• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Komunikasi Efektif

3. Aspek-aspek Komunikasi Efektif

Menurut Devito (2011), komunikasi efektif memiliki karateristik yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang. Sudut pandang yang pertama adalah sudut pandang humanistik yang menekankan pada keterbukaan,

empati,sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Dari kualitas tersebut kemudian dapat menurunkan perilaku-perilaku yang spesifik yang menandai komunikasi yang efektif. Sudut pandang yang kedua adalah Pragmatis menekankan pada manajemen dan kesegaran interaksi yang yang menetukan pencapaian tujuan yang spesifik. Sudut pandang yang ketiga adalah pergaulan sosial dan kesetaraan yang didasarkan pada model ekonomi imbalan dan biaya. Berdasarkan penjelasan dari ketiga sudut pandang menurut Devito (2011), peneliti menggunakan sudut pandang yang pertama yaitu Humanistik, karena lebih dekat dengan relasi komunikasi interpersonal yang dalam hal ini komunikasi antara orangtua dan anak. Beberapa aspek dari sudut pandang Humanistik dalam komunikasi efektif yang dapat digunakan pada komunikasi efektif dalam hubungan orangtua dan anak Devito (2011) yaitu :

a. Keterbukaan

Komunikasi efektif dapat berjalan dengan baik apabila memiliki keterbukaan. Keterbukaan adalah sebuah sikap yang dilakukan secara sadar dengan kesediaan untuk jujur terhadap orang lain atas apa yang dirasakan serta apa yang dipikirkan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orangtua dan anak sangat membutuhkan komunikasi secara terbuka dan jujur. Orangtua dan anak dapat saling mengungkapkan apa yang dipikirkan serta dirasakan sehingga komunikasi menjadi efektif. Kesediaan diri untuk bersikap terbuka sangat penting dalam komunikasi efektif antara orangtua dan anak,

karena masing – masing pribadi akan mampu menerima pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima. Keterbukaan merupakan langkah paling tepat untuk memulai sebuah komunikasi efektif. Dalam komunikas efektif antara orangtua dan anak memiliki contoh, yaitu ketika orangtua dan anak berkomunikasi saling memberi kesempatan bicara merupakan langkah yang benar untuk mendapatkan informasi yang benar dan berlangsung dua arah.

b. Empati

Empati merupakan sebuah sikap yang dimiliki seseorang untuk ikut merasakan apa yang orang lain sedang rasakan. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya dan merasakan perasaan sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap serta harapan dan keinginan untuk masa mendatang. Berempati dalam komunikasi dapat dilakukan baik secara verbal maupun non-verbal. Sikap empati perlu dibangun supaya komunikasi efektif dapat berjalan dengan lancar. Dalam hubungan komunikasi efektif orangtua dan anak sikap empati dibutuhkan untuk dapat saling memahami.Orangtua akan lebih mudah menyelami apa yang dirasakan oleh anak. Sikap empati juga perlu dibangun dalam diri anak sehingga dapat ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orangtua.

Hubungan komunikasi yang efektif adalah hubungan yang didalamnya terdapat sikap mendukung. Sikap mendukung merupakan sikap penguatan yang ditunjukkan supaya orang lain bersedia untuk melanjutkan apa yang telah dimulai. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap mendukung dapat diperlihatkan dengan memiliki tiga suasana didalamnya yaitu:

1. Deskriptif, bukan evaluatif

Suasana deskriptif dan bukan evaluatif membantu terciptanya sikap mendukung. Suasana deskriptif dan bukan evaluatif adalah sebuah suasana yang dibangun supaya orang lain dalam menguraikan segala hal yang dialami dengan nyaman tanpa memunculkan sikap defensif .

2. Spontanitas

Gaya spontanitas membantu menciptakan suasana mendukung. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya bereaksi dengan cara yang sama yaitu terus terang dan terbuka.

3. Provisionalisme

Bersikap provisional artinya mampu bersikap tentatif dan terbuka, bersedia mendengarkan pendapat maupun pandangan yang berlawanan serta mampu mengubah posisi jika keadaan

mengharuskan. Sikap provisional dibutuhkan dam komunikasi efektif dalam membagi apa yang dirasakan dan dipikirkan tanpa ada sikap defensif. Dari uraian diatas mengenai sikap mendukung yang meliputi sikap deskriptif dan bukan evaluatif, spontanitas serta provisonal maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi akan dapat dapat semakin mendalam apabila ketiga hal itu terpenuhi. Hubungan komunikasi efektif orangtua dan anak seringkali terjebak pada sikap mendukung yang evaluatif. Saat salah satu pihak melakukan perlawanan maupun penolakan secara bersamaan maka komunikasi efektif tidak dapat berjalan lancar. Peneliti melihat bahwa komunikasi yang mampu membangun suasana nyaman, mau mendengarkan untuk pandangan yang berbeda serta bersedia mengubah posisi dengan bersikap spontan yang positif akan menjadikan komunikasi semakin efektif.

d. Sikap Positif

Sikap positif dalam komunikasi efektif adalah sikap yang dimunculkan dalam diri untuk mendorong orang lain memandang dirinya sendiri maupun orang lain juga secara positif. Sikap positif sangat dibutuhkan dalam komunikasi efektif supaya pesan yang disampaikan maupun bagi yang mendengarkan pesan yang disampaikan sama – sama berada dalam suasan yang positif, sehingga tidak terjadi persepsi yang negatif yang dapat mengarah pada perilaku

salah. Komunikasi efektif orangtua dan anak yang berada pada sikap positif tidak hanya mampu memperlancar pada pengungkapan pikiran dan perasaan namun akan semakin mendekatkan hubungan personal bagi keduanya.

e. Kesetaraan

Kesetaraan dalam sebuah hubungan komunikasi ditandai dengan adanya upaya memahami perbedaan pendapat serta tidak mengharuskan untuk menerima maupun menyetujui begitu saja perilaku verbal dan non-verbal pihak lain. Kesetaraan yang benar dalam hubungan komunikasi efektif adalah sebuah kesetaraan dalam pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga. Komunikasi efektif antara orangtua dan anak akan semakin tampak apabila keduanya saling melihat bahwa mereka bernilai serta berharga. Orangtua dan anak pada akhirnya dapat dengan mudah berbagi informasi tanpa adanya perdebatan. Komunikasi efektif dapat terus terjalin dengan adanya kerjasama orangtua dan anak dalam memecahkan masalah tertentu. Kesetaraan tidak hanya dibutuhkan sebagai penghargaan atas nilai diri seseorang namun mampu menjadi salah satu cara yang tepat dalam komunikasi efektif.

Dokumen terkait