BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
C. Saran
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang bentuk pelatihan yang dapat diberikan pada mahasiswa tingkat akhir. Pelatihan tersebut digunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosional seseorang, sehingga harapannya employability mahasiswa tingkat akhir juga ikut meningkat.
Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk melibatkan subjek dengan jumlah yang lebih banyak dari subjek yang terlibat dalam penelitian ini. Semakin banyak jumlah subjek yang terlibat, maka akan semakin besar kemungkinan sebaran data bersifat normal (Widhiarso, 2010). Data yang bersifat normal akan dapat dilakukan generalisasi terhadap populasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, A. (2016). Beda Negara, Beda Budaya Kerja.
http://lanangindonesia.com/read/beda-negara-beda-budaya-kerja diakses pada 18 September 2017 pukul 16.32 WIB.
Adiwibowo, A. S. (2012). Kepemimpinan dan Loyalitas terhadap Kinerja Karyawan RSJ Menur Surabaya. Jurnal Manajemen Bisnis2(01), 41-58. Agusta, Yosiana Nur. (2015). Hubungan antara Orientasi Masa Depan dan Daya
Juang terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman. eJournal Psikologi, 3(1), 369-381.
Agustin, V. (2012). Kompetensi Lulusan Sarjana Strata (S1) Psikologi dalam
Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa Perguruan Tinggi “X”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1), 1-34.
Al-Rfou, M. A. (2012). Emotional intelligence and its relation with instructional achievement of tafilah technical university students. American International Journal of Contemporary Research, 2(10), 68-76.
Amiranti, C. C. (2016). Jangan Asal Kuliah.. Ijazah Sarjana Saja Tak Cukup Buat Kerja!.Diakses dari kompas.com pada 10 Maret 2018, pukul 23.40 WIB. Anari, N. N. (2012). Teachers: Emotional Intelligence, Job Satisfaction, and
Organizational Commitmen. Journal of Workplace Learning, 24(4), 256-269. DOI:10.1108.
Antonakis, J. & Dietz, J. (2010). Emotional Intelligence on Definitions, Neuroscience, and Marshmallows. Industrial & Organizational Psychology,
3(2), 165-170.
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (1999). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Pusat Statistik (BPS) diakses dari bps.go.id. pada 26 Agustus 2018, pukul 22.00 WIB
Cherniss, C & Goleman, D. (2001). The Emotionally Intelligent Workplace; How to Select for, Measure, and Improve Emotional Intelligence in Individuals,
69
Groups, and Organizations. San Fransisco: Jossey-Bass. Diunduh pada 27 Februari 2018 Dari http://library.nu
Coetzee, M., & Beukes, C. (2010). Employability, emotional intelligence and career preparation support satisfaction among adolescents in the school-to-work transition phase. Journal of Psychology in Africa, 20(3), 439–446.
Coetzee,M., & Harry, N. (2013). Emotional intelligence as a predictor of employees' career adaptability. Journal of Vocational Behavior, http://dx.DOI.org/10.1016/j.jvb.2013.09.001
Cooper & Sawaf. (2002). Kecerdasan Emosi dalam Kepemimpinan Dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Creswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approach (Edisi ke-3), London: Sage Publications, Inc.
Davis, T.R.V & Luthans, F. (1980). A social learning approach to organizational behavior. Academy of Management Review, 5(2), 281-290.
Field, A. (2013). Discovering Statistics Using IBM SPSS Statistic 4th edition.
London: SAGE Publications.
Fugate, M., Kinicki, A., & Ashforth, B. (2004). Employability: A psychosocial construct, its dimensions, and applications. Journal of Vocational Behavior,
65(2004), 14-38. DOI: 10.1016/j.jvb.2003.10.005.
Fugate, M., Kinicki, A. (2008). A dispositional approach to employability: Development of a measure and test of implications for employee reactions to organizational change. Journal of Occupational and Organizational Psychology, 81, 503-527. The British Psychological Society. DOI: 10.1348/096317907X241579
Gewati, M. (2016). Kenapa Lulusan Perguruan Tinggi Makin Susah Mendapat
Pekerjaan?. Diakses dari
https://edukasi.kompas.com/read/2016/04/23/17424071/Kenapa.Lulusan.Perg uruan.Tinggi.Makin.Susah.Mendapat.Pekerjaan (terbit pada 23 April 2016) pada 19 Maret 2018 pukul 20.09 WIB.
Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ.
New York: Bantam Books
Goleman, D. (1999). Kecerdasan Emosional. Terjemahan, Cetakan IX. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional: Mengapa EQ lebih pentng daripada IQ. Alih Bahasa: T. Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2016). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gonza´lez-Roma´, V., Gamboa, J. P., & Peiro´, J. M. (2016). University graduates’
employability, employment atatus, and job quality. Journal of Career Development. OPAL, University of Valencia, Valencisa, Spain. DOI: 10.1177/0894845316671607.
Harvey, L. (2001). Defining and measuring employability. Quality in Higher Education, 7(2), 97-109. Routledge, Taylor & Francis Group. DOI: 10.1080/13538320120059990.
Hidayat, A. (2014). Penjelasan uji mann-whitney u test-lengkap. Diakses dari https://www.statistikian.com/2014/04/mann-whitney-u-test.html pada 7 November 2018.
Hidayati, R., Purwanto, Y., Yuwono, S. (2008). Kecerdasan emosi, stress kerja dan kinerja karyawan. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2(1), 91-96.
Humas UMY. (2011). Tingkatkan Kualitas SDM dan Keterserapan Lulusan, UMY Gandeng NIIT dari India. Diakses pada 20 November 2018 dari
http://www.umy.ac.id/tingkatkan-kualitas-sdm-dan-keterserapan-lulusan-umy-gandeng-niit-dari-india.html.
Husen dan Vetra. (2015). Pengangguran tinggi, banyak lulusan kurang kompeten
dengan dunia kerja. Diakses dari
http://fokusjabar.com/2015/09/01/pengangguran-tinggi-banyak-lulusan-kurang-berkompeten-dengan-dunia-kerja/ pada 23 Oktober 2017 pukul 16.15 WIB.
Iwansyah. (2017). Pengangguran berlabelkan gelar sarjana. Diakses pada 25 September 2017 pukul 15.25 WIB dari https://indonesiana.tempo.co/read/106850/2017/01/11/iwansyahhmimpo.1/pe ngangguran-berlabelkan-gelar-sarjana
Jobstreet.com. (diakses pada 1 November 2018). Tenaga kerja berkualitas kini sulit ditemui. Jobstreet. Diakses dari www.jobstreet.co.id.
Johnson, B. (2001). Toward a new classification of nonexperimental quantitative research. American Educational Research Association. 30(2), 3-13.
Karrir, N. (2003). Emotional competence at work. Paradigm, 8(1), 37-45.
Kemnaker.go.id. Strategi Peningkatan Kualitas Angkatan Kerja Melalui Gerakan
Angkatan Kerja Unggul dan Produktif. Diakses dari
http://kemnaker.go.id/berita/berita-naker/strategi-peningkatan-kualitas-71
agkatan-kerja-melalui-gerakan-angkatan-kerja-unggul-dan-produktif pada 22 September 2017 pukul 22.11 WIB
Kemenperin.go.id. Produktivitas Tenaga Kerja Relatif Rendah. Diakses dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/5325/Produktivitas-Tenaga-Kerja-Relatif-Rendah diakses pada 20 November 2017 pukul 19.40 WIB
Kemnaker.go.id. Hadapi Persaingan Pasar Kerja, Menaker Ajak Mahasiswa Bangun Karakter Pekerja Keras. http://kemnaker.go.id/berita/berita- kemnaker/hadapi-persaingan-pasar-kerja-menaker-ajak-mahasiswa-bangun-karakter-pekerja-keras. Diakses pada 22 September 2017 pukul 22.09 WIB Kemnaker.go.id. Hubungan Kompetensi, Produktivitas, Sertifikasi dan Daya
Saing. http://kemnaker.go.id/berita/barenbang/hubungan-kompetensi-produktivitas-sertifikasi-dan-daya-s diakses pada 22 September 2017 jam 22.18 WIB
Khalili, A. (2012). The role of emotional intelligence in the workplace: a literature review. International Journal of Management, 29(3), 355. Part 2. Malaysia: Multimedia University
Kompas.com. Mengapa Angka Pengangguran di Banten Tetap Tinggi?. Terbitan 22 Juli 2017 pukul 14.02. diakses pada 20 September 2017 puku 11.05 WIIB Kompas.com. Pengangguran di Kota Bekasi Mencapai 55.724 Orang. Terbitan 16
Maret 2017 pukul 07.12 WIB. Diakses pada 20 September 2017 pukul 09.12 WIB
Kulsum, T. M. (2016). Hubungan antara kemandirian dengan kesiapan kerja pada mahasiswa semester akhir. Skripsi: Fakultas Psikologi dan Kesehatan. Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya.
