• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI ANALISIS KELAYAKAN USAHA

6.1. Analisis Aspek Non Finansial

6.1.1. Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan aspek yang menjadi prioritas utama dalam menentukan layak tidaknya suatu usaha. Jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek usaha kedepannya pun tidak jelas, maka risiko kegagalan usaha menjadi besar. Untuk itu, dalam menentukan layak tidaknya usaha Peternakan Domba Tawakkal dari aspek pasar, perlu dikaji dengan baik struktur pasar yang terbentuk dan peluang pasar yang ada. Melalui strategi pemasaran yang baik pula maka peluang pasar yang tersedia dapat diraih dengan baik. Suatu usaha dikategorikan layak untuk dijalankan dilihat dari aspek pasar dengan syarat jika tersedia pasar yang siap menerima produk perusahaan tersebut.

Struktur pasar yang terbentuk pada usaha penggemukan domba adalah pasar oligopoli. Hal ini terlihat hanya ada beberapa usaha penggemukan domba sebagai produsen yang menguasai pangsa pasar yang ada. Khusus di daerah Bogor, usaha yang bergerak di bidang peternakan domba tercatat ada lima peternakan besar, baik yang bersifat pembibitan maupun penggemukan. Kelima peternakan besar itu adalah Peternakan Domba Tawakkal di Cimande, PT Caprito A.P di Carui, Duafa Farm di Pasir Buncir, drg Jajang S di Pekan Sari dan Budi Susilo di Tegal Waru. Peternakan domba ini masing-masing memiliki populasi berkisar 250-1200 ekor dengan populasi terbesar dimiliki oleh Peternakan Domba Tawakkal yaitu 1200 ekor.

Menurut Sugeng dan Sudarmono (2007), ternak domba merupakan ternak yang memiliki fungsi sosial dan keagamaan. Ketersediaan pasar untuk ternak jenis ini selalu ada, baik dalam negeri maupun luar negeri semakin terbuka lebar.

Secara umum kenyataan ini didorong oleh beberapa faktor yaitu adanya peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat akan gizi, dan penduduk Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. Data dari Direktorat Jenderal Peternakan (2009) menyatakan bahwa permintaan domba setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 24 persen dan permintaan tersebut masih kewalahan untuk dipenuhi oleh peternak yang ada di Jawa Barat dikarenakan kapasitas produksi yang masih rendah. Permintaan domba ternyata bukan berasal dari pasar lokal saja namun juga berasal dari pasar luar negeri, khususnya dari Timur Tengah. Bahkan baru-baru ini ada pesanan dari pebisnis asal Timur Tengah sebesar 3.000 ekor per bulan. Permintaan pasokan tersebut masih belum dapat dipenuhi karena populasi yang masih terbatas. Hal ini merupakan peluang bagi Peternakan Domba Tawakkal dalam jangka panjang. Jika dalam perjalanan usahanya Peternakan Domba Tawakkal mampu bersaing dan mengembangkan skala bisnisnya, tidak mustahil Peternakan Domba Tawakkal dapat mengambil peran untuk memenuhi kebutuhan daging di pasar internasional. Sementara itu, produsen yang menawarkan ternak domba tidak sebanding dengan tingkat permintaan yang ada. Kenyataan ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat pertumbuhan populasi yang tidak sebanding dengan tingkat permintaan akan ternak domba tersebut. Adanya permintaan daging domba yang cukup besar baik untuk kebutuhan domestik maupun luar negeri tersebut membuka peluang bagi Peternakan Domba Tawakkal sebagai salah satu usaha untuk menyediakan kebutuhan daging domba.

Tabel 11. Data Populasi dan Pemotongan Domba di Kabupaten Bogor Tahun 2010

Keterangan 2008 Tahun 2010 persen (% ) Perubahan

Populasi Domba 221.149 280.798 26,97

Pemasukan domba dari luar kabupaten

32.381 78.716 143,09

Jumlah Pemotongan 167.993 229.761 40,92

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat 4 (2011)

Data tahun 2010 menunjukkan bahwa persentase peningkatan populasi domba lebih kecil dari pemotongan domba dan pemasukan domba dari luar Kabupaten Bogor. Untuk memenuhi permintaan konsumen, domba didatangkan

dari luar kabupaten dan jumlahnya meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Pemotongan domba setiap tahun juga meningkat secara signifikan tanpa didukung oleh peningkatan populasi domba yang sebanding.

