• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

6.1. KONSEP PERUANGAN 1 Penghun

6.2.5. b Konsep Penghawaan Alam

Dalam kaitannya dengan sistem penghawaan dalam bangunan, standar luasan bukan minimal dalam bangunan asalah 1/3 luas lantai atau sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus.

· Natural Ventilation

Gambar 6.9 Natural Ventilation

Sumber: www.wiki.aia.org, 2011

· Vegetation Cooling

Gambar 6.10 Vegetation Cooling

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 31 · Water Cooling

Gambar 6.11 Water Cooling

Sumber: www.property96.com, 2011

6.2.6. Lansekap

Lansekap efektif untuk memodifikasi lingkungan thermal. Faktor perancangan yang mempengaruhi kontribusi kenyaman indoor dan outdoor antara lain :

- lebar area tertanaman sekitar bangunan

- tipe tanaman : semak, pohon. rumput, bunga, anggur rambat, pergola dan lain sebagainya

Kualitas kontribusi perencanaan area hijau lingkungan urban ditentukan oleh :

- ukuran total open space yang tersedia dengan populasi

- pembagian kedalam persil individual dan lokasi dalam hubungan area hunian

- perencanaan detail openspace : fasilitas, vegetasi cover tanah, akses ke area dan jalur internal

Tipe Lansekap :

- Pohon dengan kanopi tinggi dan pergola dinding /jendela menyediakan naungan dan mengurangi kelebihan panas.

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 32 - Tanaman rambat seluruh dinding dan semak yang tinggi sebelah

dinding berfungsi sebagai shadding juga mengurangi kecepatan angin. - Tanaman rimbun dekat bangunan dapat mengurangi temperature udara

kulit bangunan dan mengurangi konduktif dan infiltrasi pertumbuhan panas.

- Penutup tanah dengan tanaman sekitar bangunan mengurangi pemantulan radiasi panas dan radiasi gelombang panjang.

Ø Hard Landscape

Gambar 6.12 Konsep jalan pada site Sumber: Dokumen Pribadi

Material Paving gras pada jalur pedestrian sebagai jalur penghubung antara bangunan.

Material paving blok pada area transisi sebagai jalur pedestrian

Jalan aspal digunakan sebagai jalur kendaraan. Penggunaan jalan kerikil sebagai area open space, komunal, dan pedestrian.

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 33 Keterangan : Jalan aspal Paving block Paving gras Jalan kerikil Biopori

- Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus sehingga dapat memberikan kenyamanan.

- Jalur pedestrian menggunakan pavingblock/ pavinggrass sehingga air hujan dapat masuk ketanah.

- Pada plasa penghubung antar bangunan menggunakan berbagai variasi material yaitu batu-bata, pavinggrass, paving sehingga air hujan dapat meresap dengan baik

- Street furniture yang digunakan memiliki fungsi ganda seperti pembatas sekaligus tempat duduk sehingga efisien dalam pengerjaan. Selain itu dipilih material reuse seperti batu-bata sekam, kayu bekas yang dapat menampilkan konsep eko pada desain.

- Penggunaan biopori dan sumur resapan untuk mempermudah peresapan air hujan dan sebagai usaha konservasi air.

Ø Softscape Landscape

Softscape landscape merupakan elemen vegetasi/tanaman. Bahan Soft landscape meliputi setiap lapisan dari urutan ekologi: tanaman air, tanaman semi-akuatik, tanaman lapangan lapisan (termasuk rumput dan tanaman herba) semak dan pohon. Tanaman mempunyai berbagai fungsi seperti relaksasi, perkuatan tanah, penyerap polusi udara, dan lain sebagainya.

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 34

Nama Stratifikasi Toleran terhadap cahaya langsung

Siklus Hidup

Amanilis Herba √ Dua musim

Anggrek Herba √ Tahunan

Anyelir Herba √ Semusim

Aster Penutup tanah √ Tahunan

Azela Perdu √ Tahunan

Bambu-bambuan Perdu √ Tahunan

Bayam merah Herba - Semusim

Bunga sepatu perdu √ Tahunan

Cemara-cemaraan Pohon √ Tahunan

Filea Penutup tanah √ Dua musim

Hemigrafis Penutup tanah - Tahunan

Jengger ayam Herba - Semusim

Jeruk keprok Perdu √ Tahunan

Kenari Pohon √ Tahunan

Krokot Penutup tanah √ Semusim

Lantana Penutup tanah √ Tahunan

Liliparis Penutup tanah √ Tahunan

Mangga Pohon Tahunan

Maranta Herba √ Tahunan

Merrygold Herba √ Tahunan

Monstera liana √ Tahunan

Palm-palman Pohon/perdu - Tahunan

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 35

Rumput Bermuda Penutup tanah √ Tahunan

Sawo pohon √ Tahunan

Skindapsus Liana - Tahunan

Sikas Perdu √ Tahunan

Soka Perdu √ Tahunan

Tapak dara Herba √ Tahunan

Suplir Herba - Tahunan

Sutera bombai Penutup tanah √ Semusim

Terang bulan Perdu √ Tahunan

Wali songo Perdu / pohon √ Tahunan

Tabel 6.21 Jenis tanaman Tropis

Gambar 6.13 Konsep Penataan Softscape Sumber: Dokumen Pribadi

Sumber : Arifin, Nurhayati HS. Taman Dalam Ruang. Hal. 71

Tanaman Buah Sebagai konservasi air sekaligus sebagai peneduh, penghasil ekonomi Tanaman peneduh

untuk open space, area komunal, dan area olahraga Tanaman sebagai pengendali erosi karena site dikelilingi lahan rob sehingga diperlukan tanaman Tanaman Pengarah Kendaraan sekaligus sebagai peneduh trotoar (pedestrian)

