KESIMPULAN DAN SARAN
3. Bagi peneliti selanjutnya
a. agar dapat meneliti faktor-faktor atau variabel lain seperti perilaku, kontak
penderita, kepatuhan berobat,dll yang mempengaruhi kejadian Tuberkulosis Paru
di pondok pucung. Dengan menggunkan disain penelitan yang lebih akurat
Achmadi. (2010). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Gramedia, Jakarta
Adrial, (2005). Hubungan faktor lingkungan rumah terhadap kejadian Tuberkulosi Paru BTA Positif di kota batam propinsi kepulauan riau thun2005. Tesis. Depok : FKM UI.
Aditia. (2010). Sanitasi Perumahan dan Pemukiman. Jurnal Kesehatan Lingkungan (Online).http://www.scribd.com/doc/22075956/SanitasiPerumahanpemukimn diakses tanggal 1 Maret 2013.
Akbar. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tbc-Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Bolangitang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2010. Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Gorontalo
Aini. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecenderungan Perilaku Makan Menyimpang pada Mahasiswi Penghuni Asrama Putri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009. (Skripsi). FKIK UIN SYAHID, Jakarta.
Ayunah, yuyun. (2008). Hubungan antara Faktor-faktor Kualitas Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian TB Paru BTA Positif di Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan tahun 2008. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
Bagoes Widjanarko (2006). Pengaruh Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Petugas Pemegang Program Tuberkulosis Paru Puskesmas Terhadap Penemuan Suspek TB Paru Di Kabupaten Blora. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2006;1:1.
Boyd, C.E. (1988). Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama, USA.
Majalah Kedokteran Indonesia
Darwel, (2012). faktor-faktor yang berkolerasi terhadap hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di sumatera (analisis data riskesdas 2010)
Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (2000). Visi Misi Indonesia Sehat 2010. Jakarta
Departemen Kesehatan RI, Ditjen P2MPL. (2002). Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan TBC, Edisi 2, Cetakan ke-2, Depkes RI, Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (2007). Pedoman Nasional Penanggulangan TBC, Edisi 2, Cetakan pertama. http://www.tbindonesia.or.id/pdf/BPN_2007.pdf. 31 Januari 2013
Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id/download/publikasi/Profil_Kesehatan_Indonesia_20 08.pdf 31 Januari 2013
Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Teknik Pembangunan perumahan Sederhana Tidak Bersusun, SK menteri Pekerjaan Umum No 20/kep/1986. Jakarta.1986. ______, 2000. Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, Tentang Kesehatan,
Jakarta.
Elvina K. (2002). Pusat Kajian Gizi Regional. Universitas Indonesia
Ernawati, Dwi. (2011). Kualitas Lingkungan Fisik Rumah dan Karakteristik Individu dengan Kejadian TB Paru BTA (+) di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2011. Skripsi FKM UI, Depok
manusia/ diakses tanggal 2 Maret 2013
Fatimah, Siti. (2008). Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Kabupaten Cilacap (Kecamatan : Sidareja, Cipari, Kedungreja, Patimun, Gandrungmangu, Bantasari) Tahun 2008.
Program Pascasarjana Universitas Diponegor Semarang.
Junediyono. (2003). Faktor Risiko Timbulnua Penyakit TB Paru di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Tahun 2002. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan Kerangka kerja penanggulangan TBC di Indonesia 2006-2010
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Laporan Situasi Terkini Perkembangan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI.
Karminignsih. (2002). Hubungan kualitas lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB Paru BTA (+) di Kecamatan Koja Kodya Jakarta utara tahun 2002.
Universitas Indonesia Jakarta
Keman, Soedjajadi. (2005). Kesehatan Perumahan Dan Lingkungan Pemukiman.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 1, 34 Juli 2005 : 29 -42. Kesehatan Lingkungan FKM Universitas Airlangga
Manullang, S. (2011). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Tentang Faktor Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarame
agustus 2013].
