• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat komunikasi efektif antara orangtua dan anak ( studi deskriptif ditinjau dari persepsi siswa SMP BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat komunikasi efektif antara orangtua dan anak ( studi deskriptif ditinjau dari persepsi siswa SMP BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANGTUA DAN ANAK (Studi Deskriptif Ditinjau Dari Persepsi Siswa SMP BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020). SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh Dorothea Live Nawangsih 151114051. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANGTUA DAN ANAK (Studi Deskriptif Ditinjau Dari Persepsi Siswa SMP BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020). SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh Dorothea Live Nawangsih 151114051. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Aku persembahan karyaku ini untuk Tuhan Yesus Kristus Sang Pencipta dan Pemilik Hidup yang Tunggal Sang Pemberi Hidupku yang penuh warna Yang mencintaiku tanpa henti Keluarga Kecilku Papa, Aa Evan dan Neng Shayna Matahari dan Bulanku Pewarna dalam perjalanan hidupku Dosen Pembimbing Ibu Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd Yang selalu sabar dan Teliti dalam mengoreksi di setiap bimbingan Prodi Bimbingan dan Konseling Atas semua pengalaman luar biasa dan penuh dengan nilai positif disetiap Ilmu yang diberikan Universitas Sanata Dharma Tempat sangat istimewa dalam menimba Ilmu, mengasah kreativitas serta mengajarkan supaya menjadi pribadi yang humanis.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO “ Segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya” (Pengkotbah 3 : 1) “ Where there is love there is life’ (Mahatma Gandhi). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK TINGKAT KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA ORANGTUA DAN ANAK (Studi Deskriptif Ditinjau Dari Persepsi Siswa SMP BOPKRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020) Dorothea Live Nawangsih Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2019 Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat komunikasi efektif antara orangtua dan anak, ditinjau dari persepsi siswa SMP BOPKRI I, Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 dan (2) mengetahui skor item yang teridentifikasi sedang dan rendah sebagai usulan program layanan pemberian informasi pada orangtua. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskripsi. Subjek penelitian adalah para siswa SMP kelas VII dan VIII yang berjumlah 65 siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang tingkat komunikasi antara orangtua dan anak, yang disusun dengan skala bertingkat yaitu skala likert. Jumlah item 88 pernyataan berdasarkan pada lima aspek komunikasi efektif menurut Devito (2011) yaitu ; (1) Keterbukaan, (2) Empati, (3) Sikap mendukung, (4) Sikap positif, (5) Kesetaraan. Nilai koefisien reliabilitas instrumen menggunakan pendekatan alpha chronbach (𝛼) sebesar 0,959. Teknik analisis data menggunakan statistik deskripsi dengan kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kategorisasi yang digunakan menurut Sugiyono (2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para siswa SMP BOPKRI I Yogyakarta, memiliki tingkat komunikasi efektif pada kategori Sangat tinggi (38,46%) atau sebanyak 25 siswa, Kategori tinggi (36,92%) atau sebanyak 24 siswa, kategori sedang (21,53%) atau sebanyak 14 siswa, kategori rendah (3,07%) atau sebanyak 2 siswa dan kategori sangat rendah tidak ada. Hasil analisis menunjukkan 13 item (18,30%) masuk pada kategori sedang dan 1 item (1,40%) masuk pada kategori rendah dan keduanya dijadikan usulan program layanan pemberian informasi bagi orangtua para siswa SMP BOPKRI I , Yogyakarta.. Kata Kunci : Komunikasi efektif, orangtua, anak. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE LEVEL OF EFFECTIVE COMMUNICATION BETWEEN PARENTS AND CHILDREN (A descriptive study approached from the perception of SMP BOPKRI I Students of Yogyakarta within the 2019/2020 academic year) Dorothea Live Nawangsih Sanata Dharma University Yogyakarta 2019 The aim of this study was (1) to determine the level of effective communication between parents and children, seen from the perceptions of students of SMP BOPKRI I, Yogyakarta in the 2019/2020 academic year and (2) to know the scores of items that identified as medium and low to be proposed as service programs for providing information to parents. The type of the research was quantitative description study. The subjects of the study were 65 students from 8th and 7th grade junior high school students. Data collection used was a questionnaire about the level of communication between parents and children, which were arranged in a multilevel scale, the Likert scale. The number of items was 88 statements based on five aspects of effective communication according to Devito (2011), namely; (1) Openness, (2) Empathy, (3) Supporting attitude, (4) Positive attitude, (5) Equality. The reliability coefficient of the instrument measured using the alpha chronbach (α) approach of 0.959. The data analysis technique used was descriptive statistics with very high, high, medium, low and very low categories. The categorization used was according to Sugiyono (2014). The results of this study indicate that the students of SMP BOPKRI I Yogyakarta that have an effective communication level in the very high category is 38.46% or 25 students, high category is 36.92% or 24 students, moderate category is 21.53 % or 14 students, low category is 3.07% or 2 students and none of the students is classified under very low category. The analysis showed that 13 items (18.30%) were in the medium category and 1 item (1.40%) was in the low category and all of them were proposed as information service programs for parents of SMP BOPKRI I students, Yogyakarta.. Keywords: Effective communication, parents, children. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya yang begitu besar kepada peneliti hingga akhirnya penelitian ini dapat selesai dengan baik. Banyak pengalaman dan pelajaran yang sangat luar biasa bagi peneliti, hingga akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dari awal sampai akhir. Selama proses penulisan skripsi ini juga banyak pihak yang ikut terlibat dalam proses membimbing, mendampingi, serta mendukung setiap proses yang peneliti lakukan. Oleh sebab itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.. 2.. Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.. 3.. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing, memotivasi dan memberikan banyak masukan kepada peneliti dalam mengerjakan skripsi.. 4.. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman berharga bagi peneliti.. 5.. Bapak Stefanus Priyatmoko atas kesabaran dan semangatnya dalam membantu melayani proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.. 6.. Alexander Evan dan Alexandra Shayna anak-anak anugerah dari Tuhan yang selalu memberi semangat kepada peneliti untuk segera menyelesaikan study.. 7.. Rm. Dr. E. Martasudjita, Pr yang selalu memberi dukungan pada peneliti dalam study dan skripsi.. 8.. Ageng Novella Sandra Murti kakak dan sahabat yang mendorong dan memberi semangat pada peneliti untuk menyelesaikan study.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7 C. Batasan Masalah ............................................................................... 7 D. Rumusan Masalah ............................................................................. 7 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8 F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 G. Batasan Istilah ................................................................................... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 11 A. Hakikat Komunikasi Efektif ............................................................ 11 1. Pengertian Komunikasi ................................................................... 11 2. Pengertian Komunikasi Efektif ...................................................... 15 3. Aspek-aspek Komunikasi Efektif ................................................... 18 4. Ciri-ciri Komunikasi Efektif ........................................................... 23. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Efektif ................ 24 B. Hakikat Remaja ................................................................................ 26 1. Pengertian Remaja .......................................................................... 26 2. Karakteristik Remaja ...................................................................... 27 C. Peran Orangtua Dalam Komunikasi Keluarga .............................. 29 1. Sikap Orangtua Pada Anak Dalam Keluarga ................................. 29 2. Komunikasi Keluarga ..................................................................... 23 D. Usulan Program Layanan Informasi Bagi Orangtua .................... 