• Tidak ada hasil yang ditemukan

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NINUK SHOLIKHAH AKHIROH"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL

YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik

Minat Utama Bidang Penerjemahan

Disusun oleh:

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH S.130907008

PROGRAM STUDI LINGUISTIK PENERJEMAHAN PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL

YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA

Oleh:

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH S.130907008

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Pada tanggal: ……….

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, MA, Ph.D Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana NIP. 196303281992011001 NIP. 1944060211965112001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Linguistik

(3)

iii

ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL

YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA

Oleh:

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH S.130907008

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji Pada tanggal: ……….

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua : Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D ………

NIP.

Sekretaris : Dr. Tri Wiratno, MA ……… NIP.

Anggota : Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., MA, Ph.D ………. Penguji NIP. 196303281992011001

Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana ………. NIP. 1944060211965112001

Mengetahui,

Direktur Program Pasca Sarjana UNS Ketua Program Studi Linguistik

(4)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama : Ninuk Sholikhah Akhiroh NIM : S.130907008

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Juli 2010

Yang membuat pernyataan

(5)

v

MOTTO

- Achievement in Any Placement - (My Own Motivating Words)

Tesis Ini Kupersembahkan untuk: Ibu

Bapak Kakak, Adik

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Alhamdulillaahirobbil‘alamiin. Yang utama penulis mengucap syukur kepada Allah Ta‘ala atas selesainya penyusunan tesis ini. Sungguh merupakan perjuangan yang tak akan berhasil tanpa rahmat dan karunia-Nya, serta dukungan doa dan motivasi dari semua pihak yang memberikan perhatian pada penulis dalam penyusunan tesis yang berjudul ―ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA‖ ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D selaku direktur Program Pascasarjana UNS atas perkenannya memberi ijin penulisan tesis ini. 2. Bapak Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., MA, Ph.D selaku ketua Program

Studi Linguistik Pascasarjana UNS, serta pembimbing tesis penulis, yang telah sangat banyak membantu dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini.

3. Ibu Prof. Dr. M. Sri Samiati Tarjana selaku pembimbing tesis penulis, yang dengan sabar memberi bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D, selaku ketua sidang tesis

5. Bapak Dr. Tri Wiratno, MA, selaku sekertaris sidang tesis, sekaligus rater dalam penulisan tesis ini.

6. Keluarga besarku atas dukungan doa dan segalanya.

7. Syarifudin Koran Sindo, yang membuka jalanku untuk menulis tesis ini. Terimakasih atas bantuannya yang ramah dan menyenangkan.

(7)

vii

9. Ibu Umi Pujiyanti, SS, M.Hum yang telah bersedia menjadi tempat bertanya.

10.Teman-temanku Linguistik Penerjemahan 07. Hurry up Friends! →e‘ve been late. →e don‘t want to be very late, do we?

11.Seluruh dosen dan karyawan program studi linguistik pascasarjana UNS 12.Semua pihak yang mungkin belum tersampaikan, yang telah membantu

dan mendukung penulis dalam penyusunan tesis ini.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan balasan dengan balasan yang sebaik-baiknya.

Akhirnya, walaupun banyak kekurangan, penulis berharap tesis ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

(8)

viii ABSTRAK

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH. S.130907008. 2010. ANALISIS KESEPADANAN MAKNA TERJEMAHAN BERITA INTERNASIONAL YANG TERBIT DI KORAN SEPUTAR INDONESIA. (Tesis. Pascasarjana Program Linguistik, Minat Utama Penerjemahan. Universitas Sebelas Maret Surakarta).

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan teknik penerjemahan, aspek yang mempengaruhi kesepadanan makna, serta kesepadanan makna (keakuratan) terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif terpancang untuk kasus tunggal. Jenis data objektif berupa dokumen teks berita di halaman Internasional koran Seputar Indonesia, dan dokumen teks sumber berita. Jenis data afektif berupa informan ahli bidang penerjemahan yang memberikan informasi tentang kesepadanan makna terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia, dan wartawan yang menulis berita tersebut. Teknik cuplikan yang digunakan adalah teknik purposif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengkaji dokumen dan wawancara.

(9)

ix

(aspek sintaktik) yang memberi efek positif terhadap kesepadanan makna; pengubahan struktur tematik dan aliran informasi (aspeks tekstual) yang tidak mengurangi keakuratan pesan, namun menyebabkan perbedaan tematik. Pengaruh aspek ekstralinguistik terhadap kesepadanan makna terlihat pada: pemahaman budaya Bsu dan Bsa yang memberi pengaruh positif dan negatif terhadap kesepadanan makna; kebijakan institusi media dan kaidah umum jurnalisme yang memberi efek negatif terhadap kesepadanan makna; kurangnya pengetahuan tentang teori penerjemahan dan ilmu linguistik aplikatif yang memberi efek negatif terhadap kesepadanan makna, serta wawasan pengetahuan penerjemah yang memberi efek positif dan negatif terhadap kesepadanan makna.

(10)

x ABSTRACT

NINUK SHOLIKHAH AKHIROH. S130907008. 2010. THE ANALYSIS OF EQUIVALENCE IN THE TRANSLATION OF INTERNASIONAL NEWS IN SEPUTAR INDONESIA DAILY (Tesis. Postgraduate Program in Linguistic, Majoring in Translation Studies. Sebelas Maret University of Surakarta)

Objectives: This research is aimed to analyze and describe translation technique, aspects influencing equivalence, and equivalence (accuracy) in the translation of Internasional news in Seputar Indonesia daily.

Methods: This is a descriptive qualitative research with single embedded case. The objective data is the document of news text in the page Internasional in Seputar Indonesia daily, and the document of source text from which the translated text was taken. The affective data is informan mastering translation field who gives information about equivalence of the translation of International news in Seputar Indonesia daily, and journalist writing the news. This research uses purposive sampling technique. Data collecting technique used in this research is document analysis and interview.

(11)

xi

pattern. The degree of equivalence is also affected by extralinguistic aspect in the form of cultural, thematic (knowledge about topic discussed) and encyclopedic problem. Media institution policy and general rule of journalism give negative aspect on accuracy. The lack of knowledge in translation theory and apllied linguistics gives negative aspect on accuracy. The translator‘s encyclopedic knowledge gives negative and positive effect on accuracy.

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan informasi aktual dan faktual telah menjadi tuntutan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Keinginan masyarakat untuk selalu mengetahui berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di lingkup lokal, nasional maupun internasional telah menjadikan berita sebagai kebutuhan pokok masyarakat.

Puluhan saluran TV yang dapat diakses setiap saat, selalu menempatkan berita sebagai menu unggulan diantara beragam tayangan mereka. Bahkan sejumlah stasiun TV memang mengkhususkan diri sebagai stasiun saluran berita. Sementara di media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan lain-lain, berita merupakan menu utama.

(13)

2

Sebagaimana sumber berita yang lain, surat kabar membawakan pembacanya detil informasi dari tempat terjadinya peristiwa, meskipun tidak secepat berita di televisi maupun internet. Walaupun para wartawan surat kabar dapat mengumpulkan berita secepat wartawan televisi, namun surat kabar memilki siklus terbit. Maka, secepat apapun berita didapat, berita tersebut harus menunggu jadwal cetaknya untuk dapat disampaikan pada masyarakat, tidak seperti pada televisi yang bisa secepat mungkin menayangkan berita terkini pada program breaking news.

Dengan pengaruh globalisasi, berita mancanegara, apalagi tentang topik-topik yang populer telah menjadi kebutuhan informasi yang penting untuk masyarakat, sama pentingnya dengan berita lokal maupun nasional. Isu-isu terhangat dari luar negeri telah menjadi informasi yang senatiasa ingin di update oleh masyarakat Indonesia dewasa ini.

Segala informasi tentang berbagai peristiwa dari segala penjuru dunia ditampilkan pada halaman demi halaman surat kabar. Untuk berbagai berita yang terjadi di luar Indonesia, kebanyakan surat kabar menempatkannya di halaman khusus, terpisah dari berita-berita tentang peristiwa lokal maupun nasional, yaitu halaman Internasional. Halaman ini memang khusus menyajikan berita dari luar negeri, baik berita ringan maupun berita yang sangat penting.

(14)

3

presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, beberapa saat yang lalu. Beberapa terbitan koran mengirimkan tim liputan langsung ke Amerika Serikat.

