BAB III METODE PENELITIAN
3.10 Bagan Alir Penelitian
Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian Studi Literatur
Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data : 1. Identifikasi risiko melalui studi literature 2. Penyebaran kuesioner kepada responden
3. Uji validitas dan reabilitas menggunakan SPSS 23.0 4. Mencari nilai yang mewakili jawaban responden
menggunakan metode Severity Index
Hasil Penelitian
Kesimpulan & Saran
Analisis Risiko Pada Masa Pemeliharaan Proyek Konstruksi Gedung Perkantoran Di
Pemerintah Kota Pematangsiantar
SELESAI Data Primer
Kuesioner Data Sekunder
Struktur Organisasi
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa data untuk memperoleh jawaban (output) dari penelitian ini berdasarkan data yang diperoleh melalui survei kuesioner kepada responden sesuai struktur organisasi yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan gedung kantor, yang selanjutnya diolah berdasarkan teori-teori dari tinjauan kepustakaan.
Untuk memperoleh hasil analisis data dilakukan proses pengumpulan data dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode serverity index dan matriks probaabilitas dan dampak.
4.2 Hasil Pengumpulan Data
Pada hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai hasil-hasil yang diperoleh setelah tahapan pengumpulan data dan pengolahan data.
4.2.1 Data Responden Penelitian
Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada beberapa pihak yang bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung kantor, yaitu pegawai pada kantor itu sendiri. Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada 21 orang responden.
Sebelum melakukan pengisian kuesioner, maksud dan tujuan penelitian ini telah dijelaskan terlebih dahulu.
Berikut data responden yang dikategorikan berdasarkan usia, jabatan, pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan. Adapun data-data dibawah ini akan dijelaskan dalam bentuk diagram.
1. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil survey tingkat pendidikan responden dengan total 21 orang, sebanyak 9 orang atau 43% dengan tingkat pendidikan Strata 1 (S1), 7 orang atau 33% dengan tingkat pendidikan Strata 2 (S2), 1 orang atau 5% dengan
tingkat pendidikan Strata 3 (S3), 4 orang atau 19% dengan tingkat pendidikan lainnya.
Gambar 4.1 Diagram Tingkat Pendidikan Responden
2. Usia Responden
Berdasarkan hasil survei usia responden dengan total 21 orang, sebanyak 1 orang atau 5% berusia ≤ 20 tahun, 5 orang atau 24% berusia 21 ≤ 30 tahun, 9 orang atau 43% berusia 31 s/d 40 tahun, dan 6 orang atau 28% berusia 31 s/d 40 tahun.
Gambar 4.2 Diagram Usia Responden
43%
33%
5%
19%
Tingkat Pendidikan
S1 S2 S3 Lainnya
5%
24%
43%
28%
Usia Responden
≤ 20 Tahun 21 ≤ 30 Tahun 31 s/d 40 Tahun
≥ 40 Tahun
3. Pengalaman kerja
Berdasarkan hasil survei pengalaman kerja responden dengan total 21 orang, sebanyak 2 orang atau 10% dengan pengalaman kerja 1 s/d 5 tahun dan sebanyak 19 orang atau 90% dengan pengalaman kerja ≥ 5 tahun.
Gambar 4.3 Diagram Pengalaman Kerja Responden
4. Jabatan Responden
Berdasarkan hasil survey jabatan responden sebanyak 21 orang, sebanyak 1 orang atau 5% dengan masing-masing jabatan kepala badan, sekretaris, dan cleaning service. Sebanyak 2 orang atau 9% dengan jabatan sub bagian, 6 orang atau 28% dengan jabatan kepala bidang, dan 10 orang atau 48% dengan jabatan sub bidang.
Gambar 4.4 Diagram Jabatan Responden
10%
90%
Pengalaman Kerja
1 s/d 5 Tahun
≥ 5 Tahun
5% 5%
9%
48% 28%
5%
Jabatan Responden
kepala badan sekretaris sub bagian kepala bidang sub bidang cleaning service
4.2.2 Hasil Identifikasi Risiko
Dibawah ini merupakan tabel hasil identifikasi risiko yang diperoleh dari observasi dan studi literatur.