35 1. Upaya Pendekatan Pada Anak Dalam Komunikasi Efektif ............ 35 2. Upaya Dalam Memperbaiki Hambatan Berkomunikasi Pada Anak ....................................................................................... 37 E. Kajian Penelitian yang Relevan ....................................................... 41 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 43 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 43 B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 43 C. Subjek Penelitian ............................................................................... 44 D. Variabel Penelitian ............................................................................ 44 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .................................... 44 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................... 49 1. Validitas Instrumen ........................................................................ 49 2. Reliabilitas Instrumen ..................................................................... 50 G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 57 A. Hasil Penelitian .................................................................................. 57 B. Pembahasan ....................................................................................... 64 C. Usulan Program Informasi Pada Orangtua ................................... 70 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 72 A. Kesimpulan ........................................................................................ 72 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 73 C. Saran ................................................................................................. 73 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN .................................................................................................... 77. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1. Data Subjek Penelitian ............................................................ 44. Tabel 3.2. Norma Skoring Inventori Komunikasi Efektif ........................ 46. Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner ................................................................. 47. Tabel 3.4. Hasil Analisis Uji Validitas Item ............................................ 50. Tabel 3.5. Reliabilitas Skala Komunikasi Efektif .................................... 53. Tabel 3.6. Kriteria Guilford ..................................................................... 53. Tabel 3.7. Kategori Komunikasi Efektif ................................................... 54. Tabel 3.8. Kategorisasi Tingkat Komunikasi Efektif Siswa .................... 55. Tabel 3.9. Kategori Skor Item Tingkat Komunikasi Efektif Siswa .......... 56. Tabel 4.1. Kategorisasi Tingkat Komunikasi Efektif ................................ 57. Tabel 4.2. Kategorisasi Perolehan Skor Item ............................................ 59. Tabel 4.3. Kategorisasi Item Skor Sedang dan Rendah ........................... 62. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GRAFIK. Grafik 4.1. Kategorisasi Tingkat Komunikasi Efektif ............................... 58. Grafik 4.2. Kategorisasi Perolehan Skor Item ........................................... 60. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian .................................................... 78. Lampiran 2. Skala Penelitian ....................................................................... 79. Lampiran 3. Tabulasi Data ........................................................................... 87. Lampiran 4. Uji Validitas ............................................................................. 93. Lampiran 5. Usulan Program Informasi Pada Orangtua .............................. 100. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah,identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan relasi baik dengan sesamanya. Sebuah relasi yang baik akan terwujud jika manusia dapat berkomunikasi secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi pribadi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi pribadi merupakan komunikasi dua individu untuk menyampaikan pesan dan menerima pesan secara jelas. Komunikasi yang sangat baik akan dapat membawa perubahan pada diri seseorang apabila dilakukan secara efektif. Komunikasi efektif merupakan pembicaraan yang dilakukan secara terus – menerus dengan lebih mendalam. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang disampaikan secara jelas, menyertakan perasaan empati serta memberikan kesempatan pada lawan bicara untuk menyampaikan pula apa yang dipikirkan serta apa yang dirasakan. Kelompok paling kecil dalam masyarakat adalah keluarga. Keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak menjalin hubungan dekat yang hangat dengan adanya komunikasi yang baik. Kehidupan para anggota keluarga dalam keseharian akan mudah dilalui jika komunikasi dapat berjalan lancar. Komunikasi yang terjalin dalam keluarga tidak hanya mengucapkan salam atau menanyakan aktivitas masing-masing anggotanya, namun lebih dari. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pembicaraan biasa. Pembicaraan yang terjadi merupakan informasi dari anak kepada orangtuanya begitupun sebaliknya.. Informasi penting dalam. komunikasi efektif menjadi salah satu cara terbaik supaya hubungan dalam keluarga menjadi kuat dan positif. Keluarga yang memiliki anak remaja membutuhkan komunikasi yang lebih intensif serta mendalam, hal ini untuk membimbing maupun menjaga perkembangan anak. Hal penting lainnya dalam komunikasi efektif antara orangtua dan anak pada usia remaja adalah untuk memperkuat hubungan keluarga. Anak pada usia remaja memiliki harapan untuk mendapat dukungan yang lebih dari orangtua dalam berproses menemukan identitas dirinya. Dukungan dapat terwujud nyata apabila terjadi komunikasi efektif antara orangtua dan anak. Dukungan dari orangtuanya untuk membantu anak itu sendiri dalam menjawab segala hal yang ingin diketahui oleh anak. Orangtua yang dapat mengkomunikasikan semua informasi secara efektif akan mudah memberi dukungan pada anak, sehingga perkembangan anak pada usia remaja dapat optimal. Dukungan positif dari orangtua dalam keluarga melalui komunikasi efekif akan menjadi kekuatan paling besar pada diri anak. Keluarga yang dapat berkomunikasi efektif akan dapat mendukung dan memberi kekuatan pada diri anak, sehingga apabila terjadi persoalan dalam keluarga maka dapat segera teratasi. Definisi komunikasi efektif yang dijelaskan dari beberapa buku serta Jurnal yang telah dibaca peneliti, dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif adalah komunikasi yang mendalam antar pribadi. Komunikasi Efektif.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. melibatkan perasaan serta sebuah tujuan sehingga dapat mengubah perilaku individu sesuai dengan pesan yang disampaikan dan yang diterima. Menurut Siahaan (2000:19), komunikasi disebut efektif bila akhirnya menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi itu. Apabila dikaitkan dalam hubungan keluarga antara orangtua dan anak yang telah memasuki remaja, maka komunikasi efektif antara orangtua dengan anak remajanya akan membawa dampak bagus terhadap diri anak remaja itu sendiri. Remaja tersebut akan memiliki banyak prestasi dalam kehidupannya. Prestasi tidak hanya pada akademik, melainkan prestasi pada kepribadian dan konsep diri remaja itu sendiri. Kepribadian dan konsep diri dapat tumbuh dengan baik apabila komunikasi efektif bersama orangtua terjalin dengan baik. Menurut Rakhmat (2008 :13), melalui komunikasi kita menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri, dan menetapkan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita, Hubungan kita dengan orang lain akan menentukan kualitas hidup kita. Remaja yang memiliki relasi baik dalam berkomunikasi efetif dengan orangtuanya akan lebih mudah melakukan kontrol diri. Remaja yang memiliki kontrol diri akan lebih mudah terhindar dari pengaruh yang kurang pas dari lingkungan sekitarnya. Remaja juga akan lebih mudah terbuka akan segala hal yang dialami terhadap orangtua tanpa merasa takut. Remaja yang memiliki komunikasi efektif yang baik dengan orangtua akan tetap bisa berpikir positif ketika berada dalam situasi sulit dalam hidupnya. Rahmat (Turistiati, 2016. Vol. III,No.1.105) menyebutkan komunikasi yang efektif ditandai dengan.