Namun demikian, tidak pada setiap kesempatan pengelola media mampu mengirimkan wartawan ke luar negeri untuk sebuah liputan. Keterbatasan dana dan waktu bisa jadi adalah penyebab utamanya. Oleh karena itu, kebanyakan berita di halaman Internasional biasanya diambil dari berita jadi yang di download dari situs penyedia berita. Situs berita yang sering dimanfaatkan para wartawan untuk mendownload berita mancanegara, antara lain adalah: AFP, AP, Reuters, BBC, dan lain-lain. Untuk situs berita non-Indonesia, tentu saja berita yang ditampilkan berbahasa Inggris. Dalam hal ini, media-lah yang akan mengolahnya menjadi berita berbahasa Indonesia yang dikonsumsi seluruh kalangan masyarakat Indonesia.

(15)

4

Proses penerjemahan berita berbahasa Inggris sampai menjadi berita jadi di koran merupakan proses yang sangat kompleks. Berita sebagai konsumsi publik harus menampilkan informasi yang akurat, independen, objektif dan tanpa prasangka. Begitupun terjemahan berita, harus menyampaikan kandungan pesan dari teks sumber berita, dengan kemasan yang mudah dipahami dan natural. Untuk mencapai hal ini sangatlah tidak mudah. Keberadaan media yang tidak lepas dari bias, pengaruh berbagai kelompok serta kondisi masyarakat, menjadikan keakuratan terjemahan berita sebagai sesuatu yang sangat harus diperjuangkan agar dapat tercapai.

Dalam proses penerjemahan berita berbahasa Inggris menjadi berita halaman Internasional yang berbahasa Indonesia, wartawan penerjemah merupakan jembatan yang menghubungkan pembaca bahasa sasaran (BSa) dengan teks bahasa sumber (BSu). Tidak semua pembaca surat kabar di Indonesia menguasai bahasa Inggris, kalau tidak bisa dikatakan sedikit. Pembaca BSa tersebut ingin mendapatkan informasi yang disampaikan dalam sebuah teks BSu. Akan tetapi, karena mereka tidak memiliki kompetensi dalam bahasa Inggris, mereka menjadi lay person yang menggantungkan sepenuhnya pada penerjemah, untuk mengetahui pesan yang dikandung sebuah teks.

(16)

5

membentuk opini masyarakat. Apa yang telah diterjemahkan oleh wartawan dan diterbitkan di halaman Internasional, dianggap sebagai fakta yang sahih di mata pembaca. Pembaca surat kabar, hampir tidak mungkin melakukan kroscek dengan membandingkan berita yang ditampilkan di halaman Internasional dengan teks berita asli dari situs berita. Oleh karena itu, pertanyaan tentang "Sudah cukup sepadankah makna terjemahan berita yang terbit di koran dengan teks berita aslinya" menjadi hal yang sangat penting untuk dianalisis.

(17)

6

Cuplikan contoh data berikut akan dapat menujukkan sisi kompleks dan menarik dari sebuah analisis kesepadanan makna terjemahan berita.

Lead

TSu: JERUSALEM, June 29 (Reuters) – Israel‘s Defence Ministry said on Monday it had approved construction of 50 new homes at a West Bank settlement as part of a plan for 1.450 housing units, an expansion that defies a U.S call for a settlement freeze.

TSa: YERUSALEM (SI) Kementerian Pertahanan Israel menyetujui pembangunan 50 unit rumah baru pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Puluhan unit rumah tersebut merupakan bagian dari rencana pembangunan 1.450 unit rumah di Tepi Barat meskipun ditentang Amerika Serikat (AS).

Bagian tersebut adalah bagian lead, bagian terpenting sebuah teks berita yang menjawab pertanyaan who, where, when, why, what dan how. Bagian ini berfungsi mengusik pembaca untuk terus mebaca keseluruhan teks.

Wartawan memecah satu kalimat pada teks sumber menjadi dua kalimat dalam teks terjemahannya. Keputusan ini terbilang tepat, mengingat posisi penting lead sebagai bagian pemancing minat pembaca. Jika kalimat tersebut terlalu panjang, akan lebih sulit dimengerti, dan inti berita pun kurang jelas. Pemecahan kalimat tersebut sekaligus mempertegas adanya tentangan pemerintah Amerika Serikat terhadap pembangunan pemukiman tersebut. Kalimat ke dua, dibuat dengan mengeluarkan informasi penjelas pada teks sumber, yakni: an expansion that defies a U.S call for a settlement freeze, menjadi sebuah kalimat independen.

(18)

7

Palestina, dimana masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan keberpihakan tersendiri atas kedua kubu tersebut.

Kesepadanan dan kualitas merupakan hal yang terkait erat. Sebuah terjemahan dianggap berkualitas jika mampu menghasilkan padanan yang paling optimal antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran.

The notion of equivalence is the conceptual basis of translation and, to quote Catford, the central problem of translation practice is that of finding TL equivalents. A central task of translation theory is therefore that of defining the nature and conditions of translation equivalence (House, 1965 dalam Cuellar)

Kesepadanan itu sendiri oleh para pakar penerjemahan disampaikan dalam berbagai konsep, dengan beragam parameter. Dalam penelitian ini, konsep kesepadanan yang dimaksud adalah kesepadanan makna, atau keakuratan. Dalam beberapa rujukan tentang indikator terjemahan yang berkualitas, kesepadanan makna atau keakuratan merupakan indikator terjemahan yang berkualitas, disamping keterbacaan dan keberterimaan.

(19)

8

pelaksanaan penilaian tingkat kesepadanan itu sendiri tidak akan lepas dari konteksnya.

B. Pembatasan Masalah

Kajian tentang kualitas terjemahan cakupannya luas, mulai dari satuan lingual yang akan dibahas maupun kriteria yang akan digunakan untuk menilai. Oleh karena itu, penulis merumuskan batasan masalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah berita halaman Internasional yang terbit di koran Seputar Indonesia (Sindo), dengan fokus penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

2. Satuan lingual yang akan diteliti adalah kalimat, sebagai bagian teks (text unit).

3. Kriteria penilaian adalah tingkat keakuratan penyampaian pesan dengan menggunakan Accuracy-rating Instrument.

C. Rumusan Masalah

Terdapat berbagai kriteria untuk menilai kualitas terjemahan. Penulis menggunakan pendekatan analisis kesepadanan makna teks terjemahan dengan teks sumber. Penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Teknik apa yang digunakan penerjemah?

2. Aspek apa yang mempengaruhi kesepadanan makna teks terjemahan dengan teks sumber?

(20)

9

D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :

1. Menggambarkan teknik yang digunakan penerjemah.

2. Mengidentifikasi aspek apa yang mempengaruhi kesepadanan makna antara teks terjemahan dengan teks sumber.

3. Menggambarkan kesepadanan makna teks terjemahan dengan teks sumber.

E. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan gambaran tentang aplikasi penilaian kualitas terjemahan, juga gambaran kesepadanan makna terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Sindo.

2. Dapat memberikan gambaran tentang teknik penerjemahan dan faktor-faktor yang berperan dalam penerjemahan teks media, dan pengaruhnya terhadap kesepadanan makna terjemahan.

(21)

10 BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori 1. Hakikat Penerjemahan

Penerjemahan adalah ilmu kebahasaan yang bisa dikatakan masih baru karena disiplin ilmu ini baru muncul sekitar abad ke 19. Terdapat berbagai definisi penerjemahan yang dikemukakan oleh para pakar penerjemahan, dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing. Diantaranya adalah Catford, yang mengatakan bahwa penerjemahan adalah "the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in other language (TL)" (1965:

20). Menurut Catford, penerjemahan merupakan proses penggantian materi tekstual dari sebuah bahasa oleh materi tekstual yang sepadan, dalam bahasa yang lain. Berikutnya, Seleskovich (dalam Riccardi, 2002: 81) menyebutkan bahwa "translation in a broad sense indicate the activity of transferring a message into a

(22)

11

mengungkapkan maknanya dan kemudian gaya bahasanya (Kridalaksana dalam Nababan, 2003: 20-21). House mendefinisikan penerjemahan sebagai penggantian sebuah teks bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran yang sepadan secara semantik dan pragmatik (1977: 30)

Dari beberapa definisi penerjemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, hakikat penerjemahan adalah suatu kegiatan pengalihan pesan dari Bahasa Sumber ke Bahasa Sasaran, dengan sangat menekankan pada kesepadanan antara keduanya.

2. Proses Penerjemahan

2.1 Proses Penerjemahan

Proses penerjemahan adalah suatu model yang dimaksudkan untuk menerangkan proses berfikir yang dilakukan penerjemah saat melakukan penerjemahan. Proses penerjemahan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang penerjemah pada saat dia mengalihkan amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran (Nababan, 2003: 24).

