• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penilaian portofolio terhadap kemampuan ketrampilan proses Sains pada konsep laju reaksi kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penilaian portofolio terhadap kemampuan ketrampilan proses Sains pada konsep laju reaksi kimia"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

1

KONSEP LAJU REAKSI KIMIA

(

Studi Kasus di MAN 4 Model Jakarta

)

OLEH :

ABD. GHAFUR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Laju Reaksi Kimia, yang disusun oleh :

Abd. Ghafur, NIM : 102016023876, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah melalui bimbingan, dan dinyatakan syah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosyah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 10 Januari 2007

Yang Mengesahkan

Pembimbing (I) Pembimbing (II)

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Munasprianto Ramli, M.A

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Pengaruh Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Laju Reaksi Kimia, Disusun oleh Abd. Ghafur, Nomor Induk Mahasiswa : 102016023876, dan telah diterima dan disyahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Prodi Kimia.

Jakarta, 21 Februari 2007

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Wakil Dekan I/Sekertaris

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, M.A

NIP: 150 231 356 NIP: 150 202 343

Anggota

Penguji I Penguji II

Tonih Feronika, M.Pd Ir. Mahmud M Siregar, M.Si

(4)

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abd. Ghafur

NIM : 102016023876

Jurusan/Semester : Ilmu Pengetahuan Alam (Kimia) / IX Angkatan Tahun : 2002

Alamat : Jl. RE. Martadinata Gg. Asem No. 37 RT. 05/05 Cipayung Ciputat 15411 Telp: (021) 7418617

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Laju Reaksi Kimia Adalah benarhasil karya sendiridi bawah bimbingan dosen :

1. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A

NIP : 150 231 356

2. Pembimbing II : Munasprianto Ramli, M.A Alamat : 150 377 453

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 24 Januari 2007 Yang Menyatakan

(5)

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Abd. Ghafur

NIM : 102016023876

Jurusan : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Prodi Kimia

Judul Skripsi : Pengaruh Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Laju Reaksi Kimia

No Judul dan Halaman buku / referensi

Paraf

Permin Silaban, dkk, Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT Kloang Klede Putra Timur dan DEPDAGRI, 2003), h. 6.

Uus Toharudin,Kompetensi Guru Dalam Strategi Ajar,

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/24/0803.htm 24 Oktober 2005 Arnie Fajar,Portofolio Dalam Pelajaran IPS, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 217 Elin Rusoni,Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika, http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/PppgTertulis/082001/Portofolio&Par adigmaBaru.htm, 24 Oktober 2005.

Dasim Budimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, (Bandung: Rosdakarya, 2002), h. 1.

http://mahirkmm.tripod.com/taksir1.htm, 7 Agustus 2004, h. 1

Sofyan Salam, Penilaian Portofolio dalam Pendidikan Seni Rupa: Landasan dan Model,

http://www.depdiknas.go.id/jurnal/29/penilaian_portofolio_dalam_pendidikan.htm, 7 Agustus 2004.

http://www.puskur.or.id/data/2004/C.%20Contoh%20Silabus/Contoh%20Silabus% 20SMA%20&%20MA/10.%20CS%20Biologi/b.%20CS%20Biologi%20BI.pdf 24 Oktober 2005

Sumarna Surapranata & Muhammad Hatta, Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2004), h. 73.

Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1985), h. 16.

Tim P3G (Pusat Pengembangan Penataran Guru IPA),Keterampilan Proses sains IPA, (Bandung: Wasantara, 2000), h. 3.

Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: DEPAG), h. 413.

Benny Karyadi, Pengembangan Inovasi dan Kurikulum, (Jakarta: Depdikbud, 1992), h. 47.

Nurmasari Sartono, Proses Mental yang Berlangsung dalam Pembelajaran IPA, (Jakarta:UT, 1986), hal. 177-178

Ratna Wilis Dahar,Interaksi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: UT, 1986), h. 12. Thomas Kuhn,The Stucture of Scienctific Revolutions,

http://www.marxists.org/reference/subject/philosophy/index.htm . 15 Januari 2007 Ratna Wilis Dahar,Keterampilan Proses IPA, (Makalah, 1990)

(6)

19

20

21

22

23

24 25

Gempur Santoso, Metodologi Penelitian; Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2005), cet. Ke-1, h. 22.

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. Ke-9, h. 89

Drs. Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), Edisi I. cet. Ke-5, h. 55

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 278.

Belen, S. Portofolio dan Penilaian Dalam Pelaksanaan KBK dan Multigrade Teaching Dalam Pendidikan Agama. Jakarta: Depdiknas. 2004

Uno, Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 2006 Winarto SS.Penilaian dalam KBK.

http://suaramerdeka.com/harian/0411/04/kot14.htm 4 November 2004

Pembimbing (I) Pembimbing (II)

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A Munas Priyanto Ramli, M.A

(7)

ABSTRAK

Abd. Ghafur. Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Laju Reaksi Kimia. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2007.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan tentang pengaruh penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa pada konsep laju reaksi kimia. Penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 di MAN 4 Model Jakarta dengan jumlah sampel 70 siswa.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purpossive sampling yaitu teknik yang dipakai apabila peneliti ingin menentukan sampel sesuai tujuan yang diinginkan, dalam hal ini yaitu untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan keterampilan proses sains siswa pada konsep laju reaksi kimia dengan menggunakan penilaian portofolio. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penilaian portofolio, sedangkan variabel terikat (Y) adalah kemampuan keterampilan proses sains. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal bentuk pilihan ganda dengan alternatif lima (5) pilihan jawaban sebanyak 35 butir soal.

Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas didapat 17 soal yang dijadikan instrumen untuk mengukur perbedaan kemampuan keterampilan proses sains siswa antara yang menggunakan penilaian portofolio dengan yang tidak menggunakan penilaian portofolio. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t.

Adapun hasil yang diperoleh yaitu kemampuan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan penilaian portofolio memiliki nilai rata-rata sebesar 73,46 dengan nilai tengah dan modusnya masing-masing sebesar 73,89 dan 78,75. Sedangkan kemampuan keterampilan proses sains siswa tanpa menggunakan penilaian portofolio memiliki nilai rata-rata 61,68 dengan nilai tengah dan modusnya masing-masing 61,85 dan 67,10. Dari pengujian hipotesis melalui uji-t didapat thitung > ttabel yaitu thitung = 5,52 sedangkan ttabel = 2,03, hal ini memperlihatkan secara signifikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan penilaian portofolio.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., beserta para pengikutnya yang tetap setia menjunjung tinggi tauladan beliau.

