• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini. Hasil penelitian pada penelitian ini meliputi: (1) pematuhan maksim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini. Hasil penelitian pada penelitian ini meliputi: (1) pematuhan maksim"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini terdapat dua bagian utama, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Hasil penelitian pada penelitian ini meliputi: (1) pematuhan maksim Prinsip Kerjasama (Observing the maxim) tuturan menjawab (answering) yang dilakukan oleh penutur, (2) pelanggaran maksim Prinsip Kerjasama (Non-observing

the maxim) yang terjadi pada tiap tuturan menjawab (answering) yang dilakukan oleh

penutur, (3) teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan tindak tutur menjawab (answering) dalam dua versi novel yang berjudul Pride and

Prejudice beserta terjemahannya, (4) kualitas terjemahan tindak tutur menjawab

(answering) dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice berdasarkan tingkat keakuratan dan keberterimaannya.

Pada bagian kedua bab ini berisi pembahasan yang berdasarkan atas hasil temuan data pada sub bab pertama. Pembahasan tersebut meliputi: (1) perbandingan teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan penerbit Qanita, (2) perbandingan kualitas terjemahan tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice penerbit Shira Media dan penerbit Qanita, (3) dampak dari penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan tuturan menjawab, (4) hubungan maksim Prinsip Kerjasama, teknik penerjemahan, dan kualitas terjemahan tuturan menjawab.

(2)

A. Hasil Penelitian

1. Tindak Tutur Asertif Menjawab (Answering)

Pada tahap analisis tuturan menjawab yang ada dalam novel Pride and

Prejudice, peneliti menemukan 135 data pada masing-masing novel terjemahan

yang mengandung tindak tutur menjawab. Analisis pemilihan tindak tutur menyarankan sebagai data dalam penelitian ini didasarkan pada kriteria pemilihan data, yakni berupa tuturan yang dikategorikan sebagai tindak tutur menjawab. Konteks situasi dalam novel Pride and Prejudice juga turut digunakan untuk menentukan apakah tuturan tersebut merupakan tindak tutur menjawab. Tuturan bertanya juga merupakan konteks situasi untuk mendukung kejelasan tindak tutur menjawab tersebut. Peneliti juga melibatkan validator yang bertugas untuk memvalidasi data atau menjamin validitas data yang telah peneliti klasifikasikan sebelumnya dalam melakukan penelitian ini. Berikut contoh yang termasuk dalam tindak tutur menjawab (answering) dalam novel Pride and Prejudice:

Contoh 1:

PAP007/C.02.005/B.02.012/013 Konteks

situasi: Kitty bertanya kepada Elizabeth (Lizzy) tentang pesta dansa yang akan diadakan oleh pemuda pendatang kaya raya tersebut, Mr.Bingley.

BSu: "When is your next ball to be, Lizzy?"

"To-morrow fortnight."

BSa1: “Kapan pesta dansa berikutnya, Lizzy?”

“Dua minggu lagi.”

BSa2: “Kapan pesta dansa yang selanjutnya, Lizzy?”

(3)

Percakapan tersebut terjadi ketika Kitty bertanya kepada Elizabeth tentang pesta dansa yang akan diadakan oleh pemuda pendatang tampan dan kaya raya (Mr. Bingley), di dekat kediaman mereka. Elizabeth menjawab pertanyaan Kitty dengan singkat dan jelas, dan sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh Kitty. Tidak terjadi pergeseran dari BSu ke BSa1 maupun BSa2. Di samping itu, juga tidak ada perbedaan terjemahan jawaban dari BSa1 dan BSa2.

Contoh 2:

PAP012/C.06.015/B.06.035/039 Konteks

situasi: Charlotte menantang teman-temannya untuk mengobrol dengannya, saat itu juga ia mendorong Elizabeth untuk berbalik menatap Mr.Darcy, dan bertanya kepada Elizabeth mengenai apakah Mr.Darcy berlebihan ketika merayu Kolonel Forster untuk mengadakan pesta dansa di Meryton.

BSu: "Did you not think, Mr. Darcy, that I expressed myself

uncommonly well just now, when I was teasing Colonel Forster to give us a ball at Meryton?"

"With great energy; but it is always a subject which makes a lady energetic."

BSa1: “Apa menurutmu, Mr.Darcy, aku bertingkah berlebihan tadi

ketika merayu Kolonel Forster untuk mengadakan pesta dansa di Meryton?”

“Kau merayu dengan semangat berapi-api kurasa, tapi pesta dansa memang selalu membuat seorang perempuan berapi-api.”

BSa2: “Menurutmu, Mr.Darcy, apakah aku bertingkah berlebihan

tadi, saat aku merayu Kolonel Forster untuk menyelenggarakan pesta dansa di Meryton?”

“Kau berbicara dengan semangat berapi-api, tapi pesta dansa memang topik pembicaraan yang selalu membuat seorang gadis bersemangat.”

(4)

Tuturan menjawab di atas dilakukan oleh salah satu tokoh utama dalam novel

Pride and Prejudice, yaitu Mr.Darcy. Contoh di atas terjadi ketika Charlotte sedang

berkumpul dengan teman-temannya, termasuk Elizabeth, di rumah Charlotte. Charlotte saat itu tiba-tiba menantang teman-temannya untuk berbincang dan membuka topik pembicaraan dengannya. Ia mengharapkan salah satu temannya membahas tentang Mr.Darcy. Tidak mereka sadari, Mr.Darcy mendekati mereka dan ikut bergabung. Untuk menutupi keterkejutannya, Charlotte bertanya kepada Mr.Darcy tentang kejadian yang ia alami saat sedang merayu Kolonel Forster. Mr.Darcy saat itu hanya menjawab biasa saja dan apa adanya. Ia memang dikenal sebagai pria yang dingin dan tidak terlalu mementingkan urusan orang lain.

2. Maksim Prinsip Kerjasama

2.1 Temuan Cara Maksim Prinsip Kerjasama pada Tindak Tutur Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice

Data tindak tutur menjawab sebanyak 135 data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori Maksim Prinsip Kerjasama yang dipaparkan oleh Grice (dalam Birner 2013:41). Dalam hal ini, peneliti lalu membagi data berdasarkan teori tersebut. Peneliti menemukan dua cara Maksim Prinsip Kerjasama (PK), yaitu Mematuhi Maksim PK (Observing the maxim) dan Tidak Mematuhi atau Melanggar Maksim PK (Non-observing the maxim). Temuan dari kedua cara Maksim PK dalam novel Pride and Prejudice tersebut adalah sebagai berikut: (1)

(5)

mematuhi Maksim PK sebanyak 46 data atau 34,1%, (2) melanggar Maksim PK sebanyak 89 data atau 65,9%.

Pelanggaran Maksim PK (Non-observing the maxim) menjadi cara dominan yang ditemukan dalam dua novel terjemahan Pride and Prejudice dibandingkan pematuhan Maksim PK (Observing the maxim). Hal ini disebabkan karena novel tersebut merupakan novel yang menyoroti kelas sosial masyarakat pada zaman itu, dimana suatu kedudukan dan harga diri seseorang sangatlah dianggap penting dan merupakan sesuatu yang harus dijaga bagi setiap orang. Oleh karena itu, beberapa tokoh di novel Pride and Prejudice secara tidak sadar melanggar Maksim PK dengan misalnya berbohong, mengatakan sesuatu yang berlebihan, menyembunyikan sesuatu saat menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya. Dengan begitu, tokoh tersebut dapat mempertahankan kewibawaan dirinya di depan mitra tutur yang menanyakan sesuatu kepadanya.

Temuan cara maksim PK pada novel Pride and Prejudice dapat diamati pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Cara Maksim Prinsip Kerjasama pada Tindak Tutur Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice

No. Cara Maksim

Prinsip Kerjasama (PK) Jumlah Presentase 1 Mematuhi maksim PK (Observing) 46 34,1% 2 Tidak mematuhi maksim PK (Non-89 65,9%

(6)

observing)

Total Data 135 100%

2.1.1 Pematuhan Maksim Prinsip Kerjasama (Observing the maxim)

Dalam penelitian ini ditemukan 46 data (34,1%) yang termasuk dalam

observing the maxim. Kaidah-kaidah bertutur sangat diperlukan pada saat peserta

tutur melakukan pertuturan. Salah satu kaidah tersebut adalah Prinsip Kerjasama. Oleh karena itu, peserta tutur dapat dikatakan mematuhi kaidah bertutur jika mereka mematuhi Maksim Prinsip Kerjasama (PK) tersebut. Pematuhan Maksim PK di sini maksudnya ialah penutur memberikan informasi yang secukupnya, tidak berlebihan, dan jelas kepada mitra tuturnya. Karena penelitian ini mengkaji tentang tindak tutur menjawab (answering), maka pematuhan maksim prinsip kerjasama berarti penutur menjawab pertanyaan mitra tutur sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh mitra tutur, tidak ada pengurangan atau pun penambahan, juga tidak ada ketidakjelasan dalam menjawab. Contoh data yang termasuk dalam observing the maxim dapat dilihat dari beberapa contoh data berikut ini:

1. Pematuhan Maksim Kuantitas

Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Dengan kata lain, penutur harus memberikan jawaban yang dirasa cukup dan tidak berlebihan kepada mitra tuturnya. Selain itu, penutur juga

(7)

harus memberikan informasi yang jelas kepada lawan bicaranya. Contoh penerapan dari pematuhan maksim kuantitas dapat dilihat pada dua contoh data di bawah ini:

Contoh 1:

PAP022/C.09.026/B.09.061/067 Konteks

situasi: Saat sedang bersama, Mr.Bingley bertanya kepada Elizabeth apakah ia sedang membaca kepribadian Mr.Bingley.

