• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Konsep Penilaian Portofolio

2. Aspek-aspek Keterampilan Proses

Keterampilan proses untukmelakukan kegiaran IPA dikategorikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu, yaitu: a. Keterampilan proses dasar meliputi observasi, klasifikasi, mengukur,

komunikasi, pengukuran prediksi dan menyimpulkan (inference), mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan angka-angka.26

b. Keterampilan proses terpadu meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan

25

Ibid., h. 49.

26

Noehi Nasution, dkk.,Materi Pokok Pendidikan IPA di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), h. 5.

variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen.

Penjabaran keterampilan proses tersebut di antaranya sebagai berikut: a) Pengamatan (observasi)

Observasi adalah langkah yang paling penting dalam keterampilan proses, sebab pada observasi siswa dilatih untuk menggunakan kelima indra dalam melakukan pengamatannya yaitu melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium27.

Para guru perlu melatih anak didik agar terampil dalam mengobservasi atau mengamati berbagai makhluk, benda dan kenyataan di alam sekitarnya. Kegiatan observasi merupakan kegiatan penting dalam sains dan kegiatan observasi merupakan salah satu bagian pokok dalam sains. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan pengamatan siswa bahkan harus memperhatikan keselamatan mereka.

b) Menyimpulkan (inference)

Pada waktu melakukan observasi digunakan satu atau lebih alat indera dan alat ukur. Hasil observasi merupakan fakta atau data yang berupa informasi yang sesuai mengenai objek yang diamati. Fakta atau data ini sering kali memberikan suatu pola. Pola dari suatu data itu dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang logis. Penjelasan

27

Nurmasari Sartono,Proses Mental yang Berlangsung dalam Pembelajaran IPA, (Jakarta:UT, 1986), h. 177-178.

atau interpretasi terhadap suatu data yang didasarkan atas hasil observasi disebut inferensi. Inferensi adalah membuat kesimpulan sementara yang terkait dengan adanya dugaan-dugaan. Membuat dugaan-dugaan valid berdasarkan observasi yang didapat merupakan keterampilan penting untuk belajar secara inkuiri.28

Di dalam inferensi digunakan pengalaman dan pengetahuan yang telah kita miliki. Dengan demikian jika kita membuat inferensi akan menuju pada suatu kesimpulan mengenai hasil observasi yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman awal.

Karakteristik dari keterampilan menyimpulkan adalah: 1. Mengidentifikasi fakta berdasarkan hasil pengamatan. 2. Menafsirkan fakta menjadi suatu penjelasan yang logis.

Jadi kegiatan menyimpulkan adalah suatu proses melatih siswa untuk mengubah fakta hasil observasi menjadi suatu penjelasan yang logis dan rasional berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sebelumnya.

c) Menduga (prediksi)

Para ahli sains menyakini bahwa di alam ini ada hubungan sebab akibat. Untuk memahami adanya hubungan sebab akibat ini salah satunya memerlukan keterampilan berpikir untuk membuat suatu perkiraan atau prediksi. Bila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya

28

untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa mempunyai keterampilan proses meramalkan (menduga).

Keterampilan memprediksi merupakan suatu keterampilan membuat atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu keuntungan atau pola yang sudah ada. Prediksi didasarkan pada observasi, pengukuran, dan informasi tentang hubungan-hubungan antara variabel yang diobservasi29. Karakteristik dari keterampilan memprediksi adalah:

1. Menggunakan pola-pola atau hubungan informasi (hasil observasi) 2. Mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau kecenderungan. d) Klasifikasi

Untuk mempelajari alam berikut isinya satu persatu adalah tidak mungkin karena terlalu banyak dan terlalu luas. Salah satu cara untuk mempelajari sifat-sifat dan isi alam itu misalnya hewan berdasarkan persamaan dan perbedaan yang ada pada hewan tersebut. Kegiatan mengelompokkan suatu objek berdasarkan persamaan dan perbedaan atau ciri-ciri lain yang tampak oleh objek tersebut dikenal dengan istilah klasifikasi.

Menurut Esler dan Esler (1984) seperti yang dikutip Noehi Nasution, dkk. dalam bukunya yang berjudul Materi Pokok Pendidikan

29

IPA di SD, keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada sifat-sifat benda-benda tersebut.30

e) Komunikasi

Keterampilan berkomunikasi merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang karena dengan ia dapat mengungkapkan gagasan, temuan bahkan perasaannya kepada orang lain. Kegiatan komunikasi ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis.31

Komunikasi yang efektif harus jelas, akurat, dan tidak membingungkan. Mengkomunikasikan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan informasi dari suatu media ke media lainnya. Komunikasi sangat penting bagi siswa karena merupakan wahana untuk berlatih mengemukakan pendapat maupun ide.

f) Identifikasi Variabel

Di alam semesta peristiwa-peristiwa alam sangat sering terjadi karena adanya fakta dan peristiwa alam yang terjadi sering begitu kompleks. Untuk mempelajari peristiwa alam dengan lebih mudah kita

30

Ibid., h. 8

31

dapat memilah-milah ke dalam bagian yang lebih sederhana dan dapat dipelajari.