Penelitian skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Pada Konsep Laju Reaksi Kimia bertempat di MAN 4 Model Jakarta yang telah dilaksanakan bulan November –Desember 2006 telah melalui bimbingan dan pengarahan dari dosen terkait. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mendapat gelas Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia, jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ikut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini, yakni:

1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, nasehat dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi. 2. Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si, dan Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua

Jurusan Pendidikan dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Bapak Munas Priyanto Ramli, M.A, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, nasehat dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi. 4. Bapak Drs. H. Muchyi, selaku Kepala Sekolah MAN 4 Model Jakarta atas

kesempatan penelitian yang telah diberikan.

(9)

6. Ibu Sri mayati, S.Pd, selaku guru bidang studi kimia yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

7. Para guru dan staff MAN 4 Model Jakarta yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi penulis

8. Kedua orang tua dan kakak-kakak tercinta yang telah banyak memberikan dorongan, nasehat dan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat angkatan 2002 program studi pendidikan kimia dan pendidikan biologi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya. Amin.

Ciputat, Januari 2007

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.Konsep Penilaian Portofolio ... 8

1. Pengertian Penilaian Portofolio ... 8

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Portofolio ... 14

3. Prinsip Penilaian Portofolio ... 17

(11)

5. Manfaat Penilaian Portofolio ... 21

6. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Portofolio ... 23

7. Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio ... 24

8. Pelaksanaan Penilaian Portofolio ... 25

B.Kemampuan Keterampilan Proses Sains ... 27

1. Pengertian Keterampilan Proses ... 27

2. Aspek-aspek Keterampilan Proses ... 30

3. Kedudukan dan Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains ... 37

4. Prinsip-Prinsip Keterampilan Proses Sains ... 39

5. Penilaian Keterampilan Proses Sains ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 42

D. Pengajuan Hipotesis ... 44

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

C. Variabel Penelitian ... 45

D. Metode dan Desain Penelitian ... 46

1. Metode Penelitian ... 46

2. Desain Penelitian ... 47

E. Populasi dan Sampel ... 48

(12)

2. Sampel ... 49

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 49

G. Instrumen Pengumpulan Data ... 50

H. Teknik Pengumpul Data ... 52

I. Teknik Analisis Data... 57

J. Hipotesis Statistik ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penerapan Pembelajaran Menggunakan Penilaian Portofolio di MAN 4 Model Jakarta ... 61

B. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Penilaian Portofolio dengan yang tidak menggunakan Penilaian Portofolio ... 64

1. Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Penilaian Portofolio ... 64

2. Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Penilaian Portofolio ... 65

3. Pengujian Prasyarat Penelitian ... 67

4. Pengujian Hipotesis ... 70

C. Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Penilaian Portofolio Terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

(13)

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

1. Perbedaan Tes dengan Penilaian Portofolio ... 24

2. Desain Penelitian ... 47

3. Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen Keterampilan Proses ... 50

4. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses ... 51

5. Distribusi Frekuensi Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Menggunakan Penilaian Portofolio ... 64

6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa tanpa Menggunakan Penilaian Portofolio ... 66

7. Hasil Uji Normalitas ... 69

8. Hasil Uji Homogenitas ... 70

9. Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis dengan Uji-t ... 71

9. Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ... 101

10. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Hasil Uji Instrumen ... 102

11. Validitas Soal Instrumen ... 104

12. Tingkat Kesukaran Soal ... 107

13. Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 108

14. Daftar Validitas Soal, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Soal ... 110

15. Skor Hasil Belajar Kimia Kelas Eksperimen ... 111

16. Skor Hasil Belajar Kimia Kelas Kontrol ... 112

(15)

18. Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ... 114

19. Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 116

20. Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ... 117

21. Distribusi Frekuensi Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Dengan Menggunakan Penilaian Portofolio ... 119

22. Distribusi Frekuensi Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Tanpa Menggunakan Penilaian Portofolio ... 119

23. Uji Normalitas Liliefors Kelas Eksperimen ... 120

24. Uji Normalitas Liliefors Kelas Kontrol ... 123

25. Perhitungan Uji Homogenitas ... 126

(16)

DAFTAR GAMBAR

1. Histogram Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Dengan

Menggunakan Penilaian Portofolio ... 65 2. Histogsram Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa Tanpa

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Profil Madrasah Aliyah Negeri 4 Model Jakarta Selatan ... 82

2. Lembar Portofolio ... 83

3. Soal Uji Coba Instrumen ... 87

4. Soal Instrumen Penelitian ... 96

5. Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ... 101

6. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah Hasil Uji Instrumen ... 102

7. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Tes ... 103

8. Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Uji Coba Tes ... 106

9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 107

10. Perhitungan Daya Pembeda Soal ... 108

11. Skor Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Eksperimen ... 111

12. Skor Hasil Belajar Kimia Kelas Kontrol ... 112

13. Perhitungan Mean, Median, dan Modus serta Simpangan Baku Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 113

14. Perhitungan Mean, Median, dan Modus serta Simpangan Baku Skor Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 116

15. Tabel Distribusi Frekuensi ... 119

16. Tabel Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 120

(18)

18. Tabel Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 123

19. Perhitungans Uji Normalitas Liliefors Kelas Kontrol... 124

20. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 126

21. Hasil Perhitungan Uji-t ... 128

22. Silabus dan Sistem Penilaian ... 130

23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 133

24. Peta Konsep ... 144

25.Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi ”r” Produk Moment ... 145

26. Luas Di bawah Kelengkungan Kurva Normal dari O–Z ... 147

27. Nilai Krisis Untuk Uji Liliefors ... 148

28. Nilai-nilai Untuk Distribusi F ... 149

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk sistem penilaian untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

(20)

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003 tercantum pada pasal 3 secara lengkap berbunyi:

"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".1

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan tahu terhadap pengetahuan dan pada akhirnya mampu untuk melakukan sesuatu. Prinsip dasar kegiatan belajar mengajar adalah memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap fakta/konsep/prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif.2

Prinsip dasar KBM lainnya yaitu: mengembangkan kreativitas siswa, menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, menyediakan pengalaman belajar yang

1

Permin Silaban, dkk, Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT Kloang Klede Putra Timur dan DEPDAGRI, 2003), h. 6.

2

(21)

beragam dan belajar melalui berbuat.3 Prinsip KBM di atas akan mencapai hasil yang maksimal dengan memadukan berbagai metode dan teknik yang memungkinkan semua indera digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing pelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran terletak pada turut sertanya peserta didik secara aktif. Dalam hal ini dapat diterapkan suatu proses pembelajaran yaitu pembelajaran menggunakan penilaian portofolio. Di mana dalam pembelajaran ini dapat terjadi suatu interpretasi antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga siswa dapat mengembangkan dirinya sendiri dengan penuh kreatifitas. Melalui proses pembelajaran seperti ini diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep yang ditanamkan, dan siswa dapat membentuk konsep sendiri sehingga konsep akan lebih dimengerti dan lebih lama tertanam dalam diri siswa, yang pada akhirnya pemahaman siswa pada konsep-konsep kimia akan lebih meningkat sehingga hasil belajarnya juga meningkat.

