• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

4.5.1. Identifikasi Faktor Internal

1) Merek dan Produk sudah dikenal masyarakat luas

Keunikan produk yang ditawarkan oleh UKM OAM menjadi ketertarikan bagi media untuk mempublikasikan produknya. Dengan adanya publikasi yang juga menguntungkan bagi pihak UKM karena tidak memerlukan biaya yang tinggi dalam promosi membuat produk dan UKM ini dikenal oleh masyarakat luas. Terutama untuk penayangan program di TV yang dapat menjangkau masyarakat dalam jumlah yang besar.

2) Produk yang dihasilkan berkualitas

Dalam pembuatan miniatur, penilaian konsumen akan tertuju pada kesamaan produk miniatur dengan objek asli. Untuk karakteristik pembuatan miniatur dengan menggunakan tangan (handmade), produk OAM dapat menciptakan bentuk miniatur pesawat sesuai dengan aslinya.

3) Harga yang ditawarkan bersaing

Harga merupakan hal yang sangat sensitif bagi konsumen. Termasuk untuk produk UKM OAM, jika harga yang ditawarkan tinggi maka produk ini tidak akan dapat bersaing di pasar. Oleh karena itu, UKM OAM berani memberikan penawaran harga murah apabila pesanan terutama dari maskapai penerbangan dalam jumlah yang banyak. Penetapan harga tersebut sebenarnya tidak efisien karena UKM OAM belum memperhitungkan Harga Pokok Produksi (HPP) barang

setiap unit. Selama ini pemilik hanya memerhitungkan harga dan keuntungan berdasarkan perkiraan dan perasaan (feeling). Sehingga belum pernah dilakukan perhitungan HPP secara aktual. Namun, menurut pemilik UKM OAM, kerugian tersebut dapat tertutupi oleh jumlah produksi yang banyak sehingga biaya dapat ditekan.

4) Tempat distribusi strategis

Tempat distribusi sangat penting dalam memasarkan suatu produk. Jika sistem dan tempat distribusi semakin strategis, maka akan mudah memasuki pasar. Tempat distribusi yang strategis untuk produk miniatur pesawat adalah tempat-tempat wisata, kolektor miniatur, dan Bandara.

Dalam mendistribusikan produknya, UKM OAM telah memiliki showroom yang sangat strategis yaitu Jakarta dan Bali. Pengelolaan showroom dialkukan dalam bentuk kerjasama dengan salah satu agen yang pernah memasarkan produknya. Jadi, pengelolaan showroom di Jakarta yang tepatnya berlokasi di Mangga dua Square diserahkan pada orang kepercayaan dengan sistem konsinyasi. Distribusi di Jakarta juga dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan pihak outlet yang terletak di bandara. Outlet tersebut adalah Batik keris dan Galeri Keris. Selain itu juga untuk memperluas pasar, pihak manajemen Mangga Dua Square mengikuti klub travel agar memudahkan jaringan pasar dan dapat diikutsertakan dalam pameran-pameran travel. Distribusi di Bali juga terbilang strategis karena banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Tempat distribusi akan semakin strategis apabila UKM OAM memiliki showroom di pintu-pintu masuk wisatawan seperti bandara yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Sebagai contoh adalah Bandara Polonia di Medan dan Makasar

karena berdasarkan data BPS, bandara tersebut merupakan pintu masuk yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. 5) Pimpinan Tegas dan Kreatif

Pada dasarnya, miniatur pesawat yang dihasilkan UKM OAM adalah produk utama. Disamping memproduksi miniatur pesawat, UKM OAM juga dapat memproduksi miniatur lainnya sebagai contoh miniatur mobil dan miniatur lain sesuai dengan pesanan pelanggan. Namun, untuk pembuatan produk selain miniatur pesawat biasanya dikerjakan langsung oleh pimpinan UKM OAM dan melibatkan juga beberapa karyawan yang kompeten. Kreatifitas yang dimiliki pimpinan UKM OAM membuat usaha ini semakin maju. Sikap kreatif juga ditunjukkan dalam memimpin usaha dimana setiap masalah di UKM OAM terutama masalah baik internal maupun eksternal diselesaikan dengan berbagai cara dan ide.

Sikap tegas pemimpin juga dibutuhkan dalam mengelola suatu perusahaan. Ketegasan di UKM OAM dibutuhkan untuk mengendalikan sikap dan mentak karyawan yang masih rendah. 6) Lokasi dekat dengan Pemasok

Kedekatan lokasi dengan pemasok mempengaruhi pada tingkat persediaan bahan baku. Semakin dekat lokasi dengan pemasok akan semakin mudah dalam hal persediaan bahan baku. Lokasi pemasok bahan baku UKM OAM adalah Jakarta, Bogor dan Sukabumi.

7) Keahlian staf administrasi

Administrasi digunakan sebagai arsip baik untuk dijadikan sebagai informasi pada pihak internal maupun pihak eksternal. Dalam sebuah UKM, administrasi di UKM OAM sangat rapi dan teratur. Setiap pencatatan baik keuangan, persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi tercatat dengan baik.

