• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Balai Inkubator Teknologi

4.1.2 Aspek Organisasi

Terkait dengan aspek legal seperti dipaparkan di muka, struktur organisasi BIT sangat dipengaruhi oleh aspek legalnya, selain itu struktur organisasi BIT dipengaruhi oleh kebijakan Kepala BPPT. Pembahasan struktur organisasi BIT secara umum mencakup struktur organisasi itu sendiri, pengelola, serta komposisi pengelolanya.

1. Struktur, uraian tugas dan standart operational procedure (SOP) organisasi BIT

BIT dipimpin oleh Kepala Balai setingkat eselon III, dan bertanggung jawab langsung kepada Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi. Dibawah Kepala Balai terdapat 2 (dua) Kepala Seksi yaitu Kepala Seksi Fasilitasi dan Advokasi dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pemasyarakatan dan 1 (satu) Kepala Sub Bagian Tata Usaha setingkat eselon IV. Untuk lebih lengkapnya struktur organisasi BIT dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Bagan Organisasi BIT (BIT 2010)

Ditinjau dari jumlah pucuk pimpinan, maka struktur organisasi BIT merupakan bentuk organisasi tunggal dimana organisasi ini pucuk pimpinannya berada di tangan seorang (Sutarto 2006). Apabila ditinjau dari saluran wewenang,

maka struktur organisasi BIT bentuk organisasi jalur, fungsional dan staf dimana organisasi semacam ini wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu, pimpinan tiap bidang berhak memerintahka kepada semua pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya (Sutarto 2006).

Sedangkan bagan organisasi BIT seperti yang terlihat pada Gambar 7, merupakan bagan organisasi piramid. Bagan organisasi piramid ialah bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari atas ke bawah, atau sebaliknya. Bagan piramid merupakan bagan organisasi yang paling lazim dipakai oleh berbagai organisasi (Sutarto 2006).

Selain memiliki struktur organisasi, berdasarkan hasil survey BIT juga mempunyai uraian tugas dan Standard Operating Procedures (SOP) secara tertulis.

2. Pengelola

Pengelola BIT terdiri dari Leason Officer (LO), tenaga teknis dan tenaga administrasi. Selain itu, dalam pengelolaan BIT juga dibutuhkan tenaga konsultan yang memiliki berbagai keahlian seperti di bidang teknologi terapan, kewirausahaan, perencanaan usaha, hukum, community development, perbankan, dan sebagainya. Sebagian tenaga ahli tersebut merupakan pegawai dari BIT dan sebagian lain merupakan tenaga ahli dari luar BIT.

3. Sasaran kegiatan

Kegiatan utama BIT adalah menumbuhkembangkan dan memberikan penguatan kepada UKM berbasis teknologi binaan (tenant) melalui pelatihan, bimbingan dan pendampingan, konsultasi bisnis, dan sebagainya. Dan sasaran kegiatannya adalah tumbuhnya UKM pemula berbasis teknologi.

Jumlah tenant yang dibina selama kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2006 – 2010) oleh BIT adalah + 100 tenant atau 20 tenant per tahun, dan pada tahun 2011 ini, BIT akan membina 6 inwalltenant dan baru. Tenant yang dibina BIT berupa tenant inwall dan outwall. Tenant inwall dibina dalam suatu ruangan atau lingkungan yang dilengkapi dengan sarana fisik dan fasilitas kantor. Sementara tenant outwall dibina di luar lingkungan tersebut. Hasil survei yang

dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 30 % tenant yang dibina oleh BIT merupakan tenant outwall, sedangkan tenant inwall sebanyak 70 %.