BSu: "You begin to comprehend me, do you?" cried he, turning towards her.

"Oh! yes—I understand you perfectly."

BSa1: “Kau mulai membaca kepribadianku, ya?” tanggap

Mr.Bingley seraya menoleh ke arah Elizabeth. “Oh ya! Aku benar-benar memahamimu.”

BSa2: “Kau sudah mulai memahamiku, bukan?” seru Bingley

menatap Elizabeth.

“Oh ya! Aku sangat memahamimu.” Contoh 2:

PAP020/C.08.024/B.08.055/061 Konteks

situasi: Miss Bingley bertanya kepada saudaranya, Mr.Bingley, apa maksud perkataannya. Mr.Bingley mengatakan bahwa ia kagum melihat gadis-gadis muda bisa sabar untuk meraih kesuksesan, seperti keluarga Darcy. BSu: "All young ladies accomplished! My dear Charles,

what do you mean?"

"Yes, all of them, I think. They all paint tables, cover

screens, and net purses. I scarcely know anyone who cannot do all this, and I am sure I never heard a young lady spoken of for the first time, without being informed that she was very accomplished."

(8)

BSa1: “Semua gadis muda sukses! Sayangku Charles, apa

maksud perkataanmu?”

“Ya, mereka semua punya bakat kurasa. Mereka melukis, menyulam taplak, merajut dompet. Jarang kukenal ada seseorang yang bisa melakukan semua itu, dan aku yakin aku tidak pernah mendengar seorang gadis mengatakan itu untuk pertama kalinya, tanpa diberitahu bahwa dia amat berbakat.”

BSa2: “Semua gadis muda punya bakat! Charles sayang, apa

maksudmu?”

“Ya, semuanya punya bakat, menurutku. Mereka semua bisa melukis, menyulam taplak, dan merajut dompet. Aku tidak mengenal seorang gadis pun yang tidak bisa melakukan semua itu, dan aku yakin tidak pernah mendengar seorang gadis disebut-sebut tanpa sebelumnya diberi tahu bahwa dia sangat berbakat.”

Berdasarkan contoh 1 data di atas, dapat disimpulkan bahwa penutur mematuhi maksim prinsip kerjasama. Hal ini dapat dilihat dari tuturan Elizabeth yang menjawab "Oh! yes—I understand you perfectly." pada BSu. Jawaban tersebut sudah cukup jelas dan sesuai dengan porsinya. Elizabeth tidak memberikan informasi yang tidak dibutuhkan oleh Mr.Bingley. Tidak ada yang dikurangi atau pun ditambahkan dari jawaban tersebut.

Sedikit berbeda dengan contoh 1 sebelumnya, pada contoh 2 penutur menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya lebih panjang. Meskipun jawaban penutur cukup panjang, bukan berarti jawaban tersebut bertele-tele atau tidak jelas. Dapat dilihat pada contoh di atas bahwa penutur menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya dan tidak lepas konteks dari pertanyaan mitra tutur.

(9)

Oleh karena itu, contoh 2 juga termasuk dalam data yang mematuhi Maksim PK (observing the maxim).

2. Pematuhan Maksim Kualitas

Maksim kualitas di sini mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Penutur dituntut untuk memberikan informasi yang benar atau tidak direka-reka mengenai suatu hal kepada lawan bicara atau mitra tuturnya. Contoh dari penerapan pematuhan maksim kualitas dapat dilihat pada data PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 di bawah ini:

PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 Konteks

situasi: Elizabeth mengungkapkan penilaiannya terhadap Mr.Darcy secara gamblang. Ia mengatakan kelemahan dan kelebihan Mr.Darcy. Setelah selesai, Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth tentang bagaimana hasil pengamatan Elizabeth terhadap Mr.Dacry.

BSu: "Your examination of Mr. Darcy is over, I presume," said Miss Bingley; "and pray what is the result?"

"I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise."

BSa1: “Pengamatanmu atas Mr.Darcy sudah selesai,

kurasa,” ucap Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?” “Aku betul-betul yakin bahwa Mr.Darcy tidak punya kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan rapi sekali.”

BSa2: “Pemeriksaanmu atas Mr.Darcy sudah selesai,

sepertinya” kata Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?”

(10)

“Aku yakin sepenuhnya bahwa Mr.Darcy tidak memiliki kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan sangat baik.”

Data PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 di atas tergolong sebagai pematuhan maksim kualitas. Hal ini dapat kita lihat dari tuturan Miss Bingley yang diucapkan kepada Elizabeth, yaitu “Your examination of Mr. Darcy…” dan setelah itu ia bertanya “…what is the result?". Terlihat terdapat hubungan dari tuturan tersebut. Hal ini lalu diperjelas dengan jawaban Elizabeth selanjutnya, yaitu "I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no

defect. He owns it himself without disguise.". Hal ini membuktikan terdapat

hubungan yang jelas antara pertanyaan Miss Bingley dengan jawaban Elizabeth. Dalam jawabannya, Elizabeth juga memberikan informasi dengan sangat jelas, benar adanya, dan tidak direka-reka. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut termasuk dalam pematukan maksim kualitas.

3. Pematuhan Maksim Relevansi

Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta tutur dapat memberikan kontribusi yang relevan atau sesuai dengan sesuatu yang sedang dipertuturkan. Maksim relevansi terjadi ketika seorang penutur memberikan jawaban yang bertautan dengan pembicaraan atau pertanyaan sebelumnya, atau pun tidak mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan yang sedang

(11)

terjadi dalam sebuah percakapan. Contoh penerapan dari pematuhan maksim relevansi dapat dilihat pada contoh data di bawah ini:

PAP047/C.20.068/ B.20.154/174 Konteks

situasi: Mr.Bennet tidak mengerti maksud istrinya. Ia berkata bahwa ia sebenarnya tidak mau dilibatkan dalam masalah perjodohan putrinya (Elizabeth) dengan Mr.Collins, karena ia tidak mau Lizzy tertekan dengan paksaan ibunya. Ibunya bersikeras agar Elizabeth menikah dengan Mr.Collins karena pria tersebut memiliki harta yang melimpah dan juga sebentar lagi ia akan menerima warisan dari keluarga besarnya.

BSu: "And what am I to do on the occasion? It seems an hopeless business."

"Speak to Lizzy about it yourself. Tell her that you insist upon her marrying him."

BSa1: “Lantas apa kepentinganku dalam urusan ini?

Kelihatannya tidak ada lagi yang dapat diharapkan.” “Bicarakanlah hal ini dengan Lizzy. Bilang kepadanya bahwa kau bersikeras agar mereka menikah.”

BSa2: “Lalu, apa kepentinganku dalam urusan ini?

Kelihatannya tidak ada lagi yang bisa diharapkan.” “Bicarakanlah hal ini dengan Lizzy. Katakan kepadanya bahwa kau bersikeras agar mereka menikah.”

Jika tidak membaca konteksnya, data PAP047/C.20.068/ B.20.154/174 terlihat sedikit membingungkan. Hal ini dapat dilihat dari tuturan Mr.Darcy yang tiba-tiba bertanya "And what am I to do on the occasion?”. Namun setelah menyimak konteksnya, maka data di atas termasuk dalam pematuhan maksim relevansi. Dapat dilihat dari jawaban Mrs.Bingley "Speak to Lizzy

(12)

about it yourself…” tersebut berhubungan dengan pertanyaan Mr.Bingley

sebelumnya. Di sisi lain, tuturan “… Tell her that you insist upon her

marrying him." dari Mrs.Bingley tersebut menyiratkan sesuatu hal kepada

suaminya agar suaminya tersebut bersedia untuk membujuk Elizabeth agar bersedia menikah dengan Mr.Collins. Sangat jelas terlihat bahwa antara pertanyaan Mr.Bingley dengan jawaban Mrs.Bingley berkaitan secara kontekstual.

