• Tidak ada hasil yang ditemukan

b Pasar Oligopol

Dalam dokumen sma10eko Ekonomi1 Chumidatus (Halaman 186-190)

Oligopoli berasal dari kata oligo yang berarti beberapa dan poli yang berarti penjual. Dengan demikian, pasar oligopoli adalah pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual. Dan bila pasar tersebut hanya dikuasai oleh dua penjual disebut sebagai pasar duopoli.

Karena dalam pasar ini diperjualbelikan dua macam barang, yakni barang homogen dan diferensial (berbeda corak) maka ada dua macam oligopoli, sebagai berikut.

1) Oligopoli murni, yaitu oligopoli yang menjual barang homogen (sama) seperti industri paku, seng, semen, pipa besi, dan lain-lain.

1) Oligopoli diferensial, yaitu oligopoli yang menjual barang diferensial (berbeda corak) seperti rokok, mobil, komputer, dan lain-lain.

Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:

1) Hanya ada beberapa penjual atau produsen yang menguasai pasar. 2) Barang yang diperjualbelikan bisa bersifat homogen (sama) atau

diferensial (berbeda corak).

3) Sulit dimasuki perusahaan baru karena umumnya pasar ini membutuhkan modal besar dan keahlian manajerial yang tinggi, contohnya industri semen, industri mobil, dan lain-lain.

4) Membutuhkan peran iklan (advertising) untuk bersaing mempromosikan produk.

5) Pada umumnya terdapat satu market leader (pemimpin pasar) di antara sejumlah oligopolis yang ada. Market leader adalah oligopolis yang mempunyai kekuatan untuk menentukan harga karena dia menguasai pangsa pasar yang terbesar. Harga yang ditetapkan market leader akan diikuti oleh oligopolis lainnya. Contoh; Pada pasar minuman, market leader-nya adalah Aqua; pada pasar sepeda motor, market leader-nya adalah Honda.

6) Harga jual tidak mudah berubah, karena penjual lebih suka bersaing dalam hal mutu, kemasan, pelayanan, dan lain-lain. Jumlah penjual yang terbatas membuat mereka enggan bersaing dalam masalah harga. Persaingan harga (misalnya dengan membanting harga) hanya akan merugikan mereka sendiri. Bahkan, ada kemungkinan antara mereka saling bekerja sama dalam menentukan harga, sehingga mereka bisa membentuk kartel atau trust. Kartel adalah kerja sama beberapa perusahaan dalam pengadaan barang atau dalam pemasaran barang, atau bisa juga meliputi keduanya. Adapun trust adalah peleburan beberapa perusahaan menjadi satu perusahaan baru dengan tujuan menguasai pasar. Apabila kartel dan trust sudah terbentuk maka struktur pasar bisa mengarah ke bentuk pasar monopoli.

Pasar oligopoli memiliki kebaikan dan keburukan. Kebaikan pasar oligopoli adalah, sebagai berikut:

1) Bisa memberikan kebebasan kepada pembeli untuk memilih barang sesuai selera dan tingkat pendapatan karena barang yang diperjualbelikan di pasar oligopoli salah satunya adalah barang yang berbeda corak.

2) Mampu menyediakan dana untuk penelitian dan pengembangan produk yang didapat dari keuntungan yang besar sehingga mendorong munculnya penemuan baru. Menurut Peter Ferdinand Drucker seorang ahli ekonomi dan profesor pada beberapa universitas di Amerika, sekarang ini biaya untuk melakukan penelitian dan pengembangan jumlahnya lebih besar dibanding biaya untuk membayar tenaga kerja. Ini berarti kegiatan penelitian dan pengembangan memiliki peran besar untuk kemajuan suatu perusahaan.

3) Dibandingkan dengan pasar monopoli, pasar oligopoli lebih memerhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan antarpenjual dalam hal mutu, kemasan, ukuran, bentuk, cara pembayaran (kontan atau angsuran), pemberian hadiah dan garansi. Adapun keburukan pasar oligopoli adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan karena keuntungan yang didapat oligopolis sangat besar dan diterima secara terus-menerus. Keburukan seperti ini juga terjadi pada pasar monopoli.

2) Harga cenderung stabil dan bila harga tersebut terlalu tinggi maka bisa mendorong timbulnya inflasi. Inflasi adalah keadaan di mana harga- harga terus-menerus naik yang disebabkan beredarnya jumlah uang yang melebihi kebutuhan.

3) Bisa menimbulkan pemborosan biaya produksi. Ini terjadi bila para oligopolis bekerja sama dalam pengadaan bahan baku atau dalam penentuan harga jual. Kurangnya semangat bersaing karena adanya kerja sama membuat orang bekerja lebih boros dibanding bila tidak ada kerja sama apapun antar-oligopolis.

4) Bisa timbul eksploitasi terhadap pembeli dan pemilik faktor-faktor produksi walau tak separah pada pasar monopoli.