Tabel 4.1 Daftar Hasil Identifikasi Risiko No Jenis Risiko Kode
Risiko Variabel Risiko
A Force Majeure
A1 Gempa
A2 Banjir A3 Kebakaran
A4 Kerusakan dan huru-hara A5 Badai
A6 Cuaca yang tidak menentu A7 Tersambar petir
B Risiko Material dan Tenaga Kerja
B1 Kemampuan tenaga kerja kurang baik B2 Kurang tersedia tenaga kerja ahli B3 Kurangnya jumlah tenaga kerja B4 Produktifitas tenaga kerja rendah B5 Komunikasi antar pekerja kurang baik B6 Kecelakaan tenaga kerja
B7 Perselisihan tenaga kerja B8 Pemogokan tenaga kerja B9 Kenaikan harga material
B10 Volume material yang tidak sesuai B11 Jenis peralatan kerja yang tidak sesuai B12 Jenis material yang tidak sesuai B13 Kelangkaan material
B14 Keterlambatan pengiriman alat kerja dan material
B15 Kehilangan material B16 Kehilangan peralatan kerja
C Risiko Manajemen
C1 Kekurangan tempat pembuangan sisa material pekerjaan
C2 Alokasi sumber daya manusia kurang baik C3 Konflik keuangan dalam perusahaan C4 Kesalahan Pengestimasian biaya pekerjaan C5 Kurangnya kontrol dan koordinasi
C6 Kebijaksanaan dan prosedur yang tidak sesuai
C7 Metode pelaksanaan tidak tepat
D Risiko Pemeliharaan
D1 Kerugian akibat kesalahan desain D2 Keretakan dan kebocoran
D3 Kerusakan komponen struktur gedung (Dinding beton, dinding kayu, dll)
D4 Kerusakan komponen arsitektur gedung (Dinding, plafon, kusen, dll)
D5 Kerusakan komponen mekanikal gedung (Saluran air bersih, saluran air kotor, saluran udara)
D6 Kerusakan komponen elektrikal gedung D7 Kerusakan komponen ruang luar
bangunan gedung (Atap gedung, cat tembok luar, listplank, dll)
D8 Kerusakan komponen tata graha gedung (toilet, perabot kantor, tangga, dll)
D9 Kerusakan peralatan kerja
D10 Tidak sesuainya metode pemeliharaan yang diterapkan
Setelah didapat variabel risiko pada pemeliharaan gedung, dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden guna mengetahui kemungkinan dan dampak risiko tersebut. Kemudian dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap hasil jawaban kuesioner. Hasil pengujian dibantu dengan program SPSS 23.
4.3 Analisa Data
4.3.1 Pengujian Uji Validitas dan Uji Reabilitas a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan atau kecermatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian atau untuk melihat apakah hasil pengisian kuesioner yang dilakukan telah valid dan dimengerti oleh responden. Untuk menentukan tingkat kevalidan data maka nilai corrected item-total correlation dibandingkan dengan nilai r tabel, dimana n adalah jumlah responden. Nilai r dapat dilihat pada tabel r yang dikemukakan oleh Sugiyono (2007). Jika nilai corrected item-total correlation (r hitung) lebih besar dari r tabel, maka variabel tersebut adalah valid. Sebaliknya, jika nilai corrected item-total correlation (r hitung) lebih kecil dari r tabel, maka variabel tersebut adalah tidak valid.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 21 orang responden sehingga nilai r yang didapat yaitu 0,433. Dari hasil uji validitas nilai r hitung > r tabel, sehingga hasil pengisian kuesioner dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui suatu instrumen dinyatakan reliabilitas, Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa suatu instumen dinyatakan reliable, bila koefisien reliabilitas minimal 0,60. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa suatu instrumen dinyatakan reliable jika nilai Alpha > 0,60. Dari hasil uji reliabilitas nilai r hitung > Alpha 0,60 sehingga dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi.
4.3.2 Peniliaian Risiko
Setelah hasil kuesioner sudah valid dan reliabel, selanjutnya akan dianalisa menggunakan metode Serverity Index (SI). Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil kombinasi penilaian probabilitas dan dampak risiko terhadap aspek biaya.
Berikut ini merupakan contoh perhitungan menggunakan metode Serverity Index (SI). Berdasarkan data yang didapat melalui kuesioner probabilitas terjadinya risiko “Keretakan dan kebocoran” didapat data sebagai berikut, yaitu 8
responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya keretakan dan kebocoran Dapat Terjadi (C), 8 responden menyatakan Sering Terjadi (S), dan 5 responden menyatakan Sangat Sering (SS).
