• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek yang Mempengaruhi Kesepadanan Makna Terjemahan

Dalam dokumen NINUK SHOLIKHAH AKHIROH (Halaman 92-97)

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian 1 Teknik Penerjemahan

2. Aspek yang Mempengaruhi Kesepadanan Makna Terjemahan

Penilaian kualitas terjemahan melibatkan masalah-masalah penerjemahan dan kesalahan terjemahan. Masalah yang muncul dalam proses penerjemahan dapat diatasi jika penerjemah memiliki kompetensi yang diperlukan dalam menerjemahkan. Permasalahan penerjemahan meliputi masalah linguistik (leksikal, sintaktik dan tekstual) dan masalah ekstra-linguistik (budaya, tematik dan ensiklopedik). Pada tingkat yang lebih tinggi, ada masalah transfer. Sejauh mana masalah tersebut mempengaruhi kesepadanan makna, dibahas dalam kajian mengenai aspek –aspek yang mempengaruhi kesepadanan makna terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia.

2.1Aspek Transfer

Aspek transfer merupakan kemampuan untuk melaksanakan seluruh proses transfer dari teks sumber ke teks terjemahan. Masalah transfer ini meliputi pemahaman, deverbalisasi dan pemisahan antara dua bahasa (kontrol terhadap pengaruh), pengungkapan kembali dan pemilihan metode penerjemahan yang

82

paling tepat. Aspek transfer termasuk aspek penting, karena mewadahi dua aspek lain, yakni aspek linguistik dan ekstralinguistik.

Salah satu bagian penting dari aspek transfer adalah pemahaman. Kesalahan memahami kalimat-kalimat BSu sangat berpengaruh pada tingkat kesepadanan makna. Kalimat terjemahan bernilai 3, yang merupakan jumlah terbanyak menurut hasil pembahasan, disebabkan kegagalan penerjemah memahami informasi penting dan informasi pelengkap dalam kalimat BSu sehingga menyebabkan penerjemah tidak cermat melakukan pemotongan dan penambahan informasi dalam kalimat BSu.

Pemilihan metode penerjemahan dan kemampuan mengontrol pengaruh BSu dan BSa yang juga merupakan aspek transfer juga berpengaruh besar terhadap kesepadanan makna. Para rater yang menilai kualitas terjemahan berita Internasional di koran Seputar Indonesia memberi pendapat bahwa cukup banyak diantara kalimat BSu yang diterjemahkan secara bebas. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa sinyalemen tersebut memang benar. Banyaknya data mengenai penghilangan dan penambahan informasi, modulasi, perbedaan aliran informasi menunjukkan kecenderungan menggunakan metode penerjemahan bebas. Sayangnya, dalam cukup banyak kasus, penerjemahan bebas ini mengurangi keakuratan pesan. Hal ini disebabkan karena penerjemahan bebas yang dilakukan penerjemah cenderung menyebabkan penghilangan informasi penting dan perubahan tematik. Wartawan penerjemah di koran Seputar Indonesia cenderung lebih terkontrol oleh pengaruh BSa, sehingga pelaksanaan penerjemahan cenderung menekankan pada kepentingan pembaca BSa.

83 2.2Aspek Linguistik (Linguistic Aspect)

Aspek linguistik meliputi masalah leksikal, sintaktik dan tekstual. Masalah leksikal merupakan masalah yang terkait dengan pemilihan kata (perbendaharaan kata). Masalah sintaktik terkait dengan penyusunan beberapa kata di dalam kalimat. Sedangkan aspek tekstual terkait dengan satuan dasar bahasa dalam penggunaan. Dengan kata lain, aspek tekstual terkait dengan pembahasan kalimat sebagai bagian dari teks. Aspek tekstual tampak pada struktur yang melibatkan tema, yaitu struktur tematik dan aliran informasi.

Dari hasil analisis data, ditemukan bahwa aspek linguistik yang berupa ketepatan pemilihan kata (lexical choice) merupakan penyebab utama ketidak- akuratan kalimat terjemahan. Mayoritas kalimat terjemahan bernilai 4 disebabkan karena kesalahan terjemahan, yang berarti, penerjemah tidak mampu memilih kata yang tepat untuk memberikan padanan terhadap kata atau frase pada BSu. Sebaliknya, pemilihan leksikal yang tepat juga banyak berperan dalam mencapai kalimat terjemahan dengan nilai maksimal (nilai 1). Semua kalimat dengan tingkat kesepadanan makna yang tinggi, dihasilkan dari pemilihan kata yang tepat, sehingga menghasilkan padanan yang tepat antara BSu dengan BSa.

