• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Kelompok

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 37-42)

1. Tuliskan empat kebiasaan yang masih dipelihara di masyarakat di mana kalian tinggal!

2. Tuliskan satu lagu yang berasal dari daerahmu dan jelaskan isinya!

3. Tuliskan tiga permainan yang ada di daerahmu, dan apa saja manfaat permainan itu untuk dirimu dan temanmu!

Melaporkan hasil kerja kelompok

Setelah diskusi dalam kelompok, laporkanlah hasil diskusimu di depan kelas!

Peneguhan

4. Jenis permainan dapat dilihat berdasarkan struktur geografis, yaitu jenis permainan anak kota dan permainan anak desa. Permainan anak kota biasanya anak-anak kota jarang diperbolehkan orangtuanya bermain di luar rumah dengan alasan bahaya. Oleh karena itu, permainan lebih banyak dilakukan dalam rumah atau gedung dan dilakukan secara individual, misalnya bermain komputer, robot-robotan, game on line (internet) .

5. Permainan anak kota biasanya lebih banyak dilakukan di dalam rumah atau gedung dan dilakukan secara individual. Contoh permainan anak kota adalah bermain komputer, robot-robotan, game on line.

Anakanak kota jarang diperbolehkan orang tuanya bermain di luar rumah dengan alasan bahaya.

2:41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.

2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.

2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.

2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.

2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.

2. Pesan Kitab Suci tentang pengaruh lingkungan bagi perkembangan pribadi seseorang.

Bacalah Kisah Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah, Injil Lukas 2:41-52!

Ayo Membaca Kitab Suci

2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.

2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.

2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."

2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku?

Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"

2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.

2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

1. Apa tradisi yang biasa dilakukan orang tua Yesus setiap tahun?

2. Apa yang terjadi dengan Yesus ketika keluarganya kembali ke Yerusalem?

Pendalaman

Yesus adalah Anak Allah yang datang ke dunia menjadi manusia, sama seperti kita. Ia dilahirkan sebagai manusia di dalam keluarga. Oleh karena itu, Yesus mengikuti tradisi hidup orang tua-Nya atau suku bangsa serta tradisi agama-Nya. Pada usia 12 tahun ketika Yesus bersama keluarganya pergi ke Bait Allah, Ia malah tertinggal di dalam Bait Allah karena Ia asyik berdiskusi dengan para alim ulama. Saat itu, keluarganya harus kembali ke Nazaret. Kedua orang tua Yesus mencari Dia dan mereka menemukan Dia sedang duduk berdiskusi dengan ahli-ahli Taurat di dalam Bait Allah.

Peneguhan

Ketika orang tua-Nya mengajak Dia untuk kembali ke rumah mereka, Ia taat dan hormat kepada orang tua-Nya. Yesus yang sudah tahu tentang panggilan Bapa di dalam diri-Nya untuk melayani manusia, tetap menaruh hormat kepada orang tua-Nya. Ia tidak memutuskan sendiri untuk tetap berada di Bait Allah, tetapi memilih untuk kembali bersama keluarganya.

Ia menunggu waktu yang tepat sesuai dengan rencana Bapa untuk melayani. Yesus tetap berada di bawah asuhan orang tua-Nya, karena Ia menaruh hormat kepada mereka. Orang tua-Nya adalah tudung rohani yang ditetapkan oleh Allah bagi hidup-Nya. Ketika Yesus menghargai orang tua-Nya, maka hikmat Yesus semakin bertambah dan Ia semakin dikasihi oleh Allah dan manusia.

3. Mengungkapkan dan mewujudkan syukur kepada Tuhan atas lingkungan sosial yang telah ikut membentuk kepribadian kita

Tuliskan doa syukur atas anugerah Tuhan atas lingkungan sosial yang sangat bermanfaat bagi hidupnya dan sesama. Ungkapan syukur dapat dalam bentuk doa, puisi, cerita pendek dan lain-lain!

Peneguhan

Refleksi

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, amin.

Allah Yang Mahakasih, kami bersyukur atas rahmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Hari ini kami boleh belajar dari Yesus yang tumbuh dan berkembang di lingkungan bersama kedua orangtua-Nya.

Semoga kami pun dapat berkembang dengan baik sesuai kehendak-Mu di lingkungan, di mana kami hidup setiap hari. Terpujilah Engkau, kini dan sepanjang masa. Amin.

Aksi

Membacakan doa yang telah ditulis dalam doa bersama keluarga masing-masing.

Catatan untuk orang tua di rumah: Perlu memberikan dukungan untuk aktivitas doa bersama anaknya.

1. Lingkungan sosial sangat mempengaruhi perkembangan diri seseorang. Salah satu lingkungan sosial yang sangat mempengaruhi pembentukan diri atau pribadi peserta didik adalah desa atau kampung halaman, dan kota tempat seseorang lahir dan tinggal.

2. Yesus tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang bersahaja dalam bimbingan dan teladan kedua orang tua-Nya, yaitu Bunda Maria dan Bapa Yosep. Sebagaimana orang Yahudi pada umumnya, Yesus bersama orangtua-Nya hidup dalam tradisi keagamaan Yahudi.

Doa Penutup

Rangkuman

Peserta didik dapat mengenal dan menerima dirinya yang berkembang bersama orang lain serta mensyukurinya serta mewujudkannya dalam hidup sehari-hari.

Aku Mengembangkan Diri Bersama Orang Lain

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 37-42)