3. Bakat dan kemampuan yang dikembangkan (Daud: bermain kecapi dan bermazmur) dapat menjadi berkat dan mengantar kita pada keberhasilan.
4. Setiap orang yang percaya dan mengandalkan dapat menghadapi dan mengatasi segala persoalan, seberapapun besarnya.
5. Seorang pemimpin hendaknya selalu mengandalkan Allah, memiliki keberanian, bersikap rendah hati dan memperjuangkan kesejahteraan bersama.
Seperti bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain, kita pun memerlukan pemimpin. Pemimpin adalah orang yang terpilih karena memiliki kecakapan dan kebijaksanaan yang diperlukan untuk membawa kesejahteraan bagi kelompok, masyarakat atau bangsanya.
Kecakapan dan kebijaksanaan seorang pemimpin tidak ditentukan oleh paras, penampilan dan perawakan seseorang, melainkan merupakan anugerah Allah, kepada siapapun yang Ia kehendaki.
Oleh karena itu, kehadiran pemimpin yang baik akan mengantarkan rakyatnya pada sikap beriman. Orang beriman akan merasakan kehadiran Allah pada diri pemimpin yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan kehendak Allah.
Sesuai dengan perkembangan zaman, seorang pemimpin haruslah menggunakan kemampuan yang diterimanya dari Allah untuk melayani dan memperjuangkan semua orang.
1. Samuel seorang nabi dan hakim Israel selalu mengingatkan Israel agar setia kepada Allah yang selalu setia kepada umat-Nya. Samuel melihat bahwa Allah tidak suka apabila Israel menyembah berhala, menyeleweng dari Allah. Hanya dengan kesetiaan kepada Allah, Israel dapat meraih kejayaan. Samuel pun tidak memimpin dengan mengutamakan kekuatan fisik, melainkan dengan kekuatan doa.
Samuel selalu mengandalkan Allah di dalam menghadapi segala persoalan yang dihadapi.
2. Saul diangkat dan diurapi menjadi raja oleh Samuel. Parasnya yang elok dan perawakannya yang bagus, tidak menjadi jaminan bahwa Saul akan setia kepada Allah. Saul hanya beberapa tahun saja mematuhi kehendak Allah dalam melaksanakan tugasnya sebagai raja. Kejayaan Israel tidak bertahan lama. Saul dikuasai oleh kejahatan, sehingga ia ditinggalkan oleh Roh Allah.
3. Daud, putra bungsu Isai yang tinggal di Betlehem. Daud dipilih Allah untuk menjadi raja menggantikan Saul. Daud seorang penggembala domba, yang berbadan mungil, terampil bermain kecapi dan bernyanyi, dipilih Allah karena kesucian hatinya. Kakak-kakaknya
Rangkuman
yang berparas elok, berbadan tegap, serta memiliki keahlian, tidak dipilih Allah. “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati”. Daud pun selalu mengandalkan Tuhan. Ia berani karena yakin akan penyertaan Allah di dalam dirinya. Ia mengalahkan Goliat yang badannya jauh lebih besar dari dirinya. Atas titah Tuhan, Samuel mengurapinya. Dalam kepemimpinannya, Daud mengantar bangsa Israel pada kejayaan dan banyak kemenangan.
Kita pun mempunyai pemimpin. Dalam sejarah bangsa kita, banyak pemimpin yang mampu mengantarkan bangsa kita pada kemerdekaan dan kesejahteraan, sehingga dicintai oleh rakyatnya. Kita pun memiliki harapan, bahwa para pemimpin kita tetap dinaungi oleh Roh Allah, sehingga memiliki kebijaksanaan, memperjuangkan keadilan, menegakkan kebenaran dan melayani semua rakyat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan adat istiadat. Kita memiliki kewajiban menghormati dan mencintai para pemimpin kita. Kita pun harus mendoakan para pemimpin kita, agar Tuhan selalu melindunginya.
“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”
(2 Sam 16:7)
Aksi
Susunlah sebuah doa bagi para pemimpin!
Tugas
Buatlah perbandingan antara pemimpin di dalam Kitab Suci (Samuel, Saul dan Daud) dengan pemimpin pada zaman sekarang!
Untuk menutup kegiatan pembelajaran, tutuplah dengan doa yang telah kamu susun.
Untuk Diingat
Doa Penutup
Evaluasi
a. Penilaian sikap spiritual dan sikap sosial
Masing–masing peserta didik diminta memberi tanda centang (√) pada kebiasaan dalam menggereja.
No. Kebiasaan dalam menggereja Selalu
Kadang-kadang Tidak pernah 1 Menciptakan suasana hening.
2 Menghormati Sakramen Maha Kudus.
3 Mengikuti ekaristi tepat waktu.
4 Berdoa dengan khusyuk
5 Membuat tanda salib ketika masuk gereja
Masing–masing peserta didik diminta memberi tanda centang (√) pada kebiasaan dalam bermasyarakat
No. Kebiasaan dalam menggereja Selalu Kadang-kadang
Tidak pernah 1 Melibatkan diri dalam kegiatan
menjaga kebersihan lingkungan.
2 Menghormati teman yang berbeda suku bangsa.
3 Memberi ucapan selamat kepada teman yang berbeda agama.
4 Menaati peraturan yang ada di lingkungan masyarakat.
5 Bersikap santun terhadap tetangga.
b. Pengetahuan
1. Mengapa keluarga Yakub pindah ke Mesir?
2. Apa yang terjadi setelah Yusuf, putra Yakub meninggal dunia?
3. Siapa nabi yang diutus Tuhan membebaskan kaum Israel?
4. Tanda apakah yang melambangkan penyertaan Tuhan dalam perjalanan di padang gurun?
5. Tuliskan Sepuluh Perintah Allah secara berurutan!
6. Siapa pengganti Musa yang memimpin kaum Israel memasuki Kanaan?
7. Apa jawaban Samuel ketika dipanggil Tuhan untuk ke-4 kalinya?
8. Apa kesalahan Raja Saul sehingga diganti oleh Daud?
9. Apa keterampilan yang dimiliki Daud?
10. Tuliskan sabda Tuhan yang disampaikan kepada Samuel ketika hendak memilih anak Isai untuk diurapi!
c. Keterampilan
Pilihlah salah satu soal untuk dikerjakan sesuai dengan bakat atau kesukaanmu!
1. Tuliskan secara indah isi Sepuluh Perintah Allah pada lembaran khusus, dengan hiasan yang sesuai!
2. Buatlah gambar atau lukisan tentang Nabi Musa yang memperlihatkan Sepuluh Perintah Allah; atau Raja Daud yang bermain kecapi; atau Daud yang diurapi oleh Samuel!
3. Buatlah doa yang berisi permohonan bagi para pemimpin bangsa kita!
4. Buatlah puisi yang bertemakan pembebasan Israel dari perbudakan Mesir!
5. Carilah lagu yang berisi ungkapan syukur untuk kamu nyanyikan!
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2021
Buku Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk SD Kelas IV Penulis : Daniel Boli Kotan & Marianus Didi Kasmudi
ISBN : 978-602-244-405-3