Strategi produk yang dijalankan oleh Peternakan Domba Tawakkal yaitu dengan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas ternaknya melalui penanganan di masa produksi. Berkualitas atau tidaknya ternak yang dihasilkan merupakan hasil penanganan ternak di masa pemeliharaan. Penanganan yang dilakukan berupa menjaga kebersihan ternak dan kandang, pemberian pakan secara teratur dan pemberian obat untuk menjaga kesehatan ternak.

Kualitas ternak yang baru datang (dibeli dari luar) perlu dijaga dengan diberi perlakuan khusus yaitu setelah bakalan sampai di kandang, domba langsung diberikan perlakuan awal yaitu ditenangkan selama satu hari di kandang lalu diberi pakan yang telah disediakan sebelumnya. Bakalan yang baru sampai di kandang biasanya akan sedikit mengalami stres setelah mengalami perjalanan dari tempat asalnya. Setelah didiamkan sekitar satu hari domba diberi obat cacing, dicukur dan dimandikan. Pemberian obat cacing dilakukan guna menjaga kesehatan domba agar pertumbuhannya tidak terganggu karena dari pengalaman Peternakan Domba Tawakkal sebanyak 90 persen domba yang baru datang menderita cacingan, sedangkan domba dimandikan agar badannya menjadi lebih segar dan memiliki nafsu makan yang tinggi.

Pakan yang diberikan berupa rumput yang diperoleh dari daerah sekitar lokasi. Rumput yang tersedia sangat melimpah sehingga domba tidak pernah mengalami kekurangan pakan bahkan terkadang cenderung berlebih. Terkadang meski sisa rumput masih ada, pegawai tetap mengganti dengan rumput yang baru yang lebih segar. Ketersediaan pakan yang melimpah ini merupakan kekuatan yang cukup signfikan yang dimiliki oleh usaha ternak domba Peternakan Domba Tawakkal saat ini. Pakan tambahan berupa ampas tahu juga diberikan sebagai pakan penguat untuk menutupi zat gizi yang tidak dipenuhi oleh rumput dan sebagai sumber protein bagi domba. Strategi produk juga dilakukan dengan pemilihan bakalan domba yang baik yang didapat dari peternak dan masyarakat di Bogor dan sekitarnya. Pemilihan bakalan ini menjadi salah satu kunci sukses

untuk menghasilkan produk yang baik karena bakalan yang baik akan menghasilkan daging yang baik juga terlabih dengan pemeliharaan yang intensif.

Harga yang diberikan kepada konsumen untuk satu kg bobot hidup domba betina adalah sebesar Rp 28.000,00 dan biasanya pada hari-hari tertentu seperti hari raya Idul Adha permintaan terhadap hewan Qurban meningkat tajam, bahkan melebihi dari jumlah domba jantan yang dipelihara. Harga biasanya meningkat dari harga yang telah ditentukan. Harga domba yang dijual dalam bentuk karkas sebesar Rp 50.000,00 per kg karkas dengan daerah pemasaran yang meliputi wilayah Jabodetabek.

Selain itu Peternakan Domba Tawakkal juga menerapkan harga berdasarkan taksiran penampilan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk melayani calon pembeli yang lebih detil dalam memilih domba dengan datang langsung ke kandang. Tidak ada ukuran yang baku dalam menentukan harga, tergantung dari kesepakatan tawar menawar antara Peternakan Domba Tawakkal dengan calon pembeli. Penjualan domba dari usaha ternak Peternakan Domba Tawakkal saat ini mayoritas masih menggunakan sistem jual berdasarkan penampilan fisik. Harga juga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi misalnya pada saat Idul Adha harga dapat menjadi lebih tinggi apalagi dalam kondisi permintaan sangat banyak.

Dari hasil analisis aspek pasar, dapat disimpulkan bahwa usaha penggemukan domba Peternakan Domba Tawakkal layak untuk diusahakan karena kebutuhan akan daging domba di wilayah Bogor masih sangat besar sementara produksi daging peternak di wilayah Bogor belum mampu memenuhi kebutuhan yang besar tersebut. Dengan adanya pengembangan Peternakan Domba Tawakkal dapat mengurangi gap antara permintaan dan penawaran sehingga dapat memenuhi permintaan domba sebanyak 15 ekor perhari.

Dokumen terkait