4. Pematuhan Maksim Cara

Maksim cara mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan, serta runtut. Maksim pelaksanaan ini dapat terjadi ketika penutur memberikan suatu informasi yang beraturan dan jelas kepada lawan bicaranya. Contoh penerapan dari pematuhan maksim relevansi dapat dilihat pada contoh data PAP072/C.40.130/B.40.304/340 di bawah ini:

PAP072/C.40.130/B.40.304/340 Konteks

situasi: Setelah Elizabeth menunggu lama untuk bisa berbicara panjang lebar kepada Jane, akhirnya mereka bisa bertemu juga. Jane takut Elizabeth akan marah saat ia tahu bahwa Jane menyanjung Wickham. Jane tahu betul bahwa saudarinya itu sedikit kesal dengan sifat Wickham yang munafik, seolah-olah sangat baik kepada setiap wanita yang ditemuinya, namun sebenarnya ia memiliki maksud lain di balik kebaikannya itu.

BSu: "But you blame me for having spoken so warmly of Wickham?"

(13)

"No—I do not know that you were wrong in saying what you did."

BSa1: “Tapi akankah kau menyalahkanku karena sanjunganku

kepada Wickham?”

“Tidak – aku tidak melihat ada yang keliru dalam sanjunganmu itu.”

BSa2: “Tapi, akankah kau menyalahkanku karena

sanjunganku pada Wickham?”

“Tidak – aku tidak melihat adanya kesalahan dalam sanjunganmu itu.”

Pematuhan maksim cara di atas dapat dilihat pada jawaban Elizabeth

"No—I do not know that you were wrong in saying what you did". Jawaban “No…” tersebut membuktikan bahwa Elizabeth menjawabnya dengan lugas,

jelas, tidak berputar-putar, dan tidak kabur. Ia hanya menjawab sesuai dengan pertanyaan Jane sebelumnya tentang apakah Elizabeth akan menyalahkan Jane jika Jane menyanjung Wickham. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tuturan tersebut mematuhi maksim cara.

2.1.2 Pelanggaran Maksim Prinsip Kerjasama (Non-observing the maxim) Seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, kaidah-kaidah bertutur sangatlah diperlukan pada saat peserta tutur melakukan pertuturan. Salah satu kaidah tersebut adalah Prinsip Kerjasama. Peserta tutur dapat dikatakan mematuhi kaidah bertutur jika mereka mematuhi Maksim Prinsip Kerjasama

(14)

(PK) tersebut. Namun bagaimana jika peserta tutur tidak mematuhi atau melanggar Maksim PK tersebut?

Dalam suatu pertuturan, terkadang atau bahkan sering ditemukan penutur tidak menjawab suatu hal yang berhubungan dengan pertanyaan mitra tuturnya. Mereka terkadang menjawab dengan jawaban yang tidak benar, tidak sesuai porsinya, tidak jelas, kabur, dan berputar-putar. Hal ini menimbulkan ketidakjelasan atau ketidaksinkronan antara pertanyaan dengan jawaban. Dalam penelitian ini, pelanggaran maksim PK (Non-observing the maxim) menjadi cara dominan yang ditemukan dalam dua novel terjemahan Pride and Prejudice dibandingkan pematuhan maksim PK (Observing the maxim). Seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, novel Pride and Prejudice merupakan novel yang menyoroti kelas sosial masyarakat, dimana suatu kedudukan dan harga diri seseorang sangatlah dianggap penting. Dengan begitu, beberapa tokoh di novel tersebut secara tidak sadar melanggar maksim PK dengan misalnya berbohong, mengatakan sesuatu yang berlebihan, menyembunyikan sesuatu saat menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya.

Dalam penelitian ini ditemukan 89 data (65,9%) yang termasuk dalam

non-observing the maxim. Terdapat dua jenis dalam pelanggaran maksim PK, yaitu Flouting the maxim dan Violating the maxim. Flouting the maxim ialah bentuk

pelanggaran maksim kerjasama di mana penutur berharap agar mitra tuturnya dapat menangkap sendiri maksud dari tuturan tersebut. Di sisi lain, violating the

(15)

dengan sengaja menyiratkan bahwa ia tidak bersedia untuk berkontribusi dalam sebuah percakapan. Dalam hal ini, berbohong merupakan salah satu contoh dari

violating the maxim tersebut. Penutur dengan sengaja menyembunyikan maksud

tertentu dari mitra tuturnya.

Temuan pelanggaran Maksim PK pada novel Pride and Prejudice dapat diamati pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Pelanggaran Maksim Prinsip Kerjasama (Non-observing the maxim) pada Tindak Tutur Menjawab dalam Novel

Pride and Prejudice Pelanggaran Maksim Prinsip

Kerjasama (PK) Jumlah Presentase Flouting Maksim Kuantitas 40 44,9% Maksim Kualitas 3 3,4% Maksim Relevansi 34 38,3% Maksim Pelaksanaan 5 5,6% Violating Maksim Kuantitas 1 1,1% Maksim Kualitas - 0% Maksim Relevansi 1 1,1%

(16)

Maksim Pelaksanaan

- 0%

Multiple 5 5,6%

Total data pelanggaran maksim PK

89 100%

2.1.2.1 Flouting Maxim

1. Pelanggaran Maksim Kuantitas

Pelanggaran maksim kuantitas terjadi jika peserta tutur tidak memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya. Penutur tidak memberikan jawaban yang dirasa cukup dan tidak berlebihan kepada mitra tuturnya. Dengan kata lain, penutur memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan porsinya.

Contoh 1:

PAP011/C.05.012/B.05.029/031 Konteks

situasi: Jane membantah perkataan ibunya yang mengatakan bahwa Mr.Darcy adalah pemuda yang tidak menyenangkan. Ia menanyakan kepada ibunya apakah ibunya benar-benar yakin akan hal itu.

BSu: "Are you quite sure, ma'am?—is not there a little mistake?" said Jane. "I certainly saw Mr. Darcy speaking to her."

"Aye—because she asked him at last how he liked

Netherfield, and he could not help answering her; but she said he seemed quite angry at being spoke to."

(17)

BSa1: “Apa kau yakin, Mamma? Tampaknya ada yang

keliru,” tanggap Jane. “Aku benar-benar melihat Mr.Darcy berbicara dengan Mrs.Long.”

“Ya—karena Mrs. Long yang akhirnya bertanya apakah Mr.Darcy menyukai Netherfield, dan dia mau tidak mau harus menjawab. Tapi kata Mrs.Long, dia kelihatannya marah karena diajak bicara.”

BSa2: “Apa kau yakin, Mamma? Sepertinya ada yang salah,”

kata Jane. “Aku yakin melihat Mr.Darcy berbicara dengan Mrs.Long.”

“Ya—karena Mrs. Long akhirnya menanyakan apakah dia menyukai Netherfield, dan mau tidak mau, dia harus menjawab. Tapi, kata Mrs.Long, dia sepertinya marah karena diajak bicara.”

Contoh 2:

PAP017/C.07.019/B.07.044/049 Konteks

situasi: Setelah membaca surat dari Miss Bingley sampai selesai, Jane dengan buru-buru segera pergi ke kediaman Bingley. Ia bertanya kepada ibunya apakah ia boleh naik kereta kuda.

BSu: "Can I have the carriage?"

"No, my dear, you had better go on horseback,

because it seems likely to rain; and then you must stay all night."

BSa1: “Boleh aku naik kereta?”

“Tidak, sayang, kau sebaiknya pergi dengan menunggang kuda, karena kelihatannya sebentar lagi hujan akan turun. Dengan begitu kau bisa menginap disana.”

(18)

“Tidak, sayangku, hari ini cuaca sedang mendung. Sebaiknya kau menunggang kuda. Dengan begitu, kau bisa menginap di sana bila hujan turun.”

Berdasarkan dua contoh data di atas, dapat disimpulkan bahwa penutur tidak mematuhi atau melanggar maksim kuantitas. Pada contoh 1 (PAP011/C.05.012/B.05.029/031), pelanggaran maksim kuantitas dapat dilihat dari tuturan Mrs.Bennet yang memberikan jawaban berlebihan yang tidak ditanyakan sebelumnya oleh Jane. Jane bertanya kepada ibunya apakah ibunya benar-benar yakin dan mengetahui sifat Mr.Darcy yang tidak baik, namun pertanyaan tersebut mengakibatkan jawaban Mrs.Bennet semakin lebar dan sedikit keluar dari topik pembicaraan yang sedang terjadi. kontribusi yang diberikan Mrs.Bennet tidak sesuai dengan jawaban yang dibutuhkan, yaitu terlalu banyak. Untuk menjawab pertanyaan Elizabeth, Mrs.Bennet cukup menjawab “Aye” . Dengan jawaban semacam itu, Mrs.Bennet sudah memberikan kontribusi yang dibutuhkan oleh Elizabeth sebagai penanya. Tuturan yang di bold pada contoh 1 di atas merupakan jawaban Mrs.Bennet yang berlebihan yang mengakibatkan pelanggaran maksim kuantitas pada data PAP011/C.05.012/B.05.029/031.

