• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Analisis Lingkungan Internal

4.3.1. Aspek Produksi dan Operasi

Menurut Umar (2003), studi aspek teknis mengungkapkan kebutuhan apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Pada aspek ini akan dibahas mengenai bahan baku, bahan penolong, proses produksi, ruang produksi, peralatan yang digunakan dalam pembuatan miniatur pesawat dan pencatatan dalam bidang produksi operasi.

a. Bahan baku

Bahan baku dalam miniatur pesawat sangat menentukan kualitas produk kerajinan karena hampir seluruh bahan baku adalah bahan kimia sehingga kualitas bahan baku yang digunakan harus baik. Jika bahan baku yang digunakan kurang baik akan berpengaruh pada kualitas barang akhir. Dampak dari bahan kimia juga tidak dapat terlihat pada awal memproduksi barang, menurut karyawan biasanya kerusakan barang akibat reaksi bahan kimia yang tidak sempurna

terlihat setelah 2 sampai dengan 3 hari. Dalam mengantisipasi hasil yang kurang sempurna pada barang jadi, OAM memproduksi barang pesanan konsumen dalam jumlah lebih untuk mengganti setiap kerusakan yang terjadi agar tidak memerlukan waktu pengerjaan yang lebih lama. Bahan baku utama yang diperlukan dalam pembuatan miniatur pesawat adalah seperti yang tertera padaTabel 7.

Bahan baku diperoleh dari daerah sekitar Bogor dan Jakarta. Sistem pembelian bahan baku dilakukan saat persediaan barang di gudang habis. Menurut pekerja hal ini yang mengganggu kinerja karena jika bahan baku habis, mereka tidak akan berproduksi. Selain pekerja harus menunggu bahan baku yang harus dibeli, dengan belum diterapkan manajemen persediaan bahan baku akan menambah biaya terutama untuk transportasi karena harus membeli secara berulang- ulang.

Tabel 7. Bahan Baku utama Pembuatan Miniatur Pesawat

Sumber : Ozi Aircraft Models, 2007

Setiap bagian produksi pada mulanya menggunakan bahan baku secara bersama-sama dan tidak ditetapkan harga untuk setiap

Bagian Cetakan Bagian Sablon

Resin m3 Mentega Spraymount

Silikon Kertas Cetak

Mat Plastik Baju

Perban Cat Emas

Cat Putih

Bagian Cetak Mentah Cat Hitam

Resin Cat Silver

Talk Cat Hijau

Katalis Cat Kuning

Pigmen Putih Cat Merah

Pigmen Hitam Cat Biru tua

Mat Cat Biru Muda

Cat Orange

Bagian Finishing Cat Violet

Amplas 60

Amplas 120 Pemasangan Stiker

Amplas 240 Spraymount

Amplas 360

Autoglow + HDR Pernis

Cat Dasar Siken + HDR Pembuatan Pustek

Tinner Cobra Alumunium Gepeng 3 ml

Cat Putih Alumunium Gepeng 5 ml

Cat Abu-abu Soda Api

Cat Silver Cat Oplosan

pemakaian. Namun sistem tersebut membuat para pekerja menggunakan bahan baku secara boros. Oleh karena itu, pimpinan OAM mengeluarkan kebijakan baru bagi para pekerja untuk menerapkan sistem subkontrak.

Sistem subkontrak menurut Unido dalam White dalam Rustiani (1996) adalah hubungan dimana terdapat sebuah perusahaan (pihak prinsipal) memberi pesanan kepada pihak lain (subkontraktor) untuk menghasilkan bagian-bagian, komponen-komponen, subassemblies atau assemblies untuk diintegrasikan ke dalam suatu produk yang akan dipasarkan oleh pihak prinsipal. Sistem subkontrak di UKM OAM terdiri dari beberapa kelompok dan setiap kelompok memiliki beberapa anggota. Adapun kelompok subkontrak ini akan dijelaskan pada aspek sumber daya manusia. Sistem perolehan bahan baku kelompok ini adalah dengan membeli bahan baku kepada perusahaan dan perusahaan membeli output yang dihasilkan kelompok tersebut apabila kualitas baik atau mengembalikan output apabila kualitas kurang baik. Sistem subkontrak yang dijalankan ini membuat bahan baku menjadi hemat karena setiap kelompok pekerja bertanggungjawab pada bahan bakunya masing-masing.