Portofolio merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan siswa dalam konteks belajar di kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif. Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memberikan kesempatan luas untuk berkembang serta memotivasi siswa. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses siswa sebagai pembelajaran aktif.4

3 Ibid., 4

(22)

Penilaian portofolio memiliki bermacam-macam model sehingga dalam pelaksanaannya siswa diikutsertakan secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan penilaian portofolio diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains dalam diri siswa yang lebih menitikberatkan pada siswa aktif dalam belajar. Sehingga untuk menumbuhkan kemampuan atau keterampilan dasar maka diharapkan siswa dapat lebih menghayati hal-hal yang dipelajarinya melalui percobaan dan praktek langsung melalui benda nyata, melalui penugasan, dan kegiatan lain melalui penilaian portofolio sebagai alat refleksi belajar. Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menarik karena proses belajar mengajar menuntut keaktifan siswa dan melibatkan aspek kognitif dan psikomotorik, mengaitkan konsep sains dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan, menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang itulah, penulis mencoba untuk mengadakan studi dengan melakukan penelitian tentang pengaruh penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa. Untuk itu penulis berinisiatif untuk mengambil judul skripsi:

"Pengaruh Penilaian Portofolio Terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Laju Reaksi Kimia"

(23)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemilihan pokok masalah di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalahnya sebagai berikut:

a. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kemampuan keterampilan proses sains siswa?

b. Bagaimana meningkatkan keterampilan proses sains siswa?

c. Bagaimana tingkat efektivitas penilaian portofolio dalam pembelajaran sains? d. Bagaimana pengaruh penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan

proses sains siswa?

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi pada pengaruh penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains pada mata pelajaran kimia di MAN 4 Model Jakarta, dengan fokus perhatian pada:

1. Penerapan penilaian portofolio dalam proses kegiatan belajar mengajar.

2. Pokok bahasan yang diberikan adalah laju reaksi kimia kelas XI semester I tahun ajaran 2006/2007.

(24)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah "Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pemberian penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa?"

E. Manfaat Penelitian

Setiap melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas pastilah ada manfaat yang dapat diambil dari pekerjaan tersebut. Adapun manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari penilaian portofolio.

2. Memberikan informasi kepada pendidik dan calon pendidik tentang pengaruh pemberian penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains.

3. Memberikan pertimbangan bagi pendidik dan calon pendidik akan pentingnya penggunaan berbagai bentuk penilaian dalam proses belajar mengajar.

4. Memberikan jalan alternatif lain yang dapat diambil dalam rangka meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa.

(25)
(26)

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Konsep Penilaian Portofolio

1. Pengertian Penilaian Portofolio

Penilaian dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai evaluationatau assessment bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran. Pada akhir suatu program pendidikan, pengajaran, ataupun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya tiada lain untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran, ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum.5

Selain itu, ada beberapa pengertian mengenai penilaian, antara lain: a) Penilaian adalah suatu proses sistematis untuk mengetahui tingkat

keberhasilan sesuatu.

b) Penilaian adalah kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematis dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.

c) Penilaian adalah proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.

Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh setiap guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan

5

(27)

mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau peserta didik. Adapun langkah-langkah pokok dalam penilaian secara umum terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pengumpulan data, (3) verifikasi data, (4) analisis data, dan (5) interpretasi data.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana siswa telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Penilaian memiliki fungsi penting bagi pendidikan secara umum dan pembelajaran secara khusus. Dengan penilaian, guru dapat memperoleh informasi mengenai kemajuan belajar siswa, masalah-masalah belajar siswa, pencapaian tujuan pembelajaran, dan sebagainya. Adapun maksud dari penilaian itu sendiri adalah:6

a. Melacak kemajuan siswa (keeping track)

b. Mengecek ketercapaian kemampuan (checking up) c. Mendeteksi kesalahan (finding out)

d. Menyimpulkan (summing up)

6

(28)

Para ahli banyak memberi batasan terhadap pengertian portofolio, Paulson (191:60) seperti dikutip Ellin Rusoni dalam jurnal yang berjudul Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus mencakup partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri.

Masih dalam kutipan yang sama menurut Gronlund (1998:159) portofolio mencakup berbagai contoh pekerjaan siswa yang tergantung pada keluasan tujuan. Apa yang harus tersurat, tergantung pada subjek dan tujuan penggunaan portofolio. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang tertarik berkepentingan.7

Dalam definisi lain disebutkan bahwa portofolio merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan siswa dalam konteks belajar di kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif. Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar sekaligus memberikan kesempatan luas untuk berkembang serta memotivasi siswa. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses

7

Elin Rusoni,Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika,

(29)

siswa sebagai pembejalaran aktif. Sebagai contoh, siswa diminta untuk melakukan survei mengenai jenis-jenis pekerjaan di lingkungan rumahnya.8

Sedangkan menurut Dasim Budimansyah (2002) seperti dikutip Tini Sugiartini dalam tulisannya yang berjudul berpikir kritis dan kreatif dalam portofolio, portofolio dapat diartikan sebagai wujud fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah kumpulan pengalaman belajar (collection of learning experience) yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagaiadjective,portofolio seringkali disandingkan dengan konsep lain, baik dengan penilaian ataupun dengan model pembelajaran.9

Dalam definisi lain disebutkan bahwa portofolio ialah koleksi atau kumpulan pekerjaan setiap individu yang tersusun secara sistematis. Dalam pendidikan portofolio adalah koleksi pekerjaan siswa yang tersusun secara sistematis10. Selain itu portofolio merupakan suatu kaidah yang digunakan oleh guru untuk mengumpulkan dan merekam bukti pencapaian pelajar dalam satu jangka masa yang tertentu. Portofolio berbentuk dokumentasi yang terstruktur. Ia memerlukan perancangan, pelaksanaan dan penilaian yang teliti. Proses pembelajaran dijalankan secara kolaboratif untuk mencapai 8

Uus Toharudin,Kompetensi Guru Dalam Strategi Ajar,

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/24/0803.htm 24 Oktober 2005

9

Tini Sugiartini, Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Portofolio, http://pikiran-rakyat.com/cetak/2006/072006/13/99forumguru.htm. 26 Januari 2007..

10

(30)

kepahaman dan mendokumentasikan pemikiran secara kritis dan kreatif serta pemilihan maklumat dan fakta dari peringkat awal ke akhir. Portofolio dapat digunakan untuk memantau perkembangan siswa. Karena menyadari proses belajar sangat penting untuk keberhasilan hidup, portofolio dapat digunakan oleh siswa untuk melihat kemajuan mereka sendiri terutama dalam hal perkembangan, sikap keterampilan dan ekspresinya terhadap sesuatu.