Nida dan Taber , menggambarkan proses penerjemahan yang dinamis, dalam bagan berikut:

Bagan 1: Proses penerjemahan menurut Nida dan Taber (Suryawinata & Haryanto, 2003:24)

Bentuk teks BSu Bentuk teks BSa

Analisis Restrukturisasi

(23)

12

Berdasarkan bagan tersebut, proses terjemahan terdiri dari 3 langkah: 1. Tahap analisis. Pada tahap ini, penerjemah menganalisis teks BSu dalam

hal hubungan gramatikal, makna kata dan rangkaian kata-kata, untuk memahami makna atau isi teks BSu secara keseluruhan.

2. Tahap transfer. Pada tahap ini, makna teks BSu yang telah dipahami, ditransfer dalam pikiran penerjemah.

3. Tahap restrukturisasi. Pada tahap ini, makna yang telah dipahami tersebut, disusun kembali ke dalam BSa, sesuai kaidah yang berlaku dalam BSa.

2.2 Proses Penerjemahan di Koran

Proses penerjemahan yang berlaku di koran juga mengikuti ketentuan proses penerjemahan secara umum. Bedanya adalah, bahwa proses penerjemahan yang terjadi di sebuah institusi media, tentu saja banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai jurnalistik, visi dan misi, gaya bahasa dan gaya penulisan serta paradigma dari sebuah institusi media. Karena aspek-aspek itulah, proses penerjemahan di koran lebih kompleks daripada proses penerjemahan secara umum.

(24)

13

2.3 Proses Penerjemahan di Koran Seputar Indonesia

Perlu ditegaskan kembali bahwa dalam penelitian ini, yang menjadi kajian adalah kalimat terjemahan yang terbit di koran, yang telah mengalami editing oleh redaktur. Berikut adalah alur kerja penerjemahan di koran Sindo:

(Bagan 2: Proses Kerja Penerbitan Berita Internasional di koran Sindo)

Proses penerjemahan di koran Sindo, diawali dengan rapat informal yang dipimpin redaktur, yang diikuti dengan penugasan kepada wartawan untuk

Teks BSu Mencari sumber berita

Naskah berita Penerjemahan oleh wartawan

Editing oleh Redaktur/Asisten Redaktur

Editor Bahasa

Layout / Desain

Koreksi oleh Asisten Redaktur Dicetak

Acc. oleh Redaktur

Percetakan

(25)

14

mencari berita terbaru dari sebuah isu. Wartawan kemudian memulai tugas tersebut dengan mengumpulkan sumber – sumber berita dari beberapa kantor berita asing, dengan mempertimbangkan : angle (sudut pandang) kantor berita, serta keberpihakan media asing dan keberpihakan pembaca dalam sebuah isu. Penggunaan beberapa sumber dianggap perlu utuk mengikuti alur cerita sumber utama dan untuk memperlengkap detail.

Pemotongan kalimat-kalimat pada teks BSu menjadi hal yang sangat lazim ditemui dalam penerjemahan di media manapun. Penggunaan lebih dari 1 teks berita sumber, tentu saja mengharuskan penerjemah untuk tidak menerjemahkan semua kalimat pada teks sumber. Alasan utama adalah masalah keterbatasan space. Sebuah teks headline dibatasi minimal 3000 karakter tanpa spasi dan

maksimal 4000 karakter tanpa spasi.

(26)

15

Setelah mendapat teks BSu, wartawan mulai menerjemahkan. Proses penerjemahan memerlukan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan proses pencarian sumber berita. Waktu yang diperlukan untuk menerjemahkan berkisar 30 menit sampai 1,5 jam, tergantung pengalaman masing – masing penerjemah. Semakin berpengalaman seorang penerjemah, semakin cepat dia menerjemahkan. Alat bantu yang biasa digunakan adalah kamus bahasa Inggris, didukung dengan pemahaman tentang idiom – idiom khusus dan pemahaman terhadap serapan kata asing ke kata Indonesia.

Wartawan melaksanakan tugas menerjemahkan dengan berbagai peraturan dan kebijakan institusi media. Penerjemahan judul, misalnya, dipatok space sekitar 2 sampai 5 kata, lebih dari itu tidak bisa dimuat di koran. Ketika judul di naskah asli tidak menarik, diperbolehkan membuat judul sendiri yang lebih menarik pembaca, yang tetap sesuai dengan isi berita. Jadi tidak harus sama dengan judul pada teks aslinya.

Setelah penerjemahan dan penulisan oleh wartawan lengkap, naskah tersebut akan diperiksa oleh asisten redaktur atau redaktur untuk diedit dari sisi alur logika, kebenaran penerjemahan, hingga ketepatan penulisan kata – kata serapan. Hasil tulisan yang sudah diedit oleh asisten redaktur /redaktur, masuk ke bagian editor bahasa untuk diedit kembali hingga mengurangi kesalahan penulisan kata.

(27)

16

direktur. Hasil koreksi kemudian diberikan kepada redaktur untuk disetujui masuk ke bagian percetakan. Akhirnya terbitlah koran dari percetakan.

3. Metode, Strategi, Teknik dan Masalah Penerjemahan

Salah satu poin dalam penelitian ini adalah menganalisis teknik penerjemahan, oleh karena itu terlebih dahulu perlu disampaikan konsep tentang teknik penerjemahan. Konsep teknik seringkali dianggap rancu atau saling tumpang tindih (overlapping) dengan metode dan strategi. Berdasarkan hal itulah perlu disampaikan definisi tentang ketiga peristilahan tersebut agar memberikan pemahaman yang lebih jelas.

3.1.Metode Penerjemahan

Dalam Macquarie Dictionary (1982), metode adalah cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu (Machali, 2000:48). Berdasarkan acuan ini, Machali menyimpulkan dua butir penting tentang metode penerjemahan. Pertama, cara melakukan penerjemahan dan yang kedua adalah rencana dalam pelaksanaan penerjemahan. Pelaksanaan penerjemahan dilakukan dalam tiga tahap penting, yang biasa disebut proses penerjemahan, yakni: analisis, pengalihan dan penyerasian. Dalam pelaksanaannya, ketiga tahap tersebut dijalankan dengan menggunakan cara tertentu, dan cara itulah yang kita sebut metode.

(28)

17

Dari dua kelompok besar metode penerjemahan tersebut, Newmark menyampaikan delapan metode penerjemahan yang secara garis besarnya berpangkal pada dua dua ideologi yakni orientasi ke BSu atau BSa. Metode-metode tersebut disampaikan dalam diagram V:

Bagan 3: Metode Penerjemahan (Newmark, 1988:45)

Berorientasi ke BSu Berorientasi ke BSa

Penerjemahan kata demi kata Adaptasi Penerjemahan harfiah Penerjemahan bebas

Penerjemahan setia Penerjemahan idiomatik Penerjemahan semantis Penerjemahan komunikatif

Diagram V ini menunjukkan bahwa, dari delapan metode penerjemahan yang diajukan Newmark, empat berorientasi ke BSu dan empat lainnya berorientasi ke BSa.

Translation method refers to the way a particular translation process is

carried out in terms of the translator’s objective, i.e., a global option that affects

the whole text‖ (Molina & Albir, 2001:507) Definisi ini senada dengan definisi

(29)

18 3.2 Strategi Penerjemahan

Metode apapaun yang dipilih, penerjemah akan selalu menghadapi masalah dalam proses penerjemahan baik karena ada unit-unit tertentu yang memang sulit, atau karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan penerjemah. Dalam kondisi inilah diperlukan strategi penerjemahan, yang didefinisikan Molina & Albir sebagai ―the procedures (conscious or unconscious, verbal or

non-verbal) used by the translator to solve the problems that emerge when carrying

out the translation process with a particular objective in mind‖ (2002:508).

Strategi merupakan prosedur yang disadari atau tidak, verbal atau non-verbal, yang digunakan oleh penerjemah untuk menyelesaikan masalah yang muncul saat menerjemahkan, dengan tujuan tertentu. Strategi menyangkut unit-unit mikro.

Newmark menyampaikan berbagai strategi penerjemahan, yang disebutnya sebagai ―translation procedures‖. Diantara beberapa strategi penerjemahan yang

dikemukakan oleh Newmark adalah: Naturalisation, Cultural equivalent, Functional equivalent, Descriptive equivalent, Synonymy, Shifts or

Transpositions, Modulation, Compensation, Componential analysis, Reduction

and expansion, Paraphrase, Notes, Addition, Glosses.