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan yang baik. Komunikasi efektif antara orangtua dan anak akan menumbuhkan karakter yang kuat baik secara fisik maupun spiritualitasnya. Pada situasi sekarang ini komunikasi efektif tak lagi dibangun dalam keluarga. Banyak orangtua yang memiliki anak remaja dibiarkan tumbuh dan berkembang tanpa bimbingan yang menyeluruh. Bimbingan menyeluruh dengan komunikasi efektif tidak lagi terjalin antara orangtua dan anak. Orangtua banyak yang mengejar kebutuhan ekonomi sebagai dalih untuk kebutuhan anak. Orangtua menjadi mengabaikan kebutuhan anak akan perhatian, empati serta kedekatan mendalam. Remaja menjadi korban serta kehilangan harapan atas diri orangtua yang lebih mementingkan ekonomi daripada duduk bersama untuk mendengarkan serta berbagi informasi yang penting. Orangtua lebih sering menggunakan gadget sebagai media komunikasi. Penggunaan media sosial seperti whatshapp menjadi hal yang dianggap wajar untuk berkomunikasi. Saat berada di rumah maka komunikasi yang terjadi hanyalah sebatas sapaan atau menanyakan akan akitivitas harian. Berdasarkan pengamatan serta wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada dua orang siswa yang berbeda kelas VIII pada tahun 2017 saat melakukan observasi di lngkungan sekitar sekolah dan rumah. Dari observasi tersebut ditemukan indikasi akan kurangnya komunikasi efektif dengan orangtuanya. Siswa pertama sering main hingga larut malam sampai menginap tanpa dicari maupun ditanya oleh orangtuanya. Siswa yang kedua kerap.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. dimarahi oleh ibunya tanpa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat atau menjawab. Kedua siswa diatas memiliki pengalaman yang berbeda namun memiliki persamaan yaitu kurang adanya komunikasi yang efektif. Siswa pertama tidak mendapatkan informasi mendalam akan dampak buruk dari pergaulan malam atau berada di luar rumah hingga larut malam. Siswa kedua tidak mendapat kesempatan untuk mengungkapkan perasaan atau apa yang diharapkan dari orangtuanya. Fenomena komunikasi yang efektif memiliki dampak positif bagi anak khususnya anak yang masuk dalam tahap remaja awal. Dampak positif dalam relasi orangtua dan anak adalah semakin banyaknya informasi yang dapat dibagi bersama. Perasaan maupun harapan dari orangtua maupun dari anak akan mudah tersampaikan. Sementara apabila komunikasi tidak efektif maka dapat berdampak kesalahpahaman antarpribadi yang dalam hal ini oranngtua dan anak. Dampak selanjutnya anak akan cenderung berperilaku maupun bersikap sesuai apa yang ia mau. Anak akan sering berada dalam masalah karena tidak adanya komunikasi efektif bersama orangtuanya. Apabila persoalan. ketiadaan. komunikasi. efektif. antara. orangtua. dan. anak. dibiarkan,maka dalam perkembangan anak selanjutnya akan mendapat banyak hambatan, sebagai contohnya: anak akan bersikap masa bodoh terhadap lingkungan, tidak dapat memilih hal baik untuk dirinya serta kerap melanggar aturan yang berlaku tanpa berpikir akan akibatnya. Remaja,yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “ tumbuh atau tumbuh untuk mencapai.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. kematangan” (Ali&Asrori, 2009). Pada masa remaja inilah pribadi seseorang terbentuk sebagai penentu karakternya kelak. Apabila remaja mendapat bimbingan secara benar serta dapat berkomunikasi efektif dengan orangtua, maka remaja tersebut tidak hanya berhasil melewati masa remaja dengan prestasi hidup namun memiliki kepribadian yang positif. Remaja yang tidak mendapat empati, perhatian serta tidak didengar apa yang menjadi harapan dan perasaannya, akan mudah rapuh saat menghadapi persoalan serta kurang bisa kontrol diri terhadap lingkungan sekitar. Remaja membutuhkan penerimaan tanpa syarat dari orangtuanya supaya dapat berkembang secara optimal. Menjadi keprihatinan yang mendalam jika para remaja ini akhirnya kehilangan masa depannya karena tidak mendapat dasar yang kuat dalam keluarga melalui bimbingan serta komunikasi yang efektif dengan orangtuanya. Oleh sebab itu peneliti berkeyakinan bahwa komunikasi efektif sangatlah penting dalam hubungan antara orangtua dan anak tertutama anak yang beranjak remaja. Berdasarkan paparan atau uraian di atas maka perlu diteliti tentang “TINGKAT KOMUNIKASI EFEKTIF ORANGTUA DAN ANAK (Studi Deskriptif Ditinjau Dari Persepsi Siswa SMP BOPKRI I Yogyakarta Tahun ajaran 2019/2020).” B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas serta pengamatan yang dilakukan, maka masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1. Remaja kurang mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari orangtua secara menyeluruh. 2. Remaja kurang mendapat kesempatan untuk mengungkapkan perasaan maupun harapan serta pikiran terhadap orangtuanya. 3. Remaja mudah melanggar aturan yang berlaku dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah tanpa memikirkan akbatnya. 4. Ketiadaan komunikasi efektif antara orangtua dan anak mengakibatkan kurangnya kedekatan dalam hubungan keluarga. 5. Kurangnya orangtua dalam menerima segala perilaku anak dalam tahap perkembangannya. C. Pembatasan masalah Melihat dari berbagai masalah yang muncul, maka fokus kajian diarahkan untuk menjawab masalah nomor 1, 3, dan 4, khususnya mengenai tingkat komunikasi efektif antara orangtua dan anak. Penelitian dilakukan pada siswa remaja kelas VIII, SMP BOPKRI I yogyakarta. D. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa baik tingkat komunikasi efektif orangtua dan anak menurut persepsi anak? 2. Berdasarkan capaian butir skor yang teridentifikasi sedang dan rendah tentang komunikasi efektif antara orangtua, usulan program apa yang dapat dikembangkan oleh pihak sekolah guna memberi informasi kepada orangtua?.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. E. Tujuan penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui dan mendeskripsikan seberapa baik tingkat komunikasi efektif orangtua dan anak. 2. Mengusulkan program informasi bagi orangtua siswa di sekolah berdasarkan capaian skor item yang teridentifikasi sedang dan rendah. F. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis bagi tentang komunikasi efektif sehingga berguna bagi pengembangan ilmu di bidang pendidikan terutama di bidang bimbingan. 2. Manfaat Praktis a. Subjek Hasil penelitian ini diharapkan memberi gambaran kepada subjek untuk. memahami. akan. pentingnya. bersikap. terbuka. dalam. berkomunikasi efektif terutama dengan orangtuanya. b. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi bagi sekolah akan pentingnya komunikasi efektif antara orangtua dan anak..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. c. Bagi peneliti lain Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah untuk dapat mengembangkan penelitian tentang komunikasi efektif orangtua dan anak (siswa SMP). terutama dalam hal pendidikan seksualitas. dandampak buruk dari aborsi supaya lebih mendalam. G. Definisi istilah Definisi istilah dalam penelitian ini adalah : 1. Komunikasi efektif Komunikasi efektif merupakan pemberian pesan atau informasi yang disampaikan antara orangtua kepada anak begitupun sebaliknya. Komunikasi efektif menjadi sangat penting ketika dapat dilakukan dalam keluarga antara orangtua dan anak. Hubungan komunikasi efektif yang mendalam akan membantu perkembangan anak yang beranjak remaja menjadi optimal. 2. Siswa SMP Siswa SMP merupakan individu yang tengah berada dalam masa perkembangan remaja akhir dan tengah menempuh pendidikan di sekolah menengah pertama. 3. Layanan Pemberian informasi Layanan pemberian informasi merupakan salah satu hal penting dalam layanan bimbingan. Layanan pemberian informasi. diberikan. pada para orangtua siswa oleh pihak sekolah. Layanan pemberian informasi memiliki tujuan supaya para orangtua memiliki pengetahuan.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. yang baik serta tepat akan pentingnya komunikasi efektif antara orangtua dan anak dalam keluarga, sehingga dapat memberi manfaat positif dalam berkomunikasi efektif antara orangtua dan anak..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka yang relevan. Dasar bangunan konseptual dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut: pengertian komunikasi efektif, pengertian orangtua dan anak,bimbingan pribadi-sosial. A. Hakekat Komunikasi Efektif 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam kamus umum bahasa Indonesia memiliki arti pengiriman pesan antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, dapat diartikan lain sebagai hubungan kontak. Komunikasi merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan manusia. Komunkasi tidak hanya untuk mengerti diri sendiri namun juga sebagai pengenalan dalam menjalin hubungan dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya. Menurut Siahaan (2000), komunikasi sangat menentukan maju mundurnya nilai – nilai pendidikan, nilai pembangunan yang menyangkut nilai moral serta nilai materialnya. Tata kehidupan manusia terpenting adalah komunikasi. Siahaan (2000), menyebutkan arti komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator. Definisi komunikasi juga mendapat pengaruh dari Ilmu lain seperti Ilmu Psikologi. Ilmu Psikologi adalah ilmu tentang perilaku. Bila diperhatikan, dalam psikologi, komunikasi memiliki makna luas, meliputi. 11.