Luca, J. & Tarricone, P. (2001). Does emotional intelligence affect successful teamwork?. Research Online, 367-376. Australia: School of Communications and Multimedia Edith Cowan University.
Lysova, E.I., Richardson, J., Khapova, S.N., & Jensen, P.G.W. (2015). Change-supportive employee behavior: a career identity explanation. Career Development International, 20(1), 38-62.
Matsuki. (2013). Kualitas lulusan perguruan tinggi dan akseptabilitas stakeholders.
Diakses dari
http://diktis.kemenag.go.id/NEW/index.php?berita=detil&jenis=artikel&jd=1 77#.Wq-4B21ubIU (terbitan 2 Desember 2012) pada 19 Maret 2018 pukul 20.19 WIB
McCleskey, J. (2014). Emotional intelligence and leadership: a review of the progress, controversy, and criticism. International Journal of Organizational Analysis, 22(1), 76-93. DOI: 10.1108/IJOA-03-2012-0568.
McQuaid, R. W., Lindsay, C. (2005). The concept of employability. Urban Studies,
42(2), 197- 219. DOI: 10.1080=0042098042000316100.
m.metrotvnews.com. Sutrisno, O. D. (2017). Pengangguran Didominasi Lulusan SMA ke atas. Dipublikasikan pada 8 November 2017 pukul 18.12 WIB
Noer, M. (2009). Kecerdasan emosional membantu sukses dalam pekerjaan. Blog
Pengembangan Diri. Diakses dari
https://www.muhammadnoer.com/kecerdasan-emosional-sukses-pekerjaan/. Nurdin. (2009) Pengaruh kecerdasan emosional terhadap penyesuaian sosial siswa
di sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan, 9(1), 86-108.
Okezone.com. Diakses dari
https://news.okezone.com/read/2017/04/19/65/1671709/menteri-nasir-sebut-kualitas-lulusan-perguruan-tinggi-masih-rendah (terbitan 19 April 2017) pada 19 Maret 2018 pukul 20.16 WIB.
Patton, P (1998). EQ (Emotional Intelligence) di Tempat Kerja. Jakarta: Pustaka Delaprasa
Patria, B. (tanpa tahun). Uji normalitas. Diakses dari
https://simponi.mdp.ac.id/materi201020112/AD109/032076/AD109-032076-698-17.pdf pada 20 November 2018.
Periantalo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah & Bermanfaat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Petrovici, A., & Dobrescu, T. (2014). The role of emotional intelligence in building interpersonal communication skills. Social and Behavioral Sciences, 116(2014), 1405-1410. DOI: 10.1016/j.sbspro.2014.01.406.
Pool, L. D., & Sewell, P. (2007). The key to employability: developing a practical model of graduate employability. Education + Training, 49(4), 277-289. DOI 10.1108/00400910710754435.
Potgieter, I., & Coetzee, M. (2013). Emotional intelligence as a predictor of
postgraduate students’ psychosocial employability attributes. Journal of
Psychology in Africa, 23(2), 187-194.
http://dx.doi.org/10.1080/14330237.2013.10820614.
Puhakka, A., Rautopuro, J., & Tuominen, V. (2010). Employability and finnish university graduates. European Educational Research Journal, 9(1), 45-55. http://dx.doi.org/10.2304/eerj.2010.9.1.45.