(30)

19

Analisis Komponensial; (4) Sinonim; (5) Terjemahan Resmi; (6) Penyusutan dan Perluasan; (7) Penambahan; (8) Penghapusan dan (9) Modulasi.

3.3 Teknik Penerjemahan

Dari ketiga peristilahan yang dibahas dalam bagian ini, teknik dan strategi merupakan dua istilah yang seringkali membingungkan. Baik strategi maupun teknik berada pada tataran mikro. Keduanya merupakan hal penting dalam penyelesaian masalah yang muncul dalam proses penerjemahan. Strategi membuka cara menemukan solusi yang tepat, dan solusi ini diwujudkan dengan menggunakan teknik tertentu. ―Strategies and techniques occupy different places

in problem solving: strategies are part of the process, techniques affect the result

(Molina & Albir, 2002:508). Jadi perbedaan mendasar antara strategi dan teknik adalah, bahwa strategi merupakan bagian dari proses, sementara teknik dapat dilihat dari produk.

Teknik penerjemahan bersifat praktis, berbeda dengan metode yang bersifat normatif. Teknik penerjemahan secara langsung berkaitan dengan permasalahan praktis penerjemahan dan pemecahannya (Machali, 2000:77). Dalam kaitan dengan analisis terjemahan, Albir dan Molina mendefinisikan teknik penerjemahan sebagai berikut: ―We define translation techniques as procedures to

(31)

20 1. Mempengaruhi hasil terjemahan

2. Diklasifikasikan dengan membandingkan dengan teks aslinya 3. Mempengaruhi unit mikro teks

[image:31.595.108.520.258.657.2]

4. Bersifat diskursif dan kontekstual 5. Bersifat fungsional

Tabel 1: Classification of translation techniques (Molina & Albir, 2002:511)

Adaptation Baseball (E) Futbol (Sp)

Amplification (A)Ramadan, the Muslim month of fasting (E)

Borrowing Pure: Lobby (E)  Lobby (Sp)

Naturalized: Meeting (E)  Mitin (Sp) Calque Ecole normale (F)  Normal School (E)

Compensation I was seeking thee, Flathead (E)  En verite, c‘est bien toi que je cherche, O Tete-Plate (F)

Description Panetton (I)  The traditional Italian cake eaten on New Year‘s eve (E)

Discursive creation Rumble fish (E)  La ley de la calle (Sp)

Established equivalent They are as like as two peas (E)  Se parecen como dos gotas de agua (Sp)

Generalization Guichet, fenetre, devanture (F) fi Window (E) Linguistic amplification No way (E)  De ninguna de las maneras (Sp) Linguistic compression Yes, so what? (E)  Y? (Sp)

Literal translation She is reading (E)  Ella esta leyendo (Sp) Modulation (A) You are going to have a child (Sp) Particularization Window (E)  Guichet, fenetre, devanture (F) Reduction Ramadan, the Muslim month of fasting (Sp) 

(A) Substitution (linguistic, paralinguistic)

Put your hand on your heart (A)  Thank you (E) Transposition He will soon be back (E)  No tardara en venir (Sp) Variation Introduction or change of dialectical indicators,

changes of tone, etc.

1)Adaptasi (Adaptation): mengganti elemen budaya BSu dengan BSa. Misal: BSu: cricket (bahasa Inggris)

(32)

21

2) Amplifikasi (Amplification): menyampaikan detil yang tidak terdapat dalam BSu, yang dapat berwujud informasi atau parafrase yang bersifat eksplisit. Delisle menyebutnya addition (penambahan).

Misal: BSu: Ramadan (bahasa Arab),

BSa: Ramadan, the Muslim month of fasting (bahasa Inggris)

3) Peminjaman (Borrowing): mengambil kata atau ekspresi langsung dari bahasa lain. Peminjaman ini berbentuk peminjaman murni (pure borrowing) dan peminjaman dengan penyesuaian (naturalized borrowing).

Misal: BSu: artistic (bahasa Inggris)

BSa: artistik (bahasa Indonesia)  peminjaman dengan penyesuaian BSu: reshuffle (bahasa Inggris)

BSa: reshuffle (bahasa Indonesia)  peminjaman murni

4) Calque: penerjemahan secara literal atas kata atau frase dari bahasa asing, yang dapat berwujud leksikal atau struktural.

Misal: BSu: primary school (bahasa Inggris) BSa: sekolah dasar (bahasa Indonesia)

5) Kompensasi (compensation): memperkenalkan elemen informasi BSu yang mengandung efek stilistika ke dalam BSa.

Misal: BSu = Man attempts, the will of God prevails (bahasa Inggris) BSa = Manusia berusaha, kehendak Tuhan berkuasa (bahasa Inggris) 6) Deskripsi (Description): mengganti sebuah istilah atau ekspresi, dengan

sebuah deskripsi bentuk dan atau fungsinya. Misal: BSu: panetton (bahasa Italia)

BSa: traditional Italian cake eaten on New Year’s eve‖ (bahasa Inggris) 7) Discursive Creation: menampilkan kesepadanan sementara yang tidak terduga

(33)

22 BSa: La ley de la calle (bahasa Spanyol)

8) Established Equivalent: menggunakan istilah atau ekspresi yang dikenal (dalam kamus atau penggunaan sehari-hari) sebagai padanan dalam BSa. Misal: BSu: Attorney General (bahasa Inggris)

BSa: Jaksa Agung (bahasa Indonesia)

9) Generalisasi (Generalization): menggunakan istilah yang lebih umum dan lebih netral.

Misal: BSu: mansion (bahasa Inggris) BSa: rumah (bahasa Indonesia)

10) Linguistic Amplification: menambahkan elemen linguistik. Teknik ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan konsekutif dan sulih suara.

Misal: BSu: ―Shall we?‖ (bahasa Inggris)

BSa: ―Bisa kita berangkat sekarang?‖ (bahasa Indonesia)

11) Linguistic Compression: mensintesa unsur-unsur linguistik dalam BSa. Ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan simultan dan sub-titling.

Misal: BSu: ―I want you to know‖ (bahasa Inggris) BSa: ―Ketahuilah‖ (bahasa Indonesia)

12) Literal Translation: menerjemahkan kata atau ekspresi secara kata per kata. Misal: BSu: Ministry of Education (bahasa Inggris)

BSa: Departemen Pendidikan (bahasa Indonesia)

13) Modulasi (Modulation): mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitan dengan BSu, bisa bersifat leksikal atau struktural. Misal: BSu: He denied stealing the wallet (bahasa Inggris)

BSa: Dia tidak mengakui telah mencuri dompet (bahasa Indonesia) 14) Partikularisasi (Particularization): menggunakan istilah yang lebih spesifik

(34)

23

Misal: BSu: Developed countries rejected the protocol (bahasa Inggris) BSa: Negara maju menolak Protokol Kyoto (bahasa Indonesia)

15) Reduksi (Reduction): mengurangi elemen tertentu dari BSu. Reduksi juga disebut pengurangan atau penghilangan. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi.

Misal: BSu: Ramadan, the Moslem month of fasting (bahasa Inggris) BSa: Ramadan (bahasa Indonesia)

16) Subtitusi (Subtitution): mengubah elemen linguistik ke dalam paralinguistic atau sebaliknya. Teknik ini sering digunakan dalam penerjemahan lisan. Misal: BSu: Gestur menundukkan kepala (bahasa Indonesia)

BSa: Kata ―shy‖ (bahasa Inggris)

17) Transposisi (Transposition): mengubah sebuah kategori gramatikal dalam kaitannya dengan BSu.

Misal: BSu: Beny dimarahi ayah (bahasa Indonesia) BSa: Father got angry with Beny (bahasa Inggris)

18) Variasi (Variation): mengubah elemen linguistik atau paralinguistik (misalnya: intonasi dan gestur) yang mempengaruhi aspek-aspek variasi linguistik: pengubahan ton secara tekstual, gaya, dialek sosial, dialek gegrafis, dan lain-lain.

Misal: Mengubah ton ketika menerjemahkan novel untuk anak-anak

(35)

24

19. Addition : menambah elemen stilistika dan informasi yang tidak terdapat pada teks sumber.

Misal: BSu: … the Islamic republic will not back down from its rights.

BSa: … Teheran tidak akan mundur untuk mempertahankan haknya memiliki teknologi nuklir.