SI = ∑4𝑖=0𝑎𝑖𝑥𝑖
4 ∑4𝑖=0𝑥𝑖(100%) Dimana:
ai = Konstanta penilaian xi = Frekuensi responden i = 0,1,2,3,4,...,n
Dengan: a0 = 0 untuk jawaban Sangat Jarang (SJ) a1 = 1 untuk jawaban Jarang (J)
a2 = 2 untuk jawaban Dapat Terjadi (C) a3 = 3 untuk jawaban Sering (S)
a4 = 4 untuk jawaban Sangat Sering (SS)
𝑆𝐼 =((0 × 0) + (1 × 0) + (2 × 8) + (3 × 8) + (4 × 5))(100) 4 × 21
SI = 71,248
Setelah didapatkan nilai SI 71,248 selanjutnya nilai SI ini dikonversikan terhadap skala penilaian probabilitas dan dampak ( Majid and McCaffer, 1997) sebagai berikut:
Sangat Jarang/Rendah = 0,00 ≤ SI < 12,5 Jarang/Rendah = 12,5 ≤ SI < 37,5 Cukup/Sedang = 37,5 < SI < 62,5 Sering/Tinggi = 62,5 < SI < 87,5 Sangat Sering/Tinggi = 87,5 < SI < 100
Berdasarkan kriteria diatas maka kategori probabilitas dari risiko “keretakan dan kebocoran” adalah Sering. Cara yang sama juga digunakan untuk perhitungan Severity Index (SI) terhadap dampak risiko.
Berdasarkan data yang didapat melalui kuesioner, hasil analisa penilaian probabilitas dan dampak risiko terhadap biaya untuk seluruh variabel risiko dengan menggunakan metode Severity Index (SI) dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil tersebut, analisa selanjutnya dilakukan dengan merubah kategori risiko dari tiap variabel yang di dapat sebelumnya dengan kategori sebagai berikut:
Kategori Probabilitas (P), yaitu:
Sangat Jarang (SJ) = 1
Jarang (J) = 2
Dapat Terjadi (C) = 3 Sering (S) = 4 Sangat Sering (SS) = 5
Kategori Dampak (I) terhadap biaya, yaitu:
Sangat Rendah (SR) = 1
Rendah (R) = 2
Sedang (S) = 3 Tinggi (T) = 4 Sangat Tinggi (ST) = 5
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Variabel Risiko Berdasarkan Kategori P dan I No Variabel Risiko
Probabilitas Dampak
SI Kate
gori SI Kate
gori
A1 Gempa SJ 1 R 2
A2 Banjir SJ 1 R 2
A3 Kebakaran SJ 1 R 2
A4 Kerusakan dan huru-hara J 2 SR 1
A5 Badai J 2 R 2
A6 Cuaca yang tidak menentu J 2 R 2
A7 Tersambar petir J 2 SR 1
B1 Kemampuan tenaga kerja J 2 R 2
kurang baik
B2 Kurang tersedia tenaga kerja
ahli J 2 R 2
B3 Kurangnya jumlah tenaga kerja J 2 R 2
B4 Produktifitas tenaga kerja
rendah J 2 R 2
B5 Komunikasi antar pekerja
kurang baik J 2 R 2
B6 Kecelakaan tenaga kerja J 2 R 2
B7 Perselisihan tenaga kerja J 2 R 2
B8 Pemogokan tenaga kerja J 2 R 2
B9 Kenaikan harga material J 2 R 2
B10 Volume material yang tidak
sesuai J 2 R 2
B11 Jenis peralatan kerja yang tidak
sesuai J 2 R 2
B12 Jenis material yang tidak sesuai J 2 R 2
B13 Kelangkaan material J 2 R 2
B14 Keterlambatan pengiriman alat
kerja dan material J 2 R 2
B15 Kehilangan material J 2 R 2
B16 Kehilangan peralatan kerja J 2 R 2
C1 Kekurangan tempat pembuangan sisa material pekerjaan
J 2 R 2
C2 Alokasi sumber daya manusia
kurang baik J 2 R 2
C3 Konflik keuangan dalam
perusahaan J 2 S 3
C4 Kesalahan Pengestimasian
biaya pekerjaan J 2 R 2
C5 Kurangnya kontrol dan
koordinasi S 4 R 2
C6 Kebijaksanaan dan prosedur
yang tidak sesuai C 3 R 2
C7 Metode pelaksanaan tidak tepat J 2 R 2
D1 Kerugian akibat kesalahan
desain J 2 S 3
D2 Keretakan dan kebocoran S 4 R 2
D3 Kerusakan komponen struktur gedung (Dinding beton, dinding kayu, dll)
J 2 S 3
D4 Kerusakan komponen arsitektur gedung (Dinding, plafon, kusen, dll)
S 4 R 2
D5 Kerusakan komponen
mekanikal gedung (Saluran air bersih, saluran air kotor, saluran udara)
S 4 S 3
D6 Kerusakan komponen
elektrikal gedung S 4 S 3
D7 Kerusakan komponen ruang luar bangunan gedung (Atap gedung, cat tembok luar, listplank, dll)
S 4 S 3
D8 Kerusakan komponen tata graha gedung (toilet, perabot kantor, tangga, dll)
S 4 R 2
D9 Kerusakan peralatan kerja C 3 R 2
D10 Tidak sesuainya metode
pemeliharaan yang diterapkan S 4 S 3
Setelah kategori risiko dirubah kedalam bentuk angka tersebut, maka dapat dilakukan analisa risiko perhitungan probability x impact ( P x I ) dengan bantuan matriks probabilitas dan dampak seperti pada gambar berikut.
