• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Hasil Pengumpulan Data

3. Aspek Sumber Daya Komunikasi dan Informasi.

Menurut Van Meter dan van Horn (1974:465) dalam Widodo (2001:201), Sumber daya kebijakan (Policy Resources) harus juga tersedia dalam rangka untuk memperlancar administrasi suatu kebijakan. Aspek yang ditelaah dalam sumber daya mencakup nilai efisiensi yaitu bagaimana suatu proses pelaksanaan program kebijakan dapat menghasilkan output dan outcome yang maksimal hanya dengan menggunakan sumber daya yang minimal. Sumber-sumber penting dalam implementasi kebijakan yang dimaksud antara lain mencakup :

a. Staf. Dalam konteks ini, setiap staf harus memiliki keahlian dan kemampuan untuk melaksanakn tugas, anjuran, perintah dari atasan (pimpinan). Dalam konteks pelaksanaan implementasi Kartu Pegawai Elektronik, jumlah staf yang dipekerjakan untuk menangani Kartu Pegawai Elektronik sebanyak 4 orang, 1 orang Kassubbag Umum, 1 orang Kasubbag Monitoring dan Evaluasi, dan seorang Sekretaris. Disini terlihat bahwa sudah ada upaya ke arah efisiensi, diharapkan akan tercapai kinerja yang baik dari pelaksana tersebut dan tidak terjadi pemborosan sumber daya.

b. Dana. Diperlukan untuk membiayai operasionlisasi implementasi kebijaksanaan, dalam konteks Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung, Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung Implementasi Kartu Pegawai Elektronik dengan menganggarkan dalam APBD tahun berjalan dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam Dokumen Perencanaan dan Anggaran (DPA) Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.

c. Informasi. Informasi yang cukup dan relevan tentang bagaimana cara mengimplementasikan suatu kebijakan atau kesanggupan dari berbagai pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan tersebut. Hal tersebut dimaksudkan agar pelaksana tidak melakukan suatu kesalahan dalam menginterpretasikan tentang cara bagaimana mengimplementsikan kebijakan tersebut. Informasi ini penting sebagai sandaran bagi orang- orang yang terlibat dalam implementasi agar mereka mau melaksanakan dan mematuhi apa yang telah menjadi tugas dan tanggungjawabnya.

Informasi terkait pelaksanaan kebijakan Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung dapat dikatakan sudah baik, karena sudah ada komunikasi dan interaksi yang efektif antara pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN) dengan pelaksana kebijakan yaitu Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dengan adanya koordinasi dengan melakukan Perjalanan Dinas (SKPD) ke Badan Kepegawaian Negara terkait dengan arahan-arahan dan petunjuk yang diberikan terkait teknis implementasi Kartu Pegawai Elektronik serta untuk melaporkan secara periodik sejauhmana perkembangan dan kemajuan serta kendala yang dihadapi dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik selain itu Badan Kepegawaian Negara juga berperan aktif dengan melakukan kunjungan ke Kota Bandar Lampung. Untuk mengefektifkan penyebaran informasi Kartu Pegawai Elektronik Badan Kepegawaian Daerah membuka Loket Pelayanan Kartu Pegawai Elektronik yang bisa di akses pada jam–jam kerja. Pegawai Negari Sipil yang membutuhkan informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik bisa memanfaatkannya.

Tabel 11. Evaluasi Sumber Daya Komunikasi dan Informasi.

No Sumber daya Pelaksanaan

1. Sumber Daya Anggaran

 Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung implementasi Kartu Pegawai Elektronik dengan menganggarkan dalam APBD tahun berjalan dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam DPA Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.

2. Sumber Daya Manusia (PNS)

 Sumber Daya Manusia (PNS) BKD sudah memahami Tuposi-nya. Selain itu dalam proses perekaman data pegawai dilakukan oleh pihak ke-3 yaitu PT. Sucofindo.

 Sumber Daya Manusia (PNS) BKD memiliki kemampuan dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik. Pegawai Negari Sipil BKD sudah didukung oleh sebagian besar lulusan S1 sampai S2.

3. Sumber Daya Teknologi (Komputer)

 Secara teknis BKD Kota Bandar Lampung mengkoordinasikan kepada seluruh SKPD melalui Surat Edaran Walikota terkait jadwal perekaman data Pegawai Negari Sipil. Selanjutnya BKD menyiapkan lokasi untuk perekaman data Pegawai Negari Sipil oleh pihak Ke-3 (rekanan) dalam hal ini PT.

Sucofindo dengan mengunakan Teknologi yang memadai. 4. Sumber komunikasi dan Informasi (Frekwensi Sosialisasi Kartu Pegawai Elektronik kepada PNS)

 Melalui Rapat Koordinasi (RAKOR) Kepegawaian yang dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se-Kota Bandar Lampung. Selain itu dengan membuka Loket Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.

 Surat Edaran, Loket Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik.

(Sumber : Analisi Peneliti, 2014)

a. Mensukseskan program Kartu Pegawai Elektronik diperlukan sosialisasi program kepada seluruh Pegawai Negari Sipil, terutama media, cara berkomunikasi yang tepat guna, hal ini di „amini‟ oleh Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Sosialisasi kami lakukan melalui Rapat Koordinasi (RAKOR) Kepegawaian di Gedung Sumergow dan dengan membuka Loket Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.”

Diperkuat dengan pernyataan Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Media yang digunakan untuk sosialisasi Kartu Pegawai Elektronik adalah Melakukan Rapat Koordinasi (RAKOR) Kepegawaian di Gedung Sumergow pada tahun 2009 & 2010 mensosialisasikan Kartu Pegawai Elektronik keseluruh Kepala SKPD.”

Pendapat ibu Siti Supiah diperkuat oleh pendapat Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Rapat Koordinasi Kepegawaian,Surat edaran dan Loket pelayanan

Kartu Pegawai Elektronik”

Menurut Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung :

“Melalui kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) kepegawaian serta melalui surat kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait jadwal pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik dan melalui Loket Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar lampung.”

Sementara Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung: berpendapat :

“iya sudah ,ini kita lakukan melalui surat yang kita kirim melalui

satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada dilingkungan

pemerintah kota Bandar Lampung”

Dalam mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik terdapat kendala-kendala teknik dilapangan yang dihadapi seperti ketidak‟professional‟an pihak ke-3 dalam hal Ini adalah pihak PT. Sucofindo, seperti yang diutarakan Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Kendala teknis yang kami hadapi adalah alat atau perlengkapan yang disediakan oleh PT. Sucofindo untuk merekam data pegawai sering terjadi error atau kerusakan yang menyebabkan terjadinya antrian panjang dalam proses perekaman data Pegawai Negari Sipil.”

Dipertegas oleh Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Ya,yang kami rasakan adalah Kurang profesionalnya pihak ke-3 atau rekanan yang di tunjuk Badan Kepegawaian Negara, dalam hal ini pihak PT. Sucofindo. Terbatasnya personal sehingga membuat proses pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik menjadi sedikit terhambat (Antrian Panjang).”

Sementara Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung: berpendapat :

“Masih banyak Pegawai Negari Sipil yang kurang informasi terkait Kartu Pegawai Elektronik”

Hal senada juga di ungkapkan Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program, Monitoring, Dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Secara teknis pihak rekanan yaitu PT. Sucofindo kurang professional dalam menjalankan tugasnya, sehingga menimbulkan protes dan complain dari Pegawai Negari Sipil yang melakukan pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik. Dalam pelaksanaan pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik,kesiapan teknis (teknologi) disiapkan oleh rekanan Badan Kepegawaian Daerah yaitu PT Scopindo, Badan Kepegawaian Daerah hanya menyiapkan tempat/lokasi dan undangan pemfotoan bagi Pegawai Negari Sipil.”

Bapak Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung: sependapat dengan Ibu Siti Supiah :

“Ya yang saya rasakan adalah kurang profesional nya pihak skofindo yang menjadi rekanan Badan Kepegawaian Daerah dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik di kota Bandar Lampung”

b. Terkait implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada Pemerintah Kota Bandar Lampung, untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan kemudahan akses informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik bagi Pegawai Negeri Sipil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Staf Badan Kepegawaian Daerah siap memberikan penjelasan informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik pada Loket Pelayanan Infomasi. Pada jam-jam kerja banyak Pegawai Negari Sipil yang memanfaatkan Loket Pelayanan Informasi Kepegawaian dengan menanyakan terkait jadwal pemfotoan, kehilangan Kartu Pegawai Elektronik dan kesalahan penulisan NIP dan Nama Kartu Pegawai Elektronik.”

Selanjutnya Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung memaparkan:

“Badan Kepegawaian Daerah membuka Loket Pelayanan Infomasi Kartu Pegawai Elektronik. Banyak Pegawai Negari Sipil yang menanyakan terkait jadwal pemfotoan, kehilangan Kartu Pegawai Elektronik dan kesalahan penulisan NIP dan Nama Kartu Pegawai Elektronik ke Loket Pelayanan Kartu Pegawai Elektronik.”

Sementara Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung berpendapat:

“Badan Kepegawaian Daerah menyediakan Loket Pelayanan Infomasi Kartu Pegawai Elektronik. Beberapa Pegawai Negari Sipil setiap harinya menanyakan Informasi Kartu Pegawai Elektronik, semisal kapan jadwal pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik.”

Hal senada juga diungkapkan Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Badan Kepegawaian Daerah menyiapkan loket pelayanan infomasi tentang Kartu Pegawai Elektronik. Banyak Pegawai Negari Sipil yang memanfaatkannya misalnya saja menanyakan kapan jadwal foto Kartu Pegawai Elektronik, selanjutnya juga ada yang menanyakan bagaimana apabila ada kesalahan penulisan Nama dan NIP dalam Kartu Pegawai Elektronik.”

Sementara Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:berpendapat :

“Badan Kepegawaian Daerah menyediakan loket pelayanan infomasi Kartu Pegawai Elektronik. Banyak Pegawai Negari Sipil menanyakan informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik ke Badan Kepegawaian Daerah.”

c. Fokus masalah pada aspek Sumber Daya Manusia (PNS) dalam mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik, Sarana dan Prasarana dalam hal ini Sumber Daya Perangkat Teknologi seperti komputer dan alat pemfotoan, persoalan keuangan/biaya operasional, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Sudah mendukung, baik dalam Sumber Daya Manusia (PNS) dan didukung sumber daya teknologi yang canggih. Sumber Daya Manusia (PNS) Badan Kepegawaian Daerah sudah memahami Tuposi-nya. Selain itu dalam proses perekaman data pegawai dilakukan oleh pihak ke-3 yaitu PT. Sucofindo.”

Senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Ya tentu saja sudah cukup, Badan Kepegawaian Daerah memiliki Sumber Daya Manusia (PNS) yang cakap dan didukung sumber daya teknologi yang canggih. Sumber Daya Manusia (PNS) Badan Kepegawaian Daerah memiliki kemampuan dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik. Pegawai Negari Sipil Badan Kepegawaian Daerah sudah didukung oleh sebagian besar lulusan S1 sampai S2.”

Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung mengatakan:

“iya tentu saja baik SDM dalam hal ini Pegawai Negari Sipil dan teknologinya. SDM yang ada di Badan Kepegawaian Daerah sudah cukup baik karena didukung oleh lulusan S1 dan S2.”

Hal Senada juga diungkapkan oleh Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Iya sudah cukup untuk mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik,lagi pula Badan Kepegawaian Daerah hanya menyiapkan tempat dan undangan untuk pelaksanaan pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik,terkait dengan SDM,Staff Badan Kepegawaian Daerah sudah cukup menguasai teknologi informasi (computer). Staff Badan Kepegawaian Daerah sudah didukung lulusan S1 dan S2. ”

Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Ya kalau menurut saya sudah cukup.Sumber daya yang ada di Badan Kepegawaian Daerah baik itu manusianya maupun teknologi nya sudah cukup memadai. Sumber Daya Manusia (PNS) di Badan Kepegawaian Daerah sudah di dukung oleh lulusan perguruan tinggi sampai dengan lulusan Magister atau S2.”

Sedangkan Bapak Rahmat Sutomo selaku Kepala Seksi Verifikasi dan Distribusi Kartu Pegawai Elaktronik (KPE) Badan Kepegawaian Negara, mengatakan :

“Iya sudah. Kota Bandar Lampung tentu saja kami pandang mampu mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik. Badan Kepegawaian Negara dalam proses implementasi Kartu Pegawai Elektronik menunjuk pihak ke-3 sebagai rekanan dalam melakukan perekaman data Pegawai Negari Sipil seluruh Indonesia.”

Sementara untuk menunjang dan mendukung program implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada peerintah kota Bandar Lampung ,hal yang tidak kalah penting dan pokok adalah kesiapan dana sebagai modal dasar program Kartu Pegawai Elektronik, untuk itu pemerintah kota Bandar Lampung telah menganggarkan dana seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung dianggarkan dalam DPA Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung yang berinduk pada APBD Pemerintah Kota Bandar Lampung.”

Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung menerangkan bahwa :

“Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung implementasi

Kartu Pegawai Elektronik dengan menganggarkan dalam APBD tahun berjalan dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam DPA

Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.”

Menurut Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Sudah dianggarkan pada DPA Badan Kepegawaian Daerah kota

tiap tahunnnya”

Sementara menurut Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“Terkait dengan alokasi sumber dana selama ini pemerintah menganggarkan melalui APBD kota Bandar lampung yang dibebankan pada dokumen perencanaan dan anggaran (DPA)

badan kepegawaian daerah tiap tahunnnya.”

Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:

“iya sudah sejauh ini sudah dianggarkan dalam DPA pada

kepegawaian daerah tiap tahunnnya”

E. Pembahasan

Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan satu demi satu menurut fokus masalah yang telah ditentukan pada awal penelitian berdasarkan teori-teori evaluasi kebijakan publik. Peneliti terlebih dahulu mengikuti tahapan-tahapan dalam melakukan evaluasi kebijakan diantaranya adalah menetapkan indikator pencapaian tujuan dan sasaran program. Setelah itu akan dilakukan klasifikasi terhadap fokus masalah penelitian dalam Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung dengan menggunakan data hasil reduksi yang dirangkum dalam tabulasi analisis.

Program Implementasi Kartu Pegawai Elektronik merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam mengganti Kartu Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Kepegwaian Negara Nomor 7 tahun 2008, dimana tujuan utama bukan hanya mengganti Kartu Pegawai yang telah lama tetapi juga merupakan penggabungan Multifungsi kartu dan transaksi perbankan, dalam hal ini adalah transfer gaji, asuransi kesehatan.

Ketika sebuah program diimplementasikan, maka akan mulai terlihat baik atau tidaknya proses implementasi tersebut. Dengan demikian, untuk menilai ketepatan, manfaat dan efektifitas hasil kebijakan yang diimplementasikan tersebut diperlukan aktifitas evaluasi kebijakan.

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2008 menyatakan bahwa tujuan dari Kartu Pegawai Elektronik (KPE) adalah menggantikan fungi Kartu Pegawai (KARPEG) menjadi Kartu Pegawai Elektronik, dimana seluruh fungsi kartu pegawai dan transaksi perbankan akan dijadikan satu dengan kartu pegawai termasuk asuransi dan tabungan pensiun.

Sasaran dari Program Kartu Pegawai Elektronik ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung tanpa terkecuali. Untuk menetapkan indikator pencapaian tujuan dan sasaran, apakah implementasi Kartu Pegawai Elektronik sudah mencapai target penulis akan membuatkan tabel pengukuran indikator pencapaian tujuan dan sasaran implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Tabel 12.Identifikasi Tujuan dan Sasaran Program serta Penetapan Indikator Pencapaian Tujuan dan Sasaran Implementasi Kartu Pegawai Elektronik

Tujuan Program Indikator Tujuan Program Sasaran Program Indikator Sasaran Program Konversi Kartu Pegawai (KARPEG) dengan Kartu Pegawai Elektronik (KPE) a. Terkonversinya sedikitnya 90% Kartu Pegawai (KARPEG) menuju Kartu Pegawai Elektronik (KPE) bagi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung b. Adanya Kerja sama

dengan pihak ke-3 (rekanan) dalam hal ini adalah PT. Sucofindo, dalam hal perekaman data PNS c. Adanya Kerja sama

dengan pihak Perbankan antara lain BNI, BRI dan Bank Lampung dalam Otentikasi layanan Perbankan (Gaji) d. Tersedianya Loket Pelayanan Informasi dan Kartu Pegawai Elektronik. Terpenuhinya Kartu Pegawai Elektronik sekitar 9.361 Pegawai Negeri Sipil dengan seluruh fungsi KPE dapat digunakan secara multifungsi. a. Belum dilakukannya pendaftaran sekitar 1.500 pegawai negeri sipil (PNS) (yang belum memiliki KPE) b. Tidak profesioanal nya pihak ke-3 (Skofindo) dalam melakukan pemfotoan c. Fungsi dari KPE

hanya sebagai “pengganti” dari KARPEG d. Tertundanya program KPE disebabkan penggantian walikota

(Sumber : Analisis Peneliti, 2014)

Tahap Berikutya dalam melakukan evaluasi adalah analisis terhadap masalah. Pada tahap ini akan diinventarisir berbagai permasalahan terkait dengan pelaksanaan implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada Pemerintah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data yang diperoleh

peneliti, persoalan-persoalan yang muncul dalam pelaksaaan implemetasi Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di Pemerintah Kota Bandar Lampung antara lain :

1. Tuntutan dari Pegawai Negeri Sipil yang belum memiliki Kartu Pegawai Elektronik.

2. Fungsi dari Kartu Pegawai Elektronik hanya sebatas sebagai Konversi dari Kartu Pegawai Negeri Sipil (KARPEG).

3. Kerjasama “real” dengan pihak Bank Pemerintah Daerah (BPD) yaitu Bank Lampung belum terlaksana dalam hal Otentikasi Layanan Perbankan.

Permasalahan-permasalahan tersebut akan dideskripsikan sesuai dengan fokus masalah penelitian yang berdasar pada pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah penelitian,yaitu :

1. Apakah Implementasi Kartu Pegawai Elektronik telah mengarah pada seluruh Pegawai Negeri Sipil Kota Bandar Lampung?

2. Apakah Badan Kepegawaian Daerah selaku wakil Badan Kepegawaian Negara didaerah telah menjalankan program/kebijakan secara prosedur? 3. Sumber daya apa saja yang telah dikeluarkan dalam melaksanakan

program tersebut?

Berikut akan dimulai proses analisis terhadap masalah yang berkembang pada pelaksanaan Program Implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada Kota Bandar Lampung. Pemerintah Kota Bandar Lampung terdapat 11.480 Pegawai Negari Sipil dan sampai saat ini yang terdaftar dan memiliki Kartu