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 36 Keterangan :

Tanaman Pengarah Tanaman penguat tanah Tanaman buah

Tanaman Peneduh

6.2.7. Konsep Sirkulasi

· Sirkulasi Vertikal

Transportasi dalam bangunan menggunakan tangga. Diantaranya bentuk tangga dan efisiensi ruang, sebagai berikut:

Gambar 6.14Bentuk Tangga dan Efisiensi Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek Jilid 2 Hal.175

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 37 · Sirkulasi Horisontal

Untuk menunjang kelancaran sirkulasi perlu adanya sistem sirkulasi yang baik. Sistem sirkulasi dalam bangunan akan menentukan pola-pola ruang yang ada, sehingga pola sirkulasi merupakan pembentukan dari ruang itu linier.

Site merupakan lahan dengan kondisi rawan banjir sehingga diperlukan adanya peninggian jalan terutama jalan kendaraan sehingga di waktu banjir penghuni masih dapat melalui site dengan aman. Jalan lingkungan telah dinaikkan 50cm. jalan site dinaikkan 50 cm lagi.

· Sirkulasi Difabel

· Fasilitas harus dapat dicapai oleh mereka yang memakai kursi roda maupun alat bantu lain.

ü rute yang dapat diakses terdiri atas permukaan jalan selasar dengan lereng maksimum 1:20, diberi tanda apabila ada persimpangan dengan jalan kendaraan, ruang bebas pada tiap elemen yang dapat diakses gang, landaian atau ramp, pinggiran lereng, dan lift.

ü permukaan lantai harus kokoh, stabil, dan tidak licin

ü hindari perubahan ketinggian dan penggunaan tangga

ü pergunakan landaian seperlunya · Fasilitas harus dapat dipakai

ü ruang sirkulasi harus mencukupi agar pergerakan tetap nyaman

ü semua fasilitas publik harus dilengkapi dengan fixtur yang dirancang untuk penderita tunadaksa/cacat/difabel

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 38 · Parkir

Banyaknya jumlah kendaraan untuk menentukan kebutuhan luas parkir, antara lain :

- Ukuran dan jenis kendaraan yang ditampung

- Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas pancaran sinar matahari

- Cukup penerangan cahaya di malam hari

- Tersedia sarana penunjang parkir seperti ruang tunggu sopir - Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir

Parkir sepeda (Cycle Locker)

Parkir sepeda disediakan didalam bangunan. Menggunakan

tapping rail untuk mencegah pencurian. Parkir sepeda yang baik dibangun terpisah dengan ruang parkir mobil.

Standar Kebutuhan Luas Parkir Kendaaran.

Tabel 6.22 Standar Kebutuhan Luas Parkir Kendaaran. Sumber : Pedoman Perencanaan Tata Bangunan DTK DK

PENGGUNAAN STANDAR KEBUTUHAN

PARKIR

SATUAN

Bangunan flat/apartemen

Bangunan wisma bukan flat

Luas lantai 90 m2 ke atas Luas lantai 90-70 m2 Luas lantai 70 m2 ke bawah

Harus menyediakan tempat parkir di luar ROW 1 unit/1 mobil 2 unit/1 mobil 5 unit/1 mobil 1 bangunan/1 mobil

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 39

6.2.8. Zonifikasi Site

· Zoning Horisontal

Merupakan zoning kawasan yang berkaitan dengan kondisi eksisting kawasan sekitarnya serta berkaitan dengan sirkulasi bangunan dengan kawasan sekitarnya. Dalam penzoningan ini potensi dan keadaan kawasan sangat berpengaruh terhadap hasil penzoningan, dan penzoningan ini dibagi dalam tiga cara :

· Zona yang berkaitan langsung dengan kegiatan publik dan bersifat terbuka bagi kawasan.

· Zona yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan umum dan kawasan.

· Zona privat kawasan yang merupakan sifat tertutup.

Gambar 6.15 Zoning Horisontal Sumber: Analisis Pribadi

commit to user

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 40 Keterangan : Publik Privat Semi Privat Service · Zoning vertikal

Zoning vertikal, menzoningkan bangunan berdasarkan sifat kegiatan yang berlangsung, dibagikan dalam tiga cara :

· Zona tenang

Untuk kegiatan yang memerlukan ketenangan tinggi seperti kegiatan hunian.

· Zona transisi

Merupakan zona perpindahan bersifat sebagai foyer atau pergantian ruang dari zona prifat ke zona publik atau sebaliknya.

· Zona publik

Merupakan zona yang dapat dimasuki oleh publik atau umum sesuai dengan kegiatannya yang bersifat terbuka seperti kegiatan berkumpul.

Gambar 6.16 Zoning Horisontal Sumber: Analisis Pribadi

Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4

Dokumen terkait