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau organisme. Jadi psikologi menyebut komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, Rahmat (2008:4). Definisi komunikasi menurut peneliti merupakan sebuah dialog atau pembicaraan dari pengirim pesan kepada si penerima pesan. Komunikasi tidak hanya menggerakkan panca indra, namun juga perasaan turut ambil bagian sehingga komunikasi dapat berjalan sesuai yang diharapkan oleh pengirim maupun penerima pesan. Komunikasi terjadi saat dua orang atau dalam kelompok yang terhubung. Komunikasi sendiri memiliki tingkat kedalaman dalam menyampaikan. pesan. kepada. si. penerima. pesan,. John. Powell. (Supratiknya, 1995), membedakan komunikasi dalam lima taraf: a.. Taraf kelima adalah basa-basi, ini merupakan komunikasi paling dangkal. Biasanya terjadi antara dua orang yang bertemu secara kebetulan. Pada taraf ini tidak terjadi komunikasi dalam arti sebenarnya,setiap pihak tidak membuka diri kepada dan bagi yang lain.. b.. Taraf keempat, yakni membicarakan orang lain. Di sini orang sudah mulai. saling. menanggapi,. namun. tetap. masih. pada. taraf. dangkal,khususnya belum mau berbicara tentang diri masing-masing. c.. Taraf ketiga adalah menyatakan gagasan dan pendapat. Kita sudah mau saling membuka diri, saling mengungkapkan diri. Namun, pengungkapan diri tersebut masih terbatas pada taraf pikiran..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. d.. Taraf kedua adalah taraf hati atau perasaan. Kalau kita bisa saling mengungkapkan perasaan kita dalam komunikasi, maka hubungan kita ini akan terasa unik, berkesan, dan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi kita masing – masing. Berani menghadapi resiko bahwa kekurangn dan kelemahan kita diketahui oleh orang lain. Dengan saling mengungkapkan perasaan dan isi hati, berarti kita sepakat untuk saling mempercayai.. e.. Taraf pertama adalah hubungan puncak. Komunikasi pada taraf ini ditandai dengan kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya yang mutlak di antara kedua belah pihak. Tidak ada lagi ganjalan-ganjalan berupa rasa takut, rasa khawatir jangan-jangan kepercayaan kita disiasiakan. Komunikasi tersebut telah berkembang begitu dalam sehingga kedua belah pihak merasakan kesatuan perasaan timbal-balik yang hampir sempurna. Dari penjelasan umum serta secara psikologi dapat disimpulkan bahwa. komunikasi merupakan sebuah hubungan yang terjalin antara dua pribadi atau lebih yang bermula dari basa-basi sampai pada hubungan yang mendalam yang melibatkan perasaan timbal-balik yang hampir sempurna. Dalam komunikasi juga ditemukan unsur psikologi yaitu melalui perilaku serta bahasa tubuh yang muncul saat melakukan interaksi melalui komunikasi. Tidak hanya penting dalam hubungan antar manusia namun komunikasi juga memiliki lima tahap yang dapat mengukur sedalam apa komunikasi terjadi. Menurut Devito (2011) lima tahap tersebut yaitu:.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 1. Kontak Pada Tahap ini melalui panca indra yang kita miliki, maka kita dapat menentukan apakah kita nyaman atau tidak untuk memulai komunikasi. Semua kualitas diri seperti sikap bersahabat, kehangatan, keterbukaan, dan dinamisme juga terungkap dalam tahap ini. Jika kita telah merasa yakin dan ingin melanjutkan maka kita dapat masuk dalam tahap kedua. 2. Keterlibatan Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, komunikasi yang terjalin akan mulai masuk pada topik inti dari tujuan awal melakukan komunkasi. 3. Keakraban Melalui tahap ini, komunikasi mulai intensif dan mendalam. Komunikasi tidak lagi tentang hal umum tetapi telah masuk dalam penyampaian informasi penting serta penerimaan yang makin terbuka terhadap apa saja yang disampaikan. 4. Perusakan Apabila dalam menjalin komunikasi memasuki tahap ini maka terjadi kesalahan dalam berkomunikasi. Hubungan personal menjadi terganggu dan komunikasi terhenti..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 5. Pemutusan Tahap terakhir ini merupakan tahap yang sangat tidak nyaman dalam hubungan komunikasi, karena salah satu pihak maupun keduanya memilih mengakhiri dan tidak melanjutkan komunikasi. Maka komunikasi yang terputus ini menjadi sulit untuk kembali diawal. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebuah komuniksi yang baik berada pada tahap ketiga, dimana kedalaman serta keakraban sudah terjalin kuat. Komunikasi akan tetap dapat berada pada tahap tiga apabila komunikator dan komunikan memiliki konsep diri yang positif. Sullivan (Rakhmat, 2008:101), menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan dan menolak kita, kita cenderung tidak akan menyenangi diri kita. Komunikasi dalam keluarga dapat tetap terjaga baik apabila adanya saling menghargai serta menerima dan melakukan penyesuaian sehingga komunikasi tidak akan rusak atau menjadi putus. 2. Pengertian Komunikasi Efektif Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterprestasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim Supratiknya (1995:35). Dalam hubungan relasi dua pribadi komunikasi efektif dapat meningkatkan kedekatan secara emosional. Menurut Romli.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. (Turistiati,2016). menyebutkan. bahwa. komunikasi. efektif. adalah. komunikasi yang berhasil mencapai tujuan, mengesankan, dan mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada komunikan. Secara etimologis kata efektif (effective) sering diartikan dengan mencapai hasil yang. komunikasi. menyenangkan. yang diinginkan (producing desired result), dan. (having. a. pleasingeffect).. Menurut. Rahmat. (Turistiati,2016) menyatakan bahwa syarat-syarat untuk komunikasi efektif antara lain : a. Menciptakan suasana yang menguntungkan Suasana yang menguntungkan dibangun melalui penerimaan dan pengertian antara komunikator dan komunikan ketika akan memulai komunikasi, sehingga keterbukaan dalam komunikasi efektif dapat terwujud. b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti. Bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti merupakan bahasa yang dipergunakan dalam berkomunikasi sehari-hari. Bahasa yang sederhana serta tidak menggunakan istilah asing yang justru akan membingungkan. c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah atau minat dipihak komunikan. Penyampaian pesan haruslah informasi yang luas serta memiliki variasi berbeda-beda. Penyampaian pesan yang panjang dan cenderung bersifat evaluasi tidak akan menggugah minat dari komunikan..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. d. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya. Pesan yang diberikan pada komunikan adalah pesan seperti pemberian informasi mengenai hal-hal yang sangat ingin diketahui komunikan, atau berupa bimbingan untuk perkembangan kepribadian komunikan secara optimal. e. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward dipihak komunikan. Pesan yang disampaikan merupakan pesan yang dapat memotivasi bagi. komunikan. untuk. dapat. melakukan. sesuatu. hal. yang. diinginkanya, sehingga ketika komunikan berhasil mencapainya ia akan memiliki penghargaan tinggi baik untuknya maupun kepada komunikator. Selanjutnya. menurut. Jhonson. (Supratiknya,1995). dalam. mengirimkan pesan pada komunikasi efektif memiliki syarat yang harus dipenuhi yaitu: a. Pertama, kita harus mengusahakan pesan agar pesan – pesan yang kita kirimkan mudah dipahami. b. Kedua, sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas di mata penerima..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. c. Ketiga, kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita itu dalam diri penerima. Dengan kata lain, kita harus memiliki kredibilitas dan terampil mengirimkan pesan. Definisi dari komunikasi efektif serta syarat yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi efektif akan dapat berjalan dengan baik apabila pengirim maupun penerima pesan memiliki keterbukaan serta kepercayaan. Dalam hubungan orangtua dan anak komunikasi yang terjalin tidak hanya berkomunikasi secara umum namun dapat dikembangkan menjadi berkomunikasi efektif. Orangtua yang dapat mengkomunikasikan hal-hal penting dalam hidup secara efektif pada anak akan mendorong perkembangan positif dalam diri anak. Anak tidak. sebagai. pendengar. namun. juga. dapat. menyampaikan. perasaannya sehingga komunikasi efektif terjadi dua arah. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam keluarga, komunikasi efektif merupakan kunci penting untuk membuka segala hal dalam relasi antara orangtua dana anak. Komunikasi efektif menjadi landasan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak, serta sebagai cara paling tepat bagi orangtua dalam membimbing dan mendampingi. 3. Aspek – aspek Komunikasi Efektif Menurut Devito (2011), komunikasi efektif memiliki karateristik yang dapat dilihat dari tiga sudut pandang. Sudut pandang yang pertama adalah sudut. pandang humanistik. yang menekankan. pada. keterbukaan,.