dengan

atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan

keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering kali merupakan

konsekuensi ekstrem yang ditimbulkan ketika membeli atau

menggunakan merek tersebut.

d. Harga relatif (relative price) merupakan evaluasi terhadap suatu merek

di sebagian kelas produk yang diawali dengan penentuan posisi merek

tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.

e. Penggunaan (application) merupakan pendekatan penggunaaan yang

dilakukan dengan mengasosiasikan merek dengan suatu penggunaan

atau aplikasi tertentu.

f. Pengguna/pelanggan (user/customer) merupakan pendekatan yang

dilakukan dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe

pengguna atau pelanggan dari produk tersebut. Misalnya Dimension

27

g. Orang terkenal/khalayak (celebrity/person) adalah suatu pendekatan

dengan mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek

dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke

merek tersebut.

h. Gaya hidup/kepribadian (life style/personality) adalah sebuah merek

bisa diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka

kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.

i. Kelas produk (product class), mengasosiasikan sebuah merek menurut

kelas produknya. Misalnya, Volvo mencerminkan nilai berupa prestige,

performa tinggi, keamanan, dan lain-lain.

j. Para pesaing (competitors), mengetahui pesaing dan berusaha untuk

menyamai atau bahkan mengungguli pesaing

k. Negara/wilayah geografis (country/geographic area), sebuah negara

dapat menjadi simbol yang kuat, asalkan negara itu mempunyai

hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Contoh,

prancis diasosaisikan dengan mode pakaian dan parfum. Asosiasi

tersebut dapat dieksploitasi dengan mengaitkan merek pada suatu

negara.

Dari sebelas 11 indikator tersebut, pada indikator kelas produk, canon

dan nikon memiliki produk kamera dengan masing masing kelas

konsumen yang sama dan pada indikator negara, produk kamera canon

28

teknologi yang canggih, sehingga 9 indikator yang digunakan sudah

cukup memadai.

3. Persepsi Kualitas (Perceived-Quality)

Dokumen terkait