Sumber: PMBOK
Gambar 4.5 Matriks Probabilitas dan Dampak
Analisa risiko terhadap biaya dan waktu dilakukan dengan cara mengalikan hasil penilaian probabilitas (P) dengan hasil penilaian dampak (I) terhadap biaya dari tiap variabel risiko.
Tabel 4.3 Hasil Kategori Risiko Berdasarkan Matriks Probabilitas dan Dampak
No Variabel Risiko P I PxI Kategori
risiko
A1 Gempa 1 2 2 L
A2 Banjir 1 2 2 L
A3 Kebakaran 1 2 2 L
A4 Kerusakan dan huru-hara 2 1 2 L
A5 Badai 2 2 4 L
A6 Cuaca yang tidak menentu 2 2 4 L
A7 Tersambar petir 2 1 2 L
B1 Kemampuan tenaga kerja kurang
baik 2 2 4 L
B2 Kurang tersedia tenaga kerja ahli 2 2 4 L
B3 Kurangnya jumlah tenaga kerja 2 2 4 L B4 Produktifitas tenaga kerja rendah 2 2 4 L B5 Komunikasi antar pekerja
kurang baik 2 3 6 L
B6 Kecelakaan tenaga kerja 2 2 4 L
B7 Perselisihan tenaga kerja 2 2 4 L
B8 Pemogokan tenaga kerja 2 2 4 L
B9 Kenaikan harga material 2 2 4 L
B10 Volume material yang tidak
sesuai 2 2 4 L
B11 Jenis peralatan kerja yang tidak
sesuai 2 2 4 L
B12 Jenis material yang tidak sesuai 2 2 4 L
B13 Kelangkaan material 2 2 4 L
B14 Keterlambatan pengiriman alat
kerja dan material 2 2 4 L
B15 Kehilangan material 2 2 4 L
B16 Kehilangan peralatan kerja 2 2 4 L
C1 Kekurangan tempat pembuangan
sisa material pekerjaan 2 2 4 L
C2 Alokasi sumber daya manusia
kurang baik 2 2 4 L
C3 Konflik keuangan dalam
perusahaan 2 3 6 L
C4 Kesalahan Pengestimasian biaya
pekerjaan 2 2 4 L
C5 Kurangnya kontrol dan
koordinasi 4 2 8 M
C6 Kebijaksanaan dan prosedur
yang tidak sesuai 3 2 6 M
C7 Metode pelaksanaan tidak tepat 2 2 4 L
D1 Kerugian akibat kesalahan
desain 2 3 6 L
D2 Keretakan dan kebocoran 4 2 8 M
D3
Kerusakan komponen struktur gedung (Dinding beton, dinding kayu, dll)
2 3 6 L
D4
Kerusakan komponen arsitektur gedung (Dinding, plafon, kusen, dll)
4 2 8 M
D5
Kerusakan komponen mekanikal gedung (Saluran air bersih, saluran air kotor, saluran udara)
4 3 12 M
D6 Kerusakan komponen elektrikal
gedung 4 3 12 M
D7
Kerusakan komponen ruang luar bangunan gedung (Atap gedung, cat tembok luar, listplank, dll)
4 3 12 M
D8
Kerusakan komponen tata graha gedung (toilet, perabot kantor, tangga, dll)
4 2 8 M
D9 Kerusakan peralatan kerja 2 3 6 L
D10 Tidak sesuainya metode
pemeliharaan yang diterapkan 4 3 12 M
Keterangan:
H (High) = Risiko Tinggi M (Medium) = Risiko Sedang L (Low) = Risiko Rendah
4.4 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisa risiko pada tabel 4.3 didapatkan beberapa variabel risiko yang memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan risiko-risiko lainnya
yaitu kategori sedang hingga tinggi (medium to high) terhadap aspek biaya.