Musadad (2006). Environmental Factor Relation of House with Infection of TB Paru through Housing Contact. Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.5 No 3, Desember 2006 : 486-496
Nasution, Siti Khadijah. (2004). Meningkatkan Sataus Kesehatan Melalui Pendidikan Kesehatan dan Penerapan Pola Hidup Sehat. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara. 11 februari 2013.
http://respository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3761/1/fkm-siti%20khadijah.pdf
Niko, Rianda. (2011). Hubungan Perilaku dan Kondisi Sanitasi Rumah dengan Kejadian Tb Paru di Kota Solok Tahun 2011. Skripsi FKM Universitas Andalas
Noverima, Utami. (2012). Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Maslow.
http://utaminoverima.wordpress.com/2012/11/28/konsep-kebutuhan-dasar-manusia-menurut-maslow-henderson/ diakses tanggal 2 Maret 2013
Notoatmodjo. (2002). Metodelogi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Citra. Jakarta
Prabu, Putra. (2008). Penyakit Berbasis Lingkungan.
http://putraprabu.wordpress.com/2008/10/10/penyakit-berbasislingkungan/, diakses tanggal 25 Desember 2012
Perdana P (2008). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru selama Pengobatan di Puskesmas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur. [Skripsi Tidak diterbitkan]. Jakarta: UI
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 565/Menkes/Per/Iii/2011 Tentang Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2011-2014
Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012, Halaman 435 - 445 Online Di
Http://Ejournals1.Undip.Ac.Id/Index.Php/Jkm
Retnaningsih (2010). Model Prediksi Faktor Risiko TB Paru Kontak Serumah untuk Perencanaan Program di Kabupaten OKU Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian dalam negeri. Jakar.
Ruswanto, Bambang. (2010). Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru ditinjau dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan. Tesis Pascasarjana Magister Kesehatan Lingkungan, Universitas Diponegoro Semarang
Setiawan, Dwi. (2010). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Respons Terhadap Praktik Pengobatan Strategi DOTS dengan Penyakit Tb Paru di Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan Tahun 2010. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 1 / April 2012, Program Magister Kesehatan Lingkungan UNDIP
Simbolon (2007). Faktor risiko tuerkulosis paru dikabupaten rejang lebong. Jurnal Kesehatan Masyarakat nasional. Vol 2 No.3 Desember 2007).
Slamet, Juli Soemirat. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Silviana, Ike (2006). Hubungan lingkungan fisik dalam rumah dengan kejadian TB Paru dikabupaten muaro jambi tahun 2005. Tesis. Depok : FKM UI.
Supriyono, Didik. (2003). Lingkungan Fisik Rumah Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Penyakit TB Paru BTA Positif di Kecamatan Ciampea Kabpaten Bogor Tahun 2002. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Soemirat. (2000). Epidemiologi Lingkungan. Gajah Mada Universitas. Press,
Semarang Utara Tahun 2011. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 435 - 445Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
Suyono. (2005). Pokok Bahan Modul Perumahan dan pemukiman Sehat, Pusdiknakes Subaid M S. (2002). Pengaruh Suhu Udara, Curah Hujan, Kelembaban Udara dan
Kecepatan Angin Terhadap Fluktuasi Konsentrasi Gas-gas NO2, O3 dan SO2 di Area PLTP Gunung Salak Sukabumi. Skripsi. FMIPA IPB. Bogor.
Teten, Zalmi. (2008). Faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian Tuberkulosis paru diwilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir.
Tobing, T. L. (2009). Pengaruh Perilaku Penderita TB Paru dan Kondisi Rumah terhadap Pencegahan Potensi Penularan TB Paru pada Keluarga diKabupaten Tapanuli Utara. [online].
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6656/1/09E01348.pdf. [diakses 6 agustus 2013].
Wardhana Isha, (2006). “Hubungan antara faktor fisik rumah, karakteristik individu dan faktor lainnya terhadap kejadian TB Paru diwilayah kerja puskesmas sukaratu kabupaten tasik Malaya: Pascasarjana FKM UI)
Zuliana (2009). Pengaruh Karakteristik Individu, faktor Pelayanan Kesehatan dan Faktor Peran Pengawas Menelan Obat terhadap Tingkat Kepatuhan Penderita TB Paru dala Pengobatan di Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan tahun 2009. FKM Universitas Sumatera Utara.