b. Bahan Penunjang

Bahan penunjang menurut Mulyadi (2000) bahan penunjang adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan meskipun mejadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil. Bahan penunjang miniatur pesawat adalah seperti tertera dalam Tabel 8. Tabel 8. Bahan baku penunjang pembuatan miniatur pesawat

No Biaya Penolong 1 Lakban kecil 2 Lakban besar 3 Power Glue 4 Lem Besi 5 Lap Finishing 6 Lap Sablon 7 Ulano 4 Cuci 8 Ulano 6-tutup 9 Sterophoam Sumber : Ozi Aircraft Models

c. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan miniatur pesawat harus menggunakan bantuan mesin karena untuk mempercepat proses produksi. Proses produksi yang menggunakan mesin diantaranya bagian finishing, pernis dan penyetelan. Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan produk tertera pada Tabel 9.

Tabel 9. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan miniatur pesawat ALAT, MESIN DAN PERLENGKAPAN Satuan jumlah

1 mesin kompressor besar Set 3

2 mesin kompressor kecil Set 1

3 Spraygun Set 6

4 Molding Set 5

5 mesin bor duduk Set 2

6 mesin bor tangan Set 2

7 Gerinda duduk Set 1

8 Gerinda tangan Set 2

9 Exaust Fan Set 4

10 Mesin Potong Set 1

11 Mesin Profil Set 1

12 Mesin amplas Set 1

13 Catok Set 1

14 Kalit Set 1

15 Air Brush Set 2

16 Pisau grafis Set 5

17 Cetak Sablon Set 1

18 Mesin Bubut kayu Set 1

PERLENGKAPAN

1 Isi Cater* Lsn -

2 Gagang Cater* Lsn -

3 Binder Klip besar* Dus -

4 Blinder Klip kecil* Dus -

5 Kuas 1 inc* Bh - 6 Kuas 1,5 Inc* Bh - 7 Kuas Lukis 4* Bh - 8 Kuas Lukis 6* Bh - 9 Kuas Lukis 8* Bh - 10 Kuas Lukis 12* Bh - 11 Screen Bh 75 12 Orakal Bh 9 13 Hair Dryer Bh 1

Ket : * jumlah perlengkapan tidak tentu

Sumber : Ozi Aircraft Models

Peralatan yang dimiliki saat ini sepenuhnya berasal dari dana yang dimiliki oleh Ozi Aircraft Models. Sampai saat ini belum pernah ada lembaga yang membantu memberikan mesin padahal masih

dibutuhkan beberapa mesin lagi agar pekerjaan lebih cepat dan setiap pekerja tidak perlu menunggu giliran dalam menggunakan mesin. Mesin yang masih diperlukan seperti mesin sablon, mesin semprot (spraygun) untuk digunakan oleh kelompok subkontrak, serta penggantian beberapa mesin yang sudah usang.

d. Proses Pembuatan miniatur pesawat

Dalam menghasilkan miniatur pesawat diperlukan ketelitian dan kesabaran karena setiap sudut dan bagian miniatur harus sesuai dan tepat. Selain itu warna, ukuran dan bentuk harus mirip dengan aslinya. Adapun proses pembuatan minatur pesawat di OAM masih digunakan secara manual (handmade) meski ada beberapa bagian yang menggunakan mesin dan sudah ada beberapa jenis pesawat yang mulai menggunakan mesin pencetak (molding). Tahapan pembuatan miniatur pesawat secara manual adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan Cetakan

Pesawat yang dibuat di OAM bermacam-macam sehingga diperlukan bagian pembuat master cetakan miniatur atau model (prototype) yang sesuai dengan permintaan konsumen. Proses ini adalah penentu hasil produksi karena apabila pada tahap ini salah maka tahap berikutnya juga akan salah. Proses pada bagian ini adalah sebagai berikut:

a) Siapkan model yang akan dijadikan master cetakan.

b) Oleskan lilin pada bagian samping setengah bagian model terlebih dahulu (misalnya badan pesawat sebelah kiri) agar cetakan rata dan model tidak bergerak.

c) Setelah lilin diratakan di sekeliling model yang akan dibuat, dioleskan mentega agar bahan tidak lengket.

d) Siapkan silikon yang telah diaduk rata dengan katalis dengan perbandingan 1:5 dan kemudian oleskan pada model yang sudah dioleskan mentega.