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. empati,sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Dari kualitas tersebut kemudian dapat menurunkan perilaku-perilaku yang spesifik yang menandai komunikasi yang efektif. Sudut pandang yang kedua adalah Pragmatis menekankan pada manajemen dan kesegaran interaksi yang yang menetukan pencapaian tujuan yang spesifik. Sudut pandang yang ketiga adalah pergaulan sosial dan kesetaraan yang didasarkan pada model ekonomi imbalan dan biaya. Berdasarkan penjelasan dari ketiga sudut pandang menurut Devito (2011), peneliti menggunakan sudut pandang yang pertama yaitu Humanistik, karena lebih dekat dengan relasi komunikasi interpersonal yang dalam hal ini komunikasi antara orangtua dan anak. Beberapa aspek dari sudut pandang Humanistik dalam komunikasi efektif yang dapat digunakan pada komunikasi efektif dalam hubungan orangtua dan anak Devito (2011) yaitu : a.. Keterbukaan Komunikasi efektif dapat berjalan dengan baik apabila memiliki keterbukaan. Keterbukaan adalah sebuah sikap yang dilakukan secara sadar dengan kesediaan untuk jujur terhadap orang lain atas apa yang dirasakan serta apa yang dipikirkan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orangtua dan anak sangat membutuhkan komunikasi secara terbuka dan jujur. Orangtua dan anak dapat saling mengungkapkan apa yang dipikirkan serta dirasakan sehingga komunikasi menjadi efektif. Kesediaan diri untuk bersikap terbuka sangat penting dalam komunikasi efektif antara orangtua dan anak,.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. karena masing – masing pribadi akan mampu menerima pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima. Keterbukaan merupakan langkah paling tepat untuk memulai sebuah komunikasi efektif. Dalam komunikas efektif antara orangtua dan anak memiliki contoh, yaitu ketika orangtua dan anak berkomunikasi saling memberi kesempatan bicara merupakan langkah yang benar untuk mendapatkan informasi yang benar dan berlangsung dua arah. b. Empati Empati merupakan sebuah sikap yang dimiliki seseorang untuk ikut merasakan apa yang orang lain sedang rasakan. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya dan merasakan perasaan sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap serta harapan dan keinginan untuk masa mendatang. Berempati dalam komunikasi dapat dilakukan baik secara verbal maupun non-verbal. Sikap empati perlu dibangun supaya komunikasi efektif dapat berjalan dengan lancar. Dalam hubungan komunikasi efektif orangtua dan anak sikap empati dibutuhkan untuk dapat saling memahami.Orangtua akan lebih mudah menyelami apa yang dirasakan oleh anak. Sikap empati juga perlu dibangun dalam diri anak sehingga dapat ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orangtua. c. Sikap Mendukung.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Hubungan komunikasi yang efektif adalah hubungan yang didalamnya terdapat sikap mendukung. Sikap mendukung merupakan sikap penguatan yang ditunjukkan supaya orang lain bersedia untuk melanjutkan apa yang telah dimulai. Komunikasi yang terbuka dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap mendukung dapat diperlihatkan dengan memiliki tiga suasana didalamnya yaitu: 1. Deskriptif, bukan evaluatif Suasana. deskriptif. dan. bukan. evaluatif. membantu. terciptanya sikap mendukung. Suasana deskriptif dan bukan evaluatif adalah sebuah suasana yang dibangun supaya orang lain dalam menguraikan segala hal yang dialami dengan nyaman tanpa memunculkan sikap defensif . 2. Spontanitas Gaya. spontanitas. membantu. menciptakan. suasana. mendukung. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya bereaksi dengan cara yang sama yaitu terus terang dan terbuka. 3. Provisionalisme Bersikap provisional artinya mampu bersikap tentatif dan terbuka, bersedia mendengarkan pendapat maupun pandangan yang berlawanan serta mampu mengubah posisi jika keadaan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. mengharuskan. Sikap provisional dibutuhkan dam komunikasi efektif dalam membagi apa yang dirasakan dan dipikirkan tanpa ada sikap defensif. Dari uraian diatas mengenai sikap mendukung yang meliputi sikap deskriptif dan bukan evaluatif, spontanitas serta provisonal maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi akan dapat dapat semakin mendalam apabila ketiga hal itu terpenuhi. Hubungan komunikasi efektif orangtua dan anak seringkali terjebak pada sikap mendukung yang evaluatif. Saat salah satu pihak melakukan perlawanan maupun penolakan secara bersamaan maka komunikasi efektif tidak dapat berjalan lancar. Peneliti melihat bahwa komunikasi yang mampu membangun suasana nyaman, mau mendengarkan untuk pandangan yang berbeda serta bersedia mengubah posisi dengan bersikap spontan yang positif akan menjadikan komunikasi semakin efektif. d. Sikap Positif Sikap positif dalam komunikasi efektif adalah sikap yang dimunculkan dalam diri untuk mendorong orang lain memandang dirinya sendiri maupun orang lain juga secara positif. Sikap positif sangat dibutuhkan dalam komunikasi efektif supaya pesan yang disampaikan maupun bagi yang. mendengarkan pesan yang. disampaikan sama – sama berada dalam suasan yang positif, sehingga tidak terjadi persepsi yang negatif yang dapat mengarah pada perilaku.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. salah. Komunikasi efektif orangtua dan anak yang berada pada sikap positif tidak hanya mampu memperlancar pada pengungkapan pikiran dan perasaan namun akan semakin mendekatkan hubungan personal bagi keduanya. e. Kesetaraan Kesetaraan dalam sebuah hubungan komunikasi ditandai dengan adanya. upaya. memahami. perbedaan. pendapat. serta. tidak. mengharuskan untuk menerima maupun menyetujui begitu saja perilaku verbal dan non-verbal pihak lain. Kesetaraan yang benar dalam hubungan komunikasi efektif adalah sebuah kesetaraan dalam pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga. Komunikasi efektif antara orangtua dan anak akan semakin tampak apabila keduanya saling melihat bahwa mereka bernilai serta berharga. Orangtua dan anak pada akhirnya dapat dengan mudah berbagi informasi tanpa adanya perdebatan. Komunikasi efektif dapat terus terjalin dengan adanya kerjasama orangtua dan anak dalam memecahkan masalah tertentu. Kesetaraan tidak hanya dibutuhkan sebagai penghargaan atas nilai diri seseorang namun mampu menjadi salah satu cara yang tepat dalam komunikasi efektif. 4. Ciri - ciri Komunikasi Efektif Berdasarkan ciri atau karakteristik komunikasi efektif menurut Siahaan (2000 :19-20),mengenai komunikasi, bahwa komunikasi efektif memiliki tiga ciri penting yaitu:.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. a.. Komunikasi bersifat dua arah atau timbal balik Dalam berkomunikasi kedua belah pihak saling bertukar fungsi dalam proses komunikasi mereka. Pesan yang disampaikan dapat disampaikan dengan jelas serta mendapatkan umpan balik yang benar bagi yang menerima pesan.. b. Komunikasi disebut efektif bila menghasilkan perubahan Komunikasi efektif dapat berhasil apabila mampu menghasilkan perubahan sikap pada kedua belah pihak. Perubahan sikap yang dimaksud adalah perubahan positif setelah saling berkomunikasi secara dua arah dan timbal balik. c. Komunikasi yang efektif apabila seimbang Komunikasi efektif yang terjalin di kedua belah pihak akan berhasil apabila seimbang dan mempunyai kebersamaan. Keseimbangan dalam berkomunikasi akan menumbuhkan Tujuan yang sama sehingga. mempermudah. dalam. mengkomunikasikan. segala. persoalan. 5. Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif. Menurut Rakhmat (2008), dalam komunikasi terdapat tiga faktor penting yaitu: a.. Percaya Faktor percaya adalah yang paling penting dalam menentukan efektifitas komunikasi. Faktor percaya meningkatkan komunikasi karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. penerimaan informasi, serta memperluas peluang untuk mencapai maksudnya. Tanpa percaya tidak akan ada pengertian. Sikap percaya berkembang apabila kedua belah pihak saling berlaku jujur. Kepercayan dalam keluarga menjadi sangat penting, terlebih pada komunikasi efektif. Orangtua menjadi pihak pertama yang dapat menjadi tempat yang paling dipercaya serta. yang dapat. memberikan kepercayaan penuh pada anak. Orangtua membuka diri dalam komunikasi bersama anak dalam keluarga adalah langkah awal dalam membangun kepercayaan, sehingga hubungan komunikasi selanjutnya dapat berjalan secara terbuka dan mendalam antara orangtua dan anak. b.. Sikap Suportif Sikap suportif adalah sikap yang menerima situasi yang berbeda dari apa yang diharapkan. Dalam komunikasi sikap suportif adalah sikap menerima pandangan yang berbeda yang memiliki tujuan mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Karena orang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Maka komunikasi efektif dapat berhasil apabila masing – masing pihak mampu membangun sikap suportif. Komunikasi efektif antara orangtua dan anak dapat berjalan secara terbuka dan mendalam apabila orangtua dapat menerima segala sesuatu yang disampaikan oleh anak tanpa menyela atau menyalahkan. Komunikasi efektif yang dimulai dari penerimaan secara total dari.