Risiko-risiko inilah yang memiliki kemungkinan paling besar untuk terjadi dan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap biaya pemeliharaan gedung.
Tabel dibawah ini adalah jenis-jenis risiko yang merupakan hasil analisa risiko berdasarkan tabel matriks probabilitas dan dampak yang termasuk kedalam risiko sedang (medium) kemudian akan diberikan respon risiko.
Tabel 4.4 Risiko yang Termasuk dalam Kategori Sedang (Medium)
No Variabel Risiko P I PxI Kategori
risiko C5 Kurangnya kontrol dan
koordinasi 4 2 8 M
C6 Kebijaksanaan dan prosedur
yang tidak sesuai 3 2 6 M
D2 Keretakan dan kebocoran 4 2 8 M
D4
Kerusakan komponen arsitektur gedung (Dinding, plafon, kusen, dll)
4 2 8 M
D5
Kerusakan komponen mekanikal gedung (Saluran air bersih, saluran air kotor, saluran udara)
4 3 12 M
D6 Kerusakan komponen elektrikal
gedung 4 3 12 M
D7
Kerusakan komponen ruang luar bangunan gedung (Atap gedung, cat tembok luar, listplank, dll)
4 3 12 M
D8
Kerusakan komponen tata graha gedung (toilet, perabot kantor, tangga, dll)
4 2 8 M
D10 Tidak sesuainya metode
pemeliharaan yang diterapkan 4 3 12 M
4.5 Respon Risiko
Berdasarkan risiko-risiko yang telah didapatkan melalui perhitungan probability x impact dan memplotkannya kedalam matriks probabilitas dan dampak kemudian risiko yang kemungkinannya paling besar untuk terjadi dan menimbulkan dampak yang cukup signifikan maka dilakukanlah wawancara dan diskusi dengan responden untuk mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya risiko tersebut dan respon apa yang harus diberikan terhadap risiko tersebut.
Tabel 4.5 Respon Terhadap Risiko
No Jenis Risiko Penyebab Risiko Respon Risiko
1. Kurangnya kontrol dan koordinasi
2. Tidak dibentuknya tim khusus yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan gedung dan
komponennya
1. Memberikan pelatihan kepada para pengelola
1. Belum dibuatnya aturan resmi
gedung apabila tidak
2. Kesalahan pekerjaan pemeliharaan
2. Melakukan checking setelah dilakukannya
berkala. 6. Kurang tepatnya
pemilihan material
4. Melakukan checking setelah selesai
1. Tidak dilakukan pemeliharaan rutin
saluran air kotor, saluran udara)
2. Tidak dilakukan pengecekan kondisi
5. Kesalahan pekerjaan pemeliharaan
komponen
mekanikal gedung 6. Kurang tepatnya
pemilihan material
4. Melakukan checking setelah selesai
6.
Kerusakan komponen elektrikal gedung
1. Tidak dilakukan pemeliharaan rutin pada komponen elektrikal gedung.
2. Tidak dilakukan pengecekan kondisi
5. Kesalahan pekerjaan pemeliharaan
komponen elektrikal gedung
6. Kurang tepatnya pemilihan material
4. Melakukan checking setelah selesai
bahan material yang
1. Tidak dilakukan pemeliharaan rutin pada komponen ruang luar bangunan gedung.
2. Tidak dilakukan pengecekan kondisi
5. Kesalahan pekerjaan
1. Membuat jadwal
4. Melakukan checking setelah selesai melakukan kegiatan
pemeliharaan komponen ruang luar bangunan gedung
6. Kurang tepatnya pemilihan material
1. Tidak dilakukan pemeliharaan rutin pada komponen tata graha gedung.
2. Tidak dilakukan pengecekan kondisi
5. Kesalahan pekerjaan pemeliharaan
komponen tata graha gedung
6. Kurang tepatnya pemilihan material
4. Melakukan checking setelah selesai
1. Tidak diberikan pelatihan kepada pengelola gedung tentang metode pemeliharaan gedung yang tepat.
2. Tidak dibuatnya aturan yang ketat mengenai kesalahan metode
pemeliharaan gedung.