5) Sulit ditembus oleh perusahaan baru yang ingin memasuki pasar, karena membutuhkan modal besar dan keahlian manajerial yang tinggi. 6) Bisa berkembang menjadi pasar monopoli, bila antar-oligopolis saling

bekerja sama.

Untuk mengatasi keburukan pasar oligopoli pemerintah dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1) Mengeluarkan undang-undang anti-trust.

2) Memberikan kemudahan bagi perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke pasar oligopoli.

Kalau Ada yang Mudah Kenapa Pilih yang Susah? (Ikut Saja Fran-Fran-Fran-Fran-Fran-

chising chising chising chising chising)

Salah satu keburukan pasar oligopoli adalah perusahaan yang baru akan susah memasuki pasar ini, karena umumnya membutuhkan modal yang besar. Daripada susah dan tidak berhasil, perusahaan kecil bisa memakai alternatif lain yang mudah dan relatif aman untuk memasuki pasar oligopoli. Memang ada? Tentu saja ada, dan sebenarnya sudah dikenal sejak 100 tahun lalu, namanya franchising atau franchise atau waralaba.

Franchising, atau franchise, adalah bentuk kerja sama antara pemilik franchise dan pembeli franchise atas dasar kontrak dan pembayaran royalti. Kerja sama itu meliputi pemberian lisensi atau hak pakai dari pemilik franchise yang memiliki nama/merek, gagasan, proses, formula, atau alat khusus ciptaannya kepada pihak pembeli franchise, disertai dukungan teknis dalam bentuk manajemen, pelatihan, promosi, dan

sebagainya. Untuk itu pembeli franchise membayar hak pakai tersebut disertai royalti yang pada umumnya merupakan persentase dari jumlah penjualan.

Sistem franchising sudah dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu di Amerika Serikat. Pelopor industri ini adalah industri-industri mesin jahit (Singer), mobil, minuman ringan (Coca-Cola), dan industri makanan. Sistem penjualan franchise di Amerika telah memberikan kesempatan usaha bagi ratusan ribu pengusaha kecil dan membuka kesempatan kerja yang tak terhitung banyaknya.

Di Indonesia ada berbagai bentuk kerja sama franchise, antara lain sebagai berikut:

1. Distribusi. Sistem franchise dalam distribusi ditemui dalam banyak industri mobil, elektronika, mesin-mesin kantor, fotografi, dan sebagainya. Produsen sebagai pemilik franchise menyediakan produk jadi untuk dijual secara eceran maupun dalam partai besar oleh pembeli franchise. Produsen juga menyediakan dukungan teknik seperti pelatihan, alat-alat promosi dan iklan, sedangkan pembeli franchise tidak diperkenankan menjual produk dari produsen lain. Sistem ini disebut juga dealership. Contohnya: Sony, Toyota, Daihatsu, dan sebagainya.

2. Manufaktur. Sistem franchise dalam manufaktur dikenal juga dengan sistem lisensi. Pembeli hak franchise membeli hak lisensi, termasuk merek, formula, paten, mesin/cetakan, teknik pembuatan, hak memproduksi serta hak menjual dari pemilik franchise. Sistem semacam ini diterapkan di banyak industri farmasi, kimia, makanan dan minuman ringan. Contoh: Kentucky Fried Chicken, Coca-Cola, obat-obatan, dan sebagainya.

3. Toko eceran/pasar swalayan. Franchise di bidang toko eceran/pasar swalayan belum lama dikenal di Indonesia. Hingga tahun 1988, satu- satunya sistem kerja sama ini baru dipraktikkan oleh Circle K, yang hak franchise-nya dibeli oleh sebuah kelompok perusahaan di Jakarta.

4. Jasa. Sistem kerja sama franchise dalam bidang jasa ditemui dalam kegiatan perbengkelan motor dan mobil, bengkel reparasi elektronik, serta kursus-kursus keterampilan. Pemilik franchise memberikan latihan dalam mereparasi, mengajar, serta memasok bahan-bahan yang diperlukan, yaitu suku cadang atau bahan kursus. Pembeli fran- chise berhak memakai nama/merek dagang pemilik franchise. Contohnya: Oxford English Course, bengkel reparasi yang resmi (au- thorized), dan sebagainya.

Segi Positif Franchising

1. Untuk pembeli franchise:

a. Membuka kesempatan usaha bagi pengusaha-pengusaha yang hanya memiliki modal terbatas.

b. Memulai usaha langsung dengan nama/merek yang sudah dikenal konsumen, sehingga risiko yang ditanggung lebih kecil. 2. Untuk pemilik franchise:

a. Memperluas pasar lebih cepat, tanpa memerlukan investasi besar.

b. Mempermudah pengendalian kegiatan pemasaran, terutama penetapan harga, pengendalian mutu, dan lain-lain.

Dalam dokumen sma10eko Ekonomi1 Chumidatus (Halaman 186-190)