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. orangtua akan mendorong anak untuk juga mampu menerima atas apapun yang disampaikan dari orangtua secara terbuka dan jujur. Maka sikap suportif dalam komunikasi efektif bersama orangtua dan anak dalam keluarga menjadi salah satu dasar bagi anak untuk dapat. menerima. segala. sesuatu. dengan. mudah. dalam. kehidupannya. c. Terbuka Sikap terbuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhnya komunikasi yang efektif. Sikap terbuka dalam komunikasi adalah menilai pesan secar objektif, dengan menggunakan data dan konsisten logika. Sikap terbuka juga bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaanya. Dalam komunikasi efektif, sikap terbuka mencari informasi dari berbagai sumber sehingga hasil dari komunikasi dapat diterima kedua belah pihak. Sikap terbuka dalam komunikasi efektif antara orangtua dan anak merupakan hal penting, karena sikap terbuka akan mempermudah orangtua maupun anak dalam menyampaikan pendapat maupun menyampaikan persoalan yang paling sulit sekalipun. Orangtua memegang peranan penting untuk lebih dahulu membuka diri pada anak sehingga komunikasi efektif dalam keluarga dapat tercipta secara harmonis..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. B. Hakekat Remaja 1.. Pengertian Remaja Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin. adolescere yang artinya “ tumbuh atau tumbuh untuk. mencapai kematangan”. Masa Remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria, Mappiare (Ali dan Asrori, 2010). Remaja mengalami perkembangan tidak hanya secara fisik saja namun juga perkembangan secara kognitif, intelektual, emosi. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa, oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase “ mencari jati diri “ atau fase “ topan dan badai “ Monk (Ali & Asrori 2010). Menurut Harlock (Ali dan Asrori, 2010), secara psikologis masa remaja merupakan suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa dirinya bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa masa remaja sebuah masa yang membutuhkan pendampingan dan bimbingan secara intensif karena remaja berada dimasa perpindahan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa. 2. Karakteristik remaja Remaja pada umunya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba hal baru, mengkhayal, dan merasa gelisah,serta.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. berani melakukan pertentangan jika dirinya disepelekan atau “tidak dianggap”. Menurut Bischof, masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jatidiriyang disebut dengan identitas ego (Ali dan Asrori, 2010). Manakala usia seseorang telah genap 12-13 tahun, maka ia telah mulai menginjak kehidupan yang disebut masa remaja awal. Pada masa remaja awal sering pula disebut sebagai “Negative Phase” ( fase negatif). Menurut Ali dan Asrori ( 2010), remaja memiliki sejumlah sikap yang sering ditunjukkan, yaitu sebagai berikut : a.. Kegelisahaan Remaja memiliki idealisme yang tinggi serta memiliki keinginan untuk dapat diwujudkan di masa depan. Jika ditinjau dari tahap perkembangannya maka remaja belum mampu untuk dapat mewujudkan segala keinginannya secara bersamaan. Situasi tersebut menjadikan remaja gelisah karena iamemiliki anagn – angan yang tinggi. sementara. kemampuannya. untuk. mewujudkan. belum. memadai.. b.. Pertentangan Remaja seringkali ingin merasa bebas tanpa halangan, namun disisi lain dirinya masih harus bergantung dengan orangtua maupun orang lain. Sebagai contoh dalam situasi keuangan, remaja ingin bisa mendapatkan atau membelanjakan uang sesuka hati namun keuangan.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. yang ia peroleh semua masih berasal dari orangtua maka hal tersebut memunculkan pertentangan dalam dirinya. c.. Mengkhayal Mengkhayal pada diri remaja kerap muncul sebagai bagian dari keinginan yang tidak semua dapat tersalurkan akibat dari terbatasnya ruang maupun biaya. Khayalan itu muncul sebagai bentuk mencari kepuasan bahkan menyalurkan khayalannya dalam dunia fantasi. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif. Sebab khayalan ini kadang – kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul ide – ide tertentu yang dapat direalisasikan.. d.. Aktivitas berkelompok Aktivitas berkelompok yang dilakukan oleh remaja dilatarbelakangi oleh adanya keinginan remaja yang seringkali tida terpenuhi karena adanya kendala. Para remaja mendapatkan banyak solusi dengan adanya mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Aktivitas berkelompok tersebut menjadi tempat yang dapat mengatasi kedala secara bersama – sama.. e.. Keinginan mencoba segala sesuatu Remaja. sangat. besar. keingintahuannya. pada. masa. perkembangannya. Rasa ingin tahu yang tinggi dikarenakan keingin remaja untuk berpetualang. Mencoba segala sesuatu yang belum pernah dirasakannya. Keingintahuannya yang tinggi ini jika tidak.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. mendapatkan bimbingan maupun perhatian yang mendalam dapat menjadikan remaja terjebak pada perilaku yang salah yang pada akhirnya merugikan diri remaja itu maupun keluargannya. C. Peran Orangtua Dalam Komunikasi Keluarga 1.. Sikap Orangtua pada Anak Dalam Keluarga Keluarga. merupakan. komunitas paling kecil. dari sebuah. masyarakat. Dalam perkembangan anak, orangtua memiliki peranan penting terlebih saat anak memasuki masa remaja awal. Menurut Hapsari (2016:287), peran keluarga dalam optimalisasi perkembangan anak berperan penting di usia ini.Orangtua tempat bertanya dan berkeluh kesah tentang apa yang mereka lihat dan dengar, tentang apa yang mereka rasakan dan inginkan tentang berbagai hal di masa peralihan menuju masa remaja. Peran orangtua dalam mendampingi dan membimbing anaknya merupakan salah satu fungsi dari sebuah keluarga. Menurut Yusuf (2008: 42-43), keluarga yang fungsional ditandai oleh karakteristik: a. Saling memperhatikan dan mencintai Orangtua mencintai anaknya dengan menerima segala hal yang dimiliki maupun yang tidak dimiliki. Orangtua memperhatikan anak. secara. keseluruhan,. serta. dibutuhkan dan diingankan oleh anak.. memperhatikan. apa. yang.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. b. Bersikap terbuka dan jujur Orangtua terbuka dan jujur pada anak tentang apa yang diharapkan serta dirasakan, sehingga anak menjadi paham serta anak menjadi belajar akan sebuah kejujuran dan keterbukaan. c. Orangtua mau mendengarkan anak, menerima perasaannya dan menghargai pendapatnya. Orangtua. menyediakan. diri. secara. total. untuk. mau. mendengarkan apa yang ingin disampaikan anak. Bersedia menerima perasaan anak baik perasaan bahagia maupun perasaan yang sedih serta menghargai pendapat anak meskipun tidak selalu sejalan dengan pendapat dari orangtua. d. Ada “sharing”masalah atau pendapat diantara anggota keluarga Orangtua memberi waktu untuk saling menyampaikan tentang apa saja yang dialami anggota keluarga. Ketika terdapat masalah maka masing – masing anggota keluarga menyampaikan pendapat sebagai pilihan penyelesaian sebuah masalah. e. Mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya. Orangtua mampu mengatasi setiap persoalan hidup serta mengajarkan pada anak – anaknya dalam memiliki daya juang tinggi dalam penyelesaian masalah hidupnya. f. Saling menyesuaikan dan mengakomodasi. Keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak dapat saling menyesuaikan diri dalam interaksi sehari-hari, seperti ketika anak.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. sedang sakit maka orangtua dapat bergantian dalam merawat dan menjaga anaknya, begitupun ketika orangtua membutuhkan bantuan anak dalam rutinitas harian maka anakpun dapat membantu dengan senang hati. Keluarga dapat mengakomodasi setiap hal yang dilakukan anggota keluarganya, seperti ketika anak membutuhkan suasana tenang untuk belajar maka orangtua mampu menciptakan suasana tenang dan juga nyaman. g. Orangtua melindungi (mengayomi ) anak. Orangtua merupakan tokoh utama dan paling penting dalam hal keamanan dan kenyamanan bagi anak. Orangtua haruslah dapat menciptakan suasana dalam keluarga yang harmonis, nyaman, dan damai sehingga anak terlindungi saat berada dalamnya. h. Komunikasi keluarga berlangsung dengan baik. Keluarga yang telah mampu menciptakan situasi yang harmonis maka komunikasi akan dapat berlangsung dengan baik. Komunikasi dua arah antara orangtua dan anak yang terjalin secara intensif, positif dan mendalam. i. Keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai budaya. Keluarga, dalam hal ini orangtua mampu memberikan ruang bagi anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Orangtua memberi pemahaman pada anak akan pentingnya perilaku sosial yang baik dan benar. Orangtua menanamkan nilai-nilai budaya.