Sama halnya dengan contoh 1, contoh 2 di atas juga termasuk dalam pelanggaran maksim kuantitas. Hal tersebut terjadi karena jawaban tersebut secara kuantitas berlebihan. Dalam konteks situasi tersebut, Jane bertanya kepada Mrs.Bennet apakah ia boleh menggunakan kereta kuda untuk pergi ke

(19)

kediaman Mr.Bingley. Jawaban yang Jane perlukan ialah hanya "No, my

dear…” pada tuturan awal Mrs.Bennet. Namun dapat dilihat bahwa

Mrs.Bennet menambah jawabannya, sehingga membuat jawaban menjadi berlebihan dan keluar dari topik pembicaraan. Hal tersebut membuat data PAP017/C.07.019/B.07.044/049 melanggar maksim kuantitas yang mana maksim kuantitas mengharuskan peserta tutur menjawab pertanyaan dari mitra tuturnya dengan jawaban yang jelas dan tidak berlebihan.

2. Pelanggaran Maksim Kualitas

Pelanggaran maksim kualitas di sini ialah jika peserta tutur mengatakan hal yang tidak benar. Penutur memberikan informasi yang diyakininya salah atau bahkan direka-reka tentang suatu hal kepada lawan bicara atau mitra tuturnya.

Contoh 1:

PAP010/C.04.010/B.04.023/025 Konteks

situasi: Elizabeth bertanya kepada saudarinya, Jane, apakah ia menyukai sikap saudari-saudari Mr.Bingley. Mereka sama-sama tahu bahwa sifat dan sikap saudari-saudari Mr.Bingley agak tidak menyenangkan kepada orang yang baru dikenal.

BSu: "I know you do; and it is that which makes the wonder. With your good sense, to be so honestly blind to the follies and nonsense of others! Affectation of candour is common enough—one meets with it everywhere. But to be candid without ostentation or design—to take the good of everybody's character and make it still better, and say nothing of the bad—belongs to you alone. And

(20)

so you like this man's sisters, too, do you? Their manners are not equal to his."

"Certainly not—at first. But they are very pleasing women when you converse with them. Miss Bingley is to live with her brother, and keep his house; and I am much mistaken if we shall not find a very charming neighbour in her."

BSa1: “Aku tahu itu; dan itulah yang membuatku heran. Dengan perasaan yang sebagus itu, bisa-bisanya kau begitu buta pada kebodohan dan omong kosong orang lain! Rasa suka itu lazim; setiap orang menjumpai hal itu di mana-mana. Namun yang jujur tanpa pamrih – yang melulu melihat sifat baik seseorang dan memuji-mujinya serta tidak mengungkapkan apa pun keburukannya – itulah dirimu. Itu berarti kau juga menyukai saudara-saudara perempuannya? Betul bukan? Hanya saja tingkah laku mereka tidak sama dengannya.”

“Sudah pasti; pada awalnya. Tapi mereka memang menyenangkan saat kau berbincang-bincang dengan mereka. Miss Bingley tinggal bersama kakaknya dan merawat rumahnya; dan akan keliru sekali kalau kita tidak menyatakan bahwa dia perempuan yang menarik.”

BSa2: “Aku tahu itu; dan itulah yang membuatku heran. Dengan perasaan yang sebaik itu, kau masih mudah buta akan kekonyolan dan omong kosong orang lain! Cukup banyak orang yang berpura-pura baik – kita bisa menemukannya di mana-mana. Tapi, yang berwatak tulus tanpa pamrih – yang hanya bisa melihat sifat baik seseorang dan memuji-mujinya tanpa mengatakan satu pun keburukannya – hanya dirimu seorang. Berarti kau juga menyukai adik-adik perempuannya juga, kan? Perangai mereka tidak sama dengannya.”

“Tentu saja tidak—pada awalnya. Tapi, mereka menyenangkan ketika kau sudah bercakap-cakap dengan mereka. Miss Bingley akan tinggal bersama kakaknya dan merawat rumahnya, dan aku yakin dia akan menjadi tetangga yang sangat manis.”

(21)

Contoh 2:

PAP033/C.11.036/ B.11.081/090 Konteks

situasi: Elizabeth mengungkapkan penilaiannya terhadap Mr.Darcy secara gamblang. Ia mengatakan kelemahan dan kelebihan Mr.Darcy. Setelah selesai, Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth tentang bagaimana hasil pengamatan Elizabeth terhadap Mr.Dacry.

BSu: "Your examination of Mr. Darcy is over, I presume," said Miss Bingley; "and pray what is the result?"

"I am perfectly convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise."

BSa1: “Pengamatanmu atas Mr.Darcy sudah selesai, kurasa,”

ucap Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?”

“Aku betul-betul yakin bahwa Mr.Darcy tidak punya kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan rapi sekali.”

BSa2: “Pemeriksaanmu atas Mr.Darcy sudah selesai,

sepertinya” kata Miss Bingley, “dan apakah hasilnya?” “Aku yakin sepenuhnya bahwa Mr.Darcy tidak memiliki kelemahan. Kalaupun ada, dia menyembunyikannya dengan sangat baik.”

Pada contoh 1 di atas, Elizabeth bertanya kepada Jane apakah ia menyukai sikap saudari-saudari Mr.Bingley. Terlihat ada keraguan dari jawaban Jane: “Certainly not—at first”. Ia lalu menambahkan jawabannya dengan sedikit memuji saudari-saudari Mr.Bingley. Dalam hal ini, Jane berusaha menutupi perasaannya jika ia sebenarnya tidak menyukai sifat dan sikap saudari-saudari Mr.Bingley. Ia dengan sengaja menutupi hal itu di depan Elizabeth, karena ia tahu bahwa Elizabeth akan tidak suka jika ia dekat

(22)

dengan saudari-saudari Mr.Bingley. Jane menjawab dengan jawaban yang diyakininya salah dan hal tersebut membuat data

PAP010/C.04.010/B.04.023/025 tergolong sebagai data yang melanggar maksim kualitas.

Contoh 2 di atas juga merupakan data yang melanggar maksim kualitas. Jawaban Elizabeth atas pertanyaan Miss Bingley "I am perfectly

convinced by it that Mr. Darcy has no defect. He owns it himself without disguise." terkesan bahwa ia sangat mengagumi Mr.Darcy dengan semua sifat

yang dimiliki. Namun faktanya, ia mengatakan hal seperti itu kepada Miss Bingley karena ia masih mencari tahu sifat asli sepenuhnya dari Mr.Darcy. Ia tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Miss Bingley karena ia takut usahanya tersebut akan gagal. Oleh karena itu ia dengan sengaja berbohong dengan memberikan jawaban yang tidak benar kepada Miss Bingley. Dengan demikian, Elizabeth melanggar maksim kualitas karena dengan sengaja memberikan pernyataan yang tidak benar adanya.

3. Pelanggaran Maksim Relevansi

Pelanggaran maksim relevansi terjadi jika peserta tutur tidak dapat memberikan kontribusi yang relevan atau tidak sesuai dengan sesuatu yang sedang dipertuturkan. Hal ini terjadi ketika seorang penutur memberikan jawaban yang tidak bertautan dengan pembicaraan atau pertanyaan sebelumnya, atau misalnya mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan

(23)

yang sedang terjadi dalam sebuah percakapan. Hal tersebut membuat topik pembicaraan bergeser dan keluar dari inti topiknya.

Contoh 1:

PAP006/C.01.004/B.01.010/010 Konteks

situasi: Mrs.Bennet kesal dengan perkataan suaminya yang merendahkan kelima puterinya. Ia bertanya kepada suaminya mengapa begitu tega menghina kelima putri mereka dan membuatnya kesal.

BSu: "Mr. Bennet, how can you abuse your own children in such a way? You take delight in vexing me. You have no compassion for my poor nerves."

"You mistake me, my dear. I have a high respect for your nerves. They are my old friends. I have heard you

mention them with consideration these last twenty years at least."

BSa1: “Mr.Bennet, bagaimana mungkin kau menghina

anakmu sendiri seperti itu? Kau suka sekali membikin aku kesal. Kau sama sekali tidak menghiraukan saraf-sarafku yang malang.”

“Kau salah paham, sayang. Aku sangat menghargai saraf-sarafmu. Mereka kawan lamaku. Aku sudah kerap mendengar kau menyebut-nyebut mereka selama dua puluh tahun terakhir ini.”

BSa2: “Mr.Bennet, bisa-bisanya kau menjelek-jelekkan

anakmu sendiri begitu? Kau memang senang mengolok-olokku. Kau tidak mengasihani saraf-sarafku yang malang.

“Jangan salah paham, sayangku. Aku sangat menghormati saraf-sarafmu. Mereka teman lamaku. Aku sudah sering mendengarmu menyebut-nyebut mereka setidaknya selama dua puluh tahun terakhir ini.”

(24)

Contoh 2:

PAP015/C.06.017/B.06.040/043 Konteks

situasi: Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth dengan ekspresi yang agak tidak mengenakkan. Miss Bingley memang selalu menunjukkan ekspresi dan sikapnya yang tidak terlalu menyukai Elizabeth. Saudari Mr.Bingley itu selalu menganggap rendah keluarga Bennet. Menurutnya, keluarga Bennet bukanlah keluarga yang setara secara ekonomi dan sosial dengan keluarga Bingley.