Tabel 13 Beberapa tenant BIT tahun 2006 – 2009

No. Nama Tenant Jenis Tenant Tanggal Masuk

1. PT. Diyna Energy Outwal Tenant 2006-03-12

2. PT. Situsnet Global Solution Outwall Tenant 2006-06-20 3. PT. Igosnet Solution Outwall Tenant 2007-02-26

4. Rodite Ogie Outwall Tenant 2007-04-12

5. CV. Mega Kirana Tiga Outwall Tenant 2007-04-12 6. PT. Prima Citra Indonesia Outwall Tenant 2007-05-24 7. PT. Inovasi Multi Teknologi Outwall Tenant 2008-05-02

8. CV. BERKATTA Outwall Tenant 2008-07-01

9. CV. Hidro Guna Sedaya Outwall Tenant 2008-08-11 19. PT. Nur Baiti Viani Inwall Tenant 2006-05-31 11. PT. Medixe Sekawan Utama Inwall Tenant 2006-03-04 12. Institute for Science &

Engineering Development

Inwall Tenant 2008-03-01 13. Sinergi Inovasi Teknologi Inwall Tenant 2008-05-02 14. CV. Bukit Indah /Biopestisida Inwall Tenant 2008-04-18

15. CV. Bukit Organik Inwal Tenant 2008-04-18

16. CV. Nanotech Indonesia Inwall Tenant 2009-03-02

17. PT. Nusa Reagen Inwall Tenant 2009-02-02

Sumber : BIT, 2010

1. Permasalahan dalam aspek organisasi

Permasalahan dalam aspek organisasi yang dihadapi BIT adalah, jumlah dana pembinaan tenant, jumlah dan kompetensi SDM pengelola yang profesional, infrastruktur, networking dan kebijakan. Berdasarkan hasil survei, kendala dalam aspek organisasi dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Pendanaan pembinaan

tenant yang terbatas; (2) Networking yang lemah; (3) Kebijakan yang kurang mendukung; (4) Jumlah SDM yang profesional terbatas; (4) Keterbatasan infrastruktur (tempat dan lahan tenant )

Dengan berbagai permasalahan tersebut, telah dilakukan upaya untuk mencari jalan keluar atau penyelesaian masalah. Berikut ini upaya yang telah dilakukan oleh BIT dalam mengatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Upaya mengatasi keterbatasan pendanaan antara lain : a. Meminta tambahan dana dari lembaga induk.

b. Mencari dana dari kementerian/non kementerian yang menangani UKM. b. Mencari dana dari pemerintah daerah melalui program-program yang sesuai. c. Mewajibkan mitra binaan ikut share dalam pendanaan.

d. Mencari sponsor dari luar lembaga.

e. Mendirikan unit usaha jasa (kursus-kursus, pelatihan dan lain-lain).

2. Upaya mengatasi kebijakan yang kurang mendukung dan networking yang lemah antara lain :

a. Memperkuat networking dengan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. b. Memperkuat networking dengan membuat Perjanjian Kerjasama dengan

beberapa lembaga yang komitmen untuk bekerjasama dalam membina UKM. b. Melakukan pendekatan, sosialisasi dan lobi ke kementerian KUKM dan

Menko Perekonomian.

c. Membentuk forum inkubator bisnis. d. Sosialisasi ke berbagai stakeholders.

3. Upaya mengatasi keterbatasan infrastruktur (tempat dan lahan tenant) antara lain :

a. Meminta kepada lembaga induk untuk menyediakan infrastruktur yang memadai.

b. Meminta kepada pemerintah pusat untuk menyediakan infrastruktur.

4. Upaya mengatasi keterbatasan SDM yang professional antara lain mengirim/ mengikutsertakan karyawan ke berbagai pelatihan-pelatihan, bekerjasama dengan lembaga terkait terutama di lingkungan BPPT, LIPI dan lain-lain.

Kendatipun upaya-upaya tersebut telah dilakukan secara maksimal, akan tetapi belum memberikan hasil yang maksimal khususnya untuk pendanaan tenant

yang sifatnya jangka panjang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa selama ini BIT belum mendapat dukungan/komitmen pendanaan khususnya pendanaan jangka panjang untuk pembinaan tenant baik dari lembaga induk dalam hal ini BPPT maupun dari lembaga lain dan pemerintah pusat.

4.1.3 Aspek Keuangan

Dokumen terkait