Dengan demikian, portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa yang menggambarkan (merefleksikan) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut11. Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa.

Penilaian yang dimaksud dalam penilaian portofolio adalah penilaian yang diharapkan bukan hanya dilakukan dengan ujian tertulis (paper and pencil test) saja. Akan tetapi penilaian disini adalah penilaian yang mengena ke dalam semua aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Penilaian juga harus dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan. Penilaian perlu memberikan perhatian yang seimbang pada proses dan produk.

11

(31)

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan terhadap hasil dan proses penciptaan dari kumpulan karya terbaik siswa. Berkas tersebut misalnya berupa pekerjaan sketsa, dokumen, karangan, tulisan, dan gambar yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan seseorang dalam lingkungan dan suasana kerja yang alamiah dan yang sesungguhnya.12

Penilaian portofolio merupakan satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik melalui evaluasi umpan balik dan penilaian sendiri (self assessment). Melalui penilaian portofolio peserta didik dapat ditunjukkan perbedaan kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dari waktu ke waktu dan atau dibandingkan dengan peserta didik yang lain.

Ada beberapa hal yang menarik dalam penilaian portofolio, diantaranya:

a. Adanya kerjasama yang terpadu antara peserta didik dengan peserta didik yang lain maupun antara peserta didik dengan guru

b. Peserta didik dapat memperbaiki dan menyempurnakan objek penilaian mereka. c. Peserta didik dan guru berkonsentrasi pada karya individual maupun karya

kelompok.

d. Peserta didik memahami dan menggunakan standar yaitu kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum untuk menilai objek penilaian mereka baik perorangan maupun kelompok.

12

Depdiknas,Implementasi Kurikulum Bahasa Asing,

(32)

e. Peserta didik memiliki kebanggaan, dapat mempublikasikan, dan memamerkan objek penilaian mereka.

Adapun bentuk-bentuk penilaian portofolio diantaranya sebagai berikut:

1) Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadiaannya.

2) Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.

3) Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa 4) Respon-respon siswa terhadap pertanyaan

5) Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, pekerjaan rumah, lembar kerja siswa, dan laporan kegiatan lapangan.13

2. Fungsi dan Tujuan Penilaian Portofolio

Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan

13

Elin Rusoni,Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika,

(33)

peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya. Portofolio dapat juga berfungsi sebagai alat untuk:

a) Melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar. b) Perluasan dimensi belajar maksudnya belajar tidak lagi menjadikan guru

sebagai satu-satunya sumber informasi tetapi siswa dapat belajar dari berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya.

c) Pembaharuan kembali proses belajar mengajar maksudnya proses belajar dimana penilaian terhadap hasil belajar hanya ditentukan oleh guru diperbaharui dengan melibatkan siswa dalam proses penilaian terhadap hasil belajar mereka sendiri.

d) Penekanan pada pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar.14 Penilaian portofolio bertujuan sebagai alat formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan untuk mendorong peserta didik dalam merefleksi pembelajaran mereka sendiri. Portofolio ini difokuskan pada proses

14

(34)

perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan formatif dan diagnostik.

Penilaian portofolio ditujukan juga untuk penilaian sumatif pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Hasil penilaian portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka rapor peserta didik, yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Rapor merupakan bentuk laporan prestasi peserta didik dalam belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio merupakan lampiran rapor, sehingga rapor tetap harus dibuat.

Portofolio dalam penilaian di kelas dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu:

a) Menghargai perkembangan yang dialami peserta didik. b) Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.

c) Memberikan perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik. d) Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan

eksperimentasi.

e) Meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

(35)

g) Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada peserta didik.

h) Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri. i) Membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan.15

3. Prinsip Penilaian Portofolio

Berbeda dengan penilaian lainnya, keterlibatan peserta didik dalam penilaian portofolio merupakan sesuatu yang harus dikerjakan. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:

a) Saling percaya

Dalam penilaian portofolio guru dan peserta didik ataupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya harus memiliki rasa saling mempercayai. Mereka harus merasa sebagai pihak-pihak yang saling memerlukan, dan memiliki semangat untuk saling membantu. Oleh karena itu semua pihak harus saling terbuka dan jujur satu sama lain.

b) Kerahasiaan bersama

Kerahasiaan objek penilaian peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam portofolio. Hasil pekerjaan peserta didik secara individu ataupun kelompok sebaiknya tidak diperlihatkan kepada peserta didik lain atau kelompok lain, sebelum diadakan eksibisi (pameran).

15

(36)

c) Milik bersama

Semua pihak, guru maupun pesrta didik harus menganggap bahwa semua objek penilaian merupakan milik bersama yang harus dijaga bersama-sama pula sehingga akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri mereka.

d) Kepuasan dan kesesuaian

Hasil akhir portofolio adalah ketercapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Kepuasan semua pihak terletak pada tercapai tidaknya standar kompetensi, kompetensi dasar maupun indikator tersebut dimanifestasikan melalui objek penilaian peserta didik.

e) Penciptaan budaya mengajar

Sebagian orang berpendapat bahwa portofolio adalah metode pengajaran, sedangkan yang lainnya menganggap sebagai salah satu alat penilaian. Sebenarnya, antara pengajaran dan penilaian portofolio tidak dapat dipisahkan. Penilaian portofolio hanya dapat dilakukan jika pengajarannya menggunakan pendekatan portofolio.

Jika dalam mengajar guru hanya menuntut peserta didik untuk menghafal fakta atau pengetahuan pada taraf yang rendah, maka penilaian portofolio tidak akan bermakna.

(37)

menggambarkan pengembangan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada taraf yang lebih tinggi.

f) Refleksi bersama

Penilaian portofolio memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi bersama-sama, dimana peserta didik dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri, tentang kemampuan pemahaman mereka sendiri, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, dan mengamati pemahaman mereka tentang kompetensi dasar dan indikator yang telah mereka peroleh. Portofolio difokuskan pada pengalaman belajar peserta didik dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam periode waktu tertentu. Jadi karya peserta didik dalam portofolio tersebut bukan hanya diambil pada akhir semester saja.

g) Proses dan hasil

Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan perilaku harian peserta didik (anecdot) mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Aspek lain dari penilaian portofolio adalah penilaian hasil, yaitu menilai hasil akhir suatu tugas yang diberikan oleh guru.16

16

(38)

4. Karakteristik Penilaian Portofolio

Menurut Barton & Collin (1997) seperti dikutip oleh Sumarna Surapranata dalam bukunya yang berjudul Penilaian Portofolio (Implementasi Kurikulum 2004) terdapat beberapa karakteristik esensial dalam pengembangan berbagai bentuk portofolio, yaitu:

a) Multisumber, artinya portofolio memungkinkan untuk menilai berbagai macam objek penilaian mencakup orang, foto, rancangan, jurnal, audio, dan video tape.

b) Authentic, artinya objek penilaian ditinjau dari konteks maupun fakta harus saling berkaitan satu sama lain.

c) Dinamis, artinya portofolio mencakup perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu.

d) Eksplisit, maksudnya portofolio haruslah jelas dalam arti semua tujuan pembelajaran berupa kompetensi dasar dan indikator harus dinyatakan secara jelas dengan menggunakan kata kerja operasional sehingga memudahkan dalam pengambilan penilaian.

e) Integrasi, artinya portofolio senantiasa berkaitan antara program yang dilakukan peserta didik di kelas dengan kehidupan nyata sehingga peserta didik tidak jauh dari apa yang mereka alami.