73
Purnomo, S. (2016). Permasalahan pengangguran intelektual. Harian Jurnal Asia.
Diakses dari https://www.jurnalasia.com/opini/permasalahan-pengangguran-intelektual/.
Rahim, S., & Malik, M. (2010). Emotional intelligence & organizational performance: a case study of banking sector in pakistan. International Journal of Business and Management, 5(10), 191-197. ISSN 3850 E-ISSN 1833-8119.
Risdiyanto, D. (2007). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan pengambilan keputusan yang efektif di tempat kerja. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Robles, M M. (2012). Executive perceptions of the top 10 soft skills needed in
today’s workplace. Business Communication Quarterly, 75(4), 453 – 465. DOI: 10.1177/1080569912460400.
Rosadi, I. (2016). Artikel/Opini “Etos Kerja Jepang VS Indonesia”.
http://bandiklat.babelprov.go.id/2016/03/28/etos-kerja-jepang-vs-indonesia/ diakses pada 18 September 2017 pukul 15.05 WIB
Rosandi, I. Bandiklat.babelprov.go.id. Diakses dari http://bandiklat.babelprov.go.id/2016/03/28/etos-kerja-jepang-vs-indonesia/ pada 9 Oktober 2017, pukul 11.00 WIB
Rothwell, A., Herbert, ., Rothwell F. (2007). Self-perceived employability: construction and initial validation of a scale for university students. Journal of Vocational Behavior, 73(2008) 1 – 12. DOI:10.1016/j.jvb.2007.12.001. Russell, G. A. M. (2012). Employability skills development: strategy, evaluation
and impact. Higher Education, Skills and Work-Based Learning, 2(1), 33-44. http://dx.doi.org/10.1108/20423891211197721.
Sanjaya, F. (2012). Peran Moderasi Kecerdasan Emosi pada Stres Kerja. Jurnal Dinamika Manajemen, 3(2), 155-163.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta: Penerbit USD
Santrock, J. W. (1997). Life-Span Development (Edisi ke-6). Dubuque: Brown & Benchmark
Salovey, P., & Mayer, J. D. (1990). Emotional intelligence. Imagination, Cognition and Personality, 9(3), 185-211. DOI: 10.2190/DUGG-P24E-52WK-6CDG. Salovey, P. and Mayer, J. D. (1997) What is Emotional Intelligence?. Emotional
Development and Emotional Intelligence: Implications for Educators, New York, Basic Books, pp. 3-31
Saptoto, R. (2010). Hubungan kecerdasan emosi dengan kemampuan coping adaptif. Fakultas Psikologi: Universitas Gajah Mada, 37(1), 13-22.
Saputro, N.D., Suseno, M.N. (tanpa tahun). Hubungan antara kepercayaan diri dengan employability pada mahasiswa. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya: Universitas Islam Indonesia.
Sari, H. R. (2014). 4 Penyebab Pekerja Indonesia Kurang Produktif, diakses pada 25 September 2017 pukul 10.20 WIB dari https://www.merdeka.com/uang/4-penyebab-orang-indonesia-kurang-produktif/infrastruktur-minim.html
Saroh, M. (2016). Pendidikan tinggi tak bisa menjamin karier anda. Diakses dari
https://tirto.id/pendidikan-tinggi-tak-bisa-menjamin-karier-anda-b1N6 pada 20 November 2018.
Sastrohadiwiryo, S. (2005). Manajemen tenaga kerja indonesia (pendekatan administratif dan operasional). Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Schutte, N. S., Malouff, J. M., Pric, S., Walter, G., Burke, G., & Wilkinson, C. (2008). Person–situation interaction in adaptive emotional functioning.
Current Psychology, 27(2), 102–111.
Schutte, N.S., Malouff, J.M., Hall, L.E., Haggerty, D.J., Cooper, J.T., Golden, C.J., & Dornheim, L. (1997). Development and validation of a measure of emotional intelligence. Personality and Individual Differences, 25(1998), 167-177. Seftiawan, D. (2018). 630.000 orang sarjana masih menganggur. Diakses dari
http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2018/03/26/630000-orang-sarjana-masih-menganggur-421873.