BSu: "Miss Elizabeth Bennet!" repeated Miss Bingley. "I am all astonishment. How long has she been such a favourite?—and pray, when am I to wish you joy?" "That is exactly the question which I expected you to ask. A lady's imagination is very rapid; it jumps from

admiration to love, from love to matrimony, in a moment. I knew you would be wishing me joy."

BSa1: “Miss Elizabeth Bennet!” ulang Miss Bingley. “aku

sungguh terpukau. Berapa lama sudah dia menjadi favorit? – dan kapan aku pernah mengharap kebahagiaan untukmu?”

“Itu adalah pertanyaan tepat yang aku harap kau tanyakan. Imajinasi perempuan cepat sekali berubah; melompat dari kekaguman ke cinta, dari cinta ke pernikahan sebentar kemudian. Aku tahu kau menginginkan aku bahagia.”

BSa2: “Miss Elizabeth Bennet!” ulang Miss Bingley. “aku

terkejut sekali. Sejak kapan kau menyukainya? – astaga, apakah aku harus memberikan doa restu untuk kalian?”

“Aku tahu kau pasti akan memberiku pertanyaan itu. Pemikiran seorang gadis memang hebat, dalam sekejap melompat dari kekaguman menuju cinta, dari cinta menuju pernikahan. Aku tahu kau pasti akan merestuiku.”

(25)

Contoh 1 data nomor PAP006/C.01.004/B.01.010/010 di atas merupakan contoh pelanggaran maksim relevansi. Hal ini disebabkan karena jawaban penutur (Mr.Bennet) “…They are my old friends. I have heard you

mention them with consideration these last twenty years at least." tidak

relevan dengan pertanyaan Mrs.Bennet sebelumnya. Konteks tuturan sebelumnya ialah Mrs.Bennet tidak terima atas sikap dan perkataan suaminya yang merendahkan kelima puterinya. Ia kemudian bertanya kepada suaminya mengapa begitu tega menghina kelima putri mereka dan membuatnya kesal. Namun dapat dilihat jawaban Mr.Bennet mengalihkan topik pembicaraan. Pengalihan topik pembicaraan yang dilakukan oleh Mr.Bennet ini tidak sejalan dengan topik awal pembicaraan. Hal ini lah yang mengakibatkan jawaban Mr.Bennet tersebut melanggar maksim relevansi, yaitu menjawab dengan tidak relevan dengan pertanyaan Mrs.Bennet.

Pada contoh 2 di atas juga merupakan data yang melanggar maksim relevansi. Konteks yang terjadi pada pertuturan di atas adalah percakapan antara Miss Bingley dengan Elizabeth. Miss Bingley bertanya kepada Elizabeth tentang sejak kapan Elizabeth menyukai Mr.Darcy dan apakah ia perlu member restu kepada Elizabeth atau tidak. Sebenarnya dalam pertanyaannya tersebut, dapat terbaca jika Miss Bingley sedikit gugup dan terkejut ketika mengetahui Elizabeth menyukai Mr.Darcy. Di sisi lain, jawaban Elizabeth pun juga tidak relevan dengan apa yang ditanyakan oleh Miss Bingley. Jawaban “…A lady's imagination is very rapid; it jumps from

(26)

admiration to love, from love to matrimony, in a moment. I knew you would be wishing me joy." tidak relevan dengan pertanyaan Miss Bingley yang

menanyakan hal hubungan Elizabeth dengan Mr.Darcy. Peralihan topik pembicaraan tersebut tidak sejalan dengan pertanyaan sebelumnya. Hal tersebut menyebabkan data PAP015/C.06.017/B.06.040/043 pada contoh 2 di atas melanggar maksim relevansi.

4. Pelanggaran Maksim Cara

Pelanggaran maksim cara ialah jika penutur berbicara secara tidak langsung, berbelit-belit, dan tidak runtut. Dengan kata lain, pelanggaran maksim cara ini dapat terjadi ketika penutur memberikan suatu informasi yang tidak beraturan dan tidak jelas kepada lawan bicaranya. Hal tersebut dapat membuat mitra tutur tidak bisa menangkap dengan jelas apa maksud pembicaraan dari lawan tuturnya. Selain itu, hal ini menyebabkan percakapan tidak berjalan dengan lancar.

Contoh 1:

PAP038/C.18.056/B.18.128/144 Konteks

situasi: Saat pesta dansa dimulai dan Elizabeth memancing Mr.Darcy agar bersedia untuk bercerita, usaha itu gagal karena Mr.Darcy menginginkan bahwa saat pesta dansa sebaiknya mereka diam saja. Elizabeth penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi kepada Mr.Darcy. Ia ingin mengorek dalam-dalam dari Mr.Darcy.

(27)

"Sometimes. One must speak a little, you know. It

would look odd to be entirely silent for half an hour together; and yet for the advantage of some, conversation ought to be so arranged, as that they may have the trouble of saying as little as possible." BSa1: “Apakah ada aturan untuk berbicara sewaktu sedang

berdansa?”

“Terkadang memang begitu. Kita mesti berbicara sedikit sewaktu sedang berdansa. Akan aneh sekali kalau pasangan dansa membisu selama setengah jam menghabiskan waktu bersama. Tapi demi kepentingan sebagian orang, percakapan harus diatur sedemikian rupa karena pasangan dansa barangkali mengalami masalah dalam berbicara.” BSa2: “Apakah ada aturan untuk berbicara saat sedang

berdansa?”

“Kadang-kadang. Kita harus sedikit berbicara saat sedang berdansa. Akan sangat aneh jika pasangan dansa diam saja selama setengah jam menghabiskan waktu bersama. Namun, demi kepentingan sebagian orang, percakapan harus diatur sedemikian rupa, karena pasangan dansa mungkin mengalami masalah dalam berbicara.”

Contoh 2:

PAP067/C.32.105/B.32.243/272 Konteks

situasi: Saat Mr.Darcy dan Elizabeth duduk berdua, Elizabeth memikirkan bahan obrolan apa yang mereka bicarakan. Tiba-tiba ia penasaran ingin mengetahui alasan Darcy tentang kepergian mendadak rombongannya dari Netherfield.

BSu: "I think I have understood that Mr. Bingley has not much idea of ever returning to Netherfield again?"

(28)

"I have never heard him say so; but it is probable that

he may spend very little of his time there in the future. He has many friends, and is at a time of life when friends and engagements are continually increasing." BSa1: “Kudengar Mr.Bingley tidak akan kembali ke

Netherfield lagi?”

“Aku tidak pernah mendengar dia bilang begitu; tapi mungkin saja dia cuma akan menghabiskan sedikit waktu di sana di masa mendatang. Dia punya banyak teman, dan di masa kehidupannya ini, jumlah teman dan urusannya terus bertambah.”

BSa2: “Kudengar Mr.Bingley tidak akan kembali ke

Netherfield lagi?”

“Aku tidak pernah mendengar dia berkata begitu; tapi mungkin saja dia hanya akan menghabiskan sedikit waktu di sana di masa yang akan datang. Dia punya banyak teman, dan di masa kehidupannya ini, jumlah teman dan urusannya terus bertambah.” Pada contoh 1 di atas, dapat dilihat bahwa jawaban Mr.Darcy tidak jelas dan tidak langsung menjawab pertanyaan Elizabeth. Ia seperti berputar-putar dan tidak menjawab dengan jawaban yang jelas. Konteks situasi di atas adalah Elizabeth ingin mengorek lebih dalam bagaimana sebenarnya sifat Mr.Darcy. Di sisi lain, Mr.Darcy tidak bersedia menjawab karena menurutnya semua peserta dansa sebaiknya tidak banyak berbicara saat sedang mengikuti pesta dansa. Jawaban Mr.Darcy “… It would look odd to be entirely silent for

half an hour together; and yet for the advantage of some, conversation ought to be so arranged, as that they may have the trouble of saying as little as possible.” membuktikan bahwa jawaban tersebut berputar-putar dan tidak

(29)

jelas dari apa yang ditanyakan sebelumnya. Sebenarnya dapat dilihat dari pertanyaan Elizabeth bahwa ia sedikit menyindir Mr.Darcy tentang adanya aturan saat berdansa, namun Mr.Darcy tidak terlalu memperhatikan itu dan menjawabnya dengan jawaban yang kabur. Dapat dikatakan bahwa data PAP038/C.18.056/B.18.128/144 pada contoh 1 di atas melanggar maksim cara.