(39)

mencapai standar kompetensi tertentu. Peserta didik harus merasa memiliki semua objek penilaian yang mereka hasilkan.

g) Beragam tujuan, artinya dengan menggunakan proses pembelajaran berbasis portofolio dapat dilihat keefektifan suatu program dan pada saat yang sama mengevaluasi perkembangan individu atau kelompok sebagai komunitas peserta didik.17

5. Manfaat Penilaian Portofolio

Portofolio sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa memberikan gambaran otentik kepada guru tentang apa yang telah dipelajari siswa kesulitan dan kendala yang dialami siswa dalam belajar dan jenis bantuan yang diharapkan siswa.

Penilaian portofolio dapat dijadikan alat untuk memvalidasi informasi tentang pemahaman siswa mengenai suatu konsep. Penilaian portofolio juga dapat membantu siswa dalam mengkonstruksi rasa tanggung jawab dalam belajar, memonitor diri sendiri dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan diri dan membuat argumen-argumen yang logis.18

17

Ibid., h. 82-85.

18

Elin Rusoni,Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika,

(40)

Selain itu juga penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer (1995:184) seperti dikutip Ellin Rusoni dalam jurnal yang berjudul Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika berikut ini:

1) Memantau kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu. 2) Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki.

3) Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar. 4) Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

Masih dalam kutipan yang sama, menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:

1) Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.

2) Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.

3) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain.

4) Keterampilan menilai diri sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.

(41)

6) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

6. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Portofolio

P. Slamet Widodo berpendapat bahwa model pembelajaran berbasis portofolio memungkinkan siswa untuk:

(1) Berlatih memadukan konsep yang diberikan guru atau buku sumber (2) Mempunyai kesempatan dan kebebasan mencari informasi di luar kelas (3) Memiliki kemampuan dalam memutuskan sesuatu bersama teman (4) Membuat alternatif untuk mengatasi masalah/objek yang dikaji

(5) Berlatih merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.19

Kelemahan penilaian portofolio dapat berasal dari kondisi guru atau bahkan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dan peserta didik yang belum mengenal penilaian portofolio dan adanya kebiasaan guru dalam menggunakan tes sebagai alat penilaian yang telah mendarah daging, derajat reliabilitasnya kurang karena penilaian melibatkan siswa dalam menilai diri mereka sendiri (self assessment), memerlukan ketekunan, kesabaran dan keterampilan guru serta keterbatasan waktu dan fasilitas.

19

P. Slamet Widodo,Mengajarkan Mata Pelajaran Kewarganegaraan Materi Kebijakan Publik dengan Metode Portofolio Tampilan (Show Case).

(42)

7. Perbedaan Tes dan Penilaian Portofolio

Ada beberapa perbedaan esensial antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi, secara ringkas dapat pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Perbedaan Tes dengan Penilaian Portofolio

Tes Portofolio

a) Menilai peserta didik berdasarkan

sejumlah tugas yang terbatas.

b) Menilai hanya guru, berdasarkan

masukan yang terbatas.

c) Menilai semua peserta didik dengan

menggunakan satu kriteria.

d) Proses penilaian tidak kolaboratif

(tidak ada kerja sama, terutama antara

guru, peserta didik dan orang tua).

e) Penilaian diri oleh peserta didik bukan

merupakan suatu tujuan.

f) Yang mendapat perhatian dalam

penilaian hanya pencapaian.

g) Terpisah antara kegiatan

pembelajaran, testing, dan pengajaran.

a) Menilai peserta didik berdasarkan seluruh

tugas dan hasil kerja yang berkaitan

dengan kinerja yang dinilai.

b) Mewujudkan proses penilaian yang

kolaboratif.

c) Menilai setiap peserta didik berdasarkan

pencapaian masing-masing, dengan

mempertimbangkan juga faktor

perbedaan individual.

d) Peserta didik turut serta dalam menilai

kemajuan yang dicapai dalam

penyelesaian berbagai tugas, dan

perkembangan yang berlangsung selama

proses pembelajaran.

e) Peserta didik menilai dirinya sendiri

menjadi satu tujuan.

f) Yang mendapat perhatian dalam

penilaian meliputi kemajuan, usaha, dan

pencapaian.

g) Terkait erat antara kegiatan penilaian,

pengajaran, dan pembelajaran.20

20

Hartono Ama,Penilaian Portofolio Lebih Objektif dan Terbuka,

(43)

8. Pelaksanaan Penilaian Portofolio

Pelaksanaan penilaian portofolio mensyaratkan kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman belajarnya dan kejujuran guru dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang yang telah disepakati. Guru harus mampu menunjukkan urgensi laporan yang jujur dari siswa. Hal ini terlihat jelas pada tahap pelaksanaan berikut ini:

a. Tahap Orientasi

Tahap orientasi ini pada dasarnya berupa pemberian informasi mengenai portofolio yang diharapkan untuk dihasilkan oleh siswa setelah selesai mengikuti pelajaran untuk jangka waktu satu semester, satu tahun atau tiga tahun. Informasi yang perlu disampaikan pada tahap orientasi ini adalah: (1) jadwal yang mencakup uraian tentang waktu pelaksanaan untuk setiap tugas, (2) beban tugas yang menggambarkan beberapa buah tugas yang harus diwujudkan dalam bentuk karya final oleh siswa, (3) tema untuk setiap tugas, (4) hasil kerja yang perlu tercakup pada portofolio. Termasuk di dalamnya adalah karya final beserta unsur-unsur pendukungnya seperti sket, komponen, bahan referensi, berbagai eksperimen media, catatan-catatan dan komentar sumber dan siswa mengenai karyanya.

b. Tahap Penilaian Formatif

(44)

pendahuluan untuk mendalami masalah, (2) pembuatan beberapa alternatif pemecahan masalah dalam bentuk sket kasar (3) pembuatan karya final berdasarkan salah satu karya yang terpilih.

