• Tidak ada hasil yang ditemukan

Samuel, Saul dan DaudD

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 82-85)

Israel. Ia adalah anak Elkana dari isterinya yang bernama Hana, yang hidup pada zaman Nabi Eli. Samuel sendiri dipanggil oleh Allah pada masa remaja, ketika ia sedang tidur di halaman kemah kudus. Nabi Eli akhirnya memahami bahwa Samuel dipanggil Allah untuk menjadi hakim bagi kaum Israel. Hakim Samuel terkenal sebagai hakim yang tekun di dalam doa, sehingga ia berkenan di hati Allah dan hati sesama.

Setelah Nabi Eli meninggal, kaum Israel mengalami perubahan. Pada suatu saat, ketika Samuel sudah sangat tua, datanglah kaum Israel kepada Samuel, serta berkata: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain"

(1Sam 8:5). Maka, sesuai dengan firman Tuhan, Samuel mengangkat Saul menjadi raja yang pertama bagi bangsa Israel. Pada tahun-tahun pertama kepemimpinannya, Saul bertindak sebagai wakil Allah, sehingga disukai oleh Allah dan rakyatnya. Tetapi itu semua tidak berjalan lama, karena Saul mulai meninggalkan Allah, bersikap sombong dan bertindak sewenang-wenang. Akibatnya, Allah meninggalkan Raja Saul sehingga Kerajaan Israel menjadi terpuruk. Pada saat itulah, Daud tampil untuk menyelamatkan bangsa Israel. Daud si anak gembala mengalahkan Goliat, panglima perang Filistin, sehingga rakyat jatuh hati kepadanya dan berharap agar Daud menjadi raja menggantikan Saul. Daud diurapi menjadi raja oleh Allah melalui tangan Nabi Natan. Daud membawa bangsa Israel pada kejayaan.

Allah Memberkati Para Pemimpin Israel:

Samuel, Saul dan Daud D

Peserta didik mampu memahami makna Allah memberkati para pemimpin Israel yaitu Samuel, Saul, dan Daud sehingga dapat merasakan kehadiran Allah melalui para pemimpin dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Pembelajaran

Ya Yesus, Sang Raja.

Pada hari ini kami hendak belajar mengenal para pemimpin Israel yang dipilih dan diberkati Allah untuk memimpin serta melayani bangsa Israel agar tetap setia kepada Allah. Tuntunlah kami agar selalu berpegang teguh pada iman, harapan dan cinta kasih, agar memiliki semangat untuk melayani dan menjadi berkat bagi sesama. Demi Kristus Tuhan kami. Amin

Panggilan Tuhan Kepada Samuel

(bdk. 1Sam 1-3; 1Sam 4-7)

Pada waktu itu, seorang dari suku Lewi, yang bernama Elkana, hidup di kota Ramata. Istrinya bernama Hana, ia tidak mempunyai anak. Tiap-tiap tahun kedua orang itu berziarah ke kota Silo untuk bersembah sujud dan mempersembahkan korban. Pada suatu ketika, Hana berdoa dengan mencucurkan air matanya dan ia berjanji kepada Tuhan: “Tuhan semesta alam, jikalau Engkau mengaruniakan hambaMu seorang putra, niscaya saya akan mempersembahkan dia kepada-Mu seumur hidupnya!” Maka doa itu berkenan kepada Tuhan, lalu diberikan-Nya kepadanya seorang putra, yang dinamainya Samuel. Ketika anak itu berumur tiga tahun, maka Ia dibawa ke Silo dan ia menjadi besar di bawah pimpinan Eli, imam agung di Israel, dan ia mengabdi kepadanya di muka Allah. Ia berkenan kepada Tuhan dan kepada manusia.

Pada suatu malam, Samuel tidur di halaman Kemah Kudus. Ia dipanggil oleh Tuhan, kata-Nya: “Samuel, hai Samuel!” Dengan segera Samuel pergi kepada Eli dan berkata: “Saya, tuan!” Eli menyahut: “Aku tidak memanggil Engkau. Pergi dan tidur terus!” Samuel pergi dan berbaring lagi. Sekali lagi Tuhan memanggilnya, kata-Nya: “Samuel, hai Baca dan simaklah teks Kitab Suci mengenai tokoh Samuel (bdk.

1Sam 1-3; 1Sam 4-7) di bawah ini!