Serrat, O. (2017). Knowledge Solutions chapter Understanding and Developing Emotional Intelligence. Singapore: Publisher Singapore.
Shafie, L.A., & Nayan, S. (2010). Employability awareness among Malaysian undergraduates. International Journal of Business and Management, 5 (8), 119-123.
Shapiro, L.E. (1997). Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak.
Terjemahan: Kantjono, A.T. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Simarmata, N. (2005). Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Kepuasan Kerja pada Karyawan. Skripsi Fakultas Psikologi. Yogykarta: Universitas Sanata Dharma
Siregar, S. (2013). Statistik parametric untuk penelitian kuantitatif: dilengkapi dengan perhitungan manual dan aplikasi SPSS versi 17. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
75
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Sanata Dharma
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dalam Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press
Suryana, C. (2007). Pengolahan dan Analisis Data Penelitian. Materi Diklat Kompetensi Pengawas, Departemen Pendidikan Nasional.
The Conference Board of Canada. (diakses pada 6 Agustus 2017). Employability skills. Diakses dari http://www.conferenceboard.ca/topics/education/learning-tools/employability-skills.aspx
Triana, F. (2013). Pengaruh kecerdasan emosional, komitmen organisasional, dan organizational citizenship behavior terhadap kinerja karyawan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4(2), 103-114. Kalimantan Timur: Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Peraturan.go.id/uu/nomor-13-tahun-2003.html diakses pada 22 September 2017 pukul 21.50 WIB
Wahyu, T. (2011). Analisis pengangguran terdidik di provinsi jawa tengah. Media Ekonomi dan Teknologi Informasi, 17(1). Fakultas Ekonomi: Universitas Diponegoro
Widhiarso, W. (2010). Distribusi data tidak normal pada pemodelan persamaan structural (SEM). Diakses dari http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/distribusi-data-tidak-normal-pada-sem/.
Widhiarso, W. (2011). Menghitung Koefisien Alfa Berstrata. Fakultas Psikologi UGM
Winarno, J. (2008). Emotional intelligence sebagai salah satu faktor penunjang prestasi kerja. Jurnal Manajemen,8(1). Fakultas Ekonomi: Universitas Kristen Maranatha Bandung
Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan. Malang: UMM Press.
Yorke, M. (2004). Employability in the undergraduate curriculum: Some student perspectives. European Journal of Education, 39 (4), 409-427.
Yuwanto, D., Mayangsari, M. D., & Anward H. H. (tanpa tahun). Hubungan efikasi diri dengan kesiapan kerja pada mahasiswa yang sedang mempersiapkan skripsi. Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran: Universitas Lambung Mangkurat
Zeidner, M., Matthews, G., & Roberts, R.D. (2004). Emotional intelligence in the workplace: a critical review. Applied Psychology: An International Review, 2004, 53 (3), 371-399. https://doi.org/10.1111/j.1464-0597.2004.00176.
77
LAMPIRAN 1. Skala Uji Coba A. Employability
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya selalu menentukan prioritas ketika sedang banyak tugas
2.
Pengalaman kerja yang telah saya miliki dapat membantu saya untuk mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan
3. Saya percaya bahwa saya bisa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
4. Saya menentukan keputusan secara sadar karena saya memahami pekerjaan saya 5. Saya cenderung termasuk tipe “yang penting
selesai” ketika mengerjakan tugas
6. Saya mampu menemukan jalan keluar dari tugas-tugas saya
7. Saya tahu pasti tujuan saya ketika mengerjakan tugas
8. Lingkup pertemanan saya terbatas (tidak banyak)
9. Lingkup relasi saya tidak membantu saya memperoleh informasi lowongan pekerjaan 10.
Saya akan mengatur waktu lebih baik lagi ketika saya mempunyai banyak tugas dan kegiatan
11. Saya cenderung mengerjakan tugas dengan asal-asalan
12. Ketika sedang banyak tugas, saya mengerjakannya secara acak
13. Saya mengerjakan tugas hanya untuk mendapatkan nilai
14.
