• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

2.2.6. Asuhan Keperawatan

Menurut Aditama (2007), keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit

Menurut Azwar (2000), mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik, apabila :

1. Memberikan rasa tentram kepada pasien

2. Memberikan pelayanan yang profesional dan setiap strata pengelola rumah sakit. Pelayanan bermula sejak masuknya pasien kerumah sakit sampai pasien pulang Dari kedua aspek ini dapat diartikan sebagai berikut :

a. Petugas menerima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien memerlukan penanganan segera

b. Penanganan pertama dari perawat harus mampu menaruh kepercayaan bahwa pengobatan yang diterima dimulai secara benar

c. Penanganan oleh para dokter dan perawat yang profesional akan menimbulkan kepercayaan pasien bahwa pasien tidak salah memilih rumah sakit

d. Ruang yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada rumah sakit e. Peralatan yang memadai dengan operator yang profesional

f. Lingkungan rumah sakit yang nyaman.

Dalam hal manajemen keperawatan di rumah sakit, tugas yang harus dilakukan adalah :

1. Penanganan administratif, antara lain dapat berupa pengurusan masuknya pasien kerumah sakit, pengawasan pengisian dokumen catatan medik dengan baik, membuat penjadwalan proses pemeriksaan atau pengobatan pasien, dan lain-lain

2. Membuat penggolongan pasien sesuai berat ringannya penyakit dan kemudian mengatur kerja perawat secara optimal pada setiap pasien sesuai kebutuhannya masing-masing

3. Memonitor mutu pelayanan pada pasien, baik pelayanan keperawatan secara khusus maupun pelayanan lain secara umumnya

4. Manajemen ketenagaan dan logistik keperawatan, kegiatan ini meliputi staffing, scheduling, assignment dan budgeting (Aditama, 2007)

Keperawatan profesional diberikan dalam bentuk asuhan keperawatan. Menurut konsorsium kelompok kerja keperawatan, asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses keperawatan yang berpedoman pada standar asuhan keperawatan berdasar pada etik dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggungjawab keperawatan (Nursalam, 2007)

Asuhan keperawatan menggunakan metode proses keperawatan yaitu proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara pasien sampai taraf optimum melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu memenuhi kebutuhan pasien.

Menurut Dungoes (2000), proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari 5 tahap yang spesifik, yaitu :

a. Pengkajian

Adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara sistematis, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, kognitif, kemampuan fungsional,

perkembangan ekonomi dan gaya hidup. Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnosa serta melihat kembali catatan sebelumnya

b. Identifikasi masalah / diagnosa keperawatan

Adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi.

c. Perencanaan

Adalah proses dua bagian yaitu : pertama adalah identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan harus spesifik, realistik dan dapat diukur, menunjukkan kerangka waktu yang pasti, mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien, kedua adalah pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan

d. Implementasi

Adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan proses keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.

e. Evaluasi

Adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dan respon terhadap keefektifan intervensi keperawatan, kemudian mengganti rencana keperawatan jika diperlukan.

Menurut Gilles (1996), ciri-ciri asuhan keperawatan yang berkualitas antara lain:

1. Memenuhi standar profesi yang ditetapkan

2. Sumberdaya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien dan efektif.

3. Aman bagi pasien dan tenaga keperawatan

4. Memperhatikan aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat

Menurut Griffith dalam Aditama (2007) menyatakan bahwa kegiatan keperawatan di Rumah sakit dapat dibagi menjadi keperawatan klinik antara lain ;

1. Pelayanan keperawatan personal (personal nursing care), yang antara lain berupa pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik untuk sistem tubuh tertentu, pemberian motivasi dan dukungan emosional pada pasien, pemberian obat, dll 2. Berkomunikasi dengan dokter dan petugas penunjang medik, mengingat perawat

selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga merupakan petugas yang seyogyanya paling tahu tentang keadaan pasien.

3. Menjalin hubungan dengan keluarga pasien, Komunikasi yang baik dengan keluarga atau kerabat pasien akan membantu proses penyembuhan pasien itu sendiri.

4. Menjaga lingkungan bangsal tempat perawatan. Perawat bertanggungjawab terhadap lingkungan bangsal perawatan pasien, baik lingkungan fisik, mikrobiologik, keamanan, dan lain-lain.

5. Melakukan penyuluhan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit. Program ini diberikan pada pasien dengan materi spesifik sesuai dengan penyakit yang dideritannya

Parasuraman dalam Wijono (1999), menyatakan ada lima dimensi untuk mengukur mutu pelayanan atau jasa yaitu:

1. Bukti langsung atau nyata dari perawat (tangibles), suatu yang dapat dilihat yang meliputi keadaan fisik, penampilan fisik para perawat yang melayani pasien. Suatu pelayanan tidak bisa dicium atau diraba, dengan demikian aspek Tangibles

menjadi penting terhadap pelayanan, kerena tangibles akan mempengaruhi persepsi pasien.

2. Kehandalan perawat (reliability), yakni untuk memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan, meliputi kecekatan dalam memberikan pelayanan, ketepatan waktu pelayanan serta pelayanan yang tidak pilih kasih (adil dalam pelayanan). Pelayanan harus sesuai dengan harapan pasien, dalam hal ketepatan waktu serta pelayanan yang sama/adil untuk semua pasien tanpa kesalahan. Ada 2 aspek dari dimensi kehandalan, yaitu kemampuan pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mereka mampu memberikan pelayanan yang akurat.

3. Ketanggapan atau cepat tanggap perawat (Responsiveness), yaitu kecepatan, kemauan serta kesadaran petugas dalam memberikan tanggapan terhadap keluhan pasien, disertai dengan penyampaian informasi yang jelas. Pelayanan yang responsif sangat dipengaruhi oleh kesigapan dan ketulusan dalam menjawab

pertanyaan atau peminatan pasien. Ada 4 aspek dari dimensi ini yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas dan kenyamanan.

4. Jaminan atau kepastian perawat (Assurance), yaitu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh petugas dalam memberikan pelayanan sehingga dapat memberikan kepercayaan dan rasa aman kepada pasien meliputi, sikap sopan santun, mampu berkomunikasi dengan jelas dan berwawasan yang luas.

5. Empati perawat (Empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau bersifat pribadi yang diberikan kepada pasien dengan berupaya memahami keinginan pasien. Suatu organisasi pelayanan kesehatan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan untuk memahami kebutuhan pasien secara spefisik.

Dokumen terkait