Staf administrasi memiliki tingkat pendidikan yang sesuai dengan bidangnya saat ini yaitu berasal dari Diploma

Kesekretariatan. Selain disebabkan oleh kesesuaian bidang, pada bagian administrasi juga pernah mendapatkan pelatihan dari pendamping UKM yang merupakan salah satu program pemerintah dalam memberikan bantuan teknis pada UKM. 8) Penerapan E-commerce

Pemasaran di internet (e-commerce) sangat membantu untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Penerapan e- commerce UKM OAM dikelola oleh Divisi pemasaran yang memiliki keterampilan dan keahlian dalam teknologi dan berkomunikasi. Keahlian yang dimiliki oleh bagian pemasaran ini sangat membantu terwujudnya suatu transaksi.

b. Kelemahan Industri

1) Rendahnya Sikap dan Mental Karyawan

Karyawan UKM OAM seluruhnya berasal dari warga sekitar tempat usaha didirikan. Bahkan, beberapa orang karyawan merupakan keluarga dekat pemilik. Banyak sekali contoh sikap dan mental karyawan yang kurang baik selama bekerja di UKM OAM, seperti dalam hal ketidakjujuran, mengutamakan materi, kurang bertanggungjawab, bahkan tingkat loyalitas dan komitmen juga kurang.

Salah satu contoh sikap dan mental karyawan kurang adalah pada saat pengambilan karyawan oleh pesaing. Karyawan UKM OAM dijanjikan akan dibayar mahal oleh pesaing apabila bersedia untuk bekerja di tempat pesaing tersebut. Hal itu, menyebabkan beberapa karyawan senior UKM OAM yang sudah dipercaya oleh pimpinan, mengundurkan diri dari UKM OAM. Contoh lainnya adalah pengambilan bahan baku dan hasil produksi antar kelompok subkontrak dan menjadikan pekerjaan di UKM OAM sebagai sampingan. Sikap dan mental yang rendah ini akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas UKM OAM.

2) Kualitas Karyawan Kurang

Sebagian besar karyawan UKM OAM merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD). Namun, terdapat beberapa lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), STM, Diploma dan Sarjana. Lulusan yang termasuk lebih tinggi ditempatkan pada bidang yang sesuai dengan kemampuan mereka, seperti lulusan diploma ditempatkan pada bidang kesekretariatan, beberapa lulusan SMA dan STM ditempatkan pada bagian pemasaran dan desain gambar.

3) Manajemen Keuangan Belum Teratur

Sistem pencatatan keuangan di UKM OAM sebenarnya sudah rapi mulai dari faktur pembelian, faktur penjualan, terdapat laporan laba rugi, dan terdapat laporan arus kas. Namun, pencatatan tersebut dikendalikan oleh bagian administrasi dan bendahara. Bendahara di UKM OAM ini adalah istri dari pemilik UKM OAM dan keuangan dikelola oleh bendahara. Pencatatan dilakukan oleh dua orang sehingga sering terjadi kekeliruan perhitungan. Selain itu, karena pemegang keuangan adalah bendahara yang juga sebagai istri dari pimilik UKM OAM maka sering terjadi percampuran keuangan antara uang usaha dan uang pribadi.

4) Manajemen Persediaan Barang dan bahan baku belum teratur

Bahan baku dibeli pada saat dibutuhkan. Tidak ada perhitungan untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku. Sehingga, pada saat bahan baku habis, tenaga kerja harus menunggu atau tidak bekerja sampai bahan baku tersedia. Keterlambatan bahan baku ini akan mempengaruhi pada keterlambatan pengerjaan barang dan pengiriman pada konsumen. Selain adanya ketidakefisienan dalam hal waktu, hal ini juga berpengaruh pada biaya transportasi yang semakin tinggi.

5) Kurangnya Pengawasan Proses produksi dan Kualitas Kontrol terhadap kualitas hanya dilakukan pada saat penyerahan barang jadi kepada bagian pengawas atau pemilik. Barang dari bagian cetak mentah diserahkan kepada bagian pengawas cetak mentah untuk diperiksa, kemudian diserahkan pada bagian finishing. Setelah itu, barang jadi dari bagian finishing diserahkan pada pengawas bagian finishing. Jika barang yang dihasilkan bagus maka dilanjutkan pada bagian finishing akhir. Namun jika barang yang dihasilkan kurang bagus maka diserahkan kembali untuk dilakukan pengerjaan ulang.

Kurangnya kontrol kualitas ini, adalah dikarenakan pengawasan tidak secara intensif. Selain itu, bagian pengawasan kurang peka terhadap kesalahan pada produk. Terlebih lagi, apabila jumlah yang dihasilkan sagat banyak, sedangkan bagian pengawasan hanya 2 orang dan bagian pengawasan juga memiliki pekerjaan sendiri di bagian finishing akhir sehingga tidak fokus pada pengawasan kualitas. 6) Struktur Perusahaan Tidak Berjalan dengan Baik

Struktur perusahaan di UKM OAM masih berupa struktur lama yang belum mengalami pembaharuan. Orang-orang yang ditempatkan pada struktur lama sudah keluar dari perusahaan karena di ambil oleh pesaing untuk dijadikan karyawan. Karyawan yang bekerja di OAM saat ini adalah generasi baru, mereka masih dalam tahap pembelajaran dan belum sempat membentuk struktur baru dengan penempatan orang-orang baru. Meski masih ada beberapa yang ditugaskan sesuai dengan kedudukan mereka dalam organisasi, setiap orang belum menjalankan tugasnya masing-masing.

