• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN BANGUNAN

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 86-94)

Pemakaian bahan bangunan yang ekologis dan tepat guna tidak hanya ditentukan oleh iklim tetapi juga oleh kemampuan dalam mengolah bahan bangunan tersebut baik secara tradisional maupun secara modern. Bahan bangunan yang ekologis adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

102  Dapat memberi pengaruh positif bagi kesehatan dan

kenyamanan penghuni bangunan  Bahan bangunan yang hemat energi

 Tidak terlalu banyak mencemari lingkungan

 Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali (regenerative), contoh: kayu, rotan, serabut kelapa dan lain-lain

 Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali, contoh: tanah, batu kali, batu alam dan lain-lain

 Bahan bangunan buatan yang dapat digunakan lagi (recycling), contoh: sampah, potongan, ampas dari perusahaan industri dan sebagainya seperti ban mobil bekas, potongan kaca dan seng

 Bahan bangunan yang mengalami perubahan sederhana, contoh: genting tanah liat, bata merah

 Bahan bangunan yang mengalami beberapa tahapan perubahan, contoh: Bahan plastik yang membutuhkan banyak energi pada proses produksinya.

Bahan-bahan alam seperti batu alam, kayu, bambu dan sebagainya tidak mengandung zat kimia yang menganggu kesehatan tetapi bahan bangunan yang sudah diolah secara modern seperti keramik, pipa, plastik, perekat dan sebagainya dapat mengganggu kesehatan manusia. Resiko gangguan kesehatan ini sepenuhnya ditanggung oleh para penghuni, para tukang pekerja, para buruh yang bekerja di pabrik dan para buruh yang kemudian hari akan membongkar bangunan yang dibangun dengan bahan bangunan yang mengganggu kesehatan.35

Guna memenuhi syarat ekologis, maka patokan yang dapat digunakan dalam membangun bangunan adalah sebagai berikut:36

35 Frick Heinz.1998. Dasar-dasar Ekoarsitektur. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, Hal 103-104 36 Frick & Mulyani, 2006, 3-4

103 o Menciptakan kawasan penghijauan diantara kawasan

pembangunan sebagai paru-paru hijau.

o Memilih tapak bangunan yang sebebas mungkin dari gangguan/ radiasi geobiologis dan meminimalkan medan elektromagnetik buatan.

o Mempertimbangkan rantai bahan dan menggunakan bahan bangunan alamiah.

o Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan.

o Menghindari kelembapan tanah naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem bangunan kering.

o Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air.

o Menjamin kesinambungan pada struktur sebagai hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan. o Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan

harmonikal.

o Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak menimbulkan masalah lingkungan dan membutuhkan energi sesedikit mungkin (mengutamakan energi terbarukan).

o Menciptakan bangunan bebas hambatan sehingga gedung dapat dimanfaatkan oleh semua penghuni (termasuk anak-anak, orang tua, maupun orang cacat tubuh).

Arsitektur ekologi juga memiliki kriteria dalam berarsitektur yaitu dengan recycling. Istilah recycling mengandung empat persyaratan dasar, yaitu menghindari monokultur, meningkatkan mobilitas mental, membatasi penggunaan energi, struktur gedung yang ada dapat digunakan kembali (building

recycling). Dalam hubungannya dengan bahan bangunan, istilah recycling mengandung 3 macam istilah, yaitu diolah kembali, didaur

ulang, dan digunakan kembali.37

104 Pengolahan sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung terdiri dari bahan organik (kayu, tripleks, bambu, dsb) dan bahan anorganik (semen, pasir, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, kaleng, cat sintetis, pipa plastik dan bahan sintetis lainnya).38

Berhubungan dengan sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan, kita dapat ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan kita dengan memilih bahan yang ekologis saja.

C.8. TINJAUAN UMUM CULTURE

Culture yang dalam bahasa Indonesia adalah budaya, menurut Selo

Soemardjan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. 39

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.40

C.9. DEFINISI KEBUDAYAAN / CULTURE

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Sedangkan culture atau budaya

38 Frick Heinz.1998. Dasar-dasar Ekoarsitektur. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, Hal 121 39https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya , 19 Februari 2016

40 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya.hal.25

105 menurut Selo Soemardjan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah

Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Dalam pandangan Haviland (1985) sedikitnya ada tiga ciri khas kebudayaan. Pertama, kebudayaan adalah milik bersama atau sering diteruskan sampai pemahaman bahwa kebudayaan adalah milik publik. Kedua, kebudayaan adalah hasil belajar. Semua kebudayaan adalah hasil belajar, bukan warisan biologis. Ketiga, kebudayaan didasarkan pada lambang. Segala perilaku manusia menggunakan lambang, itulah sebabnya setiap yang memuat lambang dalam hidup manusia dapat dikategorikan budaya.41

