• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Dalam dokumen RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 2021 (Halaman 35-38)

Gambar 2.1 Potensi Pengembangan wilayah

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Sebelum masuk kepada indikator teknis pada masing-masing bidang urusan pemerintahan daerah, maka akan ditinjau terlebih dahulu indikator makro berupa indeks pembangunan manusia (IPM) dengan membandingkan capaian IPM Dharmasraya dengan kab/kota lainnya di Sumatera Barat. IPM digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia.

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Sehingga IPM ini dapat digunakan untuk mengukur dan pembanding pembangunan suatu daerah dengan daerah lainnya. Indikator yang digunakan dalam menghitung IPM merode baru yang berbeda dengan perhitungan IPM sebelumnya hingga tahun 2013. Mulai tahun 2014 indikator angka melek huruf tidak lagi digunakan dalam perhitungan IPM, namun diganti dengan indikator lain yaitu harapan lama sekolah. Adanya perbedaan indikator dan rumus perhitungan IPM juga tidak seperti IPM sebelumnya. IPM metode baru terdiri dari 3 dimensi, yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat yang diukur dngan indikator angka harapan hidup, kemudian dimensi pengetahuan yang diukur dengan indikator harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah, terakhir adalah dimensi standar hidup layak yang diukur dengan pengeluaran perkapota disesuaikan. Untuk melihat posisi capaian IPM Kabupaten Dharmasraya terhadap 19 kab/kota dan provinsi Sumatera Barat dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel 2.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/kota

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015

No Kab/Kota Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran per kapita yg disesuaikan (Rp. 000) IPM rangking 1 Kepulauan Mentawai 64,05 11,48 6,27 5,684 57,41 19 2 Pesisir Selatan 69,96 13,04 8,11 8,412 68,07 11 3 Solok 67,35 12,88 7,57 9,334 67,12 14 4 Sijunjung 65,22 11,94 7,33 9,796 65,30 16 5 Tanah Datar 68,75 13,35 7,93 10,103 69,49 10 6 Padang Pariaman 67,64 13,54 6,89 10,260 68,04 12 7 Agam 71,30 13,59 8,17 8,859 69,84 9 8 Limapuluh Kota 69,23 12,76 7,91 8,774 67,65 13 9 Pasaman 66,26 12,70 7,63 7,340 64,01 18 10 Solok Selatan 66,64 12,37 7,98 9,653 67,09 15 11 Dharmasraya 70,16 12,36 8,03 10,713 69,84 8 12 Pasaman Barat 67,03 12,30 7,83 8,109 65,26 17 13 Kota Padang 73,19 15,60 10,97 13,522 80,36 1 14 Kota Solok 72,74 14,27 10,77 11,350 76,83 4

RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab II - 8 No Kab/Kota Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-rata lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran per kapita yg disesuaikan (Rp. 000) IPM rangking

16 Kota Padang Panjang 72,45 15,01 11,09 9,670 75,98 5 17 Kota Bukit Tinggi 73,52 14,92 10,79 12,330 78,72 2 18 Kota Payakumbuh 72,93 14,21 10,29 12,622 77,42 3

19 Kota Pariaman 69,59 14,49 9,96 11,814 74,98 6

Sumatera Barat 68,66 13,60 8,42 9,804 69,98

Sumber : BPS Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016

Dari tabel di atas, dapat dilihat capaian IPM Kabupaten Dharmasraya di tahun 2015 mencapai 69,84, naik dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu 69,27, dan berada sedikit di bawah IPM provinsi yang berada pada angka 69,98. Dilihat dari perbandingan indikator pembentuk IPM, indikator angka harapan hidup dan pengeluaran perkapita disesuaikan berada di atas provinsi, namun pada dimensi pendidikan untuk harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah masih berada di bawah provinsi.

Melihat kondisi tersebut, maka ke depannya, percepatan pembangunan bidang pendidikan mesti mendapat perhatian khusus dibandingkan dengan bidang lainnya, sehingga Dharmasraya mampu mengejar ketertinggalan dibandingkan daerah lain di Sumatera Barat.

Selanjutnya untuk menjelaskan data-data makro pada lingkup aspek kesejahteraan masyarakat, lebih menampilkan data dan analisis untuk memperlihatkan kondisi ekonomi makro daerah, yang terdiri dari perekonomian, pendidikan, kesehatan maupun bidang lain yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga) fokus, yaitu fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan masyarakat, dan fokus seni budaya dan olahraga.