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. seperti menghargai perbedaan dan menerima keberagaman dalam hidup. j. Mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada. Orangtua tidak melihat pola didikan yang diterimanya di masa lampau untuk digunakan dalam mendidik atau mendampingi anak di masa sekarang, tetapi orangtua harus mampu menyesuaikan dengan melihat sistem serta pola didikan yang lebih efektif bagi anaknya. Berdasarkan penjelasan mengenai peran orangtua dalam membimbing dan mendampingi perkembangan anak, maka dapat disimpulkan bahwa keluarga memegang peranan sangat penting. Orangtua sebagai pemeran utama dalam menciptakan suasana nyaman dan harmonis bagi anak dalam keluarga. Anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang selalu menciptakan suasana nyaman serta aman, akan lebih mudah bersikap terbuka apabila ia mengalami sesuatu saat berada di luar lingkungan keluarga. Orangtua yang mudah adaptasi pada setiap perubahan akan lebih mudah menjalin kedekatan dengan anak. Peran orangtua dalam perkembangan anak sangat penting bagi pembentukan karakter anak di masa mendatang. Gambaran karakteristik keluarga yang sesuai dengan fungsinya, menuntut perlakuan orangtua yang efektif terhadap perkembangan anak. Menurut Weiten. and. Lioyd. mengemukakan. parenting”(Yusuf,2008:52) yaitu:. lima. prinsip. “effective.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. a. Menyusun/membuat standar (aturan perilaku) yang tinggi, namun dapat dipahami. Dalam hal ini, anak diharapkan untuk berperilaku dengan cara yang tepat sesuai dengan usianya. b. Menaruh perhatian terhadap perilaku anak yang baik dan memberikan reward / Ganjaran. Perlakuan ini perlu dilakukan sebagai pengganti dari kebiasaan orangtua pada umumnya, yaitu bahwa mereka suka menaruh perhatian kepada anak pada saat anak berperilaku menyimpang, namun membiarkannya ketika melakukan yang baik. c. Menjelaskan alasannya (tujuannya), ketika meminta anak untuk melakukan sesuatu. d. Mendorong anak untuk menelaah dampak perilakunya terhadap orang lain. e. Menegakkan aturan konsisten. Penjelasan diatas mengenai peran orangtua yang efektif dalam perlakuan terhadap anak membawa pada sebuah kesimpulan, bahwa peran orangtua bukan peran yang berat apabila sebagai orangtua memahami arti sebuah keluarga serta memahami perkembangan anak sebagai hal positif. 2. Komunikasi Keluarga Karakteristik sebuah. keluarga yang fungsional(normal) salah. satunya adalah komunikasi antara anggota keluarga berlangsung baik, Yusuf (2008:43). Komunikasi antara keluarga dimulai dari Orangtua yang berperan aktif. Peran aktif yang dimaksud adalah orangtua mampu mendengarkan secara aktif apa yang disampaikan oleh anak serta.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. memberi tanggapan berupa informasi dan bukan menyalahkan. Orangtua sebagai orang dewasa dapat lebih banyak dalam mendengarkan aktif bagi anak yang tengah bertumbuh menuju masa remaja. Hal ini dikarenakan anak yang memasuki masa remaja memiliki. banyak hal yang ingin. dipelajari serta ingin diketahui. Komunikasi dalam keluarga dapat dimulai dengan kesediaan orangtua untuk mendengarkan, memberikan informasi serta memberi perhatian terhaddap anak. Menurut Harlock (1978), komunikasi berarti pertukaran pikiran dan perasaan. Pertukaran tersebut dapat dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa seperti: isyarat, ungkapan emosi, bicara, atau bahasa tulisan, tetapi komunikasi yang paling umum dan paling efektif dilakukan dengan bicara. Dalam komunikasi keluarga, orangtua dan anak dapat saling bicara mengungkapkan perasaan dan pikiran. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memenuhi pertukaran pikiran dan perasaan, maka terdapat dua unsur penting penting. Menurut Harlock (1978:177) pertama, anak harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang yang mereka ajak berkomunikasi. Sebagai contoh, jika mereka menggunakan isyarat, seperti menunjuk suatu benda yang ingin dilihat orang lain, maka hal itu harus dalam bentuk yang dapat dipahami. Apabila komunikasi dilakukan dengan bicara, hal itu harus dilakukan dalam kata dan struktur tata bahasa yang dapat dipahami pendengar. Kedua, dalam berkomunikasi anak harus memahami bahasa yang digunakan oleh orang lain. sebagai contoh, mereka harus tahu bahwa pada saat seseorang menunjukkan.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. sesuatu benda berarti mereka mereka diharapkan melihat benda itu. Apabila berkomunikasi dalam bentuk bicara, maka mereka harus mengerti apa yang dikatakan kepada mereka dalam bahasa tersebut. Penjelasan diatas mengenai peran orangtua dalam komunikasi keluarga membawa pada kesimpulan, bahwa komunikasi tidak hanya bicara tanpa makna atau tujuan, namun komunikasi dibangun dengan memperhatikan fungsi atau esensi dari komunikasi itu sendiri. Keluarga yang dapat menciptakan komunikasi dua arah akan memiliki hubungan kedekatan yang kuat antara anggotanya. Permasalahan yang muncul dalam keluarga akan mudah teratasi karena komunikasi yang terjadi merupakan komunikasi efektif. Anak akan memiliki pergaulan yang sehat ketika di rumah ia memiliki orangtua yang memiliki peran dalam komukasi keluarga. Orangtua tidak hanya sebagai orang dewasa yang dihormati, namun juga sebagai teman atau sahabat bagi anak ketika mampu berkomunkasi secara efektif. Komunikasi bukanlah sesuatu yag sulit apabila dimulai dari orangtua yang memiliki peran penting dalam perkembangan anak. D. Usulan Program Layanan Informasi Bagi Orangtua 1.. Upaya pendekatan pada anak dalam komunikasi efektif Para orangtua dapat melakukan pendekatan pada anak dengan memberikan terapi Cinta dalam Keluarga. Seringkali kita mendapati ketidakmampuan orangtua dalam mengekspresikan rasa cinta pada anaknya. Pemberian. bahasa. cinta. yang kurang pas. seringkali.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. memunculkan perasaan tidak dicintai,(Rimalia,Elyta,& Mutia,2019:132135). Dalam bahasa Cinta dikenal ada lima yaitu: a.. Sentuhan Fisik Sentuhan fisik ,terutama pelukan, adalah terapi yang ampuh untuk menyembuhkan. macam-macampenyakit.. (Rimalia,Elyta,&Mutia,2019:135). menyatakan. Virginia bahwa. Satir kita. membutuhkan empat pelukan untuk bertahan hidup. Delapan pelukan untuk kesehatan, dan duabelas pelukan untuk pertumbuhan b.. Kata-kata pendukung Anak yang memiliki bahasa cinta berupa kata-kata pendukung,sering mendapat pendapat orangtuanya mengenai apapun yang sedang dilakukannya. Kata-kata yang keluar dari mulut orangtua kepada anak memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi suasana hati,sikap,bahkan perilaku anak. Anak akan merasa dirinya berarti dan dicintai. Sehingga, kepercayan diri serta potensi hebat lainnya akan tumbuh.. c.. Waktu bersama yang berkualitas / Quality Time Anak yang memiliki bahasa cinta quality time akan sangat senang jika bisa melakukan berbagai aktivitas bersama keluarga. Sebagai orangtua, berusahalah meluangkan waktu yang berkualitas untuk anak walauapun hanya sekedar 10-15 menit untuk mendengarkan, membuka diri, dan melakukan kegiatanbersama yang disukai..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. d.. Pemberian hadiah Anak yang sering memberika hadiah kepada teman atau gurunya tanpa diminta orangtua maka bahasa cinta yang dominan untuk dirinya adalah “ pemberian hadiah”. Hal ini bukan mengindikasikan si anak manusia materialistis. Seseorang yang memiliki bahasa cinta ini sebenarnya lebih melihat kesungguhan dan usaha yang dilakukan di balik hadiah dan kejutannya. Sehingga, hadiah yang diberikan tidak harus berupa sesuatu yang mahal.. e.. Layanan Orangtua memberikan layanan dalam bentuk membantu kegiatankegiatan kecil yang dilakukan anak. Sebagai contoh, menemani belajar anak. Orangtua yang melakukan dengan ikhlas dan atas permintaan (bukan perintah atau anacaman) maka pemberian bantuan akan memperkuat cinta anak pada orangtuanya. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai terapi bahasa cinta sebagai. upaya pendekatan pada anak dalam komunikasi efektif merupakan hal penting. Komunikasi efektif akan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila orangtua dapat membuka diri serta memberikan cnta secara tepat pada anak. 2.. Upaya dalam memperbaiki hambatan berkomunikasi pada anak Dalam hubungan komunikasi orangtua dan anak banyak dijumpai hambatan yang menjadikan komunikasi tidak efektif atau justru terputus. Hambatan dalam berkomunikasi dapat diperbaiki orangtua dengan lebih.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. memahami pola asuh pada anak, terlebih pada anak remaja. Menurut Rimalia,Elyta,& Mutia,(2019:136-143) mengasuh anak remaja memiliki empat hal yang dapat dipahami, yaitu: a. Pahami karateristik anak remaja Salah satu kesalahan terbesar orangtua adalah mereka tidak memahami karakter anak, tidak memahami tahapan tumbuh kembang anak, tidak memahami keunikan, serta tidak memahami dunia anak. b. Pahami tahap tumbuh kembang anak Orangtua. sebaiknya. mengetahui. dan. memahami. perkembangan fisik dan psikologis anak remaja.Salah satu bentuk perkembangan psikologis anak remaja adalah proses pencarian identitas diri. Dalam kondisis ini remaja perlahan berusaha melepaskan diri dari ikatan psikis orangtua. Walaupun. demikan,. anak. tetap. memrlukan. motivasi,. bimbingan, dan dukungan dari orangtuanya. Orangtua yang bijak menghadapi anak yang tengah berada dalam proses pencarian identitas diri, mampu menerapkan komunikasi dua arah, serta memberikan kesempatan kepada remaja untuk berargumen tentang pilihan-pilihannya sendiri. c. Pahami pikiran anak Remaja terkadang tampak keras kepala dan sulit diberi masukan.jarang ada remaja yang mampu mengontrol emosinya.