1. Memberikan pelatihan mengenai
2. Membuat peraturan berupa sanksi yang berat bagi pihak yang melangggar kesalahan metode pemeliharaan gedung yang telah ditentukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Diperoleh 40 variabel risiko yang teridentifikasi pada masa pemeliharaan proyek konstruksi gedung perkantoran di Pemerintah Kota Pematangsiantar khususnya Kantor Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar, variabel-variabel risiko tersebut tersebut terbagi kedalam 4 kelompok, yaitu:
a. Risiko force majeure
b. Risiko material dan tenaga kerja c. Risiko manajemen
d. Risiko pemeliharaan
2. Dari hasil analisa risiko berdasarkan tabel matriks probabilitas dan dampak terhadap variabel-variabel risiko maka didapat 9 (sembilan) risiko dominan yang termasuk ke dalam risiko sedang (medium) yaitu:
a. Kurangnya kontrol dan koordinasi
b. Kebijaksanaan dan prosedur yang tidak sesuai c. Keretakan dan kebocoran
d. Kerusakan komponen arsitektur gedung e. Kerusakan komponen mekanikal gedung f. Kerusakan komponen elektrikal gedung g. Kerusakan komponen luar bangunan gedung h. Kerusakan komponen tata graha gedung
i. Tidak sesuainya metode pemeliharaan yang diterapkan
3. Respon risiko yang diberikan terhadap faktor-faktor risiko dominan berupa tindakan pencegahan yang telah dijelaskan pada tabel 4.5 (Tabel Respon Risiko).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat jadwal dan melakukan pemeliharaan rutin pada setiap komponen bangunan gedung terutama pada komponen-komponen yang rentan mengalami kerusakan.
2. Membentuk tim ahli khusus pemeliharaan gedung dan melakukan checking setelah selesai melakukan kegiatan pemeliharaan komponen gedung agar tidak ada yang terlewatkan.
3. Memberikan pelatihan kepada para pengelola gedung yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan gedung terutama dalam hal komunikasi dan monitoring kegiatan pemeliharaan gedung agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengerjaan pemeliharaan gedung.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto, 2009. Manajemen Risiko Untuk Kontraktor. Pradnya Paramita. Jakarta.
Asmarantaka, N. S. 2014. Analisis Resiko yang Berpengaruh pada Kinerja Proyek pada Pembangunan Hotel Batiqa Palembang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol.2 No.3, September 2014.
Cooper, D. dan Chapman, C. 1993. Risk Analysis for Large Project (First Edition). Jhon Wiley & Sons Ltd. Norwich.
Ervianto, Wulfram I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. CV Andi Offset.
Yogyakarta.
Ervianto, Wulfram I. 2007. Studi Pemeliharaan Bangunan Gedung (Studi Kasus Gedung Kampus). Volume 7, nomor 3.
Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek: Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian Proyek. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Kementrian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Gedung.
Jakarta.
Kurniawan, B. Y. 2011. Analisis Risiko Konstruksi pada Proyek Pembangunan Apartemen Petra Square Surabaya. Jurnal Teknik Sipil FTSP Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Mulyandari, H. dan Saputra, R. 2010. Pemeliharaan Bangunan : Basic Skill Facility Management. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Permana, Dendy. 2017. Identifikasi dan Analisa Risiko Konstruksi pada Proyek Pembangunan Hotel Saka Medan. Tugas Akhir. Medan.
PMI (Project Management Institute). 2004. A Guide to The Project Management Body of Knowledge (PMBOK Guide) 3rd Edition. Newton Square, Pennsylvania, USA.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandigan Perhitungan Manual &SPSS, Penerbit Kencana, Jakarta.
Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Soeharto, Iman. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Nama Mahasiswa : Siti Karina Amalia Sukma
Kampus : Universitas Sumatera Utara, Medan
Judul Penelitian : Analisis Risiko Pada Masa Pemeliharaan Konstruksi Gedung Perkantoran Di Pemerintah Kota Pematangsiantar
Survei Pendahuluan dan Petunjuk Singkat
A. DATA RESPONDEN (Lingkari/(X) jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara pilih)
1. Jabatan Bapak/Ibu/Saudara:
a. (Isi) . . .
2. Jenis Kelamin Responden:
a. Laki-Laki b. Perempuan 3. Usia Bapak/Ibu/Saudara:
a. ≤ 20 Tahun b. 21 ≤ 30 Tahun c. 31 s/d 40 Tahun d. c Tahun
4. Pengalaman kerja Bapak/Ibu/Saudara:
a. 1 s/d 5 Tahun b. ≥ 5 Tahun 5. Pendidikan Terakhir:
a. S1 b. S2 c. S3
d. Lainnya (isi) . . .