Selama proses penciptaan karya ini berlangsung, guru memberikan umpan balik kepada siswa berdasarkan pengamatan terhadap apa yang dilakukan atau apa yang dibuatnya. Fokus pengamatan guru terarah pada dua hal yakni ide siswa dan bagaimana ide tersebut dinyatakan dalam kegiatan pencarian sumber-sumber nantinya. Dari kegiatan tersebut akan terjadi diskusi dalam proses pembelajaran dalam rangka menemukan tema atau topik apa yang hendak dijadikan hasil karya nanti, diskusi ini memungkinkan seorang guru untuk menilai tiga aspek kemampuan siswa yang saling berkaitan erat yakni: (1) kemampuan untuk berargumentasi tentang tema atau topik yang dipilihnya, (2) memberikan gambaran mengenai pemilihan tema tersebut, (3) mengambil keputusan bersama-sama untuk hasil karya yang akan dibuatnya.

c. Tahap Penilaian Sumatif

(45)

1) Membandingkan antara prestasi seorang siswa dengan siswa lainnya dengan pendekatan referensi.

2) Membandingkan antara prestasi siswa dengan standar kualitas artistik yang ditetapkan berdasarkan pendekatan referensi kriteria.

3) Membandingkan antara prestasi belajar siswa antara masa sebelum belajar dan masa sesudah belajar.

B. Kemampuan Keterampilan Proses sains

1. Pengertian Keterampilan Proses

Keterampilan proses adalah keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya. Ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Dengan kata lain keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teori. Konsep/prinsip/teori yang telah ditemukan atau dikembangkan ini akan memantapkan pemahaman tentang keterampilan proses tersebut.21

Keterampilan proses mewadahi kemampuan siswa untuk menggali makna yang terkandung dalam informasi, meliputi keterampilan

21

(46)

mendeskripsi, mencatat, mengklasifikasi, menilai, menafsirkan, inferensi, deduksi, prediksi, menganalisis, eksperimen, merencanakan dan menggeneralisasi. Keterampilan tersebut mengacu kepada keterampilan mengolah informasi (information processing).22

Keterampilan-keterampilan fisik dan mental pada dasarnya dimiliki anak meskipun dalam wujud potensi atau kemampuan yang belum terbentuk. Potensi itu dibawa anak sejak lahir. Potensi disebut juga dengan fitrah.

Dalam Alqur'an surat An-nahl ayat 78, Allah menegaskan

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur".23

Maka melalui pendidikan fitrah/potensi/kemampuan seorang anak dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu menciptakan manusia yang berilmu pengetahuan yang tinggi dan juga berakhlaq mulia.

22

Khoirul Anam, Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Geografi, Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, (Jakarta: Buletin Pelangi Pendidikan volume 3, 2000), h. 1.

23

(47)

Dengan demikian guru dapat menumbuhkan, memproses dan mengarahkan serta mengembangkan fakta dan konsep menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan sikap dan nilai.

Pendekatan keterampilan proses diarahkan untuk mengembangkan kemampuan mendasar dalam diri peserta didik agar mampu menemukan perolehannya. Pembelajaran dilaksanakan melalui komunikasi timbale balik melalui tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran agar hasil yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan mereka di kemudian hari. Upaya melibatkan anak secara aktif dalam proses pendidikan disebut dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).24

Jadi, pendekatan keterampilan proses adalah suatu strategi pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan dan keterampilan fisik dan mental peserta didik menuju keaktifan melalui CBSA untuk menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai dalam diri peserta didik.

Dengan menggunakan keterampilan proses akhirnya akan terjadi interaksi antara konsep/prinsip/teori yang telah ditemukan atau yang telah dikembangkan di sekolah. Keterampilan proses kebanyakan digunakan untuk menguji konsep yang telah ada atau verifikasi saja. Dengan adanya keterlibatan siswa secara aktif baik fisik, mental maupun sosialnya dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri,

24

(48)

serta sikap inovatif dan kreatif dan mengembangkan keterampilan berpikir, sikap dan keterampilan lainnya.25

Dengan demikian pembelajaran dengan keterampilan proses menuntut keaktifan siswa, guru hanya berfungsi sebagai pembimbing dan fasilitator saja. Dengan menggunakan keterampilan proses siswa akan menemukan sendiri konsep melalui berbagai kegiatan sehingga pemahaman terhadap konsep itu lebih melekat dan bermakna. Siswa mampu memproses perolehan konsep dan sikapnya itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

2. Aspek-aspek Keterampilan Proses

Keterampilan proses untukmelakukan kegiaran IPA dikategorikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu, yaitu: a. Keterampilan proses dasar meliputi observasi, klasifikasi, mengukur,

komunikasi, pengukuran prediksi dan menyimpulkan (inference), mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan angka-angka.26

b. Keterampilan proses terpadu meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan

25

Ibid., h. 49.

26

(49)

variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen.

Penjabaran keterampilan proses tersebut di antaranya sebagai berikut: a) Pengamatan (observasi)

Observasi adalah langkah yang paling penting dalam keterampilan proses, sebab pada observasi siswa dilatih untuk menggunakan kelima indra dalam melakukan pengamatannya yaitu melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium27.

Para guru perlu melatih anak didik agar terampil dalam mengobservasi atau mengamati berbagai makhluk, benda dan kenyataan di alam sekitarnya. Kegiatan observasi merupakan kegiatan penting dalam sains dan kegiatan observasi merupakan salah satu bagian pokok dalam sains. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan pengamatan siswa bahkan harus memperhatikan keselamatan mereka.

b) Menyimpulkan (inference)

Pada waktu melakukan observasi digunakan satu atau lebih alat indera dan alat ukur. Hasil observasi merupakan fakta atau data yang berupa informasi yang sesuai mengenai objek yang diamati. Fakta atau data ini sering kali memberikan suatu pola. Pola dari suatu data itu dapat ditafsirkan lebih lanjut menjadi suatu penjelasan yang logis. Penjelasan

27

(50)

atau interpretasi terhadap suatu data yang didasarkan atas hasil observasi disebut inferensi. Inferensi adalah membuat kesimpulan sementara yang terkait dengan adanya dugaan-dugaan. Membuat dugaan-dugaan valid berdasarkan observasi yang didapat merupakan keterampilan penting untuk belajar secara inkuiri.28

Di dalam inferensi digunakan pengalaman dan pengetahuan yang telah kita miliki. Dengan demikian jika kita membuat inferensi akan menuju pada suatu kesimpulan mengenai hasil observasi yang didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman awal.

Karakteristik dari keterampilan menyimpulkan adalah: 1. Mengidentifikasi fakta berdasarkan hasil pengamatan. 2. Menafsirkan fakta menjadi suatu penjelasan yang logis.