Saya memiliki potensi yang membantu saya untuk mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan
15. Saya paham akan kewajiban dan
79
16. Saya cenderung menolak ketika diberikan tugas yang tidak saya pahami
17. Saya merasa tidak mampu menjalani tugas-tugas yang saya hadapi saat ini
18. Lingkungan pertemanan saya membantu saya untuk memperoleh pekerjaan
19. Saya terkadang memutuskan sesuatu berdasarkan suasana hati
20. Saya memiliki prinsip untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang saya mulai
21.
Saya merasa belum memiliki pengalaman kerja yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan
22. Saya mencari informasi lowongan pekerjaan dari teman-teman saya
23.
Saya merasa tertantang ketika diberikan tugas yang belum pernah saya kerjakan sebelumnya
24. Saya merasa kemampuan saya tidak cukup untuk mendapatkan pekerjaan
25. Saya cenderung kewalahan saat menghadapi banyak tugas dan kegiatan
26. Saya cenderung menolak pekerjaan yang berbeda atau belum pernah saya kerjakan 27. Saya tahu apa yang sedang saya kerjakan,
sehingga saya mudah dalam memutuskan 28.
Saya belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk membantu saya dalam mendapatkan pekerjaan
29. Saya berusaha mempelajari tugas yang diberikan pada saya
30. Saya cenderung meninggalkan tugas ketika mengalami kendala dalam menyelesaikannya
B. Skala Kecerdasan Emosional
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya dapat membedakan perasaan marah, kecewa, dan jengkel
2. Saya dapat mengatakan dan menjelaskan apa yang sedang saya rasakan
3. Saya merasa tidak berguna ketika saya gagal 4. Saya mengatakan apa yang ingin saya
katakan, meskipun menyakiti hati orang lain 5. Saya cenderung memukul orang lain ketika
saya merasa marah
6. Saya mampu bekerjasama dengan orang lain 7.
Saya mampu untuk tetap tenang ketika berada pada situasi yang tidak
menyenangkan 8.
Saya sulit merasakan apa yang dirasakan orang lain jika saya tidak mengalaminya sendiri
9. Saya menghormati mereka yang memiliki nilai dan budaya yang berbeda dengan saya 10. Saya sering membantu orang lain yang
merasa kesulitan meskipun tidak diminta 11. Saya tahu ketika saya sedang marah atau
senang
12. Saya cenderung lebih nyaman ketika mengerjakan tugas sendiri
13. Ketika saya gagal, saya akan mencobanya sampai saya berhasil
14. Ketika saya sedih, saya akan mengambil waktu untuk menyendiri secukupnya 15. Saya menghindari kegiatan yang berkaitan
dengan orang lain
16. Saya cenderung membalas secara langsung perlakuan buruk yang orang lain berikan 17.
Saya tidak tahu ketika ada orang lain yang sedang dalam masalah, jika ia tidak bercerita dengan saya
18. Terkadang saya kurang dapat menjelaskan apa yang sedang saya rasakan
81
19. Ketika saya cemas, saya cenderung menunda pekerjaan yang seharusnya saya selesaikan 20. Meskipun saya sedang ada masalah, saya
tetap mampu berpikir logis
21. Saya mampu merasakan apa yang orang lain rasakan
22. Saya akan memberikan waktu bagi orang lain untuk menyendiri ketika dalam masalah 23.
Saya cenderung menurunkan target yang telah saya tentukan sebelumnya, bila saya gagal
24.
Saya menjaga jarak dengan mereka yang memiliki nilai/prinsip yang berbeda dengan saya
25. Saya seringkali bingung dengan apa yang sedang saya rasakan
26. Saya tetap mampu bekerja dengan baik meskipun sedang sedih
27. Saya lebih suka terlibat dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang
28. Saya mampu melampiaskan kekesalan saya pada orang lain secara tepat
29. Saya sering tidak menyadari apa yang sedang saya rasakan
30. Saya sulit mengontrol perasaan marah saat menghadapi masalah
Lampiran 2.
Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item
1. Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item-Total Skala Employability
A. Hasil Awal Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .866 .875 30 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Item_1 86.03 87.122 .292 . .864 Item_2 86.22 84.423 .495 . .860 Item_3 86.28 83.887 .534 . .859 Item_4 86.29 86.246 .427 . .862 Item_5 87.03 83.508 .424 . .861 Item_6 86.40 86.945 .382 . .863 Item_7 86.45 86.357 .421 . .862 Item_8 86.47 82.674 .492 . .859 Item_9 86.40 87.261 .192 . .868 Item_10 86.21 85.816 .467 . .861 Item_11 86.31 86.428 .389 . .862 Item_12 86.91 89.133 .080 . .870 Item_13 86.81 83.279 .471 . .860 Item_14 86.19 85.490 .495 . .860 Item_15 86.19 85.455 .535 . .860 Item_16 86.79 85.430 .300 . .865 Item_17 86.74 86.546 .272 . .865 Item_18 86.28 82.905 .619 . .856 Item_19 87.29 81.053 .595 . .856 Item_20 86.24 86.081 .356 . .863
83 Item_21 87.12 82.424 .438 . .861 Item_22 86.33 82.400 .631 . .856 Item_23 86.38 83.924 .527 . .859 Item_24 86.72 85.993 .263 . .866 Item_25 87.28 88.379 .114 . .870 Item_26 86.52 84.044 .504 . .859 Item_27 86.38 87.257 .276 . .865 Item_28 87.14 87.314 .182 . .868 Item_29 86.05 87.559 .312 . .864 Item_30 86.55 80.322 .598 . .855
B. Hasil Seleksi Item
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .881 .889 26 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlatio n Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Item_1 75.69 76.955 .319 . .880 Item_2 75.88 74.599 .504 . .875 Item_3 75.93 73.644 .585 . .873 Item_4 75.95 75.804 .496 . .876 Item_5 76.69 74.814 .353 . .880 Item_6 76.05 76.541 .445 . .877 Item_7 76.10 75.779 .505 . .876 Item_8 76.12 73.231 .478 . .876 Item_10 75.86 75.805 .490 . .876 Item_11 75.97 76.455 .403 . .878 Item_13 76.47 74.113 .433 . .877 Item_14 75.84 75.291 .540 . .875 Item_15 75.84 75.432 .563 . .875
Item_16 76.45 75.304 .323 . .881 Item_17 76.40 76.875 .257 . .882 Item_18 75.93 72.978 .647 . .872 Item_19 76.95 71.524 .595 . .872 Item_20 75.90 75.568 .419 . .878 Item_21 76.78 73.510 .392 . .879 Item_22 75.98 72.684 .641 . .872 Item_23 76.03 73.858 .561 . .874 Item_24 76.38 77.117 .196 . .885 Item_26 76.17 74.672 .475 . .876 Item_27 76.03 77.122 .299 . .880 Item_29 75.71 77.509 .328 . .879 Item_30 76.21 71.255 .568 . .873
2. Hasil Reliabilitas dan Korelasi Item-Total Skala Kecerdasan Emosional A. Hasil Awal Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .853 .856 30 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlatio n Squared Multiple Correlatio n Cronbach's Alpha if Item Deleted Item_31 81.97 93.227 .470 . .846 Item_32 82.10 94.200 .342 . .849 Item_33 82.50 90.079 .538 . .843 Item_34 82.55 91.620 .428 . .846 Item_35 81.76 93.695 .379 . .848 Item_36 81.74 94.160 .406 . .847 Item_37 82.16 92.168 .463 . .846 Item_38 82.45 93.901 .336 . .849 Item_39 81.57 95.443 .326 . .850
