• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghormati Milik Orang Lain C

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 196-200)

Peserta didik mampu memahami Sepuluh Perintah Allah sebagai pedoman hidup, sehingga dapat memiliki sikap menghormati milik orang lain serta mewujudkannya melalui sikap dan tindakan dalam hidup sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran

Cerita Pencuri Istana Ini

Bakal Bikin Kamu Ogah Lakukan Perbuatan Jahat

Jumat, 24 Maret 2017 21:15 Editor: Iwan Al Khasni

Pada zaman dahulu kala, seorang raja ingin menikahkan putrinya dengan seorang pria yang layak. Sang raja lalu mengadakan sayembara bagi para pria yang mampu mencuri sesuatu dari dalam istananya yang dijaga ketat, tanpa ketahuan oleh siapa pun

Pemenangnya berhak untuk menikahi putrinya. Banyak pemuda mengikuti sayembara ini dan menunjukkan kebolehannya. Mereka mengerahkan berbagai kelihaian dan kesaktian untuk menerobos penjagaan ketat di istana, dan pada hari penentuan, para peserta dikumpulkan.

Pemuda pertama dipanggil menghadap raja dan ditanya hasilnya, ia menjawab, "Saya mencuri batu rubi ini dan tak seorang pun di istana yang mengetahuinya." Raja menjawab, "Bukan kamu pemenangnya."

Pemuda kedua maju, "Semalam saya mengambil kereta kencana dan membawanya keluar gerbang, para penjaga saya buat terlelap semua, tak ada yang melihat saya."

Ya Yesus, pada hari ini kami berhimpun untuk belajar bersama mengenai sikap hormat terhadap milik orang lain. Bukalah hati dan pikiran kami, agar kami memahami ajaran-Mu. Tumbuhkanlah iman kami agar memiliki kesadaran untuk mau belajar dengan giat, rajin berusaha serta memiliki sikap peduli terhadap teman dan orang lain, karena Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

Baca dan simaklah kisah berikut!

Doa Pembuka

Ayo Membaca

Raja mempersilakan peserta itu duduk kembali. Dengan percaya diri, peserta berikutnya menghadap, "Ampun Paduka, sayalah yang mengambil mahkota Paduka dari kamar Paduka, dan seluruh barisan pertahanan istana tak ada yang menyadarinya."

Raja menggelengkan kepalanya. Semua orang jadi bingung, karena masih saja belum ada yang dinyatakan sebagai pemenang. Akhirnya, seorang pemuda menghadap dengan tangan kosong dan berkata,

"Saya tidak mendapatkan apa pun."

Raja bertanya, "Mengapa?" Pemuda tersebut menjawab, "Sungguh tidak mungkin kita bisa mencuri tanpa ketahuan oleh siapa pun, karena setidaknya selalu ada satu orang yang mengetahuinya, yaitu diri kita sendiri."

Raja pun tertawa lebar dan menyambut sang menantu barunya.

Betapa membahagiakannya dunia ini, jika setiap orang mengindahkan suara hatinya, karena setiap perbuatan baik atau buruk sesungguhnya kita mengetahuinya. Sebab di dalam hati nurani kita sesungguhnya ada rasa malu untuk berbuat buruk dan rasa takut akan akibatnya.

Kini, mari kita belajar untuk mendengarkan suara hati kita sebelum mengerjakan sesuatu. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Cerita Pencuri Istana Ini Bakal Bikin Kamu Ogah Lakukan Perbuatan Jahat,

https://jogja.tribunnews.com/2017/03/24/cerita-pencuri-istana-ini-bakal-bikin-kamu-ogah-lakukan-perbuatan-jahat. Editor: Iwan Al Khasni

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Apa tujuan raja mengadakan sayembara menurut cerita tersebut?

2. Apa isi perintah raja mengenai sayembara yang diselenggarakan?

3. Mengapa pemuda yang tidak melakukan pencurian itu yang dinyatakan sebagai pemenang sayembara?

4. Apakah kamu pernah kehilangan barang kesayangan?

Ayo Kita Dalami

1. Berdasarkan cerita tersebut, kita mengetahui, raja mengadakan sayembara untuk mencari calon suami yang terbaik bagi puterinya.

Raja tidak mengutamakan keterampilan, kecakapan dan keahlian. Raja mengharapkan pemuda yang baik hatinya, luhur budinya, suci serta jujur sikap hidupnya.

2. Kepandaian, kecerdikan dan keterampilan memang diperlukan. Tetapi tanpa kebaikan hati, keluhuran budi dan kejujuran, seseorang belum dapat dikatakan dewasa atau matang. Tanpa hati dan budi yang suci, ilmu pengetahuan dan keterampilan dapat dijadikan alat untuk kejahatan.

3. Perilaku mencuri atau mengambil hak milik orang lain merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Sepandai-pandainya orang mencuri, sehingga perbuatannya tidak diketahui oleh orang lain, ia tidak layak disebut sebagai seorang pribadi yang baik.

4. Seseorang yang kehilangan barang atau harta miliknya, pasti akan merasa sedih. Apalagi ia mengetahui bahwa harta miliknya dicuri, diambil atau dirampas oleh orang lain. Demikian pula, kita akan merasa kecewa apabila barang yang dipinjam, ketika dikembalikan telat tidak sesuai dengan perjanjian, barang dalam keadaan kotor dan rusak.

Lebih mengecewakan lagi, apabila barang yang kita pinjamkan tidak pernah dikembalikan oleh peminjamnya. Sikap dan perilaku seperti itu tentu akan merusak hubungan persahabatan, hilangnya kepercayaan bahkan terjadinya permusuhan. Dengan demikian, perilaku mencuri akan merusak sendi-sendi kehidupan bersama di dalam masyarakat.

5. Bagaimana perasaanmu ketika mengalami kehilangan barang kesayangan?

6. Bagaimana perasaanmu ketika barang yang kamu pinjamkan, dikembalikan dalam keadaan rusak?

Ayo Kita Pelajari

Imamat 6:2-6

2 "Apabila seseorang berbuat dosa dan berubah setia terhadap TUHAN, dan memungkiri terhadap sesamanya barang yang dipercayakan kepadanya, atau barang yang diserahkan kepadanya atau barang yang dirampasnya, atau apabila ia telah melakukan pemerasan atas sesamanya,

3 atau bila ia menemui barang hilang, dan memungkirinya, dan ia bersumpah dusta--dalam perkara apapun yang diperbuat seseorang, sehingga ia berdosa—

4 apabila dengan demikian ia berbuat dosa dan bersalah, maka haruslah ia memulangkan barang yang telah dirampasnya atau yang telah diperasnya atau yang telah dipercayakan kepadanya atau barang hilang yang ditemuinya itu,

5 atau segala sesuatu yang dimungkirinya dengan bersumpah dusta. Haruslah ia membayar gantinya sepenuhnya dengan menambah seperlima; haruslah ia menyerahkannya kepada pemiliknya pada hari ia mempersembahkan korban penebus salahnya.

6 Sebagai korban penebus salahnya haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, menjadi korban penebus salah, dengan menyerahkannya kepada imam.

Efesus 4:28

48 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.

Baca dan simaklah kutipan Kitab Suci Imamat 6:2-6 dan Efesus 4:28 berikut!

Ayo Membaca Kitab Suci

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 196-200)