Doa Pembuka

Ayo Membaca Kitab Suci

Samuel!” Maka Samuel bangun dan pergi kepada Eli, katanya: “Saya, tuan!” Eli menjawab: “Aku tidak memanggil, kembalilah dan berbaring saja!” Belum diketahui Samuel bahwa ia dipanggil Allah. Untuk ketiga kalinya Tuhan memanggilnya: “Samuel, hai Samuel!” Ia bangun dan pergi kepada Eli, katanya: “Saya, tuan!” Eli mengerti bahwa anak itu dipanggil oleh Tuhan, maka ia berkata kepadanya: Berbaringlah kembali, hai anakku, dan jika engkau dipanggil lagi, katakanlah:

“Berfirmanlah, ya Tuhan, maka hamba-Mu akan mendengarkan!”

Lalu Tuhan bersabda kepadanya: “Aku akan menepati apa yang Kufirmankan kepada Eli. Sebab ia mengerti betapa jahatnya anak-anaknya, namun ia tidak menghukum mereka!” Samuel tidur terus.

Keesokan harinya ia dipanggil Eli. Eli bertanya kepadanya: “Apa yang dikatakan Allah, hai anakku? Jangan menyembunyikan apa-apa!” Lalu Samuel menceritakan apa yang dikatakan Allah. Maka Eli menyahut:

“Ialah Tuhan! Dibuat-Nya kiranya menurut kehendak-Nya!”

Samuel Bersenjatakan Doa

(bdk. 1Sam 4-7)

Beberapa waktu kemudian orang Filistin bertempur melawan Israel.

Israel harus melarikan diri. Pada waktu itu, mereka menyuruh imam-imam mengambil Tabut Perjanjian dari Silo. Hofni dan Pinehas Putra Eli turut serta imam-imam itu. Orang Israel dikalahkan. Bahkan, Tabut Perjanjian jatuh ke tangan musuh. Kedua anak Eli tewas.

Seorang pesuruh pergi ke Silo. Eli yang telah membuka matanya bertanya kepadanya, “Apa yang telah terjadi.” Pesuruh itu menjawab:

“Kedua anakmu tewas dan Tabut Perjanjian direbut oleh musuh!”

Ketika Eli mendengar berita yang dahsyat itu, jatuhkanlah ia dari kursinya: tengkuknya patah dan Ia meninggal.

Samuel menjadi hakim di tanah Israel sesudah Eli. Ia berkata kepada bangsa itu: “Buanglah segala patung berhala yang ada di rumahmu, maka Tuhan akan melepaskan kamu dari tangan Filistin!” Maka segenap rakyat berpuasa sehari lamanya dan berkata: “Kita telah berdosa terhadap Tuhan”. Kemudian, orang Filistin menyerang sekali lagi.

Seluruh rakyat Israel takut sekali dan berkata kepada Samuel:

“Janganlah berhenti mendoakan kami, supaya Tuhan menyelamatkan kita!” Samuel mempersembahkan korban dan mendoakan rakyatnya.

Tuhan menimbulkan taufan yang mengacaukan orang Filistin. Mereka dikalahkan dan tidak berani masuk tanah Israel selama hidup Samuel.

Bangsa Israel mendengarkan dan sangat menghormati Samuel. Ia adalah tokoh yang berdiri di antara dua zaman, yakni zaman hakim-hakim dan zaman raja-raja. Dialah yang meletakkan dasar dan semangat bagi zaman yang baru, yaitu zaman kerajaan.

Link youtube https://youtu.be/8-GHjoT4ZNs

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Kapan Samuel menerima panggilan Allah?

2. Apa jawaban Samuel ketika Allah memanggil Samuel untuk keempat kalinya?

3. Apa penyebab kekalahan bangsa Israel dari tentara Filistin?

4. Bagaimana cara Samuel mengalahkan tentara Filistin dan mengembalikan kejayaan bagi Israel?

5. Mengapa Samuel dihormati sekaligus ditakuti oleh rakyat Israel?

1. Samuel masih sangat muda. Ia menerima panggilan Allah untuk / menjadi juru bicara-Nya. Tuhan bersabda, ”Aku akan menepati apa yang Kufirmankan kepada Eli. Sebab ia mengerti betapa jahatnya anak-anaknya, namun ia tidak menghukum mereka!”

2. Tentara Filistin mengalahkan bangsa Israel; Tabut Perjanjian direbut musuh, terbunuhnya anak-anak Nabi Eli, bahkan Nabi Eli sendiri meninggal ketika mendengar kematian kedua anaknya. Hal ini terjadi

Ayo Kita Pelajari

Dalam dokumen Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (Halaman 82-85)