20. Omission : penghilangan elemen yang ada pada teks sumber Misal: BSu: Iran will enrich uranium to 20%, says Ahmadinejad BSa: Iran produksi uranium 20%

3.4. Masalah Penerjemahan

Masalah yang dihadapi penerjemah saat menerjemahkan bervariasi. Namun secara garis besarnya dapat digolongkan dalam masalah linguistik, masalah ekstralinguistik dan masalah transfer. Masalah penerjemahan terkait erat dengan kompetensi dan subkompetensi yang dimiliki penerjemah untuk dapat melaksanakan proses penerjemahan. Kemampuan menyelesaikan masalah, menuntut kompeten-kompetensi tersebut.

(36)

25

Masalah ekstralinguistik merupakan masalah diluar kebahasaan yang mempengaruhi proses kerja seorang penerjemah. Karena penerjemahan merupakan cabang linguistik terapan, maka permasalahan diluar kebahasaan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan penerjemah untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik. Masalah ekstralinguitik terkait dengan masalah budaya, masalah tematik dan masalah ensiklopedik. Masalah budaya meliputi pemahaman budaya BSu dan BSa. Masalah tematik menyangkut pengetahuan tentang tema atau topik dari teks yang diterjemahkan. Sedangkan masalah ensiklopedik menyangkut pengetahuan tentang berbagai hal secara umum, yang bersinggungan dengan teks yang diterjemahkan.

Masalah transfer merupakan kompetensi sangat penting yang harus dimiliki penerjemah. Kemampuan transfer yang bersifat umum, melingkupi aspek-aspek lainnya dalam permasalah penerjemahan, seperti aspek linguistik dan ekstralinguistik. Permasalahan transfer meliputi pemahaman, deverbalisasi dan pemisahan dua bahasa (kemampuan mengontrol pengaruh BSa terhadap BSu, atau sebaliknya), penyampaian kembali dalam BSu, termasuk juga pemilihan metode penerjemahan yang tepat.

Semua aspek tersebut memiliki hubungan saling terkait, yang mempengaruhi tingkat kesepadanan makna terjemahan.

4. Penilaian Kualitas Terjemahan (Translation Quality Asseessment)

(37)

26

evaluation of professional translator (penilaian terhadap penerjemah profesional) dan the evaluation in transation teaching (penilaian dalam pengajaran penerjemahan) (Melis & Albir, 2001:2). Penilaian terhadap karya terjemahan yang diterbitkan bertujuan untuk menilai sebuah terjemahan, mendiskusikan kelebihan dan kekurangannya dan kadang-kadang mengajukan solusi. Kritik independen atas penerjemahan media merupakan contoh dari tipe penilaian jenis ini. Dalam hal ini, pertimbangan penilaian akan terkait dengan fidelity dan quality (kualitas). Fidelity dalam hal ini adalah kesetiaan terhadap pesan yang disampaikan teks sumber. Penilaian harus dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian yang objektif dan reliabel.

(38)

27

4.1 Parameter dan Strategi Penilaian Kualitas Terjemahan

Penilaian kualitas terjemahan sering dipandang sebagai sesuatu yang subjektif. Parameter tentang terjemahan yang berkualitas muncul dalam berbagai aliran pendapat. Selama beberapa dekade, para pakar penerjemahan telah berupaya untuk mengembangkan sejumlah parameter dan prosedur penilaian terjemahan yang seobjektif mungkin.

Sejarah penilaian terjemahan dimulai dari masa pre-lingustik yang menggunakan parameter terjemahan bebas dan terjemahan literal. Selanjutnya, diajukan prinsip Dynamic Equivalence oleh Nida (1964). Di tahun 1969 Nida dan Taber menyarankan penggunaan Cloze Test sebagai parameter penilaian kualitas terjemahan. Carrol (1966) menyatakan bahwa kualitas terjemahan dapat diukur dengan Rate of Informativeness and Intelligibility (Al Qinai, 2000:498).

Newmark (1988), Hatim dan Mason (1990) dan House (1981, 1997) mengajukan berbagai parameter penilaian kualitas terjemahan, yang dapat disarikan sebagai berikut: 1) Textual Typology (province) and Tenor, 2) Formal Correspondence, 3) Coherence of Thematic Structure, 4) Cohesion, 5) Text-Pragmatic (Dynamic) Equivalence, 6) Lexical Properties (Register), 7) Grammatical/Syntactic Equivalence. (Ibid, 499). Berbagai pendapat ini tidak lepas

(39)

28

Gerzymisch dan Arbogast (2001: 229-239) menyatakan bahwa kontroversi seputar kesepadanan sebagai parameter penilaian kualitas terjemahan diakibatkan karena adanya kebingungan penggunaan istilah kesepadanan pada 2 level linguistik, yakni kesepadanan pada level sistem dan kesepadanan pada level teks. Pada level linguistik, strategi dan parameter yang digunakan: 1) Texts and Translation Features in Perspective, 2) Texts Represented as Semantic Network (Text Mapping), yang meliputi: extracting networks from texst, coherence, text topic and thematic patterns, isotopic patterns. Pada level teks, parameter yang digunakan adalah: 1) Text and Translation Sample, yang meliputi: coherence, topic and thematic patterns, isotopic pattern, 2) The Evaluation Problem yang meliputi: text-specific equivalence dan parameter ranking, 3) Motivation for Translation Variance and Invariance in Translation.

William (2001: 326-344) menyampaikan bahwa penilaian kualitas terjemahan dapat digolongkan dalam 2 model, yakni Models with Qualitative Dimension seperti yang digunakan Sept (1979) dan Sical (1986) dan Non-quantitative Model, Textological Models, seperti yang digunakan Nord (1991) dan

House (1997). Kedua pendekatan tersebut masing-masing memiliki kelemahan, sehingga William mengajukan sebuah teori yang berupaya mewadahi 2 model tersebut dengan mengembangkan Argumentative Theory untuk menilai kualitas terjemahan.

(40)

29

tepat, 2) penggunaan pilihan kosakata, idiom, peristilahan dan register yang tepat, 3) kohesi, koherensi dan organisasi teks, 4) keakuratan dalam aspek teknis, misalnya tanda baca dan sebagainya (Munday, 2001:30).

Nababan berpendapat bahwa kualitas suatu terjemahan, pada umumnya dikaitkan dengan konsep keakuratan pengalihan pesan (accuracy), yang didalamnya sekaligus mengandung konsep keberterimaan (acceptability) dan keterbacaan teks bahasa sasaran (readability) (JLB, 2, 2004:54).

Senada dengan yang diungkapkan Nababan, Baker mengatakan:

“ Accuracy is no doubt an important aim in translation but it is also important to bear in mind that the use of common target-language patterns which are familiar to the target reader plays an important role in keeping the communication channels open” (1992:57)

Baker mengemukakan dua poin penting dalam gagasan ini, yaitu: keakuratan dan penggunaan pola-pola bahasa yang familiar dengan pembaca bahasa sasaran. Jadi selain akurasi, Baker juga menekankan pada pentingnya keberterimaan dan keterbacaan bagi pembaca bahasa sasaran.

Akurasi merupakan ukuran sejauh mana tingkat kesesuaian terjemahan dengan teks sumbernya. Accuracy is a term used in translation evaluation to refer to the extent to which a translation matches its original (Shuttleworth, Cowie, 1997:3). Dalam konsep ini, kualitas terjemahan ditentukan oleh ketepatan penyampaian pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Apa yang dimaksudkan dalam teks sumber harus disampaikan dengan setepat mungkin.

(41)

30

menggunakan kata-kata yang cocok dengan makna yang dikandung bahasa sasaran, seringkali kata-kata atau kalimat tersebut tidak lazim dikenal dan digunakan dalam bahasa sasaran.

Keterbacaan merujuk pada mudah atau tidaknya sebuah terjemahan dibaca dan dimengerti oleh pembacanya (Richard et.al. dalam Nababan, 2003:53). Faktor pembaca menjadi hal penting dalam mengkaji keterbacaan. Konsep keterbacaan menyangkut keterbacaan bahasa sumber dan bahasa sasaran, namun dalam konteks penilaian kualitas terjemahan, keterbacaan lebih ditekankan pada keterbacaan teks bahasa sasaran, dimata pembaca target. Ketiga kriteria tersebut lalu diukur dengan merujuk pada parameter pengukuran yang telah disampaikan oleh beberapa pakar penerjemahan, ataupun menggunakan skala pengukuran sendiri yang ilmiah dan dapat dipertanggung-jawabkan.

