• Tidak ada hasil yang ditemukan

f Tidak Ada Campur Tangan Pemerintah

Dalam dokumen sma10eko Ekonomi1 Chumidatus (Halaman 177-181)

Dalam kenyataan, keadaan pasar yang memenuhi seluruh ciri pasar persaingan sempurna tidak pernah ada seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Yang ada hanyalah pasar yang mendekati pasar persaingan sempurna, seperti pasar yang menjual hasil pertanian, contoh: pasar buah, pasar sayur, pasar jagung, pasar kedelai, dan lain-lain.

Begitu banyaknya hasil pertanian yang dihasilkan oleh banyak petani, yang dijual secara bersamaan saat panen, akan menyulitkan pembeli untuk mengetahui perbedaan produk petani yang satu dengan petani yang lain. Petani secara perseorangan tidak akan mampu memengaruhi harga pasar yang sudah terbentuk. Bila seorang petani berani menaikkan harga maka pembeli akan segera berpindah ke petani yang lain.

K E G I A T A N

6. 1

Dalam kenyataan, pasar persaingan sempurna, sulit ditemui, karena tidak ada satu pun pasar yang mampu memenuhi semua ciri pasar persaingan sempurna. Dari keenam ciri pasar persaingan sempurna:

a. Ciri manakah yang sering tidak dapat dipenuhi? b. Ciri manakah yang sering dapat dipenuhi? Bila perlu diskusikan dengan temanmu!

2. Pembentukan Harga pada Pasar Persaingan

Sempurna

Pada pasar persaingan sempurna, pembentukan harga ditentukan oleh kekuatan tarik-menarik antara permintaan dan penawaran di pasar. Harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan kegiatan penjual dan pembeli secara keseluruhan.

Ciri pasar persaingan sempurna yang pertama menyatakan, bahwa penjual dan pembeli berjumlah banyak sehingga secara perseorangan tidak mampu memengaruhi pasar. Hal ini berarti berapa pun jumlah barang yang ditawarkan penjual, semuanya akan laku tanpa mengalami penurunan harga (harga tidak berubah), karena memang penjual dan pembeli secara perseorangan tidak akan mampu mengubahnya. Keadaan tersebut digambarkan dengan kurva berikut.

P O Q S D P D S Gambar 6.2 Gambar 6.2 Gambar 6.2 Gambar 6.2

Gambar 6.2 Kurva yang dihadapi penjual secara perseorangan

Dari kurva tersebut tampak bahwa berapa pun jumlah yang ditawarkan semuanya akan laku dengan harga yang tidak berubah, yakni sebesar OP.

Akan tetapi, bila pembeli dan penjual bertindak secara bersama-sama maka mereka akan mampu memengaruhi harga pasar. Contohnya, bila pembeli secara bersama-sama hanya bersedia membeli dengan harga rendah maka penjual terpaksa menjual dengan harga rendah. Akan tetapi, akibatnya pembeli akan kesulitan mencari barang atau jasa yang diperlukannya karena hanya sedikit penjual yang mau menawarkan barang atau jasanya dengan harga serendah itu. Dengan demikian, harga akan bertambah naik. Naiknya harga tentu akan menambah penawaran sehingga satu saat pada harga tertentu, jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Harga pada posisi ini disebut dengan istilah Harga Keseimbangan. Singkat kata, dalam pasar persaingan sempurna harga yang terbentuk di pasar benar-benar

merupakan hasil tarik-menarik antara permintaan dan penawaran. Dan bila digambarkan, kurva permintaan dan penawaran akan berbentuk normal seperti berikut.

Hukum Walras

Leon Walras (1834-1910), seorang ahli ekonomi berkebangsaan Prancis yang lahir pada tahun 1834 di Normandia, Prancis. Pada tahun 1874 dan 1877 ia menerbitkan buku yang terdiri atas dua bagian, berjudul

Elements d’Economie Politique Pure yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi Elements of Pure Economics. Bagian pertama membahas teori nilai guna marginal, dan bagian kedua membahas analisis keseimbangan umum.

Teori tentang analisis keseimbanganumum merupakan karya Leon Walras paling terkenal. Di dalam teori ini pada dasarnya ia mengemukakan bahwa harga suatu barang tidak hanya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran barang itu saja, tetapi juga oleh pasar barang-barang lainnya. Jika ada kelebihan permintaan akan suatu barang, tentu ada kelebihan penawaran akan barang yang lain sehingga diperlukan kegiatan pertukaran barang. Tujuan pertukaran adalah memaksimalkan kepuasan, yang menurut Walras berarti menjual kelebihan penawaran agar dapat menghilangkan kelebihan permintaan. Karena itu, setiap kegiatan pertukaran barang akan memengaruhi nilai seluruh barang yang ada di dalam sistem perekonomian. Teori ini sering disebut Hukum Walras, yang sangat berbeda dengan teori-teori lainnya.