85 Item_40 81.86 92.717 .535 . .844 Item_41 81.78 94.668 .372 . .848 Item_42 83.02 97.526 .119 . .855 Item_43 81.84 92.870 .541 . .844 Item_44 81.78 95.756 .271 . .851 Item_45 82.12 93.582 .366 . .848 Item_46 82.31 91.762 .422 . .847 Item_47 82.59 96.598 .165 . .854 Item_48 82.76 91.695 .487 . .845 Item_49 82.71 91.614 .458 . .846 Item_50 82.17 92.250 .424 . .847 Item_51 82.02 92.965 .495 . .845 Item_52 81.83 94.566 .414 . .848 Item_53 82.95 98.225 .096 . .855 Item_54 82.31 94.779 .229 . .854 Item_55 82.71 92.106 .453 . .846 Item_56 82.24 92.818 .468 . .846 Item_57 82.17 94.601 .317 . .850 Item_58 82.43 96.706 .150 . .855 Item_59 82.66 95.283 .261 . .851 Item_60 82.47 91.341 .504 . .844
B. Hasil Seleksi Item
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .863 .869 26 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlatio n Squared Multiple Correlati on Cronbach's Alpha if Item Deleted Item_31 72.60 82.805 .512 . .855 Item_32 72.74 83.739 .377 . .859 Item_33 73.14 80.963 .495 . .855
Item_34 73.19 81.560 .441 . .857 Item_35 72.40 83.577 .391 . .859 Item_36 72.38 84.134 .410 . .858 Item_37 72.79 82.202 .470 . .856 Item_38 73.09 84.396 .304 . .861 Item_39 72.21 85.149 .348 . .860 Item_40 72.50 82.360 .575 . .854 Item_41 72.41 84.177 .414 . .858 Item_43 72.48 82.710 .564 . .854 Item_44 72.41 85.054 .323 . .860 Item_45 72.76 84.081 .334 . .860 Item_46 72.95 82.050 .412 . .858 Item_48 73.40 82.524 .439 . .857 Item_49 73.34 82.546 .405 . .858 Item_50 72.81 81.806 .462 . .856 Item_51 72.66 82.686 .527 . .855 Item_52 72.47 84.008 .465 . .857 Item_54 72.95 85.839 .164 . .867 Item_55 73.34 81.984 .471 . .856 Item_56 72.88 83.126 .451 . .857 Item_57 72.81 84.718 .308 . .861 Item_59 73.29 85.334 .254 . .863 Item_60 73.10 81.463 .508 . .855
87
Lampiran 3. Skala Final A. Employability
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya percaya bahwa saya bisa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik
2. Saya merasa tidak mampu menjalani tugas-tugas yang saya hadapi saat ini
3.
Saya merasa belum memiliki pengalaman kerja yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan
4.
Saya akan mengatur waktu lebih baik lagi ketika saya mempunyai banyak tugas dan kegiatan
5. Saya mampu menemukan jalan keluar dari tugas-tugas saya
6. Saya mencari informasi lowongan pekerjaan dari teman-teman saya
7. Saya selalu menentukan prioritas ketika sedang banyak tugas
8. Saya memiliki prinsip untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang saya mulai
9. Saya cenderung menolak pekerjaan yang belum pernah saya kerjakan
10. Lingkungan pertemanan saya membantu saya untuk mendapatkan pekerjaan
11. Saya tahu pasti tujuan saya ketika mengerjakan tugas
12. Lingkup pertemanan saya terbatas 13.
Saya merasa tertantang ketika diberikan tugas yang belum pernah saya kerjakan sebelumnya
14. Saya berusaha mempelajari tugas yang diberikan pada saya
15. Saya mengerjakan tugas hanya untuk mendapatkan nilai
16.
Saya tahu apa yang sedang saya kerjakan, sehingga saya mudah dalam membuat keputusan
17. Saya cenderung termasuk tipe “yang penting
selesai” ketika mengerjakan tugas.
18. Saya cenderung meninggalkan tugas ketika mengalami kendala dalam menyelesaikannya 19. Saya cenderung mengerjakan tugas dengan
asal-asalan
20. Saya terkadang memutuskan sesuatu berdasarkan suasana hati
21. Saya paham akan kewajiban dan
tanggungjawab saya saat mengerjakan tugas 22. Saya merasa kemampuan saya tidak cukup
untuk mendapatkan pekerjaan
23. Saya cenderung menolak ketika diberikan tugas yang kurang saya pahami