Sama seperti contoh 1, contoh 2 di atas juga termasuk contoh data yang melanggar maksim cara. Konteks situasi pada contoh 2 data di atas ialah Elizabeth bertanya kepada Mr.Darcy tentang kepergiannya dengan rombongan meninggalkan Netherfield. Ia ingin mengetahui alasan Mr.Darcy meninggalkan tempat itu secara tiba-tiba. Namun dapat dilihat dari jawaban Mr.Darcy “….but it is probable that he may spend very little of his time there

in the future. He has many friends, and is at a time of life when friends and engagements are continually increasing." yang dirasa kabur dan tidak jelas. Ia

menjawab pertanyaan Elizabeth dengan jawaban yang berputar-putar tidak pada poinnya. Hal ini lah yang membuat data PAP067/C.32.105/B.32.243/272 melanggar maksim cara.

2.1.2.2 Violating Maxim

1. Pelanggaran Maksim Kuantitas

Pelanggaran maksim kuantitas pada violating maxim terjadi jika penutur tidak memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang

(30)

dibutuhkan oleh lawan bicaranya, juga terdapat unsur berbohong di dalamnya. Penutur tidak memberikan jawaban yang dirasa cukup dan tidak berlebihan kepada mitra tuturnya. Dengan kata lain, penutur memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan porsinya. Contohnya adalah sebagai berikut:

PAP045/C.19.064/B.19.145/163 Konteks

situasi: Mr.Collins datang ke kediaman Bennet dan bermaksud untuk mengutarakan tujuannya akan melamar Elizabeth.

BSu: "May I hope, madam, for your interest with your fair daughter Elizabeth, when I solicit for the honour of a private audience with her in the course of this morning?"

"Oh dear!—yes—certainly. I am sure Lizzy will be very happy—I am sure she can have no objection. Come, Kitty, I want you up stairs."

BSa1: “Madam, berkaitan dengan putri Anda yang cantik,

Elizabeth, apakah Anda mengizinkan saya untuk berbicara secara pribadi dengannya pagi ini?”

“Oh. Ya, tentu saja. Aku yakin Lizzy akan senang sekali. Aku yakin dia tidak akan keberatan. Ayo, Kitty, mari kita ke atas.”

BSa2: “Madam, sehubungan dengan putri Anda yang cantik,

Elizabeth, apakah Anda mengizinkan saya untuk berbicara secara pribadi dengannya pagi ini?”

“Oh! Ya – tentu saja. Saya yakin Lizzy akan sangat senang – saya yakin dia tidak akan keberatan. Ayo, Kitty, mari kita ke atas.”

Pelanggaran maksim kuantitas di atas dapat dilihat dari tuturan Mr.Bennet “certainly” tersebut. Di sisi lain, tuturan tersebut termasuk tuturan

(31)

yang melanggar maksim kuantitas (violating maxim). Dalam jawaban tersebut, Mrs.Bennet mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada Mr.Collins. Jawaban “certainly” tersebut sebenarnya digunakan Mrs.Bennet untuk menutupi kegugupannya yang sebenanrnya ia tidak mengizinkan Mr.Collins untuk menemui Elizabeth. Hal tersebut membuktikan bahwa sebenarnya Mrs.Bennet tidak mengatakan hal yang sebenananya. Dengan jawaban itu, terlihat bahwa tuturan tersebut diucapkan hanya untuk menutupi sesuatu yang diniatkan Mrs.Bennet untuk berbohong dan Mrs.Bennet melakukannya dengan sengaja.

2. Pelanggaran Maksim Relevansi

Pelanggaran maksim relevansi pada violating maxim di sini terjadi jika peserta tutur tidak dapat memberikan kontribusi yang relevan atau tidak sesuai dengan sesuatu yang sedang dipertuturkan. Berbeda dengan pelanggaran maksim relevansi pada floating maxim sebelumnya, pelanggaran ini terjadi ketika seorang penutur memberikan jawaban yang tidak bertautan dengan pembicaraan atau pertanyaan sebelumnya, namun ada unsur untuk berbohong atau tidak mengatakan sesuatu yang sebenarnya. Contoh pelanggaran

violating maxim pada maksim relevansi adalah sebagai berikut: PAP099/C.49.174/B.49.405/453

(32)

situasi: Seusai membaca surat tersebut, Elizabeth bertanya kepada Jane dan ayahnya untuk memastikan bahwa Wickham benar-benar akan menikahi Lydia.

BSu: "Is it possible? Can it be possible that he will marry her?"

"Wickham is not so undeserving, then, as we thought

him. My dear father, I congratulate you."

BSa1: “Mungkinkah itu? Mungkinkah Wickham akan

menikahi Lydia?”

“Wickham tidak sejahat yang kau kira, kalau begitu. Ayahku sayang, selamat untukmu.”

BSa2: “Mungkinkah itu? Mungkinkah Wickham akan

menikahi Lydia?”

“Wickham tidak sejahat yang kau kira, kalau begitu. Ayahku sayang, selamat untukmu.”

Data PAP099/C.49.174/B.49.405/453 di atas, Jane menjawab pertanyaan Elizabeth tentang Wickham. Dalam jawaban tersebut, tidak terlihat jika Jane mengatakan sesuatu yang tidak benar jika tidak mengetahui konteks sebelumnya. Jawaban Jane "Wickham is not so undeserving, then, as

we thought him” tersebut sebenarnya hanya untuk membuat ayahnya lega. Ia

tidak ingin membuat ayahnya sedih berkelanjutan setelah adanya kabar bahwa adiknya, Lydia, dibawa oleh Wickham. Di sisi lain, ia sebenarnya sudah mengetahui bahwa Wickham adalah pria yang munafik dan kurang bertanggung jawab. Jawaban Jane selanjutnya: My dear father, I congratulate

(33)

yang sedang bersama Wickham. Jawaban tersebut sebenarnya tidak ada hubungannya dengan pertanyaan Elizabeth. Hal itu lah yang membuat jawaban Jane tersebut melanggar maksim relevansi.

2.1.2.3 Pelanggaran Maksim Multiple

Dalam suatu pertuturan, terkadang seseorang dengan tidak sengaja melanggar lebih dari satu maksim prinsip kerjasama. Hal tersebut sering terjadi mengingat bahwa seorang penutur cenderung memberikan jawaban yang runtut dan kompleks kepada mitra tuturnya atas pertanyaan yang diberikan. Penutur melakukan hal demikian karena menginginkan jawaban tersebut dapat diterima dengan baik dan jelas oleh mitra tuturnya. Namun terkadang hal tersebut lah yang membuat pertuturan menjadi kurang fokus terhadap inti percakapan.

Pelanggaran maksim multiple tersebut terjadi jika misalnya seorang penutur mengatakan sesuatu yang tidak benar adanya dan juga berlebihan tidak sesuai porsinya. Kasus seperti itu dapat dikatakan bahwa penutur melanggar dua maksim kerjasama, yaitu maksim kualitas dan maksim kuantitas.Seperti yang peneliti jelaskan sebelumnya, dalam penelitian ini terdapat 5 data (5%) yang termasuk dalam pelanggaran maksim multiple. Di bawah ini adalah beberapa contoh data yang termasuk pelanggaran maksim

(34)

Contoh 1 (Flouting Maksim Kuantitas dan Maksim Kualitas): PAP069/C.33.108/B.33.250/279

Konteks

situasi: Saat Elizabeth diam-diam membaca surat dari Jane, ia cepat-cepat menyembunyikannya dari Kolonel Fitzwilliam. Kolonel Fitzwilliam membuka obrolan dengan Elizabeth.

BSu: "I have been making the tour of the park," he replied, "as I generally do every year, and intend to close it with a call at the Parsonage. Are you going much farther?"

"No, I should have turned in a moment."

BSa1: “Aku sedang mengelilingi taman, seperti yang biasa

kulakukan setiap tahun, dan berniat mengakhiri kegiatan ini dengan bertamu di Parsonage. Apakah perjalananmu masih jauh?”

“Tidak, aku akan balik sebentar lagi.”

BSa2: “Aku sedang mengelilingi taman, seperti yang biasa

kulakukan setiap tahun, dan berniat mengakhiri kegiatan ini dengan bertamu di Parsonage. Apakah perjalananmu masih jauh?”

“Tidak, aku akan berbalik sebentar lagi.”

Data PAP069/C.33.108/B.33.250/279 di atas merupakan data yang melanggar maksim kuantitas dan maksim kualitas. Pelanggaran maksim kuantitas dapat dilihat pada jawaban “I should have turned in a moment.". Sebenarnya Elizabeth tidak perlu memberikan jawaban itu, karena Kolonel Fitzwilliam tidak bertanya apakah Elizabeth akan pulang atau masih akan tetap di situ. Elizabeth menjawab pertanyaan Kolonel Fitzwilliam berlebihan

(35)

dan tidak sesuai porsinya. Hal itu mengakibatkan tuturan pada data tersebut melanggar maksim kuantitas.