Gambar 6.3: Gambar 6.3: Gambar 6.3: Gambar 6.3:

Gambar 6.3: Kurva permintaan dan penawaran P O Q P E D S D S I N F O

3. Kebaikan dan Keburukan Pasar Persaingan

Sempurna

Pasar persaingan sempurna memiliki kebaikan dan keburukan. Kebaikan pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut.

a. Mampu mendorong efisiensi (penghematan) dalam produksi;

Dalam pasar persaingan sempurna, penjual dan produsen berjumlah banyak, sehingga antarpenjual atau produsen akan berusaha membuat produk dengan mutu yang baik dengan biaya sehemat mungkin. Lain halnya bila jumlah produsen hanya satu seperti pada pasar monopoli, produsen cenderung akan kurang efisien dalam berproduksi karena tidak ada saingan. b. Tidak memerlukan iklan;

Karena barang dan jasa bersifat homogen (serba sama) maka para produsen atau penjual tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemasangan iklan. Percuma beriklan, karena memang barang dan jasa yang dijual serba sama.

c. Pembeli dan penjual bebas bertindak;

Pasar persaingan sempurna memberikan keleluasaan bagi penjual untuk keluar masuk pasar kapan saja. Siapa saja yang memiliki modal bisa segera masuk sebagai penjual atau produsen, dan siapa saja yang merasa rugi bisa segera keluar dari pasar. Demikian juga dengan pembeli, kapan saja pembeli bisa berbelanja kebutuhannya tanpa ada yang menghalangi.

d. Harga tidak dikendalikan oleh satu penjual atau oleh satu pembeli; Pada pasar persaingan sempurna harga yang terbentuk benar-benar merupakan hasil tarik-menarik seluruh permintaan dan seluruh penawaran. Harga tidak dikendalikan oleh satu penjual yang bisa merugikan para pembeli. Harga juga tidak dikendalikan oleh satu pembeli yang bisa merugikan para penjual.

Selain memiliki kebaikan, pasar persaingan sempurna juga memiliki keburukan, sebagai berikut.

a. Tidak ada dana untuk penelitian dan pengembangan produk;

Karena laba yang diperoleh produsen atau penjual dalam pasar ini bersifat normal (secukupnya) maka produsen atau penjual tidak mampu menyisihkan dana untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk. Dengan demikian, inovasi (penemuan baru) akan lambat diperoleh dalam pasar ini.

b. Terbatasnya kebebasan memilih bagi pembeli;

Karena barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen (serba sama) maka konsumen tidak bisa memilih sesuai selera dan tingkat pendapatannya.

c. Demi efisiensi (penghematan) biaya produksi, kadang kala produsen atau penjual memberikan upah/gaji yang terlalu rendah bagi pekerjanya.

4. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai pasar persaingan tidak sempurna. Ciri pasar persaingan tidak sempurna adalah bila satu atau beberapa ciri dari pasar persaingan sempurna tidak terpenuhi. Jadi, pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar sempurna yang tidak lengkap ciri- cirinya, contohnya bila jumlah penjual tidak banyak, tetapi hanya ada satu atau beberapa penjual sehingga penjual bisa leluasa mengubah harga. Atau bisa juga jumlah pembeli hanya satu atau beberapa sehingga pembeli mampu menekan harga dan membeli dengan harga rendah seperti yang diinginkannya. Di Indonesia banyak contoh pasar persaingan tidak sempurna, seperti pasar listrik (dikuasai satu penjual/produsen yakni PLN), pasar telepon (dikuasai dua penjual/produsen, yakni PT Telkom dan PT Indosat), pasar mobil (dikuasai beberapa produsen), dan lain-lain.

Berdasarkan jumlah penjual dan jumlah pembeli, ada beberapa bentuk pasar persaingan tidak sempurna, yaitu:

1. pasar monopoli 4. pasar persaingan monopolistik

2. pasar duopoli 5. pasar monopsoni

3. pasar oligopoli 6. pasar oligopsoni

Dalam dokumen sma10eko Ekonomi1 Chumidatus (Halaman 177-181)