2.2.1. Fokus Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi (Indikator Ekonomi Makro Daerah)

Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi daerah dapat dilihat melalui indikator ekonomi makro daerah yang terdiri dari pertumbuhan PDRB, laju inflasi provinsi, PDRB perkapita, indeks gini, persentase penduduk di atas garis kemiskinan sebagaimana ditampilkan pada tabel di bawah :

Tabel 2.5 Indikator Ekonomi Makro Daerah

Kabupaten Dharmasraya tahun 2010-2015

No Bidang Urusan/Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1.1. Pertumbuhan PDRB - 6,56 6,19 6,50 6,24 5,80 1.2. Laju inflasi provinsi 7,84 5,37 4,16 10,87 11,58 1,08 1.3. PDRB per kapita 23.650.000 26.030.000 28.070.000 30.510.000 33.050.000 34.825.209 1.4. Indeks Gini - 0,369 0,425 0,340 0,324 n/a 1.7. Persentase penduduk di bawah

garis kemiskinan

10,56 10,09 8,82 7,74 6,97 n/a

Masing masing indikator di atas akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut : 1. Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan PDRB dihitung berdasarkan perkembangan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 (ADHK 2010)

Tabel 2.6 Perkembangan Nilai PDRB ADHK Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Dharmasraya Tahun 2010 - 2015(Jutaan Rupiah)

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

1.441.465,0 1.496.258,3 1.571.971,0 1.641.460,2 1.735.699,2 1.829.961,9 B Pertambangan dan Penggalian 524.346,9 596.401,9 606.724,8 644.852,3 654.452,4 645.615,4 C IndustriPengolahan 311.838,1 324.875,0 348.172,1 362.682,4 381.006,6 394.374,6 D PengadaanListrikdanGas 757,8 805,2 857,9 874,5 953,5 971,8 E PengadaanAir, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

597,3 658,9 675,0 788,3 822,9 860,7

F Konstruksi 498.122,1 526.216,1 569.473,8 624.084,0 678.472,2 748.673,8 G Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

552.251,0 586.614,8 634.470,9 689.735,9 746.242,2 792.820,3

H Transportasi dan Pergudangan 245.253,8 259.460,8 282.388,6 309.046,0 338.030,9 367.215,9 I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

35.613,6 37.535,7 39.883,0 42.488,2 45.414,8 47.998,1 J Informasi dan Komunikasi 246.404,9 270.479,4 303.798,8 339.883,7 377.181,1 420.857,8 K Jasa Keuangan dan Asuransi 96.507,3 103.221,7 112.456,8 120.481,0 128.878,0 134.403,4 L Real Estat 94.283,3 101.496,0 108.287,3 114.085,6 120.339,3 128.101,1 M,N Jasa Perusahaan 873,8 935,8 1.003,6 1.078,4 1.158,4 1.245,4 O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

303.725,5 330.004,9 335.712,3 343.165,3 348.660,3 367.069,6

P Jasa Pendidikan 95.586,7 104.145,6 114.258,5 121.430,9 131.904,0 142.525,7 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 64.407,5 69.051,3 75.967,7 81.722,4 88.385,4 95.910,1 R, S, T, U Jasa lainnya 30.564,8 32.264,2 34.093,6 36.596,0 38.711,5 40.989,2 T O T A L 4.542.599,4 4.840.425,6 5.140.195,7 5.474.455,1 5.816.312,7 6.118.296,7

Sumber : BPS Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016

Sektor pertanian masih menjadi sektor dengan penyumbang tertinggi dalam pembentukan nilai PDRB dan nilainya selalu mengalami peningkatan, namun jika dilihat dari Kontribusi sektor pertanian dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Hal ini lebih disebabkan bukan karena turunnya nilai produksi/output dari sektor pertanian, namun lebih disebabkan oleh lebih tingginya perkembangan sektor lain dibanding dengan sektor pertanian ini. Hingga tahun 2015 harga komoditi juga masih belum berada pada titik yang diharapkan karena kondisi perekonomian regional yang belum sepenuhnya pulih sehingga menyebabkan harga komoditi utama terutama untuk sub sektor perkebunan yaitu komoditi karet dan sawit belum begitu menggairahkan. Dilihat dari 17 sektor PDRB, maka 3 sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi adalah sektor informasi dan komunikasi (11,58%), selanjutnya sektor konstruksi (10,35%) dan sektor ketiga adalah sektor transportasi dan pergudangan (8,63%), sedangkan sektor pertanian hanya tumbuh 5,43%. Satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor pertambangan yang mengalami pertumbuhan negatif 1,35% atau nilainya turun dibandingkan tahun

RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 – 2021 Bab II - 10

2014. Sektor lain yang memiliki peningkatan kontribusi adalah sektor konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan sektor informasi dan komunikasi.

Untuk melihat posisi pertumbuhan ekonomi Dharmasraya dengan provinsi Sumatera Barat dan Nasional dapat dilihat pada tabel di bawah :

Tabel 2.7 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Provinsi dan Kabupaten Dharmasraya

Tahun 2010 s/d 2015 (ADHK Tahun 2010)

No. Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pertumbuhan PDRB Dharmasraya 6,51 6,56 6,19 6,50 6,24 5,80 2 Pertumbuhan PDRB Sumatera Barat 6,34 6,34 6,31 6,02 5,85 5,41 3 Pertumbuhan PDB

Dalam dokumen RPJMD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 2021 (Halaman 35-38)