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. dengan baik. Orangtua yang memahami pola pikir remaja akan kreatif dalam memdidik. Saat remaja bersikap sangat “sok tahu” maka orangtua harus mengajak anak berdiskusi. Dengan demikian, anak akan lebih tanggap menilai perbuatan benar dan salah.anak akan memiliki kemampuan untuk mencari solusi ketika menemui masalah dalam kehidupannya. d. Memahami kepribadian dan keunikan anak Tak ada manusia yang sama, bahkan bagi yang terlahir kembar identik sekalipun. Kadang kesalahan orangtua bermula dari ketidakmampuan mengenali perbedaan dan keunikan masing-masing anak. Beberapa cara mengenali karakter, kepribadian dan keunikannya sebagai berikut: 1) Berusahalah menjadi pendengar yang baik Kemampuan. menjadi. pendengar. yang. baik. akan. meningkatkan kedekatan batin dan komunkasi yang cukup antara orangtua dan anak. 2) Pahami tipe emosi anak Bila orangtua mampu memahami tipe emosi anak, orangtua. dapat. mengendalikan. perilaku. anak. serta. membantunya melepaskan energi negatif dan memberi pengertian yang baik padanya..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 3) Interogasi anak dengan lembut dan interaktif Lakukan. pendekatan. yang. baik. saat. harus. menginterogasi anak yang kebetulan melakukan kesalahankesalahan tertentu. Posisikan diri sebagai sahabat saat berkomunikasi dengan anak. 4) Quality Time Menyediakan momen kebersamaan yang berkualitas dengan anak merupakan cara efektif untuk memahami karakter mereka lebih mendalam, sekaligus meningkatkan hubungan bathin dan komunikasi antara orangtua dan anak. 5) Selami dunia anak Menjadi sahabat remaja memang tidak mudah. Orangtua terlebih dahulu harus tahu apa kesukaan dari anak dalam proses menyelami dunia anak, seperti kesukaan tentang film atau music tertentu serta hal-hal lain yang bersifat personal. Sikap ini akan menimbulkan kenyamanan di hati anak. Maka anak akan menjadi dirnya sendiri dihadapan orangtua. Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah sebagai orangtua yang memiliki anak remaja dapat memiliki komunikas yang efektif dengan anaknya apabila orangtua mau membuka diri secara total. Membuka diri dalam mendengarkan, menyelami karakter serta keunikan dari anak..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. E. KAJIAN PENELITAN YANG RELEVAN Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan Maulana Rezi Ramadhana tentang “ Keterbukaan Diri dalam Komunikasi Orangtua-Anak pada Remaja” pada tahun 2018 di SMA Negeri Bandung. Subjek penelitian terdiri dari 71 siswa baru. Hasil penelitian menggambarkan bahwa dengan pola komunikasi yang frekuensi interaksi tidak intensif serta adanya sikap kurang intim anatara orangtua-anak maka belum dapat memunculkan keterusterangan serta pengungkapan diri yang terarah pada tujuan. Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian kali ini adalah peneliti ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat komunikasi efektif anatara orangtua dana anak. Penelitian ini menggunakan variabel instrument yang berbeda, subjek yang berbeda, serta tempat dan waktu berbeda, dan lain – lain.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian, instrument pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data. A. Jenis Penellitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut sugiyono (2014 :13) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini sebagai metode sebagai metode ilmiah/ scientific karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SMP BOPKRI I , Yogyakarta yang beralamat di Jl. Mas Suharto. Jambu 48 Tegal Panggung, Yogyakarta.. Sekolah ini milik dari yayasan BOPKRI. dan merupakan sekolah yang. heterogen. Peneliti sebelumnya melakukan survey serta observasi singkat pada bulan januari 2019 terhadap sekolah melalui Guru BK dan dua orang siswa kelas VIII. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus tanggal 19 agustus 2019, dengan menyesuaikan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.. 43.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VII dan VIII SMP BOPKRI I, Yogyakarta. Menurut Sugiyono (2015) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Siswa-siswa kelas VII dan kelas VIII tersebar dalam tiga kelas berbeda pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Data Subjek Penelitian NO. KELAS. JUMLAH SISWA. 1. 7A. 14. 2. 7B. 19. 3. 8. 32. JUMLAH. 65. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah komunikasi efektif. Komunikasi efektif yang dimaksud oleh peneliti adalah komunikasi yang mendalam serta memiliki relasi yang harmonis antara orangtua dan anak ditinjau dari persepsi anak remaja SMP. Penelitian ini untuk melihat seberapa tinggi atau rendah komunikasi efektif antara orangtua dan anak. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrument untuk mengumpulkan data.Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. variabel yang diteliti, (Sugiyonno, 2014). Teknik pengumpulan data memiliki beberapa metode atau cara yaitu: survey, observasi, wawancara, kuesioner atau gabungan dari kesemuanya. Pada penelitian Tingkat Komunikasi Efektif orangtua dan anak. ditinjau dari persepsi anak remaja di smp bopkri I. yogyakarta, peneliti menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang telah disediakan jawaban sebagai berikut: 1. Sangat Setuju. (SS). 2. Setuju. (S). 3. Tidak Setuju. (TS). 4. Sangat Tidak Setuju (STS) Kuesioner disusun dengan skala bertingkat yaitu skala likert . Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan (Sugiyono, 2014:134-135). Skala likert memiliki gradasi jawaban setiap item instrumen dari sangat positif hingga sangat negatif. Skala likert dimodifikasi dengan menghilangkan jawaban yang ditengah supaya subjek tidak hanya terpakau pada jawaban netral atau raguragu. Kuesioner terdiri dari pernyataan. Favorable dan Unfavorable.. Alternatif jawaban pada setiap item Favorable dan Unfavorable diberi skor seperti yang tertera pada tabel 3.2.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. Tabel 3.2 Norma Skoring Inventori Komunikasi Efektif Alternatif jawaban. Favorable. Unfavorable. Sangat Setuju. 4. 1. Setuju. 3. 2. Tidak Setuju. 2. 3. Sangat Tidak Setuju. 1. 4. Kuesioner yang diberikan kepada para siswa dalam bentuk Checlist, hal ini dimaksudkan data yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengukur tingkat komunikasi efektif. Kuesioner dalam bentuk angket dibuat berdasarkan aspek-aspek tentang komunikasi efektif menurut Devito (2011). Alat Instrument ini tidak diuji coba, melainkan menggunakan uji terpakai. Teknik pengumpulan data dengan uji terpakai menggubakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data dilakukan pada tiga kelas yang berbeda, dengan hari yang berbeda-beda. 2. Dalam satu hari masuk ke dalam satu kelas, peneliti mengucapkan salam pembuka, perkenalan diri dengan didampingi guru BK. 3. Kuesioner terdiri dari 88 soal yang dijawab oleh subjek dengan cara mencentang (√) salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan yang dialami oleh subjek. 4. Waktu untuk menjawab 88 soal kuesioner adalah 25 menit..

Gambar

Grafik 4.1   Kategorisasi Tingkat Komunikasi Efektif  ...............................  58  Grafik 4.2   Kategorisasi Perolehan Skor Item  ..........................................
Tabel 3.3   Kisi-kisi kuesioner

Referensi

Dokumen terkait

The results were: firm size factor was dominant in all ASEAN countries; inflation rate was dominant in five countries; company growth was dominant in four countries; asset structure

Laporan Akhir dengan judul ” Pengolahan Limbah Cair Laboratorium Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya dengan Memanfaatkan Kulit Ubi. Kayu Sebagai Bahan

Mikroskop pertama kali dikembangkan pada abad ke-16 menggunakan lensa sederhana untuk mengatur cahaya biasa.Pertama kali perbesaran terbatas kira – kira 10 kali dari ukuran

Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan

Pada tabel.5 memperlihatkan bahwa responden paling banyak adalah mahasiswa aanvullen dengan tingkat kesiapan yang baik dan tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi real

For comparison, according the datasheet, at standard test conditions the Shell SP75 solar module produces the maximum power 75 Watt with voltage at the maximum power of 17 V

Hindari alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan, sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk manis. Pengeluran urin 2 liter/hari atau lebih akan membatu

The Meaning of Phoebe’s Life as Seen in Kim Edwards’s The Memory Keeper’s Daughter.. Yogyakarta: English Language Education Study Program, Sanata