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner Untuk Variabel X
1. Jawaban merupakan persepsi Bapak/Ibu/Saudara terhadap kemungkinan risiko yang terjadi.
2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda centang (✓) pada kolom yang disediakan.
3. Jika Bapak/Ibu/Saudara tidak memahami pertanyaan agar melingkari nomor pertanyaan.
C. Keterangan untuk penilaian kemungkinan (probabilitas) risiko 1 = Sangat Jarang (SJ) = Kemungkinan terjadi risiko 0 – 10%
2 = Jarang (J) = Kemungkinan terjadi risiko 11 – 30%
3 = Cukup (C) = Kemungkinan terjadi risiko 31 – 50%
4 = Sering (S) = Kemungkinan terjadi risiko 51 – 70%
5 = Sangat Sering (SS) = Kemungkinan terjadi risiko 71 – 90%
D. Keterangan untuk penilaian dampak risiko terhadap biaya 1 = Sangat Rendah (SR) = 0 – 25 juta
2 = Rendah (R) = 25-50 juta 3 = Sedang (S) = 50-100 juta 4 = Tinggi (T) = 100-200 juta 5 = Sangat Tinggi (ST) = 200-400 juta
Terimakasih kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah mengisi kuesioner ini
I. Dibawah ini merupakan risiko-risiko yang memiliki kemungkinan atau probabilitas untuk terjadi pada masa pemeliharaan proyek
No Variabel Risiko
Probabilitas Risiko yang Terjadi Dampak Risiko Terhadap Biaya 1
A4 Kerusakan dan huru-hara A5 Badai
A6 Cuaca yang tidak menentu A7 Tersambar petir
B1 Kemampuan tenaga kerja kurang baik
B2 Kurang tersedia tenaga kerja ahli B3 Kurangnya jumlah tenaga kerja B4 Produktifitas tenaga kerja rendah B5 Komunikasi antar pekerja kurang
baik
B6 Kecelakaan tenaga kerja B7 Perselisihan tenaga kerja
No Variabel Risiko
Probabilitas Risiko yang Terjadi Dampak Risiko 1 B8 Pemogokan tenaga kerja
B9 Kenaikan harga material
B10 Volume material yang tidak sesuai B11 Jenis peralatan kerja yang tidak
sesuai
B12 Jenis material yang tidak sesuai B13 Kelangkaan material
B14 Keterlambatan pengiriman alat kerja dan material
B15 Kehilangan material B16 Kehilangan peralatan kerja
C1 Kekurangan tempat pembuangan sisa material pekerjaan
C2 Alokasi sumber daya manusia kurang baik
C3 Konflik keuangan dalam perusahaan
No Variabel Risiko
Probabilitas Risiko yang Terjadi Dampak Risiko 1 C4 Kesalahan Pengestimasian biaya
pekerjaan
C5 Kurangnya kontrol dan koordinasi C6 Kebijaksanaan dan prosedur yang
tidak sesuai
C7 Metode pelaksanaan tidak tepat D1 Kerugian akibat kesalahan desain D2 Keretakan dan kebocoran
D3 Kerusakan komponen struktur gedung (Dinding beton, dinding kayu, dll)
D4 Kerusakan komponen arsitektur gedung (Dinding, plafon, kusen, dll)
D5 Kerusakan komponen mekanikal gedung (Saluran air bersih, saluran air kotor, saluran udara)
No Variabel Risiko
Probabilitas Risiko yang Terjadi Dampak Risiko 1 D6 Kerusakan komponen elektrikal
gedung
D7 Kerusakan komponen ruang luar bangunan gedung (Atap gedung, cat tembok luar, listplank, dll) D8 Kerusakan komponen tata graham
gedung (toilet, perabot kantor, tangga, dll)
D9 Kerusakan peralatan kerja
D10 Tidak sesuainya metode pemeliharaan yang diterapkan
Distribusi Nilai r
tabelSignifikansi 5% dan 1%
N The Level of Significance
N The Level of Significance
5% 1% 5% 1%