Jadi kegiatan menyimpulkan adalah suatu proses melatih siswa untuk mengubah fakta hasil observasi menjadi suatu penjelasan yang logis dan rasional berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sebelumnya.

c) Menduga (prediksi)

Para ahli sains menyakini bahwa di alam ini ada hubungan sebab akibat. Untuk memahami adanya hubungan sebab akibat ini salah satunya memerlukan keterampilan berpikir untuk membuat suatu perkiraan atau prediksi. Bila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya

28

(51)

untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa mempunyai keterampilan proses meramalkan (menduga).

Keterampilan memprediksi merupakan suatu keterampilan membuat atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu keuntungan atau pola yang sudah ada. Prediksi didasarkan pada observasi, pengukuran, dan informasi tentang hubungan-hubungan antara variabel yang diobservasi29. Karakteristik dari keterampilan memprediksi adalah:

1. Menggunakan pola-pola atau hubungan informasi (hasil observasi) 2. Mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola atau kecenderungan. d) Klasifikasi

Untuk mempelajari alam berikut isinya satu persatu adalah tidak mungkin karena terlalu banyak dan terlalu luas. Salah satu cara untuk mempelajari sifat-sifat dan isi alam itu misalnya hewan berdasarkan persamaan dan perbedaan yang ada pada hewan tersebut. Kegiatan mengelompokkan suatu objek berdasarkan persamaan dan perbedaan atau ciri-ciri lain yang tampak oleh objek tersebut dikenal dengan istilah klasifikasi.

Menurut Esler dan Esler (1984) seperti yang dikutip Noehi Nasution, dkk. dalam bukunya yang berjudul Materi Pokok Pendidikan

29

(52)

IPA di SD, keterampilan mengklasifikasi merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada sifat-sifat benda-benda tersebut.30

e) Komunikasi

Keterampilan berkomunikasi merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang karena dengan ia dapat mengungkapkan gagasan, temuan bahkan perasaannya kepada orang lain. Kegiatan komunikasi ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis.31

Komunikasi yang efektif harus jelas, akurat, dan tidak membingungkan. Mengkomunikasikan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan informasi dari suatu media ke media lainnya. Komunikasi sangat penting bagi siswa karena merupakan wahana untuk berlatih mengemukakan pendapat maupun ide.

f) Identifikasi Variabel

Di alam semesta peristiwa-peristiwa alam sangat sering terjadi karena adanya fakta dan peristiwa alam yang terjadi sering begitu kompleks. Untuk mempelajari peristiwa alam dengan lebih mudah kita

30

Ibid., h. 8

31

(53)

dapat memilah-milah ke dalam bagian yang lebih sederhana dan dapat dipelajari.

Bagian-bagian dari peristiwa atau sistem alam mini disebut variabel. Dalam kegiatan penelitian ada tiga variabel yaitu variabel yang dimanipulasi, variabel merespon, dan variabel kontrol. Variabel yang dimanipulasi adalah variabel yang sengaja diubah-ubah dalam suatu sistem. Variabel merespon adalah variabel yang mengadakan respon atau reaksi akibat adanya variabel yang diubah. Variabel kontrol adalah variabel pengendali dari faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian. Ketiga variabel itu saling berpengaruh dan penting dalam sebuah penelitian untuk kemudian menarik kesimpulan.

g) Merumuskan Hipotesis

(54)

Di tingkat sekolah dasar perumusan hipotesis biasanya masih sederhana. Mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis sejak dini sangat bermanfaat karena hampir semua anak berperilaku untuk memperoleh jawaban segera atas pertanyaannya.

h) Perancangan Eksperimen

Melakukan eksperimen merupakan suatu kegiatan yang memadukan seluruh keterampilan proses yang telah dipelajari. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan praktis. Sering kita menguji gagasan-gagasan dengan kegiatan coba dan ralat (trial and error)32. Dalam melakukan eksperimen harus dapat menentukan apa yang akan diamati, diukur, ditulis, menentukan cara dan langkah kerja serta bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan tersebut.33

i) Pemajangan

Suatu kelas yang memiliki pajangan atau pameran hasil karya anak-anak yang ditempelkan di tembok atau diletakkan pada rak, di atas meja atau tempat lain dapat menjadi tempat yang menarik dan memberikan rangsangan bagi para siswa untuk belajar. Suatu kelas yang kosong tanpa pajangan dapat menjadi tempat yang membosankan, gersang dan tidak menggugah inspirasi para siswa. Pajangan hendaknya relevan dengan apa yang dipelajari siswa dan merupakan hasil kerja keras para siswa.

32

Conny Semiawan,op.cit., h. 26.

33

(55)

3. Kedudukan dan Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains

a. Kedudukan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains

Pengembangan ilmu menurut Thomas Kuhn yaitu melalui revolusi struktur sains sehingga membentuk paradigma baru dari paradigma lama yang sudah tidak relevan lagi34. Untuk menganalisis kedudukan keterampilan proses dalam pembelajaran sains maka keterampilan proses berperan:

1) Memfalsifikasi paradigma lama dan diakuinya paradigma baru melalui revolusi-kritis.

2) Semua arah perkembangan ilmu khususnya sains memperbaiki kesejahteraan hidup manusia dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada secara maksimal.

Pemahaman mengenai keterampilan proses akan menimbulkan sikap:

a. Kesadaran adanya suatu masalah. Merumuskan suatu masalah secara jelas dan lugas sangatlah penting sebab tanpa rumusan yang jelas sangat sukar untuk mengumpulkan data yang relevan.

b. Memilih data yang relevan dan mengumpulkannya. Hal ini tergantung pada keterampilan yang dimiliki seseorang.

34

Thomas Kuhn,The Stucture of Scienctific Revolutions,

(56)

Keterampilan proses merupakan suatu keterampilan ilmiah yang terarah (kognitif, psikomotorik) yang dapat digunakan untuk:

(1) Menemukan dan memperjelas suatu konsep/teori. (2) Mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya.

(3) Melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi) (4) Menumbuhkembangkan sikap kritis.

b. Peranan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains

Dalam pembelajaran sains keterampilan proses memegang peranan penting didalam pembahasan suatu konsep/teori. Dengan keterampilan proses siswa diajak melacak kembali cara yang telah dilakukan oleh ilmuan dan menemukan/membentuk suatu konsep. Keterampilan proses membantu siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan atau ilmu lain yang lebih bermakna atau penting dalam hidupnya.

(57)

diperlukan di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah sebab pada dasarnya anak meneliti keingintahuan yang besar terhadap sesuatu. Menurut hasil penelitian Piaget dan Bruner, anak dapat berpikir tingkat tinggi bila ia mempunyai cukup pengalaman secara konkrit dan bimbingan yang memungkinkan pengembangan konsep dan menghubungkan fakta.

