• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK DAYA SAING

Dalam dokumen RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 2021 (Halaman 75-78)

Gambar 2.4 Panjang jalan menurut kondisi dan pemerintah yang berwenang

C. Fokus Urusan Penunjang

2.4. ASPEK DAYA SAING

Daya Saing Daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dan tetap terbuka pada persaingan dengan propinsi dan kabupaten/kota lainnya yang berdekatan, nasional dan international, sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah, Aspek daya saing daerah ini dilhat dari segi kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.

2.4.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita

Pengeluaran konsumsi rumah tangga terdiri dari semua pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa yang tujuannya untuk dikonsumsi selama periode satu tahun, dikurangi dengan hasil penjualan netto dari barang bekas. Pengeluaran ini termasuk juga pembelian barang yang tidak dapat diproduksi kembali seperti hasil karya seni dan barang antik. Barang tahan lama seperti kendaraan bermotor, alat-alat elektronik dan juga meubel yang digunakan untuk usaha rumah tangga harus dialokasikan secara proporsional.

Tabel 2.59 Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita

Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011 s/d 2013

Bidang Urusan/Indikator 2011 2012 2013

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (juta)

34 36 41

Total Pengeluaran RT (juta) 1.635.468 1.775.727 2.045.232 Jumlah rumah tangga 48.385 48.681 49.373

Sumber : BPS Kabupaten Dharmasraya

Dilihat dari ketersediaan data dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, bahwa perkembangan nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita mengalami peningkatan sesuai dengan kenaikan total pengeluatan rumah tangga di Kabupaten Dharmasraya yaitu dari 34 juta rupiah menjadi 41 juta rupiah di tahun 2013

RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab II - 48 2.4.2. Nilai Tukar Petani

Nilai tukar petani dapat diartikan sebagai alat ukur kemampuan tukar barang- barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian.

Tabel 2.60 Nilai Tukar Petani

Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011 s/d 2015

Bidang Urusan/Indikator 2012 2013

Nilai tukar petani 102,06 100,94 Indeks yang diterima petani 105,11 103,52 Indeks yang dibayar petani (lb) 102,99 102,56 Sumber : BPS Kabupaten Dharmasraya

Dari hasil perhitungan nilai tukar petani di tahun 2012 dan tahun 2013 memperlihatkan adanya penurunan dari 102, 06 menjadi 100,94, hal ini lebih disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petanidari 105,11 menjadi 103,52. Melihat masih belum memadainya nilai tukar petani tersebut, maka diperlukan strategi untuk memperkuat kemandirian petani dengan membantu penyediaan sarana dan prasarana pertanian serta menjaga stabilitas dan daya saing harga di tingkat petani.

2.4.3. Rasio ketersediaan listrik

Dengan adanya ketersediaan listrik di tingkat rumah tanga diharapkan dapat mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari dan secara tidak langsung dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah.

Tabel 2.61 Rasio ketersediaan listrik Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 s/d 2015

No Bidang Urusan/Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Rasio ketersediaan daya listrik n/a 75 82 84 85 87 Daya listrik terpasang n/a 39.142 43.552 44.554 45.793 47.140 Jumlah kebutuhan n/a 52.533 52.822 52.902 54.059 54.265 Sumber : Dinas ESDM Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016

Melihat pada perkembangan rasio ketersediaan listrik dari tahun 2011 hingga 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari 75% menjadi 87% dengan pertumbuhan daya listrik terpasang sekitar 4,82% pertahunnya. Daya listrik terpasang pada tahun 2015 baru mencapai 47.140 kwh, angka ini lebih rendah dari jumlah kebutuhan seharusnya sebesar 54.265. sehingga ke depan masih membutuhkan penambahan pemasangan daya listrik

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

SERTA KERANGKA PENDANAAN

Pengelolaan keuangan daerah secara umum dapat dilihat dari perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Dharmasraya dari tahun ke tahun. Secara umum APBD terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah. APBD digunakan untuk mendanai program/kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan prioritas pembangunan dalam perencanaan daerah serta untuk memenuhi kebutuhan rutin maupun hal mendesak dalam satu tahun anggaran bersangkutan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, maka APBD ini ditetapkan setiap tahunnya melalui peraturan daerah. Dimana kebutuhan dana untuk pembangunan yang terlihat dari jumlah belanja daerah selalu berada di atas kemampuan keuangan daerah/pendapatan daerah. Oleh sebab itu dengan mempertimbangkan keterbatasan keuangan tersebut maka perlu mempertimbangkan azas-azas pengelolan keuangan daerah yaitu efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Dari aspek efektif, pembelanjaan daerah diharapkan mampu untuk mendanai program/kegiatan untuk mencapai target kinerja yang direncanakan, sedangkan aspek efisien lebih mengukur memenuhi kebutuhan belanja dan jenis belanja yang benar-benar dibutuhkan untuk membiayai pelaksanaan program pembangunan. Pada azas transparan lebih kepada melihat keterbukaan informasi publik untuk mengakses informasi terkait dengan pendanaan pembangunan daerah. Sedangkan dari sisi akuntabel lebih pengelolaan keuangan daerah yang mampu mengelolaan keuangan daerah secara terukur berdasarkan sumber-sumber pendanaansesuai dengan perkembangan potensi ekonomi daerah.

Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara pemerintah dengan pemerintah daerah.

Untuk menyesuaikan antara kebutuhan pembangunan dalam periode RPJMD ini dengan kemampuan daerah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan daerah, maka proyeksi-proyeksi tersebut perlu didasarkan perkembangan kinerja keuangan masa lalu (realisasi APBD), sehingga dalam menganalisis pengelolaan keuangan daerah ke depan terlebih dahulu harus memahami potensi yang ada pada masing-masing jenis obyek Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah sesuai dengan kewenangan daerah.

Pengelolaan keuangan Daerah Kabupaten Dharmasraya dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang masih berlaku, diantaranya ; Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab III - 2

Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait.

Terkait dengan isu strategis bidang pengelolaan daerah sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah, dimana isu strategis ini terkait dengan aturan turunan terkait yang akan muncul yang akan mengatur mengenai kebijakan keuangan maupun penganggaran di masa mendatang, diantaranya adalah sebagai berikut :

(1) hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang akan diatur melalui undang- undang

(2) supervisi, pemonitoran dan pengevaluasian atas penggunaan DBH, DAU, dan DAK, (3) Ketentuan mengenai belanja kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur dengan

peraturan pemerintah

(4) Ketentuan mengenai belanja pimpinan dan anggota DPRD diatur dalam peraturan pemerintah

(5) pinjaman Daerah diatur dengan peraturan pemerintah

(6) tata cara evaluasi rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, rancangan Perkada tentang penjabaran APBD, rancangan Perkada tentang penjabaran perubahan APBD, dan rancangan Perkada tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, serta rancangan Perda tentang pajak daerah dan rancangan Perda tentang retribusi daerah diatur dengan Peraturan Menteri.

(7) penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan Daerah diatur dengan peraturan pemerintah.

(8) Dana desa dan alokasi dana desa yang akan mengalami kenaikan secara signifikan hingga tahun 2019.

3.1.

KINERJA KEUANGAN MASA LALU

Dalam dokumen RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 2021 (Halaman 75-78)