(42)
[image:42.595.119.505.141.404.2]

31

Tabel 2: Skala dan Definisi Kualitas Terjemahan (JLB/2, 2004: 61)

Scale Definition

1 The content of the source sentence is accurately conveyed to target sentence. The translated sentence is clear to the evaluator and no rewriting is needed.

2 The content of the source sentence is accurately conveyed to the target sentence. The translated sentence can be clearly understood by the evaluator, but some rewriting and some changing in word order are needed.

3 The content of the source sentence is not accurately conveyed to the target sentence. There are some problems with the choice of lexical items and with the relationships between phrase, clause and sentence elements.

4 The source sentence is not translated at all into the target sentence, i.e. it is ommited or deleted.

Penilaian kualitas dengan skala tersebut terjadi pada tataran kalimat, namun implementasi dari penilaian kualitas itu tidak lepas dari konteksnya. Dalam skala tersebut dapat pula dilihat berbagai parameter, seperti: word order, lexical items, relationship between phrase, clause and sentence elements. Unsur-unsur itu yang akan digunakan untuk menilai tingkat keakuratan penyampaian pesan, dan menilai tingkat kesepadanan makna.

4.2 Manfaat Penilaian Kualitas Terjemahan

(43)

32

Lebih lanjut, Honig dalam Nababan (JLB, 2004), menyatakan bahwa ada beberapa pihak yang mendapatkan manfaat dari penilaian kualitas terjemahan, yaitu:

1. Pembaca teks bahasa sasaran 2. Penerjemah professional

3. Peneliti di bidang penerjemahan 4. Peserta pelatihan penerjemahan

Lebih luas lagi, penilaian kualitas terjemahan yang reliabel akan lebih memajukan dunia penerjemahan. Penilaian terjemahan sangat penting karena dua alasan: (1) untuk menciptakan hubungan dialektik antara teori dan praktik penerjemahan; (2) untuk kepentingan kriteria dan standar dalam menilai kompetensi penerjemahan, terutama apabila kita menilai beberapa versi teks BSa dari teks BSu yang sama. (Machali, 2000:108).

5. Jurnalisme

Jurnalisme (juga sering disebut jurnalistik) merujuk pada semua kegiatan media massa dalam mengumpulkan dan menyajikan informasi kepada publik. Jurnalisme merupakan alat pemasok kebutuhan orang dalam berkomunikasi. Jurnalisme mencakup media cetak dan elektronika yang menyampaikan berita dan informasi kepada khalayak umum. Surat kabar, majalah, radio, televisi, layanan online berbagai situs penyedia berita merupakan bagian dari media massa.

(44)

33

adanya ‗kantor berita‖, yakni sebuah organisasi yang menampung liputan-liputan jurnalistik internasional dan menjualnya kepada berbagai koran dan majalah (Santana, 2005: 12).

Di Indonesia, menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1982, pers adalah lembaga kemasyarakatan, alat perjuangan nasional yang mempunyai karya sebagai salah satu media komunikasi massa, yang bersifat umum berupa penerbitan yang teratur waktu terbitnya, diperlengkapi atau tidak diperlengkapi dengan alat-alat milik sendiri berupa percetakan, alat-alat foto, klise, mesin-mesin stensil atau alat-alat teknik lainnya (Djuroto, 2000: 4).

Terdapat Sembilan prinsip jurnalisme, yakni: 1) menyampaikan kebenaran, 2) memiliki loyalitas kepada masyarakat, 3) memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, 4) memiliki kemandirian terhadapa apa yang diliputnya, 5) memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, 6) menjadi forum bagi kritik dan kesepakatan publik, 7) menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik, 8) membuat berita secara komprehensif, 9) memberi keleluasaan wartawan untuk mengikuti nurani mereka (Kovach dan Rosenstiel dalam Santana, 2005: 6)

(45)

34

pandang penyampaian berita. Sudut pandang tersebut sangat mempengaruhi pemilihan kata-kata dan gaya bahasa penulisan berita.

Ada berbagai kepentingan yang bermain dalam media massa: kepentingan ideologi masyarakat dan negara, kepentingan kapitalisme pemilik modal, kepentingan keberlangsungan lapangan kerja bagi karyawan dan sebagainya. Dalam posisi inilah bias media menjadi satu hal yang tak terhindarkan (Sobur, 2006). Dilihat dari ketentuan dasar, menurut GBHN, media massa diberi tugas melestarikan nilai-nilai budaya bangsa. Hal ini turut mempengaruhi kinerja wartawan penerjemah dalam tugas penerbitan berita internasional di sebuah surat kabar.

Masih ada banyak hal yang merupakan karakteristik khusus jurnalisme, yang sangat berpengaruh pada berbagai proses kerja jurnalistik, termasuk proses penerbitan berita Internasional yang melibatkan proses yang cukup kompleks.

5.1 Koran

Penyampaian informasi dalam kegiatan jurnalisme dilakukan melalui media, baik yang bersifat visual, audio, maupun audio-visual. Koran merupakan salah satu media yang bersifat visual. Lebih lazim disebut media cetak, koran menyampaikan informasi secara terstruktur, dalam bentuk lembaran-lembaran kertas yang diatur dalam halaman-halaman.

(46)

35

Muatan utama koran, tentu saja adalah informasi aktual yang disampaikan pada tiap halamannya. Namun, dalam setiap terbitan koran, bisa dipastikan muncul pula berbagai iklan. Sisi lain pers sebagai sebuah bisnis menuntut hal tesebut. Iklan-lah yang menutup biaya produksi sebuah koran. Tanpa iklan, tak bisa dibayangkan berapa harga selembar koran. Demi kepentingan bisnis, bahkan tak jarang iklan menempati posisi-posisi strategis yang biasanya ditempati oleh berita-berita utama.

Telah disinggung sebelumnya bahwa koran memuat berita aktual yang terkini. Akan tetapi, sebuah peristiwa yang terjadi tidak dapat disampaikan kepada publik dalam jeda waktu beberapa menit setelah kejadian, seperti halnya berita televisi. Koran memiliki siklus terbit. Jadi berita yang terjadi setelah penerbitan koran, tentu saja akan disimpan untuk penerbitan berikutnya.

Struktur penerbitan pers mencakup organisasi yang cukup luas, yakni Bidang Redaksi, Bidang Cetak dan Bidang Usaha. Namun yang terkait langsung dengan pemberitaan dalam surat kabar adalah Bidang Redaksi (Editor Department). Struktur sederhana Bidang Redaksi dapat digambarkan dalam figur

berikut:

(47)

36

tugasnya, dibantu oleh redaktur pelaksana, redaktur halaman dan asisten redaktur.

- Sekertaris Redaksi adalah pembantu pemimpin redaksi dalam hal administrasi keredaksionalan, misalnya: menerima surat-menyurat yang terkait dengan keredaksionalan, mengirim honor penulis dari luar, dan lain-lain.

- Redaktur Pelaksana bertugas membantu pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugas-tugas keredaksionalan.

- Redaktur (Editor) adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap isi halaman surat kabar. Tugas redaktur adalah menerima bahan berita, baik dari kantor berita, wartawan, koresponden atau bahkan press release dari lembaga, organisasi, instansi pemerintah atau perusahaan swasta, kemudian menyeleksi mana yang layak diberitakan.

- Wartawan atau reporter adalah seseorang yang bertugas mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi berita, untuk disiarkan melalui media massa. Wartawan pada sebuah penerbitan media cetak disebut wartawan media cetak. Dari status pekerjaannya, ada tiga jenis wartawan, yaitu: wartawan tetap, wartawan pembantu dan wartawan lepas (freelance). - Koresponden (stringer) atau lazim disebut wartawan pembantu adalah

(48)

37 5.2 Berita

- Jenis Berita

Tulisan yang ada di koran pada umumnya berupa berita dan opini. Berita adalah tulisan yang sepenuhnya berisi fakta, sehingga diharapkan bersifat objektif. Sedangkan tulisan opini merupakan opini penulis tentang suatu hal. Beberapa contoh tulisan opini, adalah: tajuk rencana, surat pembaca, karikatur, editorial. Ishwara (2005: 52), seorang wartawan Kompas, menyampaikan dua jenis berita: 1) Berita yang terpusat pada peristiwa (event centered news) yang khas menyajikan peristiwa hangat yang baru terjadi, dan umumnya tidak diinterpretasikan, dengan konteks yang minimal, tidak dihubungkan dengan situasi dan peristiwa yang lain. 2) Berita yang berdasarkan pada proses (process-centered news) yang dihubungkan dalam konteks yang luas melampaui waktu.