Bagian-bagian dari peristiwa atau sistem alam mini disebut variabel. Dalam kegiatan penelitian ada tiga variabel yaitu variabel yang dimanipulasi, variabel merespon, dan variabel kontrol. Variabel yang dimanipulasi adalah variabel yang sengaja diubah-ubah dalam suatu sistem. Variabel merespon adalah variabel yang mengadakan respon atau reaksi akibat adanya variabel yang diubah. Variabel kontrol adalah variabel pengendali dari faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian. Ketiga variabel itu saling berpengaruh dan penting dalam sebuah penelitian untuk kemudian menarik kesimpulan.

g) Merumuskan Hipotesis

Salah satu kegiatan dalam melakukan penelitian adalah merumuskan hipotesis. Dari rumusan hipotesis dapat diperoleh dalam penelitian. Hipotesis adalah dugaan sementara yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuan biasanya menbuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir berbagai hal baru. Semakin tinggi tingkat sekolah anak latihan-latihan yang sulit dapat diperkenalkan padanya agar lama-lama mereka terampil penyusun hipotesis yang lebih jitu dan terarah.

Di tingkat sekolah dasar perumusan hipotesis biasanya masih sederhana. Mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis sejak dini sangat bermanfaat karena hampir semua anak berperilaku untuk memperoleh jawaban segera atas pertanyaannya.

h) Perancangan Eksperimen

Melakukan eksperimen merupakan suatu kegiatan yang memadukan seluruh keterampilan proses yang telah dipelajari. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan praktis. Sering kita menguji gagasan-gagasan dengan kegiatan coba dan ralat (trial and error)32. Dalam melakukan eksperimen harus dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur, ditulis, menentukan cara dan langkah kerja serta bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan tersebut.33

i) Pemajangan

Suatu kelas yang memiliki pajangan atau pameran hasil karya anak-anak yang ditempelkan di tembok atau diletakkan pada rak, di atas meja atau tempat lain dapat menjadi tempat yang menarik dan memberikan rangsangan bagi para siswa untuk belajar. Suatu kelas yang kosong tanpa pajangan dapat menjadi tempat yang membosankan, gersang dan tidak menggugah inspirasi para siswa. Pajangan hendaknya relevan dengan apa yang dipelajari siswa dan merupakan hasil kerja keras para siswa.

32

Conny Semiawan,op.cit., h. 26.

33

3. Kedudukan dan Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains a. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains

Pengembangan ilmu menurut Thomas Kuhn yaitu melalui revolusi struktur sains sehingga membentuk paradigma baru dari paradigma lama yang sudah tidak relevan lagi34. Untuk menganalisis kedudukan keterampilan proses dalam pembelajaran sains maka keterampilan proses berperan:

1) Memfalsifikasi paradigma lama dan diakuinya paradigma baru melalui revolusi-kritis.

2) Semua arah perkembangan ilmu khususnya sains memperbaiki kesejahteraan hidup manusia dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada secara maksimal.

Pemahaman mengenai keterampilan proses akan menimbulkan sikap:

a. Kesadaran adanya suatu masalah. Merumuskan suatu masalah secara jelas dan lugas sangatlah penting sebab tanpa rumusan yang jelas sangat sukar untuk mengumpulkan data yang relevan.

b. Memilih data yang relevan dan mengumpulkannya. Hal ini tergantung pada keterampilan yang dimiliki seseorang.

34

Thomas Kuhn,The Stucture of Scienctific Revolutions,

Keterampilan proses merupakan suatu keterampilan ilmiah yang terarah (kognitif, psikomotorik) yang dapat digunakan untuk:

(1) Menemukan dan memperjelas suatu konsep/teori. (2) Mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya.

(3) Melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi) (4) Menumbuhkembangkan sikap kritis.

b. Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains

Dalam pembelajaran sains keterampilan proses memegang peranan penting didalam pembahasan suatu konsep/teori. Dengan keterampilan proses siswa diajak melacak kembali cara yang telah dilakukan oleh ilmuan dan menemukan/membentuk suatu konsep. Keterampilan proses membantu siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan atau ilmu lain yang lebih bermakna atau penting dalam hidupnya.

Posisi keterampilan proses dalam pendidikan sains merupakan issu sentral untuk keseluruhan pendidikan sains. Munculnya gagasan pengetahuan keterampilan proses sebagai akibat dari sains didominasi oleh perpindahan pengetahuan dari guru ke siswa. Model yang hanya mengingat fakta saja mengakibatkan rendahnya motivasi siswa dalam mempelajari sains sehingga sains dianggap pelajaran yang tidak menarik. Penggunaan keterampilan proses merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Pengembangan keterampilan proses sangat

diperlukan di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah sebab pada dasarnya anak meneliti keingintahuan yang besar terhadap sesuatu. Menurut hasil penelitian Piaget dan Bruner, anak dapat berpikir tingkat tinggi bila ia mempunyai cukup pengalaman secara konkrit dan bimbingan yang memungkinkan pengembangan konsep dan menghubungkan fakta.

Keterampilan proses perlu dilatih karena dapat mengaktifkan siswa. Keaktifan siswa ini antara lain tampak dalam kegiatan:

a) Membuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan. Mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan dan Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.

b) Belajar dalam kelompok dan mencoba sendiri konsep-konsep tertentu. Dan mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan35