• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Hasil Pengumpulan Data

4. Deskripsi dan Standarisasi Kegiatan

Sesuai dengan peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 tahun 2008 tentang Implementasi Kartu Pegawai Elektronik, maka Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai salah satu pelaksana melakukan tahapan-tahapan dan standarisasi kegiatan dalam mewujudkan dan mensukseskan Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik pada seluruh Pegawai Negeri Sipil yang ada di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung tanpa terkecuali.

Standar-standar tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 13. Standarisasi Kegiatan dalam pelaksanaan program KPE No Standar Standarisasi Kegiatan

1 Administratif - Berkoordinasi dengan Badan Kepegawian Negara dengan cara mengirimkan staf untuk melakukan Perjalanan Dinas (SPPD) guna berkoordinasi dengan Badan Kepegawian Negara terkait prosedur administratif implementasi Kartu Pegawai Elektronik.

- Mensosialisasikan Kartu Pegawai Elektronik dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kepegawaian yang dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) se- Kota Bandar Lampung.

- Memberikan informasi Kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil dengan Media Komunikasi seperti Surat Edaran dan Loket Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.

- Perekaman data PNS yang berfungsi sebagai bahan pembuatan Kartu Pegawai Elektronik dengan membawa Fotocopy SK Terakhir dan KTP PNS.

2 Kerjasama dengan Pihak Rekanan

- Melakukan kerjasama dengan pihak Perbankan seperti Bank Lampung, BRI, BNI untuk memfungsikan Kartu Pegawai Elektronik sebagai Layanan Perbankan (sarana transfer uang) dan otentikasi pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil.

- Menunjuk Pihak PT. Sucofindo sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan perekaman data Pegawai Negeri Sipil (Nama, NIP, Foto dan Sidik jari Pegawai Negeri Sipil). - Komunikasi yang intensif dengan pihak

rekanan. 3 Manajemen

Sumber Daya

- Standar pengelolaan sumber daya adalah dengan cara melakukan kalkulasi yang matang agar diperoleh output yang maksimal dari pemanfaatan biaya operasional yang telah dianggarkan.

- Standar manajemen sumber daya fisik, terkait dengan hal tersebut adalah efisiensi pemanfaatan fasilitas, sarana dan prasarana serta peralatan untuk mengimplementasikan KPE.

Setelah melakukan standarisasi dan menetapkan berbagai indikator untuk mempermudah melakukan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran terhadap kinerja Program Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung yang akan dilihat secara menyeluruh melalui mekanisme prosedural.

Pada segi pencapaian tujuan dan ketepatan sasaran, akan diukur dengan melihat indikator-indikator yang telah dirumuskan pada tabel 12 di halaman 126. Dari keempat item yang dijadikan indikator tujuan program, ada satu indikator yang belum terpenuhi dalam pelaksanaan Program Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung yaitu Adanya Kerja sama dengan pihak Perbankan antara lain BNI, BRI dan Bank Lampung dalam Otentikasi layanan Perbankan (Gaji). Indikator tersebut tidak terpenuhi sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan Program Implementasi Kebijakan Konversi Kartu Pegawai (Karpeg) menuju Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung belum tercapai secara sempurna.

Berdasarkan dimensi Fungsional, fungsi Kartu Pegawai Elektronik hanya

sebatas sebagai “Pengganti” dalam artian secara fisik menggantikan

Kartu Pegawai (KARPEG) namun fungsi sebenarnya yang diharapkan sebagai kartu multiguna, selain sebagai kartu Identitas Pegawai Negeri Sipil diharapkan memberi manfaat untuk kemudahan pemberian layanan

kepegawaian. Fungsi perbankan belum terlaksana, Pegawai Negeri Sipil masih saja menerima gaji secara tunai setiap awal bulan melalui Bendahara Gaji Satuan Kerja Perangkat Daerah, pembayaran dana pensiunan masih belum terintegrasi secara maksimal dalam Kartu Pegawai Elektronik, hal ini disebabkan oleh proses “alih kekuasaan” yakni penggantian Walikota Bandar Lampung yang sebelumnya dijabat oleh Bapak Edi Sutrisno yang digantikan oleh Bapak Herman H.N memberikan dampak yang signifikan, progress Kartu Pegawai Elektronik menjadi terhenti yaitu fungsi utama kerjasama dengan perbankan menjadi mandek.

Mekamisme prosedural yang dijalankan pada proses pelaksanaan Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung belum memenuhi standar sempurnanya suatu kebijakan. Apabila dikomparasikan dengan standar yang telah ditentukan maka akan terlihat bahwa perhatian implementor terhadap aspek prosedural masih perlu dibenahi. Hal-hal yang bersifat prosedural memang sering kali hanya sebagai syarat formalitas berjalannya sebuah program kebijakan, tetapi persoalan yang dianggap sepele justru kadangkala menjadi penghambat kelancaran berjalannya sebuah kebijakan.