Berdasarkan sifat kejadian berita, terdapat berbagai jenis berita: 1) Berita yang diduga, misalnya: berita pelantikan pejabat, berita kunjungan presiden, berita peresmian oleh pejabat. 2) Berita tak diduga, misalnya: berita kecelakaan dan berita tentang bencana alam.

Berdasarkan bidang yang dicakup, terdapat berbagai jenis berita, yakni: 1) berita ekonomi, 2) pendidikan, 3) politik, 4) olahraga dan 5) kriminalitas. Berdasarkan jarak kejadian, terdapat: 1) berita lokal (kota propinsi/daerah), 2) berita nasional dan 3) berita mancanegara.

(49)

38

feature biasanya berbentuk deskripsi atau pemerian. Sementara, feature masih dapat dibedakan lagi menjadi feature informatif, feature histori, feature ilmiah dan pengalaman pribadi.

- Nilai Berita

Tulisan yang dimuat di koran tentu saja telah melalui penseleksian berdasarkan nilai berita atau news value. Nilai berita menjadi ukuran yang berguna, atau yang bisa diterapkan untuk menentukan layak berita (newsworthy). Nilai berita merupakan suatu hal yang sulit didefinisikan. Beberapa elemen nilai berita yang mendasari pelaporan kisah berita adalah:

- Immediacy atau timelines: terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan - Proximity: keterdekatan peristiwa dengan pembaca atau pemirsa dalam

keseharian hidup mereka.

- Consequence: berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah berita yang mengandung nilai konsekuensi.

- Conflict: peristiwa-peristiwa perang, demonstrasi atau kriminal merupakan contoh elemen konflik di dalam pemberitaan.

- Oddity: peristiwa yang tidak biasa terjadi

- Sex: kerapkali menjadi elemen utama, namun bisa juga menjadi elemen tambahan bagi pemeberitaan tertentu, seperti pada olahraga, selebriti, atau kriminal.

(50)

39

- Prominence: ketika seseorang terkenal, dia akan menjadi pusat berita. Unsur keterkenalan menarik minat pembaca berita.

- Suspense: elemen ini menunjukkan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah peristiwa, oleh masyarakat.

- Progress: elemen ini merupakan elemen ―perkembangan‖ dari elemen yang ditunggu masyarakat. (Santana, 2005: 18-20) Berita yang dianggap memiliki nilai tinggi, dipilih menjadi Headline (HL) suatu halaman. HL memiliki porsi halaman yang lebih besar dibanding berita-berita lainnya. Besarnya halaman untuk HL berbeda antara halaman luar dengan halaman dalam. Seringkali HL di halaman awal harus dipotong untuk dilanjutkan di halaman dalam. Pemotongan dan penyambungan ini sekaligus memberikan tempat bagi berita-berita yang bernilai tinggi lain, tapi tidak menjadi HL.

- Kategori Berita

Jurnalistik membakukan beberapa kategori pemberitaan, Yakni:

- Hard News: merupakan desain utama dari sebuah pemberitaan. Isinya menyangkut hal-hal penting yang langsung terkait dengan kehidupan pembaca, pendengar atau pemirsa. Ini menyangkut hal-hal yang penting, yang harus segera diberitakan.

(51)

40

- Sport News: berita olahraga bisa masuk kategori hard news atau feature. Berita ini mencakup rangkuman hasil pertandingan atau rangkaian kompetisi musiman juga berbagai bidang yang terkait dengan olahraga, dari atlet-atlet, tokoh olahraga serta penggemar fanatik olahraga.

- Social News: mencakup kisah-kisah kehidupan sosial. Berita sosial juga bisa masuk dalam kategori hard atau feature. Umumnya meliputi pemberitaan yang terkait dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.

- Interpretive: dalam kategori berita ini, wartawan berupaya untuk memberi kedalaman analisis dan melakukan survey terhadap berbagai hal yang terkait dengan peristiwa yang hendak dilaporkan.

- Science: berita yang memuat ihwal kemajuan perkembangan keilmuan dan teknologi.

- Consumer: berita ini membantu khalayak yang ingin membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari baik yang bersifat primer dan sekunder.

- Financial: berita yang memfokuskan perhatian pada bidang-bidang bisnis, komersial atau investasi. Para penulisnya memiliki referensi akademis atau kepakaran terhadap subyek yang dibahasnya.

Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah berita berjenis straight news dan berkategori hard.

- Sumber Berita

(52)

41

1) Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita. 2) Proses wawancara

3) Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik 4) Partisipasi dalam peristiwa.

Bahan berita dapat dikumpulkan dari berbagai informasi yang diperoleh wartawan melalui berbagai cara. Ada berita yang diperoleh melalui wawancara dengan nara sumber, ada berita yang ditulis berdasarkan press release atau undangan sebuah acara yang diterima oleh wartawan. Jurnalis juga dapat menulis berita berupa laporan acara yang digelar suatu institusi atau laporan pandangan mata suatu musibah. Secara umum, sumber berita yang diperoleh dengan cara tersebut, merupakan sumber berita yang memberikan "bahan mentah" yang masih harus diolah lagi oleh wartawan agar menjadi berita yang siap terbit.

Ada pula berita yang diperoleh dari sumber yang memberikan "berita jadi". Sumber yang dimaksud adalah situs atau kantor berita. Dalam hal ini, wartawan men-download tulisan yang telah di –upload oleh situs atau kantor berita. Wartawan hanya tinggal melakukan relatif sedikit editing, atau penyesuaian dengan gaya bahasa yang digunakan medianya. Namun untuk berita yang diperoleh dari media asing, maka wartawan harus menerjemahkan lebih dulu berita tersebut.

(53)

42

luar berita dengan dicetak tebal dan ditempatkan setelah titik kalimat terakhir. Sementara itu, jika wartawan melakukan penerjemahan, maka inisial namanya ditulis sebelum nama sumber berita.

- Format Penulisan Berita

Bahasa koran biasanya compact (tidak bertele-tele), banyak digunakan verba dengan kategori actional maupun relational. Actional verb digunakan untuk menceritakan suatu kejadian yang menekankan pada happening-nya (biasanya pada berita tipe hard dan straight). Relational verb digunakan untuk menyatakan berita yang menekankan pada being-nya (biasanya pada berita soft atau feature). Pemilihan kata harus setepat dan seefektif mungkin agar bisa membentuk bahasa yang compact. Terutama untuk bagian judul, kata-kata sebisa mungkin harus provokatif atau menarik minat dan rasa ingin tahu pembaca. Penamaan atau naming juga perlu diperhatikan dalam penulisan berita.

Format berita terdiri dari judul, lead, isi/tubuh berita dan penutup (Ishwara, 2005: 98). Segala jenis berita disampaikan melalui teknik penulisan berita Piramida Terbalik, bagian atasnya lebar, bagian bawahnya menyempit. Isi berita ditekankan di bagian awal, semakin kebawah menuju bagian akhir semakin berkurang nilainya dengan sisipan-sisipan keterangan (Santana, 2005: 22).

Lead adalah bagian terpenting, paling kuat dan menonjol, yang merupakan

(54)

43

mendukung lead, termasuk menyebutkan sumber informasi. Bagian penutup (ending) umumnya berisi kutipan sumber utama yang menyimpulkan isu keseluruhan, enjelasan mengenai tindakan selanjutnya atau fakta tambahan lain (Ishwara, 2005: 98)

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian kualitas terjemahan teks media telah dilakukan oleh Endang Setyaningsih, dengan judul Perbandingan Tingkat Kesepadanan Makna Terjemahan Berita Internasional Yang Terbit Di harian Solopos Dengan

(55)

44

C. Kerangka Pikir Penelitian

Secara ringkas, kerangka pikir akan dikembangkan sesuai dengan bagan berikut:

Bagan 4: Kerangka pikir penelitian

Sebagai gambaran dari kerangka pikir tersebut, metode atau ideologi yang dianut penerjemah mempengaruhi proses mentransfer pesan teks sumber kedalam teks sasaran. Dari teks terjemahan yang dihasilkan, peneliti akan menganalisis tingkat kesepadanan makna. Dari analisis tingkat kesepadanan makna tersebut, akan diidentifikasi teknik apa yang digunakan penerjemah, dan juga aspek-aspek yang mempengaruhi tingkat kesepadanan makna, baik aspek linguistik maupun ekstra -linguistik. Teknik penerjemahan terkait dengan tindakan praktis mengatasi masalah yang muncul dalam penelitian. Masalah-masalah tersebut meliputi

Penerjemah Metode/ ideologi

Berita berbahasa Inggris Terjemahan berita

Teknik penerjemahan Aspek linguistik & ekstra linguistik Rater

(56)

45

(57)

46 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah teks berita yang terdapat di halaman International koran Seputar Indonesia. Berita tersebut yang merupakan terjemahan dari berita berbahasa Inggris yang terdapat dalam situs-situs kantor berita di internet.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengarah pada pendeskripsian kesepadanan makna terjemahan, teknik penerjemahan yang digunakan serta aspek-aspek yang mempengaruhi kesepadanan makna. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang menggunakan data berupa kata-kata atau kalimat yang bermakna, dan memicu timbulnya pemahaman.