7) Etos Kerja dan disiplin Karyawan kurang

Karyawan UKM OAM diberikan kebebasan dalam bekerja baik pakaian, tempat pengerjaan dan tidak sulit untuk bekerja

di UKM OAM karena dengan modal kemauan dan tanggung jawab pimpinan akan menerima sebagai karyawan. Namun, kebebasan yang diberikan kepada karyawan selama ini, membuat etos dan disiplin kerja karyawan kurang. Sebagai contoh, jam masuk dan keluar kerja tidak sesuai dengan peraturan. Karyawan terkadang datang terlambat dan pulang cepat.

8) Tingkat Keamanan di Perusahaan Kurang

Setiap orang luar yang berkunjung ke UKM OAM bebas keluar masuk dan melakukan wawancara atau melihat proses yang dilakukan karyawan. Karyawan UKM OAM juga akan dengan mudah memberikan informasi pada orang luar. Hal ini yang menyebabkan dieksploitasinya beberapa karyawan UKM OAM yang sudah lama bekerja dan kompeten. Pada awalnya, orang luar tersebut bermaksud untuk membeli produk OAM, namun intensitas kunjungan semakin sering dan mengintimidasi karyawan untuk bergabung sebagai karyawan dan dijanjikan gaji lebih besar. Beberapa karyawan yang diintimidasi keluar dan pidah bekerja bersama orang luar yang saat ini menjadi pesaing UKM OAM di daerah Bogor. Oleh karena itu, sebaiknya tingkat keamanan terutama informasi harus lebih dijaga oleh pihak UKM OAM.

9) Kontrol Perusahaan Sulit

Stuktur organisasi perusahaan yang terdiri dari banyak divisi, menyulitkan pimpinan untuk mengontrol perusahaan. Terlebih lagi rendahnya mental dan sikap karyawan menyulitkan pimpinan dalam mengelola SDM yang lebih baik. 10)Lahan Kerja Kurang Luas dan kurang nyaman

Jumlah tenaga kerja yang bekerja di UKM OAM tidak sebanding dengan lahan kerja yang ada. Saat ini jumlah tenaga kerja adalah sebanyak 74 orang dan lahan kerja sebesar 38 m2. Kurangnya lahan kerja yang dimilik UKM OAM membuat

karyawan terutama bagian finishing untuk mengerjakan di rumah mereka. Terdapat juga karyawan yang membuat tempat kerja sendiri di lahan sekitar bengkel OAM dengan membuat terpal atau semacam saung produksi untuk kelompok masing- masing. Selain dikarenakan lahan yang kurang luas, kondisi tempat kerja juga terlalu bising oleh mesin kompresor sehingga pekerja lebih memilih bekerja di rumah.

Pekerjaan yang dibawa ke rumah karyawan sangat beresiko karena memungkinkan terjadinya ketidakjujuran karyawan, tidak adanya pengawasan sehingga kualitas dapat menurun. 11)Teknologi Minimal

Teknologi yang dimiliki UKM OAM jika dibandingkan dengan pesaing dalam negeri masih termasuk unggul, namun masih diperlukan beberapa mesin untuk mengganti mesin lama yang sudah hampir usang karena terjadinya depresiasi. Selain itu, diperlukan mesin injection (mould) untuk mempercepat proses produksi dan untuk mengungguli pesaing dari luar negeri karena pesaing Cina sudah menggunakan mesin. Penggunaan teknologi ini tidak akan mengurangi manfaat sosial dan ekonomi pada warga sekitar UKM OAM karena akan tetap dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak apabila pesanan semakin bertambah.

12)Tidak adanya perhitungan Harga Pokok Produksi secara Aktual

Informasi mengenai belum diketahui HPP ini diperoleh saat diskusi dengan pemilik UKM OAM. Selama ini, HPP barang hanya diperkirakan tanpa perhitungan aktual sehingga tidak dapat diprediksikan keuntungan yang diperoleh. Keuntungan yang diperoleh menurut bendahara adalah kelebihan dari penerimaan setelah dikurangi beban-beban yang telah dikeluarkan. Padahal nilai keuntungan tersebut belum bersih sepenuhnya karena harus masih dikurangkan dengan beban

penyusutan, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead yang seharusnya diposkan dalam kas.

13)Keterlambatan Waktu Pengiriman

Faktor yang mempengaruhi keterlambatan waktu pengiriman ini adalah teknologi manual, faktor cuaca, keterlambatan bahan baku, ketidakjelasan perintah dari atasan dan pengawasan yang kurang.

4.5.2. Identifikasi Faktor Eksternal

Dokumen terkait