Di sisi lain, contoh 1 di atas juga melanggar maksim kualitas. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban Elizabeth: “No”. Sebenarnya Elizabeth belum akan meninggalkan taman saat itu, ia masih ingin berjalan-jalan sembari melanjutkan membaca surat dari Jane. Namun tiba-tiba Kolonel Fitzwilliam datang dan ia ingin segera pergi dari taman karena ia tidak ingin surat dari Jane tersebut diketahui oleh Kolonel Fitzwilliam. Dalam hal ini, Elizabeth tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Kolonel Fitzwilliam. Oleh karena itu ia dengan sengaja berbohong dengan memberikan jawaban yang tidak benar dan membuat data tersebut melanggar maksim kualitas.

Contoh 2 (Flouting Maksim Kuantitas dan Maksim Relevansi): PAP083/C.47.162/B.47.379/422

Konteks

situasi: Mr.Gardiner, paman Elizabeth, sedang membicarakan masalah Lydia yang dibawa kabur Wickham dengan Elizabeth. Ia bertanya kepada Elizabeth mengenai bagaimana nasib Lydia jika memang ia akan benar-benar hidup dengan Wickham tanpa ada pernikahan yang sah. Ia khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk kepada Lydia, mengingat sifat Wickham yang kurang bertanggung jawab.

BSu: "But can you think that Lydia is so lost to everything but love of him as to consent to live with him on any terms other than marriage?"

"It does seem, and it is most shocking indeed,that a sister's sense of decency and virtue in such a point

(36)

should admit of doubt. But, really, I know not what to say. Perhaps I am not doing her justice. But she is very young; she has never been taught to think on serious subjects; and for the last half-year, nay, for a twelvemonth—she has been given up to nothing but amusement and vanity.”

BSa1: “Tapi bisakah kau membayangkan Lydia akan

mengabaikan semuanya dan hidup bersama Wickham tanpa ikatan pernikahan yang sah?”

“Aku bisa membayangkannya, dan memang betul-betul mengejutkan, kalau seorang kakak meragukan tingkah laku adiknya sendiri. Tapi sungguh aku tidak tahu mesti bilang apa. Mungkin aku tidak bersikap adil kepada Lydia. Tapi dia masih anak ingusan; dia tidak pernah diajari untuk memikirkan hal-hal yang serius; dan selama setengah tahun – bukan, selama setahun terakhir ini, tidak ada yang dikejarnya selain kesenangan dan hal-hal duniawi lainnya.”

BSa2: “Tapi, bisakah kau membayangkan bahwa Lydia akan

mengabaikan segalanya dan hidup bersama Wickham tanpa ikatan pernikahan yang sah?”

“Aku bisa membayangkannya, dan memang betul-betul mengejutkan, kalau seorang kakak meragukan kelakuan adiknya sendiri. Tapi, sungguh, aku tidak tahu harus mengatakan apa. Mungkin aku tidak bersikap adil kepada Lydia. Tapi, dia masih sangat muda; dia tidak pernah diajari untuk memikirkan hal-hal yang serius; dan selama setengah tahun – bukan, selama setahun terakhir ini, tidak ada yang dikejarnya selain kesenangan dan hal-hal duniawi lainnya.”

Data PAP083/C.47.162/B.47.379/422 di atas merupakan contoh pelanggaran maksim kuantitas dan maksim relevansi. Pelanggaran maksim kuantitas dapat dilihat dari jawaban Elizabeth: “…that a sister's sense of

(37)

not what to say”. Jawaban Elizabeth tersebut sebenarnya tidak diperlukan,

karena Mr.Gardiner tidak menanyakan hal itu. Ia hanya menanyakan kepada Elizabeth tentang bagaimana nasib Lydia setelah ia dibawa lri oleh Wickham. Dari jawabannya tersebut, Elizabeth ingin sedikit mencurahkan isi hatinya kepada pamannya tersebut. Ia tidak bisa membayangkan dan tidak tahu akan berbuat apa untuk keselamatan Lydia. Namun, jawaban itu lah yang membuat data di atas melanggar maksim kuantitas.

Pelanggaran maksim selanjutnya pada contoh di atas adalah pelanggaran maksim relevansi. Hal tersebut dapat dilihat pada jawaban Elizabeth: “Perhaps I am not doing her justice. But she is very young; she has

never been taught to think on serious subjects; and for the last half-year, nay, for a twelvemonth—she has been given up to nothing but amusement and vanity”. Jawaban Elizabeth tersebut tidak relevan dengan pertanyaan

Mr.Gardiner sebelumnya. Pada tuturannya tersebut, Elizabeth terkesan memberikan penjelasan kepada Mr.Gardiner tentang sikap Lydia yang belum dewasa dan belum pantas untuk berumah tangga. Hal ini menyebabkan jawaban tersebut keluar dari konteks percakapan. Pengalihan topik percakapan tersebut mengakibatkan data PAP083/C.47.162/B.47.379/422 juga melanggar maksim relevansi.

Contoh 3 (Flouting Maksim Kuantitas dan Maksim Cara): PAP131/ C.59.219/B.59.507/567

(38)

Konteks

situasi: Elizabeth melihat Darcy mengikuti ayahnya berjalan ke perpustakaan rumahnya. Ia khawatir jawaban Darcy akan membuat ayahnya sedih. Ia pun menunggu dengan resah. Sampai akhirnya ia bertanya langsung kepada ayahnya, adakah rasa tidak nyaman dari ayahnya terkait hubungannya dengan Darcy.

BSu: "Have you any other objection, than your belief of my indifference?"

"None at all. We all know him to be a proud, unpleasant sort of man; but this would be nothing if you really liked him."

BSa1: “Apakah Papa punya keberatan lain, selain keyakinan

Papa bahwa aku tidak mencintainya?”

“Sama sekali tidak. Kita semua tahu dia lelaki yang sombong dan menjengkelkan; tapi itu semua tidak ada artinya kalau kau betul-betul menyukainya.”

BSa2: “Apakah Papa punya keberatan lain, selain keyakinan

Papa bahwa aku tidak mencintainya?”

“Sama sekali tidak. Kita semua tahu dia adalah pria yang angkuh dan menjengkelkan; tapi itu semua tidak ada artinya jika kau betul-betul menyukainya.”

Data PAP131/ C.59.219/B.59.507/567 di atas merupakan data yang melanggar maksim kuantitas dan maksim cara. Pelanggaran maksim kuantitas terjadi dalam jawaban Mr.Bennet: “…We all know him to be a proud,

unpleasant sort of man”. Sebelumnya, Elizabeth hanya bertanya kepada

ayahnya tentang hubungannya dengan Mr.Darcy. Ia hanya memastikan apakah ayahnya benar-benar menyetujui hubungannya tersebut. Namun pertanyaan tersebut dijawab oleh Mr.Bennet secara berlebihan, tidak sesuai

(39)

porsinya. Mr.Bennet menambah jawaban yang seharusnya tidak perlu ia jawab sehubungan dengan pertanyaan Elizabeth.

Selanjutnya, data di atas juga melanggar maksim cara. Dapat dilihat dari jawaban Mr.Bennet selanjutnya: “…; but this would be nothing if you

really liked him" yang terasa sedikit berputar-putar. Pada intinya, Mr.Bennet

hanya ingin menjawab “None at all”, namun ia berusaha menjelaskan kepada putrinya bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak bisa mengubah keputusan Elizabeth. Lanjutan jawaban Mr.Bennet tersebut sebenarnya ingin menasihati Elizabeth agar berhati-hati jika memang ia benar-benar ingin menjalin hubungan serius dengan Mr.Darcy. Ia tidak ingin putrinya menyesal di kemudian hari. Mr.Bennet memang selalu tidak bisa menolak kemauan Elizabeth. Ia tahu betul bahwa putrinya adalah anak yang baik, penurut, dan selalu patuh kepadanya. Oleh karena itu, ia menjawab dengan jawaban yang sedikit berbelit karena memang ia tidak bisa menjawab secara direct kepada putri kesayangannya itu. Hal itu membuat contoh data di atas juga melanggar maksim cara.

3. Teknik Penerjemahan

Selanjutnya peneliti akan memaparkan temuan yang berkaitan dengan teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan tuturan menjawab (answering) dalam novel Pride and Prejudice. Teknik penerjemahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh

(40)

Molina & Albir (2002). Mengingat penelitian ini adalah comparing study, maka temuan teknik penerjemahan berikut ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama memaparkan temuan teknik penerjemahan pada novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) dan bagian kedua memaparkan temuan teknik penerjemahan novel

Pride and Prejudice (penerbit Qanita).

3.1 Temuan Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media)

Dari 135 data yang dianalisis, ditemukan bahwa terjemahan tuturan menjawab dalam novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media) menggunakan 13 jenis teknik penerjemahan, antara lain: kesepadanan lazim, peminjaman, adaptasi, modulasi, transposisi, amplifikasi, reduksi, generalisasi, partikularisasi, variasi, literal, amplifikasi linguistik, dan kreasi diskursif. Teknik-teknik penerjemahan ini dipakai dalam lima jenis varian, yakni varian tunggal (satu teknik penerjemahan), varian kuplet (menggunakan dua teknik penerjemahan), varian triplet (menggunakan tiga teknik penerjemahan), varian kuartet (menggunakan empat teknik penerjemahan), serta varian kuintet (menggunakan lima teknik penerjemahan).