Mekanisme prosedural terkait dengan standar administrtif, dimana proses sosialisasi yang dilakukan cenderung bersifat seremonial, sosialisasi hanya dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung, padahal seharusnya sosialisasi tentang Kartu Pegawai Elektronik harus menggena kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil yang akan menggunakan Kartu Pegawai Elektronik. Kepala SKPD yang sudah mendapatkan sosialisasi tentang Kartu Pegawai Elektronik tidak meneruskan informasi yang didapat kepada seluruh bawahannya, terkait dengan Jadwal Perkaman data Pegawai Negari Sipil. Hasil observasi peneliti menemukan hal ini terjadi pada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yang notabene memilliki jumah Pegawai Negeri Sipil yang banyak.

Keterlibatan Stakeholders dalam hal ini pihak Perbankan dalam Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung mutlak diperlukan demi keberhasilan suatu program. Pihak Perbankan dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik adalah Bank Lampung, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Nasional Indonesia (BNI) yang akan diajak kerjasama untuk memfungsikan Kartu Pegawai Elektronik sebagai Layanan Perbankan dan otentikasi pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil terhenti dikarenakan pergantian Walikota.

Kegagalan kerja sama yang dijalin oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan Pihak Perbankan tentu saja membuat kebijakan yang ingin diimplementasikan tidak akan mampu berjalan dengan maksimal.

Hasil observasi, peneliti menemukan hal diluar kemampuan Implementor dalam Implementasi Kartu Pegawai Elektronik yaitu faktor pergantian Walikota ke Bapak Herman H.N yang menyebabkan proses ini terhenti. Badan Kepegawaian Daerah sudah melakukan telaah staf ke Walikota Bandar Lampung untuk segera melakukan kerjasama dengan pihak ke-3 terkait fungsi Kartu Pegawai Elektronik dan hasilnya Badan Kepegawaian Daerah diperintahkan untuk membagikan Kartu Pegawai Elektronik kepada seluruh Pegawai Negari Sipil tanpa adaya layanan perbankan dalam Kartu Pegawai Elektronik.

Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung selaku perwakilan dari Pemerintah Kota Bandar Lampung menjalin kerjasama dengan tiga bank yaitu Bank Lampung, BNI dan BRI untuk mengaktifkan Layanan Perbankan pada Kartu Pegawai Elektronik. Sudah ada 3 Surat Permohonan yang intinya mengajak Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk berkerja sama mengaktifan Layanan Perbankan, yang pertama dari Bank Lampung tertanggal 18 November 2010, Perihal Mohon Penandatangganan Surat Perjanjian Kerja sama tentang Kartu Pegawai Elektronik, kedua dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) tertanggal 5 Januari tahun 2010 perihal Penawaran Kerjasama Payroll dan Kartu Pegawai Elektronik (KPE).

Ketiga dari Bank Nasional Indonesia (BNI) tertanggal 15 Januari tahun 2010 perihal Penawaran Kerjasama Kartu Pegawai Elektronik (KPE) bagi Pegawai Negari Sipil. Adanya Surat Edaran Gubernur Nomor :

800/3201/II.12/2009 tertanggal 30 desember 2009 prihal Implementasi Kartu Pegawai Elektronik dalam Pointer 2 merekomendasikan Implemntasi/Penerapan Kartu Pegawai Elektronik bagi Pegawai Negari Sipil dilingkungan Pemerintah Provinsi Lampung dan Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung untuk melakukan kerjasama dengan Pihak Bank Pemerinta Daerah (BPD) dalam hal ini Bank Lampung untuk Otentikasi Pembayaran Gaji membuat pihak Bank Lampung terdepan dalam membuat kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam Otentikasi Pembayaran Gaji Pegawai Negari Sipil.

Hasil observasi, peneliti menemukan kurangnya kemampuan dari Bank Pemerintah Daerah (BPD) dalam hal ini Bank Lampung dalam Otentikasi Pembayaran Gaji Pegawai Negari Sipil, hal ini bisa dilihat dari jumlah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang Bank Lampung miliki, jelas tidak sebanding dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Bandar Lampung sejumlah 11.480 Pegawai Negari Sipil. Hal ini tentu saja berpotensi menimbulkan masalah baru bagi Pegawai Negari Sipil Kota Bandar Lampung dalam hal pembayaran gaji. Pada saat pembayaran gaji diawal bulan, Pegawai Negari Sipil bisa memenuhi ATM Bank Lampung untuk menarik uang gaji, dengan jumlah ATM Bank Lampung yang terbatas tentu saja bisa membuat antrian yang panjang. Kita berharap kebijakan ini bisa mempermudah layanan kepegawaian bagi Pegawai Negari Sipil dalam pembayaran gaji Pegawai Negari Sipil bukan justru menimbulkan masalah baru.