Keterampilan proses perlu dilatih karena dapat mengaktifkan siswa. Keaktifan siswa ini antara lain tampak dalam kegiatan:

a) Membuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan. Mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan dan Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.

b) Belajar dalam kelompok dan mencoba sendiri konsep-konsep tertentu. Dan mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan35

4. Prinsip-prinsip Keterampilan Proses Sains

Metode mengajar termasuk strategi pembelajaran adalah cara yang sistematis yang digunakan guru dan mengorganisasi materi pelajaran kegiatan belajar siswa, mengatur formasi tempat duduk dan menggunakan media/alat peraga untuk mencapai tujuan belajar, agar dapat maksimal maka hendaknya keterampilan proses dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

35

(58)

a) Dalam menyusun strategi mengajar, pengembangan keterampilan proses terintegrasi dengan pengembangan produk sosial.

b) Keterampilan proses sains mulai dari mengobservasi hingga mengajukan pertanyaan tidak perlu merupakan urutan yang baku dalam mengajar sains. c) Setiap pendekatan/metode mengajar yang diterapkan dalam pengajaran

sains dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses sains. Jumlah dan macam-macam keterampilan proses tidak perlu sama untuk setiap metode asal sesuai dengan perkembangan anak dan materi yang diajarkan.

d) Pendekatan keterampilan proses menunjukkan suatu kontinum, dengan metode ceramah mengembangkan keterampilan proses paling sedikit hingga metode memecahkan masalah paling banyak.

e) Dalam satu satuan waktu keterampilan proses sains harus pernah dikembangkan dan tersebar di seluruh materi yang diajarkan dalam satuan waktu. Prinsip-prinsip keterampilan proses harus dilaksanakan walaupun bersifat fleksibel.

5. Penilaian Keterampilan Proses Sains

(59)

Karakteristik umum:

a. Butir soal keterampilan proses harus dapat dibedakan dari butir soal penguasaan konsep, sehingga konstruksi butir soalnya tidak dibebani konsep. Hal ini diupayakan agar butir soal tidak rancu dengan pengukuran konsepnya. Konsep hendaknya dijadikan konteks. Konsep yang terlibat diyakini penyusun soal telah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa. b. Butir soal keterampilan proses hendaknya mengandung sejumlah

informasi yang harus diolah siswa. Informasi dalam butir soal keterampilan proses dapat berupa gambar, grafik, data dalam tabel dan uraian.

c. Aspek yang akan diukur oleh butir soal keterampilan proses harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja.

Karakteristik khusus:

Karakteristik khusus yang harus diperhatikan bila menyusun butir soal yang mengukur jenis-jenis keterampilan proses:

1) Observasi; dalam butir soal harus ada objek atau peristiwa yang dapat diamati.

(60)

3) Klasifikasi; dalam butir soal harus disajikan objek/peristiwa yang dapat ditemukan atau dicari persamaan dan perbedaan dari objek tersebut atau diberi kriteria untuk melakukan pengelompokkan.

4) Prediksi; dalam butir soal harus jelas pola/kecenderungan untuk dapat diajukan suatu dugaan/ramalan.

5) Komunikasi; dalam butir soal harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk lain misalnya dari uraian ke bagan.

Dalam penyusunan butir soal keterampilan proses kemudian dipilihkan satu konsep tertentu untuk dijadikan konsep. Dengan memperhatikan karakteristik jenis keterampilan proses yang akan diukur, sajikan sejumlah informasi yang perlu diolah, setelah iu buat pertanyaan atau suruhan yang dikehendaki untuk memperoleh respon/jawaban yang diharapkan.

C. Kerangka Berpikir

(61)

pendekatan pembelajaran kontekstual atau pendekatan berbasis proyek (project base learning) atau pendekatan sains. Namun apapun metode pembelajaran yang digunakan, sebaiknya siswa mengkonstruksi sendiri dan guru lebih berperan sebagai fasilitator bukan sebagai sumber informasi utama.

Materi-materi yang terdapat pada pelajaran kimia sebagian besar bersifat abstrak dan hal inilah yang membuat materi pelajaran kimia menjadi sulit untuk dimengerti dan dipahami. Untuk itulah diperlukan seorang guru yang mempunyai gagasan-gagasan baru dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan, seorang guru yang kreatif, inovatif dan produktif.

Seorang guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Sehingga materi materi kimia yang abstrak dan sulit menjadi lebih konkrit dan mudah dipahami siswa.

Penilaian portofolio mempunyai peranan yang cukup besar dalam rangka penyampaian materi pelajaran, penumbuhan dan juga pembentukan serta pengembangan kemampuan keterampilan proses sains karena dengan dilaksanakannya penilaian portofolio ini siswa akan berpartisipasi aktif untuk memperhatikan proses terjadinya sesuatu, atau proses tentang cara kerja sebuah mesin, siswa dapat menentukan perkembangannya sendiri serta dapat menilai dir mereka sendiri, dan lain sebagainya.

(62)

yang penting itu dapat diamati sepenuhnya. Pengalaman-pengalaman belajar hanya dapat diperoleh apabila siswa turut aktif dalam melakukan sesuatu. Di samping itu segala permasalahan yang timbul dapat dijawab dengan teliti dan penuh kejujuran dan melambangkan nilai-nilai kebersamaan.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas diduga dengan digunakannya penilaian portofolio pada mata pelajaran kimia, diharapkan akan lebih meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa.

D. Pengajuan Hipotesis

Sebagai upaya untuk menemukan jawaban dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan. Adapun hipotesis tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu: hipotesis alternatif (HA) dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis nol dilakukan untuk menghindari subyektifitas dan kejujuran dalam melakukan penelitian.

Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa.

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Tes dengan Penilaian Portofolio
tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses
Tabel 2. Desain Penelitian
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba Keterampilan Proses
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, prefiks e fei- termasuk afiks derivasional dalam bahasa Sobey yang dapat membentuk verba derivasi jika bergabung dengan adjektiva.. Afiksasi dengan prefiks

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun singkong memiliki protein kasar tertinggi, kadar NDICP tertinggi, ADICP terendah serta KCPK yang cukup tinggi berarti

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penambahan tepung gaplek sebagai bahan substitusi tepung terigu dan sari belimbing wuluh sebagai asidulan terhadap

[r]

BAB IV memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan inti dari skripsi ini yang meliputi hak konsumen akan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan

In this thesis the writer studies the human issues and characters' roles in creating those issues in Arthur Miller's The Crucible, a tragic drama which deals

87 Kemudian untuk mengetahui adanya konsentrasi belajar pada siswa kelas X di MA Darul Hikmah Mojokerto, maka dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan dari

Diagnosis sikatriks kornea ini dapat ditegakkan karena ditemukan adanya penurunan visus disertai dengan bercak putih yang menutupi pupil mata kanan pasien. Prognosis penderita