Lebih rinci lagi, dalam 135 data tuturan menjawab (answering) tersebut menghasilkan temuan data sebanyak 54 data (40,0%) yang diterjemahkan menggunakan varian teknik tunggal, 36 data (26,7%) diterjemahkan menggunakan varian teknik kuplet, 28 data (20,7%) diterjemahkan menggunakan varian teknik

(41)

triplet, 14 data (10,4%) diterjemahkan menggunakan varian teknik kuartet, serta 3 data (2,2%) diterjemahkan menggunakan varian teknik kuintet. Klasifikasi varian teknik tersebut dapat diamati pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Varian Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media)

No. Teknik Penerjemahan Frekuensi Kemunculan Persentase 1 Varian Tunggal 54 40,0% 2 Varian Kuplet 36 26,7% 3 Varian Triplet 28 20,7% 4 Varian Kuartet 14 10,4% 5 Varian Kuintet 3 2,2% TOTAL 135 100% 3.1.1 Varian Tunggal

Varian tunggal merupakan penggunaan satu jenis teknik penerjemahan dalam menerjemahkan tuturan menjawab (answering). Dapat dilihat pada tabel di atas, sebanyak 54 data (40,0%) menggunakan varian teknik tunggal dalam menerjemahkan tuturan menjawab (answering). Pada varian tunggal ini, ditemukan 6 jenis teknik penerjemahan, yaitu: kesepadanan lazim, modulasi, peminjaman murni, adaptasi, amplifikasi, dan reduksi. Persentase temuan teknik penerjemahan varian tunggal tersebut disajikan pada tabel di bawah ini:

(42)

Tabel 4.4 Teknik Penerjemahan Varian Tunggal pada Tuturan Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice

(penerbit Shira Media) N o . Teknik Penerjemahan Frekuensi Kemuncu lan Persentas e 1 Kesepadanan Lazim 42 77,9% 2 Modulasi 6 11,2% 3 Amplifikasi (eksplisitasi) 2 3,7% Amplifikasi (penambahan) 1 1,8% 4 Peminjaman Murni 1 1,8% 5 Adaptasi 1 1,8% 6 Reduksi 1 1,8% TOTAL 54 100% 1. Kesepadanan Lazim

Teknik kesepadanan lazim biasa dipakai untuk menerjemahkan ekspresi maupun istilah sehari-hari yang tidak dapat diterjemahkan kata per kata. Berbeda dengan teknik harfiah atau literal, teknik kesepadanan lazim sudah terikat dengan konteks (tidak lepas konteks). Dalam varian tunggal, hasil analisis menunjukkan bahwa teknik kesepadanan lazim dipakai sebanyak 42 kali (77,9%). Berikut adalah beberapa contoh penerapan teknik kesepadanan lazim dalam dua versi novel terjemahan Pride and Prejudice:

(43)

Contoh 1:

PAP034/C.13.038/B.13.086/096 Konteks

situasi: Selagi Mr. dan Mrs.Bennet sarapan, Mr.Bennet meminta istrinya untuk menyusun menu makan malam karena Mr.Bennet sedang menunggu kehadiran seorang tamu. Mrs.Bennet penasaran dan bertanya kepada suaminya siapakah tamu yang dimaksud suaminya itu.

BSu: "Who do you mean, my dear? I know of nobody that is coming, I am sure, unless Charlotte Lucas should happen to call in—and I hope my dinners are good enough for her. I do not believe she often sees such at home."

"The person of whom I speak is a gentleman, and a stranger."

BSa: “Siapa yang kau maksud, suamiku? Aku tidak tahu siapa yang akan datang kemari, kecuali kalau Charlotte Lucas datang tiba-tiba, dan kurasa sajian makan malamku cukup disukainya. Aku tidak yakin dia sering mendapatkan menu sebaik itu di rumahnya sendiri.” “Orang yang kumaksud adalah seorang lelaki, dan kalian tidak mengenalnya.”

Contoh 2:

PAP041/C.18.058/B.18.131/147 Konteks

situasi: Elizabeth mencoba untuk bertanya tentang hal yang sedikit sensitif kepada Mr.Darcy.

BSu: "And never allow yourself to be blinded by prejudice?"

"I hope not."

BSa: “Dan tidak pernah membiarkan dirimu dibutakan oleh prasangka?”

(44)

“Kuharap tidak.”

Sesuai dengan pengertian teknik kesepadanan lazim, teknik ini digunakan untuk menerjemahkan tuturan menjawab yang disesuaikan dengan konteks situasi atau konteks keadaan. Selain itu, teknik ini tidak digunakan untuk menerjemahkan tuturan secara kata demi kata. Dapat dilihat pada data PAP034/C.13.038/B.13.086/096 di atas bahwa "The person of whom I speak

is a gentleman…” diterjemahkan menjadi “Orang yang kumaksud adalah

seorang lelaki..” dan "I hope not." diterjemahkan menjadi “Kuharap tidak” pada BSa. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan tuturan tersebut dengan istilah yang lazim digunakan sehari-hari dan juga tidak lepas konteks.

2. Modulasi

Penerapan teknik modulasi dilakukan dengan merubah sudut pandang (point of view), fokus, kategori kognitif pada BSa. Dengan kata lain, teknik ini mengubah perspektif leksikal atau pun struktual. Penggunaan teknik modulasi ditemukan sebanyak 6 data (11,2%). Berikut merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik modulasi:

Contoh 1:

PAP014/C.06.016/B.06.038/041 Konteks

(45)

situasi: Sir William Lucas masih melanjutkan pertanyaannya kepada Mr.Darcy tentang seberapa sering ia berdansa di rumah St.James.

BSu: "Do you not think it would be a proper compliment to the place?"

"It is a compliment which I never pay to any place if I can avoid it."

BSa: “Apakah Anda merasa tempatnya tidak layak?”

“Layak bagi saya adalah tidak dipungut biaya dan saya melewatkan kesempatan itu.”

Terjadi perubahan sudut pandang (point of view) antara tuturan yang ada di BSu dengan yang ada di BSa. Apa yang dimaksud di BSu ialah tentang tempat untuk berdansa dan kegiatan berdansa itu sendiri. Terjemahan “tidak dipungut biaya” di atas menguatkan bahwa penerjemah mengubah sudut pandang pembaca dari tuturan yang ada antara di BSu dan BSa.

3. Amplifikasi

Teknik amplifikasi merupakan teknik yang digunakan untuk memperjelas detail informasi yang ada dalam BSu yang dilakukan dengan mengeksplisitkan atau memparafrasekan BSu, maupun dengan menambah informasi yang relevan. Penggunaan teknik amplifikasi ditemukan sebanyak 3 data (5,5%). Berikut merupakan contoh data yang diterjemahkan menggunakan teknik amplifikasi:

Gambar

Tabel 4.1 Cara Maksim Prinsip Kerjasama pada Tindak  Tutur Menjawab dalam Novel Pride and Prejudice
Tabel 4.2 Pelanggaran Maksim Prinsip Kerjasama (Non- (Non-observing the maxim) pada Tindak Tutur Menjawab dalam Novel
Tabel 4.3 Varian Teknik Penerjemahan Tuturan Menjawab (Answering)  dalam Novel Pride and Prejudice (penerbit Shira Media)
Tabel 4.4 Teknik Penerjemahan Varian Tunggal pada Tuturan  Menjawab (Answering) dalam Novel Pride and Prejudice
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manakala huraian stail pakaian pula menjelaskan dengan teliti tentang setiap ciri yang terdapat pada pakaian tersebut, sebagai contoh, lisu, belah, bahu mendatang ( yoke ) ,

Strategi Saluran distribusi yang dilakukan oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Lampung adalah menggunakan Saluran Distribusi Langsung yaitu terdiri dari

Sebagaimana diketahui keberadaan perusahaan akan berpengaruh pada lingkungan masyarakat sekitarnya, terutama aspek sosial ekonomi begitupun dengan keberadaan

KEEMPAT : Taman di Perairan Teluk Moramo di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana dimaksud diktum KETIGA dengan batas koordinat sebagaimana tercantum dalam

Proses biodegradasi yang terjadi pada umumnya dipengaruhi oleh interaksi antara enzim yang disekresi oleh mikroorganisme berupa enzim pengkatalis reaksi hidrolisis

Standar Pelayanan Pengadaan Pinjaman Dalam Negeri pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

Ketepatan (berasal dari kata dasar “tepat” yang berarti cocok atau betul) data kita artikan sebagai ketepatan dalam hal waktu pengumpulan, jenis dan macam data,

Lima puluh tiga asam amino hasil translasi 159 nukleotida (53 situs triplet penyandi) terdiri dari 14 asam amino kekal (nukleotidanya tidak mengalami perubahan), 37 asam