e) Tempelkan perban pada model yang telah diberi silikon kemudian tempelkan serat fiber (fibber glass) dan oleskan resin agar cetakan kuat.

f) Setelah diberi resin, model tersebut dikeringkan.

g) Buat cetakan untuk setengah bagian model lagi (badan pesawat sebelah kanan) dengan tahapan yang sama.

h) Setelah itu lepaskan lilin yang menempel pada seluruh bagian model, kemudian model dikeringkan dengan cara dijepit oleh binderclip.

i) Setelah dikeringkan, model dikeluarkan dan cetakan siap untuk digunakan oleh bagian cetak mentah.

2. Bagian Cetak Mentah

Pada bagian ini dilakukan proses pembuatan model pesawat yang akan dibuat dengan menggunakan master cetakan dari bagian pembuat master cetakan. Proses yang dilakukan pada bagian ini adalah sebagai berikut:

a) Campurkan talk, resin, dan katalis sesuai dengan takaran yang telah ditentukan.

b) Oleskan campuran bahan kimia tersebut ke dalam cetakan dengan menggunakan koas, tunggu hingga kering lalu pasangkan serat fiber (fibber glass) yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk cetakan.

c) Oleskan resin yang telah dicampur dengan katalis dengan menggunakan koas.

d) Pasangkan cetakan sehingga membentuk pesawat yang utuh, jepit dengan binderklip dan keringkan di bawah sinar matahari selama 5 menit.

3. Finishing

Bagian finishing merupakan bagian paling rumit karena harus merapikan pekerjaan yang telah dibuat oleh bagian cetak mentah. Barang yang dihasilkan oleh bagian cetak mentah belum sempurna,

barang yang dihasilkan masih kasar sehingga harus dihaluskan di bagian finishing. Proses pada bagian ini adalah:

a) Barang yang dihasilkan di bagian cetak mentah belum mulus sepenuhnya biasanya masih terdapat sisa-sisa fiber disekeliling model pesawat yang dicetak. Oleh karena itu, perlu dibersihkan dan dihaluskan dengan menggunakan amplas. Amplas yang digunkaan juga bermacam-macam mulai dari amplas 12, 24 dan 36, kemudian setelah diamplas dibersihkan dengan air dan terus digosok hingga mulus.

b) Setelah diamplas, kemudian pesawat di rapihkan dengan menutupi bagian yang masih berlubang, kemudian amplas kembali dan diberi cat dasar, kemudian diberikan cat warna sesuai dengan pesanan.

4. Sablon

Miniatur pesawat yang dihasilkan masih polos belum terdapat nama airlines, jenis pesawat maupun aksesoris yang mirip dengan pesawat sesungguhnya. Oleh karena itu, pada bagian sablon dilakukan proses pembuatan stiker berupa stiker jendela pesawat, nama pesawat, logo pesawat, jenis atau aksesoris lainnya yang diinginkan oleh pelanggan. Adapun proses pembuatan sablon ini adalah sebagai berikut:

a) Siapkan screen yaitu tempat cetakan sablon.

b) Siapkan gambar yang sudah didesain oleh bagian desain model seperti jendela, logo airlines, bendera negara dan bahan lain yang dibutuhkan sesuai pesanan.

c) Oleskan ulano pada screen sesuai dengan skala yang akan dibuat, setelah itu keringkan dengan hairdryer.

d) Tempelkan kertas yang sudah diceak oleh bagian desainer di atas screen.

e) Tutup dengan gabus dan diatas gambar tutup dengan kaca. f) Keringkan di bawah sinar matahari selama 3-5 menit.

g) Akan tampak gambar pada screen sesuai dengan cetakan yang sudah disiapkan.

h) Setelah itu dibersihkan dengan spraygun untuk menghilangkan kotoran dan debu.

i) Setelah cetakan pada screen selesai, maka proses sablon dapat dilakukan pada kertas stiker kemudian diserahkan pada bagian pemasangan stiker.