Berbagai definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

41 Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan : Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Widyatama. (hal 27)

106 Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

C.10. KEBUDAYAAN JAWA

Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa khususnya di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY dan budaya Jawa Timur. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa selain terdapat di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur terdapat juga di daerah perantauan orang Jawa yaitu di Jakarta, Sumatera dan Suriname. Bahkan budaya Jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia yang paling banyak diminati di luar negeri. Beberapa budaya Jawa yang diminati di luar negeri adalah Wayang Kulit, Keris, Batik, Kebaya dan Gamelan.42

Kebudayaan Jawa tidak hanya menampilkan nilai-nilai estetika, namun budaya ini mengedepankan nilai-nilai toleransi, keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya itu budaya jawa mengangkat tinggi nilai kesederhanaan dan kesopanan.43 C.11. MACAM - MACAM BUDAYA JAWA

1. Rumah Adat

Perkembangan bentuk rumah tinggal orang jawa dapat dikategorikan menjadi 4 macam yaitu bentuk Panggang-pe, bentuk Kampung, bentuk Limasan, dan bentuk Joglo

42https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Jawa , 19 Februari 2016

107 2. Kesenian Jawa

a. Tarian, contohnya

• Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan menawan. • Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan

Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa). Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.

• Tari Srimpi, Tari Golek, Tari Bondan, Tari Topeng, dan lain-lain

b. Wayang Kulit

Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'Ma Hyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.

c. Ketoprak

Ketoprak termasuk salah satu kesenian rakyat di Jawa tengah, tetapi juga bisa ditemui di Jawa bagian timur. Ketoprak sudah menyatu menjadi budaya masyarakat Jawa tengah. ketoprak adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa.

3. Senjata Tradisional

Keris adalah salah satu senjata tradisional budaya Indonesia, tentunya setelah nenek moyang kita mengenal besi.

108 4. Pakaian Adat

Nama pakaian adat Jawa Tengah adalah kain kebaya. 5. Alat Musik Tradisional Jawa

Alat musik tradisional Jawa, yaitu gamelan 6. Aksara Jawa

C.12. ARSITEKTUR JAWA

Arsitektur Jawa adalah arsitektur atau bentuk bangunan khas yang digunakan oleh masyarakat Jawa untuk berbagai fungsi. Arsitek Jawa telah ada dan berlangsung selama paling tidak 2.000 tahun. Dalam kurun tersebut telah terjadi berbagai perubahan dan kita sebenarnya tidak bisa tahu segala sesuatu yang pernah terjadi. Tetapi, kalau kita menengok Candi Borobudur (abad ke-9), tampak bahwa rumah-rumah (orang di Jawa) yang digambarkan di sana sangat berbeda dengan yang kita pahami sekarang. Rumah-rumah itu berkolong tinggi dan cenderung persegi panjang daripada bujur sangkar sehingga lebih mirip rumah Melayu atau Bugis sekarang.

Arsitektur Jawa kuno dipengaruhi oleh kebudayaan India bersamaan dengan datangnya pengaruh Hindu dan Buddha terhadap kehidupan masyarakat Jawa. Wilayah India yang cukup banyak memberi pengaruh terhadap Jawa adalah India Selatan. Meskipun budaya India berpengaruh besar tetapi Jawa tidak meniru begitu saja kebudayaan tersebut. Dengan kearifan lokal masyarakat, budaya dari India diterima melalui proses penyaringan (filtrasi) yang natural. Proses akulturasi budaya ini dapat dilihat pada model arsitektur, misalnya, punden berundak (budaya asli Indonesia) pada Candi Sukuh di Jawa Tengah.

Dalam perkembangan selanjutnya dalam periode Klasik Muda di wilayah Jawa Timur pada abad ke13-15 M arsitektur bangunan suci Hindu-Buddha di Jawa telah memperoleh gayanya tersendiri. Bentuk arsitekturnya terdiri dari candi bergaya Singhasari, gaya candi Jago, gaya Candi Brahu, dan punden berundak. Pengaruh India dalam hal ini hanya tinggal dalam konsep keagamaannya saja, konsep-konsep kedewataan kemudian digubah kembali oleh para Pujangga Jawa Kuna.

109 Arsitektur Jawa dianggap sebagai warisan budaya yang perlu digali potensinya untuk kemudian diangkat sebagai salah satu arsitektur Indonesia yang berjati diri. Namun terlepas dari itu semua, ternyata Arsitektur Jawa memiliki citra yang mempesona yaitu: Ayu, Ayom, dan Ayem.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 86-94)

Dokumen terkait