• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

5.2. Indikator Pelayanan Kesehatan Perawat

5.2.2. Indikator Kehandalan Pelayanan kesehatan Perawat

penafsiran melalui proses pemikiran tentang apa yang dilihat, persepsi yang positif akan mempengaruhi rasa puas seseorang dalam bentuk sikap dan prilakunya terhadap pelayanan kesehatan, begitu juga sebaliknya.

Sama halnya dalam Wijono (1999) menyatakan dimensi untuk mengukur mutu pelayanan perawat salah satunya adalah bukti langsung yaitu suatu yang dilihat yang meliputi penampilan fisik para perawat yang melayani pasien. Suatu pelayanan tidak bisa dicium dan diraba, dengan demikian aspek bukti langsung atau penampilan perawat menjadi penting terhadap pelayanan karena mempengaruhi persepsi pasien.

Indikator bukti langsung merupakan suatu hal yang penting dimana perawat adalah orang yang akan setiap hari berinteraksi dengan pasien secara langsung dan paling banyak bersama pasien selama dirawat di Rumah Sakit karena itu penampilan perawat yang rapi, sopan dan enak dilihat akan memberikan dampak positif terhadap persepsi pasien kepada seorang perawat seperti rasa nyaman dan senang melihat penampilan perawat.

5.2.2. Indikator Kehandalan Pelayanan kesehatan Perawat

Berdasarkan tabel 4.9 hasil penelitian di Rumah Sakit Imelda dari beberapa pernyataan pasien tentang indikator kehandalan dari pelayanan kesehatan perawat, sebanyak 43 orang (66,2%) mengatakan perawat tidak segera menerima pasien dengan ramah dan menanyakan keluhan yang dirasakan pasien hanya bertanya seperlunya saja saat masuk ruang rawat inap dan sebanyak 43 orang (66,2%) mengatakan perawat tidak menginformasikan hasi cek darah, foto rongen apabila tidak ditanyakan oleh pasien.

Seperti yang diungkapkan Wijono (1999) kehandalan yaitu untuk memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan, meliputi kecekatan dalam memberikan pelayanan, memberikan informasi, ketepatan waktu pelayanan serta pelayanan yang tidak pilih kasih (adil dalam pelayanan). Pelayanan harus sesuai dengan harapan pasien, dalam hal ketepatan waktu serta pelayanan yang sama/adil untuk semua pasien tanpa kesalahan. Ada 2 aspek dari dimensi kehandalan, yaitu kemampuan pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mereka mampu memberikan pelayanan yang akurat sesuai standart keperawatan.

Kehandalan dalam asuhan keperawatan merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan dalam hal penerimaan pasien dengan baik, tidak melakukan kesalahan dalam tindakan keperawatan, menanyakan keluhan-keluhan yang pasien rasakan, sesegera mungkin memberi pertolongan mengatasi keluhan pasien, menginformasikan hasil pemeriksaan yang berkaitan dengan proses pengobatan pasien tanpa pasien bertaya terlebih dahulu, tidak membeda-bedakan pasien serta melakukan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan standar operasional prosedur perawat.

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil penelitian di Rumah Sakit Imelda dikategorikan berdasarkan indikator kehandalan pelayanan kesehatan perawat kategori cukup sebanyak 37 orang (56,9%), kategori baik sebanyak 25 orang(38,5%), dan kategori kurang sebanyak 3 orang (4,6%). Berdasarkan data tersebut diketahui persepsi perawat mengenai kehandalan perawat cukup baik dan baik namun masih ada pasien

Sejalan dengan penelitian Mastiur Napitupulu (2012) di RSUD Doloksanggul menunjukkan bahwa jumlah responden yang menyatakan kehandalan perawat baik sebanyak 52,3% dan 47,7% responden menyatakan kehandalan perawat kurang baik. Dari data tersebut diketahui masih ada beberapa pasien yang menilai kehandalan perawat dalam pelayanan kepada pasien masih kurang.

Seperti juga hasil penelitian Ervan Amri (2012) di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan jumlah responden 85 orang, mayoritas responden mengatakan kehandalan petugas kesehatan di Rumah Sakit baik sebanyak 61 orang (71,8%), sebanyak 23 orang (27,1%) mengatakan cukup baik dan sebanyak 1 orang (1,2%) mengatanan kurang baik.

Menurut Kep. Menkes no. 1239/Menkes/SK/XI/2001 Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan juga harus meningkatkan profesionalisme dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Perawat juga dituntut untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesinya, yang terdiri atas: pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan yang dimaksud meliputi: intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling keperawatan, sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi.

Seperti juga dalam Lokakarya Nasional tentang keperawatan tahun 1983 mengatakan peran perawat di Indonesia salah satunya adalah peran pelaksana keperawatan yaitu perawat bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang sederhana sampai yang kompleks kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Ini adalah merupakan peran utama dari perawat, dimana

perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional, menerapkan ilmu/teori, prinsip, konsep dan menguji kebenarannya dalam situasi yang nyata, apakah krieria profesi dapat ditampilkan dan sesuai dengan harapan penerima jasa keperawatan.

Seperti juga dalam Nursalam (2007) mengatakan asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metodologi proses keperawatan yang berpedoman pada standar asuhan keperawatan berdasar pada etik dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggungjawab keperawatan

Perawat sebagai seorang tenaga profesional dalam bidang pelayanan kesehatan yang dihadapinya adalah manusia, dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien perawat harus handal sesuai ilmu keperawatan dan tetap update terhadap perkembangan ilmu keperawatan, sebaiknya melakukan pengembangan ilmu dan peningkatan pengetahuan seperti mengikuti pelatihan serta mengikuti seminar- seminar tentang kesehatan, hal ini sehubungan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat pemakai jasa kesehatan terhadap kehandalan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.

Saat ini banyak petugas kesehatan yang melakukan tugasnya tidak sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku di rumah sakit dan ilmu yang sudah dipelajari untuk diaplikasikan sesuai kode etik profesi. Beberapa Rumah Sakit banyak mahasiswa/i perawat yang melakukan praktek lapangan sehingga para

sebenarnya merupakan tanggung jawab mereka. Hal ini merupakan salah satu yang mempengaruhi persepsi pasien yang kurang baik dan menganggap perawat kurang handal dan tidak sesuai dengan setandar operasional prosedur keperawatan dalam menjalankan tugasnya karena tidak jarang terjadi kesalahan dalam pelayanan keperawatan.

Dokumen terkait