5. Pemasangan Stiker

Stiker yang dihasilkan pada bagian sablon kemudian diserahkan kepada bagian pemasangan stiker. Pada bagian pemasangan stiker diperlukan ketelitian karena stiker yang ditempel pada bagian pesawat sisi kiri harus sama dengan bagian sisi kanan. Oleh karena itu, tenaga kerja pada bagian ini mayoritas adalah perempuan. Proses pemasangan stiker ini adalah sebagai berikut:

a) Stiker yang sudah dibuat oleh bagian sablon diberi spraymount agar menempel pada pesawat yang sudah diserahkan oleh bagian finishing.

b) Pemasangan stiker menggunakan pisau grafis dengan menggosokan stiker ke bagian pesawat yang perlu diberi stiker. 6. Pernis

Pada tahap ini dilakukan pengecatan pada hasil akhir produk agar produk lebih tampak mengkilap dan menghilangkan debu-debu yang menempel pada miniatur.

7. Penyetelan

Pesawat yang sudah dipernis masuk ke bagian penyetelan yang tugasnya menyesuaikan ukuran badan dan sayap pesawat kemudian di beri nomor sesuai dengan pasangannya.

8. Pengepakan

Proses ini adalah prose akhir sebelum barang sampai ke tangan konsumen. Barang yang telah dibuat dikemas ke dalam kardus yang didalamnya terdapat gabus agar poduk tidak mudah pecah atau patah.

Proses pada bagian ini adalah:

a) Menyiapkan kardus sesuai dengan ukuran pesawat.

b) Menyiapkan gabus yang telah dibentuk untuk tempat produk pesawat yang dibuat.

c) Memasukan produk yang sudah jadi sesuai dengan nomor yang ditulis pada bagian penyetelan.

Pembuatan miniatur pesawat untuk jenis yang kecil biasanya selesai selama 3 hari, sedangkan untuk yang sedang selama satu minggu, untuk pesawat yang besar selama minimal 10 hari dan maksimal 2 minggu dan untuk pesawat yang sangat besar mencapai satu bulan. Proses produksi yang dijalankan di OAM sudah terstruktur hanya karena menggunakan cara manual sehingga waktu pengerjaannya lama. Proses pembuatan miniatur pesawat secara ringkas dapat dilihat padaGambar 7.

Gambar 7. Proses Pembuatan Miniatur Pesawat Pembuatan Cetakan Cetak Mentah Finishing Pemasangan Stiker Pernis Pembuatan Stiker Penyetelan Pemasaran Pengepakan

e. Ruang Produksi

Dalam melakukan proses produksi diperlukan ruang yang baik, nyaman dan kondusif bagi para pekerja. Ruang produksi OAM terletak tidak jauh dari rumah pemilik yaitu berada tepat depan rumah pemilik. Ruang yang digunakan sebesar 38 m2 yang terdiri dari ruang dalam dan luar. Ruang dalam biasanya digunakan untuk bagian pengecatan warna, penyetelan, sablon, pemasangan stiker, pernis, administrasi, gudang serta showroom miniatur pesawat. Bagian luar dipergunakan oleh bagian finishing, pembuat cetakan dan cetak mentah.

Ruang produksi yang digunakan saat ini belum sebanding dengan jumlah karyawan yang berjumlah 74 orang sementara ruang produksi hanya mampu menampung sebanyak kurang lebih 30 orang. Hal ini menyebabkan karyawan membawa pekerjaannya ke rumah masing- masing, sehingga pengawasan kurang dan akan berpengaruh pada hasil akhir produk. Selain lahan yang kurang luas, karyawan juga merasa kurang nyaman bekerja di ruang produksi karena adanya kebisingan yang berasal dari mesin kompresor yang mengganggu pendengaran karyawan. Dengan adanya keterbatasan ruangan ini menyebabkan sulitnya pemberdayaan masyarakat yang lebih banyak menyerap tenaga kerja.

f. Sistem pencatatan bagian produksi operasi

Terdapat beberapa pencatatan pada bagian produksi operasi yang digunakan untuk memberikan informasi mengenai hal yang berhubungan dengan bagian ini. Adapun pencatatan tersebut antara lain pencatatan persediaan bahan baku, kartu persediaan barang jadi, kertu persediaan barang dalam proses, pencatatan penerimaan barang dari bagian cetak mentah, bagian pemasangan stiker, bagian pustek, bagian sablon, bagian penyetelan, bagian pernis, bagian finishing. Selain itu juga terdapat data pengambilan bahan baku untuk kelompok pekerja subkontrak. Pencatatan tersebut selama ini dijalankan dengan rapi dan sangat baik oleh bagian administrasi.

Dokumen terkait