Penelitian ini adalah penelitian dasar, yang bertujuan untuk memahami suatu masalah yang mengarah pada manfaat teoretik, tidak pada manfaat praktis (Sutopo, 2006:135-136). Hal ini sesuai dengan permasalahan yang diketengahkan, tujuan, serta manfaat penelitian.

(58)

47

tersebut hanya berlaku pada terjemahan berita Internasional yang terbit di koran Sindo. Tidak bisa dilakukan generalisasi, yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan kecenderungan yang terjadi. Penelitian ini merupakan Studi Kasus Terpancang (Embedded Case Study). Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah kesepadanan makna, teknik penerjemahan serta aspek-aspek yang mempengaruhi kesepadanan makna. Fokus tersebut telah ditentukan sebelum peneliti menggali fakta.

Penelitian menggunakan pendekatan holistik, dan membuat kajian dari tiga aspek, yakni: aspek genetik (latar belakang terjadinya sesuatu), yakni penerjemah; aspek objektif (kondisi aktual sasaran yang dikaji), yakni teks berita terjemahan dan teks sumber; dan aspek afektif (dampak pengaruh/persepsi/hasil), yakni informasi dari informan.

C. Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif yang digali dari : 1. Dokumen, yang meliputi:

a. terjemahan berita (BSa) yang dihasilkan wartawan Sindo, yang sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam bagian pembatasan masalah.

b. teks terjemahan berita (BSa) yang dimuat di koran Sindo, yang sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam pembatasan masalah.

c. teks asli (BSu) berita yang diterjemahkan. BSu ini berasal dari kantor berita, yang situsnya diakses lewat internet.

(59)

48

a. personel bagian redaksi Internasional koran Sindo, yang terdiri dari: (a) wartawan yang bertugas menerjemahkan berita-berita Internasional (b) redaktur halaman Internasional koran Sindo

b. rater terjemahan. Ahli dalam bidang penerjemahan yang membantu menilai kualitas terjemahan.

D. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti melakukan cuplikan terhadap sumber data, yang dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Pengambilan sampel berita didasarkan pada keberagaman berita serta pertimbangan tentang banyaknya pemotongan yang dilakukan wartawan penerjemah terhadap teks aslinya. Berita yang dipilih sebagai sampel adalah berita dengan topik yang berbeda-beda. Berita yang diterjemahkan dari teks BSu yang terlalu banyak dipotong, tidak digunakan sebagai sampel. Berita yang digunakan sebagai sampel, kesemuanya adalah berita headline di halaman Internasional, dengan pertimbangan bahwa berita headline adalah yang paling newsworthy.

(60)

49

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam (in-depth interview)

Guna mendapatkan informasi yang mendalam dari informan, peneliti melakukan wawancara dengan wartawan penerjemah. Wawancara secara langsung (tatap muka), yang dilakukan sebelum analisis data, menghasilkan informasi tentang proses kerja penerjemahan di Koran Sindo. Selain itu, melalui wawancara tersebut, peneliti juga memperoleh informasi penting yang berkaitan dengan jurnalistik, peraturan-peraturan yang berlaku, visi dan misi serta gaya bahasa penulisan berita yang digunakan dalam institusi media Sindo.

Dalam proses mengkaji dokumen, penulis juga melakukan wawancara lewat serangkaian pertanyaan yang dikirimkan lewat surat elektronik, yang langsung direspon oleh wartawan penerjemah. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi informan (dalam hal ini wartawan) dalam mengambil keputusan selama proses penerjemahan. Perlu diingat bahwa penerjemahan merupakan proses decision making oleh penerjemah. Oleh karena itu, wawancara mendalam dengan penerjemah memberikan informasi penting terkait dengan teks terjemahan yang dianalisis.

Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended). Wawancara dilakukan pada kondisi yang paling tepat, sehingga dapat

(61)

50 2. Observasi Berperan Pasif

Observasi dilakukan dengan datang langsung ke kantor redaksi Koran Sindo untuk melihat bagaimana proses penerjemahan dalam sebuah institusi media terjadi. Melalui observasi tersebut, peneliti dapat mengamati dan menggali informasi mengenai proses kerja serta kondisi sebenarnya dari proses penerbitan berita di halaman Internasional Koran Sindo. Dari observasi tersebut, peneliti dapat melihat 'birokrasi' yang berlaku, serta bagaimana sebuah teks berita asli (dalam Bsu) diubah menjadi teks terjemahan (Bsa) hingga teks tersebut siap 'naik cetak'.

Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi berperan pasif. Peneliti hanya datang ke lokasi, tetapi tidak berperan apalagi mengintervensi proses yang sedang diamati. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan ketika ada sesuatu yang kurang jelas.

3. Analisis Dokumen

(62)

51

kesepadanan makna. Dari hasil analisis dokumen, ditemukan beragam hal yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

F. Validasi Data

Guna menjamin reliabilitas penelitian, terdapat beberapa cara pengembangan validitas. Trianggulasi merupakan cara yang paling lazim untuk peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif (Sutopo, 2006: 92). Penelitian ini menggunakan dua jenis trianggulasi, yaitu trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.

1. Trianggulasi Sumber

Teknik trianggulasi sumber mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber data berbeda yang tersedia. Dengan demikian, data yang sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda (Sutopo, 2006: 93). Dalam penelitian ini, data digali dari dua sumber, yaitu dokumen dan informan. Dokumen yang dimaksud, adalah teks terjemahan dan teks asli berita. Sedangkan informan yang dimaksud adalah tim redaksi Sindo yang terlibat dalam penerbitan berita Internasional, dan juga rater yang ikut menilai kesepadanan makna terjemahan.

(63)

52

merupakan paduan yang tepat dalam menilai kualitas terjemahan, dimana penerjemah telah melakukan proses decision making.

wawancara informan

data analissi dokemen dokumen/ arsip observasi aktivitas/ perilaku Bagan 5: Trianggulasi Sumber (Sutopo, 2006: 94) 2. Trianggulasi Metode

Teknik trianggulasi metode mengkaji satu sumber dengan metode yang berbeda. Pada penelitian ini, trianggulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, analisis dokumen dan observasi berperan pasif. Analisis dokumen dilakukan dengan membaca secara teliti ha

Gambar

Tabel 1: Classification of translation techniques
Tabel 2: Skala dan Definisi Kualitas Terjemahan (JLB/2, 2004: 61)
Tabel 3: Rekapitulasi Kalimat BSu, Kalimat BSu yang Diterjemahkan,  dan Kalimat BSa
Tabel 4: Daftar Teknik Penerjemahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

penerjemahan, ragam terjemahan, tujuan dan proses penerjemahan, konsep penerjemahan, keterjemahan, penilaian penerjemahan, syarat seorang penerjemah, kewirausahaan dalam

Beragam definisi atau pengertian “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix” disampaikan pakar marketing namun secara umum dapat disampaikan adalah kumpulan dari

Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penerjemahan kesepadanan bentuk cenderung digunakan dalam menerjemahkan kalimat langsung pernyataan dan seruan dari bahasa sumber

Berbagai hal tentang obat-obat tradisional dan konsep pengobatan di Jawa pernah diteliti oleh para pakar seperti Kasniyah 1987 yang meneliti etiologi penyakit secara tradisional

Berdasarkan pada konsep strategi pem- belajaran konstruktivistik yang disampaikan oleh para pakar pendidikan tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan suatu

Banyak rumusan definisi atau pengertian manajemen dari para pakar ilmu manajemen, namun dari berbagai rumusan mereka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud

Berbagai hal tentang obat-obat tradisional dan konsep pengobatan di Jawa pernah diteliti oleh para pakar seperti Kasniyah 1987 yang meneliti etiologi penyakit secara tradisional

Sementara itu, teknik kesepadanan lazim juga diterapkan pada seluruh jenis varian teknik penerjemahan dalam novel penerbit Qanita dengan total sama seperti