HasilPenilaianProbabilitasVariabelRisikodenganMetode SI
B1 Kemampuan tenaga kerja
kurang baik 1 11 9 34,5 J
B2 Kurang tersedia tenaga kerja
ahli 12 9 35,7 J
B3 Kurangnya jumlah tenaga
kerja 2 8 11 35,7 J
B4 Produktifitas tenaga kerja
rendah 13 8 34,5 J
B10 Volume material yang
tidaksesuai 14 7 33,3 J
B11 Jenisperalatankerja yang
tidaksesuai 2 12 7 30,9 J
B12 Jenis material yang 8 13 15,4 J
tidaksesuai
B13 Kelangkaan material 1 11 9 34,5 J
B14 Keterlambatanpengirimanala
tkerjadan material 13 8 34,5 J
B15 Kehilangan material 12 9 35,7 J
B16 Kehilanganperalatankerja 16 5 30,9 J
C1 Kekurangantempatpembuan
gansisa material pekerjaan 1 12 8 33,3 J
C2 Alokasisumberdayamanusia
kurangbaik 14 7 33,3 J
C3 Konflikkeuangandalamperus
ahaan 11 10 36,9 J
C4 KesalahanPengestimasianbia
yapekerjaan 12 9 35,7 J
C5 Kurangnyakontroldankoordi
nasi 7 14 66,6 S
C6 Kebijaksanaandanprosedur
yang tidaksesuai 11 10 61,9 C
C7 Metodepelaksanaantidaktepa
t 13 8 34,5 J
D1 Kerugianakibatkesalahandes
ain 1 12 8 33,3 J
D2 Keretakandankebocoran 8 8 5 71,4 S
D3 Kerusakankomponenstruktur gedung (Dindingbeton, dindingkayu, dll)
14 7 58,3 J
D4 Kerusakankomponenarsitekt urgedung (Dinding, plafon, kusen, dll)
5 13 3 72,6 S
D5 Kerusakankomponenmekani
kalgedung (Saluran air 11 8 2 64,2 S
bersih, saluran air kotor, saluranudara)
D6 Kerusakankomponenelektrik
algedung 8 8 5 71,4 S
D7 Kerusakankomponenruanglu arbangunangedung
(Atapgedung, cat
tembokluar, listplank, dll)
3 13 5 77,3 S
D8 Kerusakankomponentatagra hagedung (toilet,
perabotkantor, tangga, dll)
9 8 4 69,0 S
D9 Kerusakanperalatankerja 12 9 60,7 C
D10 Tidaksesuainyametodepemel
iharaan yang diterapkan 7 9 5 72,6 S
HasilPenilaianDampakRisikoTerhadapBiayadenganMetode SI
B10 Volume material yang
tidaksesuai 1 11 9 34,5 R
B11 Jenisperalatankerja yang
tidaksesuai 3 12 6 28,5 R
B12 Jenis material yang 13 8 34,5 R
tidaksesuai
B13 Kelangkaan material 16 5 30,9 R
B14 Keterlambatanpengirimanal
atkerjadan material 13 8 34,5 R
B15 Kehilangan material 3 11 7 29,7 R
B16 Kehilanganperalatankerja 14 7 33,3 R
C1 Kekurangantempatpembuan
gansisa material pekerjaan 9 12 14,2 R
C2 Alokasisumberdayamanusia
kurangbaik 1 16 4 28,5 R
C3 Konflikkeuangandalamperus
ahaan 9 12 39,2 S
C4 KesalahanPengestimasianbi
ayapekerjaan 13 8 34,5 R
C5 Kurangnyakontroldankoordi
nasi 11 10 36,9 R
C6 Kebijaksanaandanprosedur
yang tidaksesuai 3 12 6 28,5 R
C7 Metodepelaksanaantidaktep
at 13 8 34,5 R
D1 Kerugianakibatkesalahandes
ain 10 11 38,0 S
D2 Keretakandankebocoran 12 9 35,7 R
D3 Kerusakankomponenstruktu rgedung (Dindingbeton, dindingkayu, dll)
8 12 1 41,6 S
D4 Kerusakankomponenarsitekt urgedung (Dinding, plafon, kusen, dll)
1 14 6 30,9 R
D5 Kerusakankomponenmekani kalgedung (Saluranair bersih, saluran air kotor,
9 12 39,2 S
saluranudara)
D6 Kerusakankomponenelektrik
algedung 7 14 41,6 S
D7 Kerusakankomponenruanglu arbangunangedung
(Atapgedung, cat
tembokluar, listplank, dll)
10 11 38,0 S
D8 Kerusakankomponentatagra hagedung (toilet,
perabotkantor, tangga, dll)
13 8 34,5 R
D9 Kerusakanperalatankerja 18 3 28,5 R
D10 Tidaksesuainyametodepeme
liharaan yang diterapkan 1 8 12 38,0 S