Ketepatan pemilihan padanan juga didukung oleh ketepatan sintaktik (penyusunan kata dalam kalimat). Pengetahuan linguistik penerjemah tentang word order dalam BSu dan BSa membuat penerjemah dapat menyusun kata-kata dengan susunan yang tepat, sehingga mampu menampilakan padanan yang tepat. Secara keseluruhan, aspek sintaktik ini memberi efek positif terhadap tingkat

84

kesepadanan makna, karena sangat sedikit kalimat yang kurang akurat karena ketidaktepatan susunan kata.

Dalam pembahasan tentang terjemahan berita Internasional di koran Seputar Indonesia ini, aspek tekstual terlihat memiliki pengaruh besar terhadap terjemahan. Hal ini terbukti dengan banyaknya data yang menunjukkan perbedaan aliran informasi (tematik) antara kalimat BSu dan BSa. Perbedaan tematik ini terdapat pada kalimat terjemahan bernilai 2, serta pada banyak kalimat terjemahan yang bernilai 3. Selain itu, juga terdapat pengubahan susunan kalimat dalam sebuah teks. Hal ini disebabkan karena logika teks sumber kadang meloncat- loncat, sehingga wartawan merasa perlu melakukan pengubahan guna menjaga koherensi antar kalimat.

2.3Aspek Ekstralinguistik (Extra-linguistic Aspect)

Aspek ekstralinguistik meliputi masalah budaya, tematik dan ensiklopedik. Aspek ekstralinguistik juga melibatkan pengetahuan tentang teori penerjemahan dan pengetahuan tentang jurnalisme, yang dalam hal ini menjadi satuan kerja wartawan. Masalah budaya meliputi pengetahuan dua budaya (bicultural knowledge), yakni budaya BSu dan BSa. Masalah tematik yang dimaksud dalam aspek ekstralinguistik ini berbeda dengan tematik dalam aspek tekstual-linguistik. Disini tematik yang dimaksud adalah pengetahuan tentang tema atau topik yang dibahas dalam teks BSu. Sementara aspek ensiklopedik merupakan pengetahuan umum tentang berbagai bidang.

85

Aspek ekstralinguistik terbukti cukup berpengaruh terhadap tingkat kesepadanan makna. Pengetahuan dua budaya yang dimiliki penerjemah membuatnya dapat menerapkan teknik penerjemahan dengan tepat, misalnya penggunaan established equivalent, partikularisasi maupun generalisasi. Dari hasil wawancara dengan wartawan memang disebutkan bahwa pengetahuan tentang idiom ataupun peristilahan tertentu (aspek tematik-ekstralinguistik) merupakan modal yang harus dimiliki wartawan penerjemah dalam proses kerja di institusinya. Tanpa pengetahuan tersebut, penerjemah tidak akan dapat memilih kata yang tepat untuk memberikan padanan untuk istilah tertentu.

Aspek ekstralinguistik yang berupa kebijakan institusi media terbukti memiliki pengaruh yang besar terhadap terjemahan. Misalnya kebijakan mengenai space berita, yang sangat mempengaruhi penerjemahan judul. Kaidah tentang struktur dan fungsi teks berita secara teoretis, memberi masukan penting bagi penerjemah tentang bagian inti (bagian yang harus ada) dan bagian pelengkap sebuah teks berita. Dengan demikian penerjemah akan dapat dengan cermat memilih bagian mana dari teks berita yang harus dipertahankan, dan bagian mana yang dapat dihilangkan. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh terhadap ketepatan pemilihan teknik penerjemahan yang akhirnya mempengaruhi kesepadanan makna.

Dalam pembahasan data, aspek pengetahuan tematik pada beberapa contoh justru berdampak buruk terhadap proses kerja penerjemah. Pengetahuan penerjemah tentang topik berita yang ditulisnya, seringkali mendorongnya untuk memberikan penambahan informasi yang menyebabkan berkurangnya keakuratan

86

pesan. Hal itu terbukti pada beberapa data yang dinilai kurang akurat karena penambahan informasi yang tidak terdapat di BSu. Namun, tidak juga dipungkiri bahwa pengetahuan wartawan tentang berita yang ditulisnya, membuatnya akurat melakukan pemilihan kata sebagai padanan yang tepat.

Dalam dokumen NINUK SHOLIKHAH AKHIROH (Halaman 92-97)

Dokumen terkait